Anda di halaman 1dari 12

PERKEMBANGAN AUDIT DAN PROFESI AKUNTAN

RESUME MAKALAH AUDIT FORENSIK

DOSEN : Dr. M. Rasuli, SE., M.Si., Ak., CA

DISUSUN OLEH :
DEASY KOMALASARI (1602123662)
RAUDATUL JANNAH (1602110882)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
TAHUN 2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga
makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata
kuliah Audit Forensik. Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen Audit Forensik,
Bapak Dr. M. Rasuli, SE., M.Si., Ak., CA., teman-teman mahasiswa yang secara
langsung maupun tidak langsung memberikan motivasi membantu dalam
pengembangan makalah ini. Penulis juga berterimakasih kepada pihak-pihak yang
telah berkontribusi terselesaikannya makalah ini baik dari pihak internal maupun
eksternal.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi kita
semua. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih perlu ditingkatkan lagi
mutunya. Oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak yang membangun
sangat diharapkan.

Pekanbaru, 6 Februari 2019

Penulis,

2
Statement of Authorship

Saya/kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa


RMK/makalah/tugas terlampir adalah murni hasil pekerjaan saya/kami sendiri.
Tidak ada pekerjaan orang lain yang saya/kami gunakan tanpa menyebutkan
sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk
makalah/tugas pada mata ajaran lain kecuali saya/kami menyatakan dengan jelas
bahwa saya/kami menggunakannya.
Saya/kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat
diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya
plagiarisme.

Nama: Deasy komalasari


N I M: 1602123662

Nama: Raudatul janah


N I M: 160210882

3
1. Audit dan pemeriksaan
Audit adalah evaluasi terhadap suatu organisasi, sistem, proses, atau produk.
Audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, objektif, dan tidak memihak,
yang disebut auditor. Tujuannya adalah untuk melakukan verifikasi bahwa
subjek dari audit telah diselesaikan atau berjalan sesuai dengan standar, regulasi,
dan praktik yang telah disetujui dan diterima.

2. Pengelompokkan Audit
Menurut Athur W. Holmes CPA., sekitar tahun 1960 an, audit dikelompokkan
menjadi general audit dan special audit. General audit adalah audit terhadap
laporan keuangan dan audit yang lain termasuk special audit.
Pengelompokan ini pada waktu sekarang jarang digunakan. Audit
terhadap laporan keuangan lebih banyak digunakan istilah financial audit dari
pada general audit.
Istilah special audit juga jarang digunakan. Untuk audit selain financial audit
pada umumnya digunakan istilah :
- audit operasional
- audit kinerja
- fraud auditing
- forensik auditing
- legal auditing
dan masih banyak audit yang lain yang dilakukan oleh auditor independen selain
financial
audit Berdasarkan tujuannya (objective), audit dapat dikelompokkan sebagai
berikut :
a. Compliance, antara lain :
 Financial auditing
 Legal Auditing, Fraud Auditing, Forensic Auditing
b. Recommendation, antara lain :
 Operational Auditing
 Management Auditing

4
c. Qualitiy Assurance, antara lain :
 Quality audit
Fraud Auditing dan forensic Auditing termasuk compliance audit (audit ketaatan)
3. Audit kecurangan dan forensik

Akuntansi forensik merupakan terjemahan dari forensic accounting. Pengertian


forensik, bermakna yang berkenaan dengan pengadilan atau berkenaan dengan
penerapan pengetahuan ilmiah pada masalah hukum. Sedangkan audit
kecurangan adalah upaya untuk mendeteksi dan mencegah kecurangan dalam
transaksi-transaksi komersial. Untuk dapat melakukan audit kecurangan
terhadap pembukuan dan transaksi komersial memerlukan gabungan dua
keterampilan, yaitu sebagai auditor yang terlatih dan kriminal investigator.
J.S.R. Venables dan KW Impley dalam buku “Internal Audit” (1988), penyebab
terjadinya kecurangan mengemukakan kecurangan terjadi karena :

Penyebab Utama:
a. Penyembunyian (concealment)
Kesempatan tidak terdeteksi. Pelaku perlu menilai kemungkinan dari
deteksi dan hukuman sebagai akibatnya.

