Anda di halaman 1dari 17

DINDING

Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/


membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding
partisi/ pengisi (tidak menahan beban) dan ada yang berupa dinding struktural (bearing wall).
Dinding pengisi/ partisi yang sifatnya non struktural harus diperkuat dengan rangka (untuk kayu)
dan kolom praktis-sloof-ringbalk (untuk bata). Dinding dapat dibuat dari bermacam-macam
material sesuai kebutuhannya, antara lain :
a. Dinding batu buatan : bata danbatako
b. Dinding batu alam/ batukali
c. Dinding kayu: kayu log/ batang, papan dansirap
d. Dinding beton (struktural – dinding geser, pengisi – clayding wall/ beton pracetak)
e. GRC

DINDING BATU BUATAN


A.DINDINGBATA
Dinding bata merah terbuat dari tanah liat/ lempung yang dibakar. Untuk dapat digunakan
sebagai bahan bangunan yang aman maka pengolahannya harus memenuhi standar peraturan
bahan bangunan Indonesia NI-3 dan NI-10 (peraturan bata merah). Dinding dari pasangan bata
dapat dibuat dengan ketebalan 1/2 batu (non struktural) dan min. 1 batu (struktural). Dinding
pengisi dari pasangan bata 1/ 2 batu harus diperkuat dengan kolom praktis, sloof/ rollag, dan
ringbalk yang berfungsi untuk mengikat pasangan bata dan menahan/ menyalurkan beban
struktural pada bangunan agar tidak mengenai pasangan dinding bata tsb. Pengerjaan dinding
pasangan bata dan plesterannya harus sesuai dengan syarat-syarat yang ada, baik dari campuran
plesterannya maupun teknik pengerjaannya. (Materi Pasangan Bata)
Fungsi dinding bata pada rangka bangunan
- Penutup dari rangka bangunan adlah pasangan dinding tembok bata yang mempunyai fungsi
sebagai pembatas antarruangan.
- Pasangan dinding batu bata dibuat dengan pasangan ½ batu yang disusun bergigi atau
bertangga dengan menggunakan spesi/ adukan 1 Pc: 4Ps atau satu bagian Portland cement
berbanding empat bagian pasir ditambahkan dengan air secukupnya. bangunan yang dari sisi
pengamanan, atau dari sisi arsitektonis mungkin dapat ditempatkan pada bangunan yang
mempunyai bentang yangpanjang.
- Kualitas batu bata harus yang baik dan matang pembakarannya, yang harus diperhatikan juga
persediaan bata dan tata cara memasang juga harus lebihdiperhatikan.

Perkuatan dinding bata dengan kolom praktis


- Untuk menjaga agar dinding pasangan batu bata dapat kuat berdiri ada beberapa hal yang
perludiperhatikan;
a. Mutu bahan batubata.
b. Adukan harus merata dan sistempemasangan.
c. Pemasangan kolom - kolompraktis.
- Pasangan dinding batu bata disamping adukannya harus baik dengan spesi 1 Pc: 4Ps,hal
yang perlu diperhatikan penempatan kusen atau kolom praktisnya, sehingga pada
pekerjaannya saling mengisi dan memperkuat konstruksi dinding batatersebut.
- Kolom - kolom praktis merupakan bagian kerangka yang membantu dan memperkuat posisi
dinding pasangan batu bata, dan pemasangan kolom ditempatkan pada sudut pertemuan
pasangan batu bata dan tempat tertentu misalnya sebagai penjepit kedudukan kusen gendong
yang cukupbesar.
- Pasangan dan penempatan kolom - kolom praktis yang berukuran 13 x 13 atau 15 x 15
ditempatkan pada seluas bidang dinding tembok batu bata 12 m2. Jadi, penampang kolom
praktis yang berukuran 15 x 15 cm itu ditempatkan penulangan / pembesian 4 ø 12 mm dan
pemasangan sengkang / cincinnya dengan ø 8- 20 cm.
- Bahan pengait untuk kekokohan pada konstruksi dinding pasangan batu bata ada stekyang
dipasangkan pada tempat dan jarak tertentu di kolom praktis, termasuk juga angkur yang
dipasangkan tiga buah pada tiang - tiang kusen yangdidirikan.

Hubungan dinding bata dengan pasangan kusen:


- Pemasangan kusen apakah kusen pintu atau kusen jendela, merupakan penghubung antar
ruang dan juga sebagai tempat sirkulasi udara / oksigen dan juga penerangan atau cahaya
matahari yang diharapkan dapat menerangkan kondisi ruang - ruangtertentu.
- Kusen gendong yang diartikan konstruksi kusen pintu dan jendelanya menjadi satu, sehingga
kusen ini ukurannya lebih besar yang perlu diperhatikan di bagian atas dari ambang atas kusen
dipasangkan batu bata berdiri atau disebutkan sebagai rollag dengan adukan menggunakan 1
Pc: 3Ps.
- Kolom praktis dipasangkan pada kiri kanannya pada kusen gendong tersebut dengan
penambahan perkuatan tetap diberikan angkur darikusennya.
- Locis / neut merupakan angkur yang dicor pada kaki - kaki tiang kusennya dengan
menggunakan adukan 1 Pc: 2 Ps: 3 Kr artinya satu bagian semen berbanding dua bagian
pasir dan berbanding tiga bagian krikil atausplit.
- Pada konstruksi kusen pintu atau konstruksi kusen jendela, ada yang disebut telinga kusen, ini
merupakan bagian konstruksi kusen sebagai perkuatan pada pasangan dinding batubatanya.

