Anda di halaman 1dari 32

Nilai :

LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK IRIGASI DAN DRAINASE
(4. Kebutuhan Air Tanaman dan Penjadwalan Irigasi Dengan Cropwatt 8.0)

Oleh :
Kelompok/Kelas : 4/B2
Hari, Tanggal Praktikum : Jumat, 6 April 2018
Nama (NPM) : 1. Siti Fadilah Nurul H (240110160101)
2. Marshal Ampermeo S (240110160103)
3. Raden Naufal R (240110160113)
4. Hapsah Zaqi Furqon (240110160118)
5. Tania Rizki Fauziah (240110160120)
Asisten Praktikum : 1. Ade Sylvia R
2. Leni Nurliani
3. Prayoeda Iskandar
4. Riswandha Febry
5. Siti Sarah S
6. Yohanes Christian, S.TP.

LABORATORIUM SUMBER DAYA AIR


DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2018
Nama : Tania Rizki Fauziah
NPM : 240110160120

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengetahuan tentang keirigasian terus berkembang sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan secara umum. Masuknya era digital juga
merambah pada ranah ilmu keirigasian. Perhitungan tentang keirigasian baik
mulai dari kebutuhan air irigasi, kebutuhan air tanaman, kebutuhan air pada suatu
lahan dan lain sebagainya, selain dapat dihitung dengan menggunakan rumus
manual, dapat juga menggunakan perangkat computer, oleh karenanya
berkembanglah teknologi yang dapat menghitung dengan menggunakan software.
Air merupakan sumber daya alam yang sangat dibutuhkan bagi kehidupan
manusia, hewan dan tanaman, oleh karena itu diperlukan pengendalian dalam
pemanfaatannya, salah satu bentuk pengendalian air, yaitu pengaturan air di
bidang irigasi. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kekurangan air pada musim
kemarau, sehingga dapat memenuhi kebutuhan air irigasi dan tidak terjadi
kelebihan air pada musim hujan yang mengakibatkan air terbuang percuma tanpa
adanya pemanfaatan sehingga menjadi aliran permukaan.
Kegiatan dalam menentukan kebutuhan air irigasi digunakan dua metode
yang berbeda, yaitu metode yang didasarkan pada Kriteria Perencanaan Jaringan
Irigasi dan CROPWAT 8.0. Kedua metode tersebut memiliki kriteria yang
berbeda dalam menentukan kebutuhan air irigasi. Hal ini dapat dilihat dari
parameter-parameter yang digunakan dalam penerapannya. Adanya perbedaan
parameter, maka besarnya kebutuhan air irigasi yang dihasilkan oleh kedua
metode tersebut juga berbed dan menyebabkan diperlukannya analisis dari
parameter-parameter yang digunakan dalam perhitungan kebutuhan air irigasi.
Praktikan telah mempelajari bahwa dalam permasalahan yang terjadi di
lapangan, sistem pemberian air irigasi untuk tanaman dilakukan secara terus
menerus sepanjang tahun. Penentuan jumlah pemberian yang tepat dapat
mencukupi ketersediaan air bagi tanaman sehingga pertumbuhan tanaman dapat
optimal. Kondisi air tersedia ini selanjutnya dapat menjamin kelembaban pada
media tanam sehingga tidak terjadi kelebihan ataupun kekurangan air.
1.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan praktikum kali ini adalah mengenal perangkat lunak
(software) komputer untuk menghitung kebutuhan air tanaman dan kebutuhan air
irigasi beserta karakteristiknya.

1.3 Metodologi Pengamatan dan Pengukuran


1.3.1 Alat
A. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:
1. Laptop.
2. Aplikasi Cropwat.
B. Bahan
Bahan yang digunkan pada praktikum kebutuhan air tanaman adalah data
yang diambil dari stasiun lapan.
1.3.2 Prosedur Pengamatan
Praktikum kali ini dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
1. Memasang aplikasi Cropwat pada laptop.
2. Membuka aplikasi Cropwat.
3. Mengisi data climate, rain, crop, soil, dan CWR yang dibutuhkan
4. Membuka hasil pada tab schedule.
5. Menganalisis hasil yang telah diberikan oleh aplikasi Cropwat.
Nama : Marshal Amperrmeo S
NPM : 240110160103

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Evapotransiprasi
Evapotranspirasi adalah gabungan dari dua bagian, yaitu evaporasi dan
transpirasi. Evaporasi adalah peristiwa berubahnya air menjadi uap, sedangkan
tarnspirasi adalah peristiwa penguapan air melalui permukaan tubuh tanaman.
Evaporasi bisa diukur dengan cara langsung maka bisa digunakan alat Lysimeter
sedangkan cara tidak langsung dengan menggunakan data klimatologi
(Nadjamuddin, dkk., 2014).