b. Kesempatan/Peluang (Opportunity)
Pelaku perlu berada pada tempat yang tepat, waktu yang tepat agar
mendapatkan keuntungan atas kelemahan khusus dalam system dan juga
menghindari deteksi

c. Motivasi (Motivation)
Pelaku membutuhkan motivasi untuk melakukan aktivitas demikian, suatu
kebutuhan pribadi seperti ketamakan/kerasukan dan motivator yang lain.

d. Daya tarik (Attraction)


Sasaran dari kecurangan yang dipertimbangkan perlu menarik bagi pelaku.

e. Keberhasilan (Success)

5
Pelaku perlu menilai peluang berhasil, yang dapat diukur baik menghindari
penuntutan atau deteksi.

Penyebab Sekunder :
a. “A Perk”
Kurang pengendalian mengambil keuntungan aktiva organisasi
dipertimbangkan sebagai suatu tunjangan karyawan.

b. Hubungan antar pemberi kerja/ pekerja yang jelek.


Yaitu saling kepercayaan dan penghargaan telah gagal. Pelaku dapat
mengemukakan alasan bahwa kecurangan hanya menjadi kewajibannya.

c. Pembalasan dendam (Revenge)


Ketidaksukaan yang hebat terhadap organisasi dapat mengakibatkan pelaku
berusaha merugikan organisasi tersebut.

d. Tantangan (Challenge)
Karyawan yang bosan dengan lingkungan kerja mereka dapat mencari
stimulasi dengan berusaha untuk “memukul sistem”, sehingga suatu arti
pencapaian (a sense of achievement), atau pembebasan frustasi (relief of
frustation).

4. Hubungan Audit Khusus dan Forensik

Audit khusus disebut juga Audit Investigasi. Audit Investigasi


berhubungan dan berkaitan dengan tugas auditor untuk mengungkap
kecurangan. Hubungan antara auditor investigasi dan forensik yaitu
karena sifat dasar dari audit forensik yang berfungsi untuk memberikan bukti
di muka pengadilan, maka fungsi utama dari audit forensik adalah untuk
melakukan audit investigasi terhadap tindak kriminal dan untuk memberikan
keterangan saksi ahli di pengadilan.Akuntan forensik memiliki keterampilan,

6
kemampuan, dan pengetahuan yang terkait dengan siklus penipuan,
termasuk resolusi hukum.
Karena ruang lingkup penipuan, fakta bahwa penipuan terjadi
dibanyak area yang berbeda, ada banyak kelompok yang berbeda yang bisa
mendapatkan keuntungan dari jasa seorang akuntan forensik.Auditor yang
berkompeten dalam melakukan audit investigasi dinamakan auditor
fraud, auditor investigasi dan akuntan forensik.
Walaupun memiliki nama yang berbeda namun tugas yang dilaksanakan
sama yaitu untuk mengungkapkan kecurangan, sejak kapan kecurangan terjadi,
bagaimana kecurangan itu dilakukan, berapa kerugian yang ditimbulkan,
siapa saja yang terlibat, apa motifnya, dimana dilakukan,hukum atau aturan
apa yang dilanggar, siapa yang dirugikan, dan hal-hal yang berkaitan dengan
bukti.

5. Praktek Kecurangan Audit

Pada Februari 1997, Auditing Standards Board (ASB) mengeluarkan Statements


on Auditing Standards (SAS) No. 82 dengan judul Consideration of Fraud in a
Financial Statement Audit. SA. terdapat dua jenis fraud, yaitu (1) fraud yang
berhubungan dengan pelaporan keuangan, dan (2) fraud yang berkenaan dengan
penggelapan dan penyalahgunaan aset. Fraud yang berhubungan dengan
pelaporan keuangan mengacu pada salah saji atau penghilangan jumlah yang
disengaja. Secara lebih spesifik, fraud yang berhubungan dengan pelaporan
keuangan mencakup tindakan-tindakan berikut

(1) Manipulasi atau pengubahan catatan akuntansi dan dokumen-dokumen yang


menjadi dasar penyu- sunan laporan keuangan,

(2) Salah saji dan penghilangan secara sengaja atas bukti- bukti transaksi atau
informasi signifikan lainnya,

(3) Kesalahan penerapan prinsip akuntansi yang sengaja dilakukan. Fraud yang
berkenaan dengan penggelapan dan penyalahgunaan aset meliputi antara lain
pencurian, dan pembayaran aset fiktif – pembayaran untuk aset yang tidak
diterima perusahaan. Auditor diharuskan untuk menilai tingkat risiko

7
terhadap kemungkinan munculnya salah saji material pada laporan keuangan
yang terjadi oleh sebab kecurangan. Auditor juga diharuskan untuk mendisain
prosedur audit yang sesuai berdasarkan penilainnya terhadap risiko audit,
sehingga prosedur audit tersebut diharapkan dapat mendeteksi adanya
kecurangan yang terjadi.