Fungsi kolom praktis dan kolom konstruksi :


- Dalam pemasangan dinding batu bata, ada perkuatan pasangan dinding yang disebut kolom
praktis 15/15 terpasang pada dinding bata sejarak 3 - 4 m2 dan didalam pelaksanaannya
dikerjakan pengecoran beton 1 Pc: 2 Ps: 3 Kr. Secara bertahap setiap tinggi 1 M’, sampai ke
pertemuan ringbalk atau balok beton yang mendatar atau sebagai tumpuan / perletakan kuda -
kudakayu.
- Sebagaimana telah dijelaskan bahwa kolom praktis 15/15 yang terpasang pada seluas 12m2,
bagian kolom ini bertemu diatas dengan ringbalk dan dibagian bawahnya berhubungan atau
masuk ke beton sloof yang ada diatas pasangan pondasi batu kali.
- Yang berhubungan dengan dinding batu bata selain kusen pintu, kusen jendela dan juga
kolom praktis 15/ 15 ada lagi kolomkonstruksi.
- Kolom konstruksi merupakan kolom yang menerima pembebanan suatu konstruksi dan
menyalurkan ke arah balok beton dan ke arah beton soof, dimensi kolom konstruksi dan
banyaknya pembesian serta diameter yang ditentukan seluruhnya berdasarkan perhitungan
konstruksi.
- Pelaksanaan pekerjaan/ pengecoran khusus kolom konstruksi tidak boleh dicor secara bertahap
tetapi harus menerus dari pelat lantai dua sampai ke beton sloof, begitu juga kolom– kolom
konstruksi dibagian atasnya danseterusnya.

B. DINDINGBATAKO
Batako merupakan material untuk dinding yang terbuat dari batu buatan/ cetak yang tidak
dibakar. Terdiri dari campuran tras, kapur (5 : 1), kadang – kadang ditambah PC. Karena
dimensinya lebih besar dari bata merah, penggunaan batako pada bangunan bisa menghemat
plesteran 75%, berat tembok 50% - beban pondasi berkurang. Selain itu apabila dicetak dan
diolah dengan kualitas yang baik, dinding batako tidak memerlukan plesteran+acian lagi untuk
finishing.
Prinsip pengerjaan dinding batako hampir sama dengan dinding dari pasangan bata,antara lain:
a. Batako harus disimpan dalam keadaan kering dan terlindung darihujan.
b. Pada saat pemasangan dinding, tidak perlu dibasahi terlebih dahulu dan tidakboleh
direndam denganair.
c. Pemotongan batako menggunakan palu dan tatah, setelah itu dipatahkan pada kayu/batu
yang lancip.
d. Pemasangan batako dimulai dari ujung-ujung, sudut pertemuan dan berakhir di tengah -
tengah.
e. Dinding batako juga memerlukan penguat/ rangka pengkaku terdiri dari kolom dan balok
beton bertulang yang dicor dalam lubang-lubang batako. Perkuatan dipasang pada sudut-
sudut, pertemuan danpersilangan.

DINDING KAYU
A. DINDING KAYU LOG/ BATANGTERSUSUN
Kontruksi dinding seperti ini umumnya ditemui pada rumah-rumah tradisional di eropa
timur. Terdiri dari susunan batang kayu bulat atau balok. Sistem konstruksi seperti ini tidak
memerlukan rangka penguat/ pengikat lagi karena sudah merupakan dinding struktural.
B. DINDINGPAPAN
Dinding papan biasanya digunakan pada bangunan konstruksi rangka kayu. Papan digunakan
untuk dinding eksterior maupun interior, dengan sistem pemasangan horizontal dan vertikal.
Konstruksi papan dipaku/ diskrup pada rangka kayu horizontal dan vertikal dengan jarak sekitar
1 meter (panjang papan di pasaran ± 2 m, tebal/ lebar beraneka ragam : 2/ 16, 2/20, 3/ 25, dll).
Pemasangan dinding papan harus memperhatikan sambungan/ hubungan antar papan (tanpa
celah) agar air hujan tidak masuk. Selain itu juga harus memperhatikan sifat kayu yang bisa
mengalami muai dan susut.
C. DINDINGSIRAP
Dinding sirap untuk bangunan kayu merupakan material yang paling baik dalam penyesuaian
terhadap susut dan muai. Selain itu juga memberikan perlindungan yang baik terhadap iklim,
tahan lama dan tidak membutuhkan perawatan. Konstruksi dinding sirap dapat dipaku (paku
kepala datar ukuran 1”) pada papan atau reng, dengan 2 – 4 lapis tergantung kualitas sirap.
(panjang sirap ± 55 – 60 cm).

DINDING BATU ALAM


Dinding batu alam biasanya terbuat dari batu kali utuh atau pecahan batu cadas. Prinsip
pemasangannya hampir sama dengan batu bata, dimana siar vertikal harus dipasang selang-
seling. Untuk menyatukan batu diberi adukan (campuran 1 kapur : 1 tras untuk bagian dinding
dibawah permukaan tanah, dan ½ PC : 1 kapur : 6 pasir untuk bagian dinding di atas
permukaan tanah). Dinding dari batu alam umumnya memiliki ketebalan min. 30 cm, sehingga
sudah cukup kuat tanpa kolom praktis, hanya diperlukan.
DINDING BETON
Kuat Tekan Beton
Kekuatan tekan (f’c) merupakan salah satu kinerja utama beton. Kekuatan tekan adalah
kemampuan beton untuk menerima gaya tekan per satuan luas, dan dinyatakan dengan Mpa atau
N/mm2. Walaupun dalam beton terdapat tegangan tarik yang sangat kecil, diasumsikan bahwa
semua tegangan tekan didukung oleh beton tersebut. Penentuan kuat tekan dapat dilakukan
dengan alat uji tekan dan benda uji berbentuk silinder dengan prosedur uji ASTM C-39 pada
umum benda uji 28 hari.
Kuat tekan beton ditetapkan oleh perencana struktur (dengan benda uji berbentuk silinder
diameter 150 mm dan tinggi 300 mm), untuk dipakai dalam perencanaan struktur beton,
Berdasarkan SNI 03-2847-2002, beton harus dirancang sedemikian hingga menghasilkan kuat
tekan sesuai dengan aturan-aturan dalam tata cara tersebut dan tidak boleh kurang daripada 17,5
Mpa.