2.2 Curah Hujan


Curah hujan atau yang juga sering disebut presipitasi adalah jumlah air
hujan yang turun pada daerah tertentu dalam waktu tertentu. Curah Hujan juga
dapat dikatakan sebagai air hujan yang terkumpul di tempat datar yang tidak
menguap, tidak meresap dan tidak mengalir setelah hujan turun. Hujan terbentuk
dari kumpulan penguapan uap air (awan) yang jika mencapai titik jenuh akan
kembali turun ke bumi. Ketika berbicara tentang curah hujan, maka kita juga
harus membahas intensitas hujan. Intensitas hujan adalah banyaknya curah hujan
dalam satuan waktu tertentu (Arlina Design, 2015).

2.3 Curah Hujan Efektif


Curah hujan efektif adalah jumlah hujan yang jatuh selama periode
pertumbuhan tanaman dan hujan itu berguna untuk memenuhi kebutuhan air
tanaman. Jumlah curah hujan efektif pada areal tanaman tergantung pada
intensitas hujan, topografi lahan, sistem pengolahan tanah serta tingkat
pertumbuhan tanaman. Curah hujan yang jatuh dan efisien untuk pertumbuhan
tanaman tergantung pada curah hujan, topografi, sistem penanaman dan fase
pertumbuhan (Sari, N.Y., 2004 dalam Karya Tulis Ilmiah, 2013).
2.4 Kebutuhan Air Tanaman
Pengairan atau irigasi merupakan proses pemberian air pada tanah untuk
memenuhi kebutuhan tanaman. Kegiatan pengairan meliputi penampungan dan
pengambilan air dari sumbernya, mengalirkannya melalui saluran-saluran ke
tanah atau lahan pertanian, dan membuang kelebihan air ke saluran pembuangan.
Pengairan bertujuan untuk memberikan tambahan air pada air hujan dalam
jumlah yang cukup dan pada waktu diperlukan tanaman. Secara umum,
pengairan berguna untuk mempermudah pengolahan tanah, mengatur suhu tanah
dan iklim mikro, membersihkan atau mencuci tanah dari garam-garam yang
larut atau asam-asam tinggi, membersihkan kotoran atau sampah dalam saluran
air, dan menggenangi tanah untuk memberantas tanaman pengganggu dan
hama penyakit (Kurnia, 2004).

2.5 Penjadwalan Irigasi


Kebutuhan air irigasi setiap tanaman di setiap wilayah dengan kondisi
tertentu berbeda beda. Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk
menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi air permukaan, irigasi air
bawah tanah, irigasi pompa dan irigasi rawa. Semua proses kehidupan dan
kejadian di dalam tanah yang merupakan tempat media pertumbuhan tanaman
hanya dapat terjadi apabila terdapat air di dalamnya. Berdasarkan data tersebut,
sangat jelas bahwa air merupakan sumber bagi kehidupan makhluk hidup. Dalam
kata lain irigasi berarti mengalirkan air secara buatan dari sumber air yang
tersedia ke suatu lahan untuk memenuhi kebutuhan tanaman (Dardji 1979 dalam
Manggandari dkk. 2014). Kondisi lingkungan sangat menentukan jumlah air yang
digunakan untuk mengairi lahan. Parameter-parameter lingkungan yang
menentukan adalah parameter yang dimasukkan ke dalam program Cropwat 8.0
(Manggandari dkk., 2014).