5.1 Contoh bentuk – bentuk kecurangan :

1. Penyalahgunaan Aset Perusahaan (Asset Misappropriation)


Merupakan bentuk kecurangan dengan cara menggunakan atau
mengambil asset perusahaan untuk kepentingan pribadi. Seperti
mengambil uang perusahaan, barang dagang perusahaan, menggunakan
mobil dinas untuk keperluan pribadi.

2. Kecurangan Laporan Keuangan (Fraudulent Financial Statement)


Merupakan bentuk kecurangan dengan menyembunyikan informasi
keuangan, mengatur laporan keuangan dan mengubah laporan
keuangan dengan tujuan mengelabui pembaca laporan keuangan untuk
kepentingan pribadi atau perusahaan. Sepert contoh perusahaan
mengatur laporan keuangannya agar harga sahamnya meningkat.

3. Korupsi (Corruption)
Korupsi adalah salah satu bentuk kecurangan dengan menyalahgunakan
kewenangan jabatan atau kekuasaan untuk kepentingan pribadi.

Bentuk-bentuk korupsi dapat dibagi menjadi empat bagian, yaitu :

1. Benturan kepentingan (conflict of interest)


Benturan kepentingan (conflict of interest) terjadi saat seorang
pegawai,manajer, atau eksekutif memiliki kepentingan ekonomis
perorangan dalam transaksi yang bertentangan dengan kepentingan
pemberi kerjanya.
Dalam beberapa hal, kepentingan tersebut tidaklah selalu berupa
kepentingannya sendiri. Terdapat beberapa kasus dimana si pegawai
melakukan tindakan yang bertentangan dengan kepentingan perusahaan

8
demi keuntungan kawan atau saudaranya, walaupun dia sendiri tidak
memperoleh keuntungan finansial dari tindakannya tersebut.

2. Pemberian Hadiah Yang Illegal (illegal gratuity)


Pemberian sesuatu yang mempunyai nilai kepada seseorang tanpa
disertai dengan niat untuk mempengaruhi keputusan bisnis
tertentunya. Pemberian tersebut biasanya dilakukan setelah keputusan
bisnis yang menguntungkan orang atau pemasok tertentu telah dilakukan.
Pihak-pihak yang diuntungkan dengan adanya keputusan tersebut
memberikan hadiah sesuatu kepada pegawai yang mengambil keputusan.

3. Pemerasan (economic extortion)


Pemerasan ini dilakukan oleh orang yang memiliki kewenangan untuk
memutuskan sesuatu. Dengan kewenangan yang dimilikinya maka
pelaku kecurangan meminta pihak yang terkait untuk memberikan
keuntungan keuangan. Contoh kecurangan ini, pemasok bukannya
menawarkan pembayaran suap untuk mempengaruhi pengambilan
keputusan si pembeli, namun justru pegawai perusahaan pembelilah yang
meminta pemasok untuk membayar sejumlah tertentu pada dia agar
membuat keputusan yang menguntungkan si pemasok.
Jika si pemasok menolak membayar, dia akan menghadapi kerugian,
seperti kehilangan kesempatan untuk menjadi pemasok perusahaan
tersebut.

4. Penyuapan (bribery)
Suap dapat didefinisikan sebagai penawaran, pemberian, atau
penerimaan segala sesuatu dengan niat untuk mempengaruhi aktivitas
pegawai. Sering dikenal juga dengan istilah commercial bribery yaitu
berkaitan dengan penerimaan uang di bawah meja sebagai imbalan atas
penggunaan pengaruhnya dalam pelaksanaan transaksi bisnis. Dalam
kejahatan suap tersebut, si karyawan / pegawai menerima pembayaran
tanpa sepengetahuan si pemberi kerja.