Kemudahan Pengerjaan
Kemudahan pengerjaan beton juga merupakan karakteristik utama yang juga dipertimbangkan
sebagai material struktur bangunan. Walaupun suatu struktur beton dirancang agar mempunyai
kuat tekan yang tinggi, tetapi jika rancangan tersebut tidak dapat diimplementasikan di lapangan
karena sulit untuk dikerjakan maka rancangan tersebut menjadi percuma.

Rangkak dan Susut


Setelah beton mengeras, maka beton akan mengalami pembebanan. Pada kondisi ini maka
terbentuk suatu hubungan tegangan dan regangan yang merupakan fungsi dari waktu
pembebanan. Beton akan menunjukan sifat elastisitas murni jika mengalami waktu pembebanan
singkat, jika tidak maka beton akan mengalami regangan dan tegangan sesuai lama
pembebanannya.

Rangkak (creep) adalah penambahan regangan terhadap waktu akibat adanya beban yang
bekerja. Rangkak timbul dengan intensitas yang semakin berkurang setelah selang waktu tertentu
dan kemudian berakhir setelah beberapa tahun. Nilai rangkak untuk beton mutu tinggi akan lebih
kecil dibandingkan dengan beton mutu rendah. Umumnya, rangkak tidak mengakibatkan dampak
langsung terhadap kekuatan struktur, tetapi akan mengakibatkan redistribusi tegangan pada
beban yang bekerja dan kemudian mengakibatkan terjadinya lendutan (deflection).
Susut adalah perubahan volume yang tidak berhubungan dengan beban. Proses susut pada beton
akan menimbulkan deformasi yang umumnya akan bersifat menambah deformasi rangkak.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya rangkak dan susut:
– Sifat bahan dasar beton (komposisi dan kehalusan semen, kualitas adukan, dan
kandungan mineral dalam agregat)
– Rasio air terhadap jumlah semen
– suhu pada saat pengerasan
– Kelembaban nisbi pada saat proses penggunaan
– Umur beton pada saat beban bekerja
– Nilai slump
– Lama pembebanan
– Nilai tegangan
– Nilai rasio permukaan komponen struktur

GRC Board
GRC board (Glass-fiber Reinforced Cement) adalah papan semen fiber-glass yang ringan, tahan
kelembaban dan tidak mudah lapuk. GRC board tidak dapat terbakar (sesuai dengan hasil tes BS
476, Part 4:1970). Baik untuk sistem partisi yang memerlukan ketahanan benturan yang tinggi
dan ketahanan terhadap api.
Karakteristik GRC board yang kuat dan tahan terhadap jamur dan rayap tidak hanya membuat
bangunan yang berkualitas tetapi juga memastikan bangunan yang tahan lama dan mudah
perawatannya.
Permukaan GRC board yang halus dan datar, memudahkan proses finishing, dapat langsung dicat
tanpa harus diplamir. GRC board mudah dalam penanganan dan penggunaannya, sehingga dapat
mempercepat proses pemasangan.
GRC board sangat baik untuk sistem partisi kedap suara. GRC board dapat digunakan untuk
partisi, plafon luar dan dalam, serta daerah yang terlindung pada gedung perkantoran, pabrik,
hotel, sekolah, perumahan, apartemen, rumah sakit, dsb.
Ukuran standar yang tersedia yaitu: 1220mm x 2440mm dengan ketebalan 5,6,8, dan 10mm.
Ukuran atau ketebalan yang di luar standar dapat dipesan. Penggunaan untuk plafon flush
jointdapat menggunakan GRC board ketebalan 5mm atau 6mm. Untuk partisi, ketebalan yang
digunakan adalah 6,8, dan 10mm.
GRC board tersedia dalam 2 macam bentuk tepian, Tepi Rata (SE-Square Edge) dan Tepi Landai
(RE-Recessed Edge).
Keunggulan
Dengan metode pemasangan rangka yang dapat dibuat dari kayu atau metal zincalume, celah
yang terdapat di antara kedua lapisan GRC, dapat diisi dengan instalasi ME bahkan dengan
bahan kedap suara (soundproof). Pekerjaan pun akan jauh lebih cepat dilaksanakan.