2.6 Kapasitas Lapang


Kapasitas lapang adalah persentase kelembaban yang ditahan oleh tanah
sesudah terjadi drainase dan kecepatan gerakan air ke bawah. Keadaan ini terjadi
2-3 hari sesudah hujan jatuh selama air di dalam tanah masih lebih tinggi dari
pada kapasitas lapang maka tanah akan tetap lembab, ini disebabkan air kapiler
selalu dapat mengganti kehilangan air (Woodly 2010 dalam Idbiodiversitas 2015).
Produksi tanaman pertanian sangat dipengaruhi oleh ketersediaan air, dan juga
pada gilirannya sifat-sifat tanah dan kandungan air dalam tanah. Kadar air di
dalam tanah, terutama sekitar daerah perakaran harus cukup untuk memenuhi
kebutuhan air tanaman atau berada dalam kondisi kapasitas lapang, agar tanah
dapat tumbuh dengan optimal (Arsyad 2012 dalam Idbiodiversitas 2015).
Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah. Tanah-
tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada tanah
bertekstur halus. Tanaman yang ditanam pada tanah pasir umumnya lebih mudah
kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau liat. Kondisi kelebihan
air ataupun kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
Ketersediaan air dalam tanah dipengaruhi: banyaknya curah hujan atau air irigasi,
kemampuan tanah menahan air, besarnya evapotranspirasi (penguapan langsung
melalui tanah dan melalui vegetasi), tingginya muka air tanah, kadar bahan
organik tanah, senyawa kimiawi atau kandungan garam-garam, dan kedalaman
solum tanah atau lapisan tanah (Madjid 2010 dalam Idbiodiversitas 2015).

2.7 Cropwat 8.0


CROPWAT adalah alat pendukung keputusan yang dikembangkan oleh
Divisi Pengembangan Tanah dan Air FAO. CROPWAT 8.0 untuk Windows
adalah program komputer untuk perhitungan kebutuhan air tanaman dan
persyaratan irigasi berdasarkan data tanah, iklim dan tanaman. Selain itu, program
ini memungkinkan pengembangan jadwal irigasi untuk kondisi manajemen yang
berbeda dan perhitungan skema pasokan air untuk berbagai pola tanaman.
CROPWAT 8.0 juga dapat digunakan untuk mengevaluasi praktik irigasi petani
dan untuk memperkirakan kinerja tanaman di bawah kondisi tadah hujan dan
irigasi.
Sebagai titik awal, dan hanya digunakan ketika data lokal tidak tersedia,
CROPWAT 8.0 mencakup data tanaman dan tanah standar. Ketika data lokal
tersedia, file data ini dapat dengan mudah dimodifikasi atau yang baru dapat
dibuat. Demikian juga, jika data iklim lokal tidak tersedia, ini dapat diperoleh
untuk lebih dari 5.000 stasiun di seluruh dunia dari CLIMWAT, basis data iklim
terkait. Pengembangan jadwal irigasi di CROPWAT 8.0 didasarkan pada neraca
tanah-air harian menggunakan berbagai opsi yang ditentukan pengguna untuk
penyediaan air dan kondisi pengelolaan irigasi. Persediaan air skema dihitung
sesuai dengan pola tanam yang ditentukan oleh pengguna, yang dapat mencakup
hingga 20 tanaman (FAO, 2018).
Nama : Siti Fadhilah Nurul H
NPM : 240110160101

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Praktikum
Keterangan:
Altitude = 864 m
Latitude = 7.67ᵒS
Longitude = 107.60ᵒE
Station LAPAN, Sumedang.
3.1.1 Tabel
Tabel 1. Tabel Eto
Month Avg Humidity Win Sun Rad ETo
Temp

(℃) % km/day hours MJ/m2 /day mm/day

January 22,2 79 138 1,9 12,7 2,87

February 22,8 78 156 3,6 15,5 3,38

March 22,2 86 147 2,4 13,2 2,76

April 22,1 89 138 4,4 15,3 2,88

May 22,3 89 130 4,7 14,4 2,70

June 21,7 84 147 5,7 15 2,82

July 21,2 83 138 6,7 16,7 2,98

August 22,8 70 138 8,2 20,1 39,8

September 22,2 72 130 7,5 20,6 4,05

October 22,9 79 138 5,2 17,8 3,64

November 21,9 91 138 3,7 15,5 2,93

December 22,3 89 147 3,9 15,7 3,03

Average 22,2 82 140 4,8 16,0 3,17


Tabel 2. Tabel Rain
Rain Eff Rain
Month
(mm) (mm)