9
6. Etik Profesi Akuntan

Etika Profesi Akuntansi adalah suatu ilmu yang membahas perilaku perbuatan
baik dan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia
terhadap pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu
pengetahuan khusus sebagai Akuntan.
Dalam etika profesi, sebuah profesi memiliki komitmen moral yang tinggi
yang biasanya dituangkan dalam bentuk aturan khusus yang menjadi pegangan
bagi setiap orang yang mengembangkan profesi yang bersangkutan. Aturan ini
merupakan aturan main dalam menjalankan atau mengemban profesi tersebut
yang biasanya disebut sebagai kode etik yang harus dipenuhi dan ditaati oleh
setiap profesi. Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa pada masyarakat
harus memiliki kode etik yang merupakan seperangkat moral-moral dan
mengatur tentang etika professional (Agnes, 1996). Pihak-pihak yang
berkepentingan dalam etika profesi adalah akuntan publik, penyedia informasi
akuntansi dan mahasiswa akuntansi (Suhardjo dan Mardiasmo, 2002).
Di dalam kode etik terdapat muatan-muatan etika yang pada dasarnya
untuk melindungi kepentingan masyarakat yang menggunakan jasa profesi.
Terdapat dua sasaran pokok dalam dua kode etik ini yaitu Pertama, kode etik
bermaksud melindungi masyarakat dari kemungkinan dirugikan oleh kelalaian
baik secara disengaja maupun tidak disengaja oleh kaum profesional.

Kedua, kode etik bertujuan melindungi keseluruhan profesi tersebut dari


perilaku-perilaku buruk orang tertentu yang mengaku dirinya profesional (Keraf,
1998).
Kode etik akuntan merupakan norma dan perilaku yang mengatur hubungan
antara auditor dengan para klien, antara auditor dengan sejawatnya dan antara
profesi dengan masyarakat.

Kode etik akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan


bagi seluruh anggota, baik yang berpraktek sebagai auditor, bekerja di
lingkungan usaha, pada instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia
pendidikan. Etika profesional bagi praktek auditor di Indonesia dikeluarkan oleh
Ikatan Akuntansi Indonesia (Sihwajoni dan Gudono, 2000).

10
Prinsip perilaku profesional seorang akuntan, yang tidak secara khusus
dirumuskan oleh Ikatan Akuntan Indonesia tetapi dapat dianggap menjiwai kode
perilaku IAI, berkaitan dengan karakteristik tertentu yang harus dipenuhi oleh
seorang akuntan.

7. Auditor Sebagai Ahli Saksi


Ahli yang diminta pendapat oleh penyidik selanjutnya akan menjadi saksi
ahli dipengadilan. Menjadi saksi merupakan kewajiban, namun di samping itu
ada sanksinya,seperti diatur dalam pasal 23 Undang-Undang Nomor 31 Tahun
1999, yaitu :
Setiap orang sebagaimana dimaksud dalam pasal 28, pasal 29, pasal 35, dan
pasal 36 dengan sengaja tidak memberi keterangan atau memberi keterangan
tidak benar, dipidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 12
(dua belas) tahun dan atau denda paling sedikit Rp 150 juta dan paling banyak
Rp 600 juta.
Untuk tindak pidana umum misalnya auditor melakukan audit forensik
terhadap perusahaan swasta atau koperasi diatur dalam Kita Undang-Undang
Hukum Pidana,yaitu:
Pasal 224 KUHP - Dipanggil tidak hadir dihukum selama-lamanya 9 bulan
Pasal 242 KUHP - Memberi keterangan palsu dihukum selama-lamanya 9 tahun

11
DAFTAR PUSAKA
https://kinantiarin.wordpress.com/etika-profesi-akuntan/
https://www.researchgate.net/publication/313777283_AUDIT_KHUSUS_DAN_A
UDIT_FORENSIK_TANTANGAN_DAN_PELUANG_BAGI_AUDITOR_INDEPENDEN
https://dwiermayanti.wordpress.com/2010/03/22/audit-kecurangan/
https://www.academia.edu/18433320/AUDIT_-_KECURANGAN
https://id.wikipedia.org/wiki/Audit

12

Anda mungkin juga menyukai