Pada kesimpulannya, material ini memiliki beberapa keunggulan yang bisa dipertimbangkan,
yaitu :
1. Waktu pengerjaan yang lebih cepat dan lebih rapi daripada pengerjaan dinding
konvensional,
2. Lebih tahan terhadap kelapukan, rayap dan jamur
3. Mudah pemasangannya dan juga maintenance pada saat penggantian material
yang rusak
4. Pada saat pengerjaan, lokasi kerja dapat lebih bersih daripada pengerjaan dinding
konvensional
5. Dengan kemudahan dan waktu pengerjaan yang lebih cepat maka berpotensi
menghemat biaya konstruksi.
Aplikasi
GRC Board sangat cocok diaplikasikan untuk dinding luar, karena lebih tahan cuaca (panas &
hujan), sehingga dapat diaplikasikan, untuk:
 Cladding / Dinding luar (tebal 9 & 12mm)
 Cubical Toilet (tebal 15mm)

 Pagar Proyek (tebal 9mm)

 Lantai. Dimensi: 15mm x 1220 x 2440mm (berat 41kg)


DINDING
A. Pengertian Dan Fungsi Dinding
Dalam pengertian umum, dinding adalah bagian dari bangunan yang berfungsi sebagai
pemisah antara ruangan luar dengan ruangan dalam, melindungi terhadap intrusi dan cuaca,
penyokong atap dan sebagai pembatas ruang satu dengan ruangan lainnya, berfungsi pula
sebagai penahan cahaya panas dari matahari, menahan tiupan angin dari luar, dan untuk
menghindari gangguan binatang liar.
Serta dalam pengenalan pengertin kamus teknik, dinding adalah struktur solid yang
menahan/membatasi dan melindungi suatu area. Dalam kesimpulannya, dinding adalah bagian
bangunan yang sangat penting perannya bagi suatu konstruksi bangunan. Dinding membentuk
dan melindungi isi bangunan baik dari segi konstruksi maupun penampilan artistik dari
bangunan.
Secara umum fungsi dinding adalah:
1. Sebagai pemikul beban di atasnya.
2. Sebagai Pembatas ruang, mempunyai sifat : privasi, indah dan bagus dalam skala,
warna, tekstur, dapat dibuat transparan, sebagai peredam terhadap bunyi baik dari dalam
maupun dari luar.
3. Perlindungan terhadap gangguan dari luar (sinar matahari, isolasi terhadap suhu, air
hujan dan kelembapan, hembusan angin, serta gangguan dari luar lainnya)
Fungsi dinding dilihat dari nilai kenyamanan, kesehatan dan keamanan:
1. Sebagai pemisah antar ruangan.
2. Sebagai pemisah ruang yang bersifat pribadi, dan bersifat umum
DINDING
A. Pengertian Dan Fungsi Dinding
Dalam pengertian umum, dinding adalah bagian dari bangunan yang berfungsi sebagai
pemisah antara ruangan luar dengan ruangan dalam, melindungi terhadap intrusi dan cuaca,
penyokong atap dan sebagai pembatas ruang satu dengan ruangan lainnya, berfungsi pula
sebagai penahan cahaya panas dari matahari, menahan tiupan angin dari luar, dan untuk
menghindari gangguan binatang liar.
Serta dalam pengenalan pengertin kamus teknik, dinding adalah struktur solid yang
menahan/membatasi dan melindungi suatu area. Dalam kesimpulannya, dinding adalah bagian
bangunan yang sangat penting perannya bagi suatu konstruksi bangunan. Dinding membentuk
dan melindungi isi bangunan baik dari segi konstruksi maupun penampilan artistik dari
bangunan.
Secara umum fungsi dinding adalah:
1. Sebagai pemikul beban di atasnya.
2. Sebagai Pembatas ruang, mempunyai sifat : privasi, indah dan bagus dalam skala,
warna, tekstur, dapat dibuat transparan, sebagai peredam terhadap bunyi baik dari dalam
maupun dari luar.
3. Perlindungan terhadap gangguan dari luar (sinar matahari, isolasi terhadap suhu, air
hujan dan kelembapan, hembusan angin, serta gangguan dari luar lainnya)
Fungsi dinding dilihat dari nilai kenyamanan, kesehatan dan keamanan:
1. Sebagai pemisah antar ruangan.
2. Sebagai pemisah ruang yang bersifat pribadi, dan bersifat umum
3. Sebagai penahan cahaya, angin, hujan, banjir dan lain-lain yang bersumber dari alam.
4. Sebagai pembatas dan penahan struktur (untuk fungsi tertentu seperti dinding, lift,
resovoar dan lain-lain)
5. Sebagai penahan kebisingan
6. Sebagai penahan radiasi sinar atau zat-zat tertentu seperti pada ruang radiologi, ruang
operasi, laboratorium, dan lain-lain.
7. Sebagai fungsi artistik tertentu dan penyimpan surat-surat berharga seperti brankas di
bank dan lain-lain.
Fungsi dinding dalam konstruksi adalah:
1. Dinding berfungsi sebagai pemikul. Itullah sebabnya konstruksinya harus kuat dan kokoh
agar mampu menahan beban super struktur, bebannya sendiri serta beban horizontal
2. Dinding berfungsi sebagai pembatas/partisi, tidak perlu kokoh tetapi harus kaku
sehingga perlu kolom penguat (kolom praktis)
Bahan penyusun dinding yaitu :
1. Tanah liat
2. Bambu
3. Kayu
4. Papan buatan dari gypsum (partisi)
5. Batu bata
6. Batako
7. Blok dari beton ringan
Persyaratan sebuah dinding yaitu :
1. Kokoh dan cukup kaku
2. Mampu menjadi isolator suhu
3. Mampu meredam suara
4. Kedap air
1. Dinding berfungsi sebagai pemikul. Itullah sebabnya konstruksinya harus kuat dan kokoh