January 317,2 156,7

February 331,4 158,1

March 417,1 166,7

April 308,1 155,8

May 206,1 138,1

June 179,7 128,0

July 132,0 104,1

August 124,2 104,1

September 127,0 101,2

Oktober 278,6 152,9

November 242,7 148,5

December 236,7 147,1

Total 2900,8 1656,8

Tabel 3. Tabel Dry Crop


Awal Vegetatif Reproduktif Reproduktif Akhir

Hari KC Hari Hari KC Hari KC

17 0,3 40 33 1,2 15 0,5


Tabel 4. Tabel Hasil Soil
Soil Name Alluvial

Total available soil moisture (FC-WP) 110,0 mm/meter

Maximum rain infiltration rate 155 mm/day

Maximum rooting depth 130 cm

Initial soil moisture depletion (as % TAM) 70%

Initial available soil moisture 33,0 mm/meter

Tabel 5. Tabel CWR


Month Decade Stage Kc ETc ETc Eff Rain Irr. Req.

coeff mm/day mm/dec mm/dec mm/dec

Apr 2 Init 0,60 1,73 15,6 47,0 0,0

Apr 3 Deve 0,60 1,70 17,0 50,2 0,0

May 1 Deve 0,65 1,79 17,9 47,8 0,0

May 2 Deve 0,71 1,93 19,3 45,7 0,0

May 3 Deve 0,78 2,14 23,6 44,7 0,0

Jun 1 Mid 0,85 2,35 1,93 44,2 0,0

Jun 2 Mid 0,85 2,42 24,2 43,3 0,0

Jun 3 Mid 0,86 2,47 24,7 40,4 0,0

Jul 1 Mid 0,86 2,52 25,2 36,8 0,0

Jul 2 Late 0,80 2,40 24,0 33,8 0,0

Jul 3 Late 0,73 2,42 12,1 15,3 0,0

227,1 449,2 0,0


Tabel 6. Tabel Schedule
Net Gr.
Date Day Stage Rain Ks Eta Depl Deficit Loss Flow
Irr Irr

mm fract % % mm mm mm mm l/s/ha

14 Apr 3 Init 0,0 1,00 87 13 5,0 0,0 0,0 7,1 0,28

17 Apr 6 Init 51,2 1,00 100 4 1,7 0,0 0,0 2,5 0,10

20 Apr 9 Init 0,0 1,00 100 11 5,2 0,0 0,0 7,4 0,29

23 Apr 12 Init 45,6 1,00 100 3 1,7 0,0 0,0 2,4 0,09

26 Apr 15 Init 0,0 1,00 100 9 5,1 0,0 0,0 7,3 0,28

29 Apr 18 Dev 0,0 1,00 100 8 5,1 0,0 0,0 7,3 0,28

2 May 21 Dev 0,0 1,00 100 8 5,3 0,0 0,0 7,5 0,29

5 May 24 Dev 0,0 1,00 100 7 5,4 0,0 0,0 7,7 0,30

8 May 27 Dev 0,0 1,00 100 4 3,6 0,0 0,0 5,1 0,20

11 May 30 Dev 0,0 1,00 100 6 5,5 0,0 0,0 7,9 0,30

14 May 33 Dev 0,0 1,00 100 4 3,9 0,0 0,0 5,5 0,21

17 May 36 Dev 32,6 1,00 100 2 1,9 0,0 0,0 2,8 0,11

20 May 39 Dev 0,0 1,00 100 6 5,8 0,0 0,0 8,3 0,32

23 May 42 Dev 31,7 1,00 100 2 2,1 0,0 0,0 3,1 0,12

26 May 45 Dev 0,0 1,00 100 6 6,4 0,0 0,0 9,2 0,35

29 May 48 Dev 0,0 1,00 100 6 6,4 0,0 0,0 9,2 0,35

1 Jun 51 Dev 0,0 1,00 100 5 6,6 0,0 0,0 9,5 0,37

4 Jun 54 Dev 0,0 1,00 100 4 4,7 0,0 0,0 6,7 0,26

7 Jun 57 Dev 31,7 1,00 100 2 2,4 0,0 0,0 3,4 0,13
10 Jun 60 Mid 0,0 1,00 100 5 7,1 0,0 0,0 10,1 0,39

13 Jun 63 Mid 30,4 1,00 100 2 2,4 0,0 0,0 3,5 0,13

16 Jun 66 Mid 0,0 1,00 100 6 7,3 0,0 0,0 10,4 0,40

19 Jun 69 Mid 0,0 1,00 100 6 7,3 0,0 0,0 10,4 0,40

22 Jun 72 Mid 0,0 1,00 100 6 7,4 0,0 0,0 10,5 0,41

25 Jun 75 Mid 0,0 1,00 100 6 7,4 0,0 0,0 10,6 0,41

28 Jun 78 Mid 0,0 1,00 100 4 4,9 0,0 0,0 7,1 0,27

1 Jul 81 Mid 0,0 1,00 100 6 7,5 0,0 0,0 10,7 0,41

4 Jul 84 Mid 0,0 1,00 100 4 5,0 0,0 0,0 7,2 0,28

7 Jul 87 Mid 24,0 1,00 100 2 2,5 0,0 0,0 3,6 0,14

10 Jul 90 Mid 0,0 1,00 100 6 7,6 0,0 0,0 10,8 0,42

13 Jul 93 End 21,1 1,00 100 2 2,4 0,0 0,0 3,4 0,14

16 Jul 96 End 0,0 1,00 100 5 7,2 0,0 0,0 10,3


0,40

19 Jul 99 End 0,0 1,00 100 5 7,2 0,0 0,0 10,3 0,40

22 Jul 102 End 0,0 1,00 100 5 7,2 0,0 0,0 10,3 0,40

25 Jul End End 0,0 1,00 100 4

Keterangan :
Total Gross Irrigation = 248,8 mm
Total net irrigation = 174,2 mm
3.1.2 Grafik Perbandingan Curah Hujan pada Kelompok 4 Shift B

Grafik Curah Hujan


500

450

400

350

300

250
Curah Hujan

200

150

100

50

Waktu (Bulan)