agar mampu menahan beban super struktur, bebannya sendiri serta beban horizontal
2. Dinding berfungsi sebagai pembatas/partisi, tidak perlu kokoh tetapi harus kaku
sehingga perlu kolom penguat (kolom praktis)
Bahan penyusun dinding yaitu :
1. Tanah liat
2. Bambu
3. Kayu
4. Papan buatan dari gypsum (partisi)
5. Batu bata
6. Batako
7. Blok dari beton ringan
Persyaratan sebuah dinding yaitu :
1. Kokoh dan cukup kaku
2. Mampu menjadi isolator suhu
3. Mampu meredam suara
4. Kedap air
5. Diusahakan seringan mungkin
6. Mudah dalam pemasangannya
7. Dapat memberikan bentuk-bentuk dan penampilan yang menarik
B. Macam-Macam Dinding Dan Proses Pembuatnnya:
Ditinjau dari bahan mentah yang dipakai, dinding bangunan dapat dibedakan atas:
1. Dinding Bata Kapur
Bata cetak/bata kapur, adalah batu buatan yang dibuat dari campuran beberapa bahan
dengan perbandingan tertentu, Umumnya digunakan pada rumah-rumah sederhana di
perkampungan, pagar pembatas tanah dan lain sebagainya.
Ukuran dinding bata kapur 8 cm x 17 cm x 30 cm. Dinding ini banyak digunakan pada
rumah-rumah di pedesaan, perumahan rakyat, pagar pembatas tanah, atau rumah sederhana.
Dinding bata kapur terbuat dari campuran tanah liat dengan kapur gunung. Macam-.macam tipe
campuran antara lain:
a. Campuran bahan: tanah liat + tanah kapur + kapur-bubuk + semen.
b. Campuran bahan : tras + kapur
c. Campuran bahan: tanah liat + pasir + kapur bubuk + pc Harganya sangat murah. Waktu
pemasangan pun cepat dan sedikit pemakaian adukan semen-pasir. Bila telah terpasang
dan diplester serta diaci dinding ini tidak akan terlihat dari tanah dan kapur. Dinding ini
memerlukan kolom pengaku (kolom praktis) setiap 2,5 m.
2. Dinding Bata Hebel Atau Celcon
Bata celcon atau hebel, terbuat dari pasir silika. Harganya lebih mahal dari pada bata
merah. Ukuran umumnya 10 cm x 19 cm x 59 cm.
Dinding bata hebel atau celcon adalah bahan bangunan pembentuk dinding dengan
mutu yang relatif tinggi. Penjualan bata jenis inipun tidak diretail pada setiap agen atau toko
material Pembelian biasanya harus dengan memesan terlebih dahulu. umumnya berukuran 10
cm x 19 cm x 59 cm. Bahannya terbuat dari pasir silika. Bata jenis ini harganya lebih mahal
kurang lebih 16,5 % dari harga dinding bata merah untuk setiap 1 m2 terpasang. Dinding jenis
ini sering digunakan pada rumah-rumah mewah, hotel, apartemen, monumen dan gedung-
gedung mewah yang lain.
Kelebihan yang dimiliki dinding ini adalah cepatnya proses pemasangan, mudah dalam
pemotongan karena hanya menggunakan gergaji, bahannya tahan api dan air serta kedap
suara. Dinding jenis ini bisa saja tidak diplester, cukup diaci saja karena permukaannya yang
sudah relatif rata dan permukaan batu yang lebar. Hanya saja ketebalan kusennya harus
disesuaikan. Selain itu, dalam praktik pemasangan sangat sedikit bahan yang terbuang.
Jarak pemasangan kolom penguat sama dengan yang disyaratkan pada bata merah.
Pemesanan tidak dilakukan secara unit, melainkan dalam ukuran 1 m3. Untuk 1 m3 bata jenis
ini bisa digunakan untuk pasangan dinding seluas 11,5 m2. Namun hal ini tergantung juga
dengan ketebalan dinding, bisa saja kurang dari 11,5 m2 bila ketebalannya lebih besar.
3. Dinding Partisi
Dinding Partisi, bahan yang dipakai umumnya terdiri dari lembaran multiplek atau papan
gipsum dengan ketebalan 9-12 mm.
Sesuai dengan namanya dinding partisi memang dikhususkan untuk sekat antar ruang.
Karena di desain sebagai sekat antara ruang satu dan yang lain, dinding ini memiliki desain
konstruksi yang lebih praktis dan ringan dibanding dengan konstruksi dinding yang lain. Bahan
partisi untuk dinding jenis ini termasuk bagus dan murah. Sayangnya dinding ini tidak bisa
digunakan untuk dinding luar (eksterior). Ini disebabkan sifat bahannya yang kurang menjamin
faktor keamanan dari gangguan luar. Disamping tidak cocok untuk konstruksi terbuka, dinding
jenis ini juga tidak dirancang untuk memikul beban yang berat. Dinding macam ini banyak
digunakan sebagai bahan penyekat ruangan, terutama di perkantoran.
Bahan yang dipakai umumnya terdiri dari lembaran multiplek atau papan gipsum dengan
ketebalan 9-12 mm. Bahan lain yang bagus untuk partisi adalah papan semen fiber glass.
Bahan tersebut terbuat dari campuran semen dan fiber glass sehingga sangat kuat.
Pemasangan ke rangka (kayu atau hollow) menggunakan sekrup. Bahannya mudah dipotong
hanya menggunakan gergaji. Ketebalannya beragam mulai dari 4 mm, 6 mm, 9 mm, 12 mm,
dan 15 mm. Panjang dan lebarnya sama dengan ukuran lembaran tripleks, yaitu 122 cm x 244
cm. Dari segi beban terhadap bangunan, dinding partisi dapat diabaikan. Untuk dinding partisi
yang memakai bahan multiplek bisa dikatakan kurang aman, mengingat bahan mudah terbakar