Nurul Marshal Naufal Hapsah Tania


Nama : Siti Fadhilah Nurul H
NPM : 240110160101

3.2 Pembahasan
Praktikum ketiga yaitu membahas mengenai perhitungan kebutuhan air pada
tanaman tertentu serta penjadwalan irigasi dengan menggunakan perangkat lunak
yang bernama Cropwat 8. Data yang dimasukkan kedalam Cropwat diantaranya
yaitu suhu, Rh, kelembaban, curah hujan, kedalaman akar, kapasitas lapang, titik
layu pemanen, dan lain-lain. Kebutuhan air tanaman merupakan hal yang sangat
penting bagi pertumbuhan tanaman karena untuk keberlangsungan tumbuh
berkembangnya tumbuhan secara normal. Penjadwalan irigasi pun penting untuk
dilakukan karena setiap tanaman membutuhkan sejumlah air yang berbeda-beda
dan kebutuhan air tersebut harus dipenuhi dalam waktu yang tepat.
Tanaman yang dihitung kebutuhan airnya pada kelompok 4 yaitu pepper
(paprika). Koefisien rata-rata evapotranspirasi tanaman paprika dari data yang
kami peroleh, pada tiap periodenya (kc) sebesar 0,60 pada tahap pertumbuhan
awal, 1,05 pada tahap reproduktif, dan 0,9 pada tahap refroduktif akhir. Hari yang
dibutuhkan paprika untuk tumbuh berkembang yaitu 17 hari untuk tahap
pertumbuhan awal, 40 hari untuk tahap vegetative, 33 hari untuk tahap refroduktif,
dan 15 hari untuk tahap akhir reproduktif. Kedalaman akar maksimal dari
tanaman paprika yaitu 130 cm. Tinggi tanaman paprika yaitu sebesar 0,90 meter.
Data hasil Perhitungan yang didapatkan untuk nilai evapotranspirasi
tanaman (ETo) berbeda-beda dari bulan Januari sampai dengan Desember. ETo
terbesar yaitu terdapat pada bulan September dengan nilai 4,05 mm/hari dan ETo
terkecil terdapat pada bulan Mei yaitu sebesar 2,70 mm/hari, sedangkan untuk
data curah hujan pertahunnya yaitu 2900,8 mm/tahun dan effektivitas curah
hujannya sebesar 1656,8 mm/tahun. Total kebutuhan air irigasi untuk sayuran
paprika (Total Gross Irrigation) menurut tabel schedule yang didapat, yaitu 311,9
mm/tahun dan Total Net Irrigation sebesar 218,33 mm /tahun dengan
evapotranspirasi aktual (ETc) sebesar 287,8 mm/detik/tahun. Hasil dari
effektivitas curah hujannya yaitu 465,6 mm/detik/tahun. Hasil dari penjadwalan
dapat diketahui bahwa sayuran paprika yang ditanam pada tanggal 12 April 2018
akan dipanen pada 15 agustus 2018 sehingga dapat disimpulkan bahwa waktu
tanam paprika tersebut yaitu kurang lebih selama 125 hari.
Data hasil dari kebutuhan air tanaman dan penjadwalan air irigasi untuk
tanaman paprika ini menunjukkan bahwa sayuran ini cukup membutuhkan banyak
air. Proses pemberian air harus diperhatikan agar air yang diberikan tidak terlalu
berlebihan ataupun terlalu sedikit, karena dalam melakukan pengairan (irigasi),
apabila terlalu banyak air yang diberikan melebihi kapastitas kebutuhan air
tanaman, maka tanaman atau sayuran tersebut akan mudah busuk, dan jika terlalu
sedikit akan menyebabkan tanaman atau sayuran mudah mengalami kematian.
Hasil dari data penjadwalan dapat kita lihat bahwa umur tanaman sayuran paprika
yaitu sekitar 125 hari, maka dalam setahun bisa dilakukan penanaman dua sampai
tiga kali tanam per tahunnya.
Dilihat dari grafik perbandingan data curah hujan pada anggota kelompok 4,
dapat diketahui bahwa grafik milik Tania adalah grafik yang tertinggi, hal tersebut
menunjukkan data curah hujan yang paling besar terdapat pada data milik Tania.
Grafik terkecil terdapat pada curah hujan milik Nurul, sehingga dapat diketahui
bahwa curah hujan yang terkecil terdapat pada data milik Nurul.
Keberadaan perangkat lunak cropwat ini sangat membantu para petani
dalam melakukan penanaman bahan hasil pertaniannya, karena dengan cropwat
petani bisa dengan mudah mengetahui kebutuhan air tanaman yang ditanam dan
juga mengetahui jadwal pengairan atau irigasi untuk tanaman yang ditanaminya.
Cropwat ini memiliki kelebihan maupun kekurangan. Kelebihannya yaitu
memudahkan dan mempercepat proses memasukkan data, baik data cuaca, curah
hujan, dan data yang lainnya, dan juga tersimpannya database dengan terstruktur
sehingga akan memudahkan dalam mengubah atau membuka data lama yang telah
dibuat, selain itu proses alur aplikasi juga mudah dipahami dan lebih praktis.
Kekurangan dari cropwat ini yaitu hasil data hanya berkisar dua angka dibelakang
koma dan harus lebih teliti dalam memasukkan data.
Nama : Marshal Amperrmeo S
NPM : 240110160103