dan mudah mengelupas bila sering terkena air. Secara umum pemakaian partisi selalu dibuat
dua lapis, untuk luar dan dalam. Bila dana terbatas, gunakan bahan partisi ini untuk pembatas
ruangan. Jenis bahan disesuaikan dengan selera dan besarnya biaya.
Dewasa ini penggunaan dinding partisi semakin meningkat seiring dengan meningkatnya
kebutuhan perumahan dan perkantoran yang tidak hanya mempertimbangkan faktor biaya dan
waktu yang dihabiskan dalam membangun suatu bangunan. Dinding partisi ini diharapkan
mampu menjawab kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat di sektor real. Sementara ini
dinding partisi merupakan hasil dari pengembangan teknologi yang tepat guna. Dimana
perkembangan teknologinya selalu meningkat sejalan dengan inovasi produsen dinding partisi
ini.
4. Dinding Batako
Batako dan blok beton, adalah batu buatan yang dibuat dari campuran bahan mentah:
tras+ kapur + pasir dengan perbandingan tertentu. Batu buatan jenis ini bentuknya berlubang,
model dan lubangnya dibuat bermacam variasi model. Blok beton, adalah batu buatan yang
dibuat dari campuran bahan mentah: semen + pasir dengan perbandingan tertentu, sama juga
dengan bataco, blok beton ini juga berlubang.
Batako merupakan batu buatan yang pembuatannya tidak dibakar, bahannya dari tras
dan kapur, juga dengan sedikit semen portland, Pemakaiannya lebih hemat dalam beberapa
segi, misalnya: per m2 luas tembok lebih sedikit jumlah batu yang dibutuhkan, sehingga
kuantitatif terdapat penghematan. Terdapat pula penghematan dalam pemakaian adukan
sampai 75 %. Beratnya tembok diperingan dengan 50 %, dengan demikian juga pondasinya
bisa berkurang. Namun demikian masih lebih mahal jika dibanding dengan bata kapur Bentuk
batu batako yang bermacam-macam memungkinkan variasi-variasi yang cukup, dan jika
kualitas batu batako baik, dinding batako tidak perlu diplester. Batu batako dapat dibuat dengan
mudah dengan alat-alat atau mesin yang sederhana dan tidak perlu dibakar. Namun bahan
bangunan tersebut masih baru di Indonesia, cara-cara pembuatan, pemakaian pemasangan
maupun adukan-adukannya dapat dipelajari dengan seksama.
Tras dan kapur dengan perbandingan 5 : 1 jika kualitas tras cukup baik, jika perlu
ditambah dengan sedikit semen portland, diaduk sebaik-baiknya dalam keadaan kering. Tempat
pembuatan adukan harus bersih dan terlindung dari hujan. Kemudian adukan yang kering
diaduk dengan air secukupnya. Untuk mengetahui kadar air dari suatu adukan dibuat bola-bola
adukan, yang digenggam-genggam pada telapak tangan. Apabila bola adukan dijatuhkan hanya
sedikit berubah bentuknya, maka kandungan air dalam adukan itu terlalu banyak, dan bila dilihat
telapak tangan tidak berbekas air, maka kadar air adukan tersebut kurang. Jikalau kadar air
tercapai dengan tepat, perataan dapat dimulai. Batu-batu yang baru dicetak disimpan dalam los
agar terhindar dari panas matahari maupun air hujan, kemudian diletakkan berderet di rak
dengan tidak ditimbun.
Masa perawatan 3 hari sampai 5 hari, guna memperoleh pengeringan dan kemantapan
bentuk. Biarkan masih dalam los dan biarkan selama 3 minggu sampai 4 minggu untuk
memperoleh proses pengerasan. Di samping itu diusahakan agar di tempat sekitarnya udara
tetap lembab.
Pada pemakaian batu batako diperhatikan hal-hal berikut:
a. Disimpan dalam keadaan cukup kering
b. Penyusunan batu cetak sebelum dipakai cukup setinggi lima lapis, untuk keamanan dan
juga untuk memudahkan pengambilan
c. Pada pemasangan tidak perlu dibasahi terlebih dahulu, serta tidak boleh direndam air
d. Untuk pemotongan batu batako dipergunakan palu dan tatah untuk membuat goresan
pada batu yang akan dipatahkan.
Aturan batu buatan yang tidak dibakar (batako) sebenarnya tidak berbeda dengan aturan
batu merah. Pada prinsipnya system pemasangannya menggunakan aturan pemasangan batu
bata. Pada sudut bangunan diberi papan mistar yang menentukan tinggi-nya lapisan masing-
masing, sehingga pada tiap-tiap pemasangan lapisan dapat diberi tali pelurus. Pemasangan
batu batako terakhir selalu di tengah-tengah.
Untuk memperkuat dinding batu batako juga digunakan rangka pengkaku yang terdiri dari
kolom atau balok beton bertulang yang dicor di dalam lubang-1ubang batu batako. Kolom beton
ini selalu dipasang di sudut-sudut, pertemuan dan persilangan dinding seperti terlihat pada
gambar diatas. Jika dinding bersilangan salah satu dinding terdiri dari batu batako yang tidak
berlubang, maka digunakan angker besi beton 3/8".
5. Dinding Batu Bata
Batu bata (bata merah),pada umurnnya merupakan prisma tegak (balok) dengan
penampang empat persegi panjang, ada juga batu. 55 bata yang berlubang-lubang, batu bata
semacam ini kebanyakan digunakan untuk pasangan dinding peredam suara. Ukuran batu bata
di berbagai tempat dan daerah tidak sama besamya disebabkan oleh karena belum ada
keseragaman ukuran dan teknik pengolahan. Ukuran batu bata umumnya berkisar 22 x 10,5 x
4,8 cm sampai 24 x 11,5 x 5,5 cm.
Dinding bata merupakan dinding yang paling lazim digunakan dalam pembangunan
gedung baik perumahan sederhana sampai pembangunan gedung-gedung yang ukurannya
besar. Karena itu pasangan batu bata memiliki seni tersendiri dalam system pemasangannya
dalam konstruksi dinding.
Pembuatan batu bata harus memenuhi peraturan umum untuk bahan bangunan di
Indonesia NI-3 dan peraturan batu merah sebagai bahan bangunan NI-10. Batu merah dibuat
dengan menggunakan bahan-bahan dasar :
1) Lempung (tanah liat), yang mengandung silika sebesar 50 % sampai dengan 70%.
2) Sekam padi, fungsinya untuk pencetakan batu merah, sebagai alas agar batu merah
tidak melekat pada tanah, dan permukaan batu merah akan cukup kasar. Sekam padi juga
dicampur pada batu merah yang masih mentah. waktu pembakaran batu merah akan
terbakar dan pada bekas sekam padi yang terbakar akan timbul pori-pori pada batu merah
3) Kotoran binatang, dipergunakan untuk melunakkan tanah, digunakan kotoran kerbau,
kuda dan Iain-lain. Fungsi kotoran binatang dalam campuran batu merah ialah membantu
dalam proses pembakaran dengan memberikan panasnya yang lebih tinggi di dalam batu
merah.
4) Air, digunakan untuk melunakkan dan merendam tanah. Lempung yang sudah dicampur
dengan sekam padi dan kotoran binatang kemudian direndam dengan air ini beberapa
waktu lamanya.
Campuran itu direndam selama satu hari satu malam dengan kondisi yang sudah bersih
dari batu-batu kerikil atau bahan lain yang dapat menjadikan kualitasnya jelek. Kemudian
dicetak dengan menggunakan cetakan dari kayu, bisa juga digunakan cetakan dari baja. Untuk
mempermudah lepasnya batu merah yang dicetak, maka bingkai cetakan dibuat lebih besar
sedikit ke bawah dan dibasahi dengan air.
Batu merah yang belum dibakar juga disebut batu hijau. Sesudah keras bata dapat dibalik
pada sisi yang lain. Lalu ditumpuk datam susunan setinggi 10 atau 15 batu. Susunan ini
terlindung dari sinar matahari dan hujan. Pengeringan ini membutuhkan waktu selama 2 hari s/d
7 hari.
Pembakaran batu hijau ini dilakukan setelah batu itu kering dan disusun sedemikian rupa,
sehingga berupa suatu gunungan dengan diberi celah-celah lobang untuk memasukkan bahan
bakar.
Hasil batu merah yang baik bakarannya, tergantung dari banyaknya batu merah yang
dibakar. Kalau yang dibakar sedikit saja, persentase hasil pembakaran lebih banyak. Pada
umumnya kerusakan batu merah dalam proses pembakaran sekitar 20% sampai 30%. Bahan
bakarnya menggunakan kayu atau sekam padi.
Setelah selesai proses pembuatan, batu merah selalu harus disimpan dalam keadaan
cukup kering. Bila tidak ada gudang, maka dilindungi dengan plastik terhadap air hujan.
Sebelum munculnya tungku-tungku modern, bata paling sering dibakar dengan cara
menumpuknya dalam jajaran longgar yang disebut sebagai tungku bata-lapangan dengan tanah
atau lempung, menyalakan api di bawah jajaran tersebut, dan mempertahankan api itu selama
beberapa hari. Setelah mendingin, tungku bata-lapangan itu dibongkar dan batanya dipilah
sesuai dengan derajat pembakaran yang telah dialaminya.
Batu bata yang berdekatan dengan api (bata klingker) sering mengalami kelebihanbakar
dan terdistorsi, yang membuatnya menjadi tidak menarik, dan oleh sebab itu tidak sesuai
digunakan pada pekerjaanbata ekspos. Bata-bata dalam zona tungku bata-Iapangan di dekat
api akan terbakar sempuma tetapi tidak terdistorsi, ini sesuai untuk bata lapis-muka di bagian
luar dengan derajat daya-tahan terhadap cuaca yang tinggi.
Bata yang paling jauh dari api akan menjadi lebih lunak dan akan dipinggirkan untuk
digunakan sebagai bata belakang, sementara sejumlah bata dari sekitar keliling tungku bata-
Iapangannya tidak cukup terbakar dan hasilnya tidak baik, bahkan tidak dapat digunakan untuk
keperluan apapun, bata yang seperti ini akan dibuang. Sebelum pengangkutan mekanik
ditemukan, bata untuk suatu bangunan biasanya diproduksi dari tanah yang diperoleh dari tapak
bangunan atau tidak jauh di sekitar lokasi yang akan didirikan bangunan.
6. Dinding Kayu
Dinding kayu dapat berupa papan-papan yang dipasang saling bersebalahan sehingga
membentuk dinding, atau dari batang kayu yang ditumpuk dengan perkuatan pada arah vertikal.
Papan penyusun dinding dipasang pada arah vertikal maupun horisontal dengan metode
penyambungan dan perkuatan tertentu. Dinding kayu dapat memberikan penampilan yang
alami, namun memerlukan usaha untuk pengawetan. Teknik penyambungan pada dinding kayu
menekankan agar air tidak masuk ke permukaan bagian dalam dinding. Dinding kayu bila