3.3 Pembahasan
Pada percobaan kali ini dilakukan pengolahan data kebutuhan air tanaman
dengan mengunakan aplikasi CROPWAT 8.0. Data yang sudah diolah didapatkan
nilai evapotranspirasi yang terjadi yaitu sebesar 3,18 mm/hari dengan nilai
evapotranspirasi yang terbesar terjadi pada bulan September dan evapotranspirasi
yang terkecil terjadi pada bulan Maret. Perhitungan curah hujan efektif yang
dilakukan praktikan, diperoleh nilai sebesar 1663,8 mm untuk tanaman paprika.
Perhitungan untuk setiap tanaman akan menghasilkan data yang berbeda-beda, hal
ini disebabkan karena Kc dari setiap tanaman yang berbeda dan dari nilai Kc
tersebut dapat dilihat berapa lama tanaman yang diinput datanya tersebut
mencapai waktu panen. Adapun Kc yang didapat didasarkan pada pertimbangan
dan perhitungan dari FAO (Food and Agricultural Organization). Data yang di-
input ke dalam cropwat diketahui jumlah kebutuhan air irigasi bagi tanaman
berdasarkan data jenis tanaman, curah hujan dan evapotranspirasi. Perhitungan
menggunakan cropwat ini, ada beberapa hal yang dimasukkan ke dalam
perhitungan yaitu waktu penanaman, respon tanaman, kedalaman akar, durasi
waktu tanam, jadwal tanam dan lain-lain, namun perhitungan dengan
menggunakan aplikasi cropwat ini memiliki sedikit kekurangan yaitu karena data
yang dimasukkan ke dalam perhitungan tidak memperhatikan jenis tanah secara
detil sehingga ketika memasukkan jenis tanah, data yang diinput adalah tanah
berlempung karena untuk tanaman paprika, tanah berpasir dan berliat kurang
dianjurkan dalam penanaman.
Berdasarkan jenis tanah yang digunakan yaitu tanah alluvial maka jumlah
air tersedia bernilai 110 mm/m yang menunjukkan nilai yang sama dengan awal
pertumbuhan tanaman. Nilai dari evapotranspirasi potensial dan jumlah air yang
tersedia hanya dapat dihitung oleh cropwat apabila tanaman ditanam di lahan
terbuka yang terikat dengan lama penyinaran matahari dan kecepatan angin.
Mengetahui besarnya evapotranspirasi pada tanaman tertentu, data yang
perlu digunakan untuk perhitungan yaitu data evapotranspirasi potensial (Eto) dan
koefisien tanaman (Kc). Nilai evapotranspirasi tanaman ini dapat digunakan untuk
melihat kebutuhan air pada tanaman tersebut dan setiap tanaman memiliki
kebutuhan air yang berbeda-beda karena memiliki koefisien Kc yang berbeda-
beda. Dari hasil perhitungan efisiensi pemberian air, pemberian air irigasi pada
tanaman paprika sudah cukup baik karena curah hujan yang terjadi tidak terlalu
besar dan pemberian air tidak terlalu berlebihan sehingga cukup untuk memenuhi
kebutuhan air tanaman paprika tersebut.
Selain dari perhitungan evapotranspirasi, perangkat lunak cropwat juga
berfungsi untuk menentukan jadwal tanam bagi tanaman tertentu berdasarkan
kebutuhan air tanaman tersebut. Aplikasi cropwat ini memiliki beberapa
kekurangan selain kurang memerhatikan jenis tanah, yaitu jika sewaktu-waktu
terjadi perubahan klimatologi dan iklim maka hasil perhitungan dari cropwat ini
menjadi tidak akurat dan tidak dapat digunakan dalam menentukan jadwal tanam
maupun perhitungan evapotranspirasi.
Nama : Raden Naufal R
NPM : 240110160113