menggunakan jenis kayu dengan kualitas baik dapat menjadi lebih mahal dibandingkan dinding
pasangan bata. Baik digunakan pada daerah dengan empat musim karena akan awet.
7. Dinding Anyaman Bambu
Dinding anyaman bambu digunakan pada rumah-rumah sederhana, biasanya di
pedesaan. Dinding berupa anyaman dari bambu yang disayat menjadi bentuk pita, atau
anyaman bilah bambu. Dinding ini tidak cukup kaku dan pemasangannya memerlukan
penyokong. Dinding anyaman bambu yang dibuat dari bagian kulit akan memiliki kekuatan dan
keawetan yang lebih baik dibanding anyaman yang tidak menyertakan kulit bambu. Bangunan
rumah dengan dinding bambu biasa disebut dengan bangunan non permanen.
8. Dinding Beton Ringan
Untuk elemen non
struktural bangunan, lebih
diinginkan bahan yang
ringan dengan kekuatan yang mencukupi saja. Dinding dapat memberikan sumbangan beban
mati yang besar, sehingga kecendurungan saat ini diusahakan dinding menggunakan bahan-
bahan yang ringan. Adanya beban mati yang ringan akan menguntungkan karena ;
 Dimensi elemen struktural tidak terlalu besar
 Pondasi tidak mendukung beban yang terlalu berat
 Pada analisis gempa, beban mati yang kecil akan membuat struktur lebih tahan
menerima gaya gampa
Beton ringan dibuat dengan mengganti agregat kasar (kerikil) dengan bahan lain dengan
tujuan mengurangi beratnya.
Dinding Dari Beton Ringan
Dinding Dari Beton Ringan
Dinding Dari Beton Ringan
9. Dinding Penahan Tanah (Turap)
Bangunan dinding penahan tanah berguna untuk menahan tekanan tanah lateral yang
ditimbulkan oleh tanah urug atau tanah asli yang labil. Dinding penahan tanah banyak
digunakan pada proyek-proyek :
 jalan raya
 irigasi
 pelabuhan
 bangunan ruang bawah tanah (basement)
 pangkal jembatan (abutment), dll
Kestabilan dinding penahan tanah diperoleh terutama dari berat sendiri struktur, dan
berat tanah yang berada di atas pelat fondasi. Besar dan distribusi tekanan tanah pada dinding
penahan tanah, sangat tergantung pada gerakan tanah lateral terhadap DPT.
C. Mengenali Struktur Rangka Dinding Rumah
Anda tentu tahu betapa pentingnya rangka untuk sebuah bangunan, terutama dalam
bangunan rumah tinggal. Kini kami akan mengajak Anda untuk mencermati hal yang harus
diperhatikan untuk membuat rangka dinding bagi rumah Anda.
Fungsi rangka dinding
Dinding-dinding rumah konvensional memiliki rangka bagian dalam yang terbuat dari kayu.
Namun, sebagian rumah yang lebih modern dibangun dengan rangka dari bahan metal. Kedua
jenis rangka ini mungkin tidak menyokong beberapa bagian dari rumah. Namun semua rangka
dinding harus menyokong semua bagian dinding, jendela dan pintu. Rangka dinding juga harus
menyediakan ruang untuk jalur kabel listrik, saluran air, saluran pemanas, penyekatan
(insulation), dan fungsi-fungsi lainnya yang harus ditanam ke dalam dinding.
Apa saja yang terdapat dalam rangka dinding?
Rangka Pokok
Sebagian dinding dibuat dengan rangka kayu vertikal dan horizontal setebal 2 x 4 inci,
sementara rangka kayu 2 x 6 inci digunakan untuk dinding yang lebih kokoh dan membutuhkan
ketebalan ekstra. Misalnya saja, untuk dinding kamar mandi yang memerlukan ruang yang lebih
besar untuk menanam pipa saluran air di dalamnya. Rangka vertikal dipasang di sepanjang sisi
pada setiap jarak 16-24 inci, sementara rangka horizontal untuk bagian atas dibuat dari 2 lapis
rangka kayu 2 x 4 inci tadi (double top plate) juga untuk bagian bawah dinding (sole plate).
Rangka Jendela
Sedangkan untuk jendela, biasanya memiliki rangka ganda untuk ambang bawahnya
yang terbuat dari kayu setebal 2 x 4 juga yang diletakkan secara horizontal. Rangka jendela ini
akan memotong kayu rangka pokok dinding. Rangka jendela dibuat sesuai dengan bentuk
jendela, berarti 2 horizontal (bagian atas atau header, dan ambang bawah jendela tadi) juga
untuk kedua sisi samping (trimmer stud). Rangka samping jendela dipasang melekat dengan
rangka pokok dinding (king stud) sebagai penyokongnya.
Rangka Pintu
Rangka pintu juga hampir mirip dengan rangka jendela, kecuali untuk pintu tidak
diperlukan rangka penyokong ambang bawah pintu. Untuk setiap sisi dinding yang memiliki
bukaan, baik itu pintu atau jendela, di antara rangka pokok yang dipasang vertikal sebaiknya
dipasang rangka horizontal di tengah-tengahnya (bukan termasuk rangka pokok atas dan
bawah) untuk menutup jarak antar balok kayu dan membuatnya lebih kokoh.
Langkah selanjutnya? Tentu saja mengisi rangka tersebut hingga benar-benar memberi
bentuk ‘dinding’ tertutup yang akan melindungi Anda dari cuaca, hewan-hewan yang tidak
diinginkan, mengamankan dari orang asing/pencuri yang tidak diinginkan dan tentunya memberi
privasi untuk penghuni rumah

Anda mungkin juga menyukai