3.4 Pembahasan
Praktikum Teknik Irigasi dan Drainase kali ini praktikan mendapatkan
materi mengenai suatu pengukuran kebutuhan air tanaman yang nantinya akan
menghasilkan output berupa penjadwalan irigasi pada suatu lahan dengan suatu
komoditas tanaman yang sama. Praktikum kali ini praktikan dibantu degan
menggunakan suatu perangkat lunak atau software yang sering digunakan untuk
perancangan suatu jadwal irigasi yaitu adalah aplikasi cropwat 8.0 yang dirilis
oleh FAO (Food and Agricultural Organization). Praktikan menggunakan
aplikasi ini sangat berguna untuk perhitungan data yang cukup praktis karena pada
persamaan-persamaan yang rumit untuk beberapa aspek yang akan ditinjau telah
tersedia. Praktikan cukup menyediakan data-data untuk perhitungan seperti
kebutuhan data mengenai evapotranspirasi, evapotranspirasi ini memiliki data
masukan per bulannya seperti suhu, RH (Relative Humidity), LPM (Lama
Penyinaran Matahari), curah hujan, dan kecepatan angin yang terjadi di daerah
tersebut, selain itu data mengenai jenis tanaman apa yang akan ditanam dapat
diketahui dari suatu sumber yaitu website yang telah dikembangkan oleh FAO itu
sendiri, pada sumber tersebut nilai nilai seperti kedalaman akar, yield coefficient,
crop coefficient, dan mengenai masa pertumbuhan tanaman dapat diketahui. Data
karakteristik tanah sebagai media pertanaman juga dibutuhkan seperti laju
infiltrasi, perakaran maksimum, nilai kapasitas lapang, dan titik layu permanen.
Hasil atau output daripada data data yang telah dimasukan menghasilkan
suatu data penjadwalan irigasi. Praktikum kali ini praktikan menggunakan data
evapotranspirasi yang ada pada stasiun Lapan, Sumedang. Ketinggian ditinjau dari
permukaan laut yaitu 864 meter dengan rerata suhu yaitu 22,2 ᵒc, kelembaban
relatif yaitu 82%, Kecepatan angin 1,6 meter per detik, dengan lama penyinaran
matahari yaitu 4,8 maka degan data tersebut didapatkan bahwa nilai
evapotranspirasi dan nilai radiasi rata rata yaitu 3,17 mm/hari dan 16 MJ/m2/hari.
Nilai curah hujan rata rata yang terjadi pada stasiun tersebut yaitu 2985,1 mm
maka dengan menggunakan metode USDA S.C Method ini didapatkan nilai
effesiensi curah hujan rata rata yang terjadi yaitu 1688,3 mm, pada dasarnya
metode yang digunakan tidak harus metode USDA S.C Method saja melainkan ada
beberapa metode yang dapat digunakan seperti metode persentase tetap, AGLW
Formula, ataupun rumus empirik.
Data mengenai tanaman/komoditas yang akan ditanam yaitu komoditas
Pepper atau paprika ini memiliki tanggal tanam yaitu pada tanggal 13 April.
Masukan data pertama yaitu mengenai nilai Kc atau crop coefficient yang didapat
dari suatu sumber yang memiliki nilai 0.6, 1.05, dan 0.9, lalu input data mengenai
tahapan tahapan perkembangan dari tanaman tersebut seperti tahapan awal/initial
yaitu 30 hari, lalu tahap perkembangan/development yaitu 35 hari, lalu tahap
pertengahan musim/mid season yaitu 40 hari dan akhir musim/late season yaitu
20 hari. Pemasukan data ini akan menjadi acuan untuk diketahuinya waktu panen
yaitu sekitar 15 Agustus. Pemasukan yang selanjutnya yaitu nilai panjang akar
untuk awal mula dan pada pertengahan dan akhir musim yaitu 0.25 m untuk awal
dan 0,8 m untuk pertengahan dan akhir musim.
Pemasukan data selanjutnya adalah data mengenai tanah dengan data tanah
yang digunakan adalah data tanah alluvial. Tanah ini memiliki nilai kelembaban
tanah yang memungkinkan yaitu 110 mm/meter, nilai ini didapatkan dari
perhitungan mengenai kapasitas lapang (Field Capacity) dan titik layu permanen
(wilting point). Nilai masukan selanjutnya adalah nilai maksimum infiltrasi yaitu
155 mm/hari, lalu kedalaman maksimum akar yaitu 130 cm, dan nilai persentase
TAM yaitu 70%. Maka didapatkan nilai awal kelembaban tanah yaitu 33.0
mm/meter.
Tingkat kebutuhan air tanaman/crop water requirements dapat dilihat pada
tabel hasil yang telah didapatkan dari perhitungan aplikasi cropwat ini, untuk total
irigasi yang dibutuhkan dari beberapa dekade dalam beberapa bulan kedepan
dikarenakan curah hujan yang cukup besar maka kebutuhan akan air irigasi hanya
terdapat pada bulan tertentu yaitu bulan Juli dan Agustus yang memiliki total
kebutuhan yaitu 3,3 mm/ dekade, selanjutnya setelah diketahuinya kebutuhan air
irigasi maka didapatkan pula hasil penjadwalan irigasi, pada tabel penjadwalan
ini, dapat dilihat ada banyak data yang dapat disimpulkan dari perhitungan
tersebut, dengan tanggal yang jelas dan juga tahapan/stage praktikan dapat
mengetahui irigasi bersih yang telah terjadi, total kehilangan air, irigasi kotor dan
aliran yang terjadi dalam satuan liter/detik/hektar, juga kesimpulan mengenai total
keseluruhan yang ada yaitu total irigasi kotor bernilai 229,7 mm dan total irigasi
bersih yaitu 160,8 mm dengan irigasi yang hilang yaitu 0 mm. Air yang
dibutuhkan oleh tanaman secara aktual yaitu 323,8 mm dan secara potensial yaitu
323,9 mm. Data mengenai hujan yang memiliki effesiensi yaitu 26,3%, sehingga
kebutuhan aktual akan irigasi yaitu 106,7 mm.
Nama : Hapsah Zaqi Furqon
NPM : 240110160118

3.5 Pembahasan
Berdasarkan praktikum untuk mengetahui kebutuhan air tanaman dan
penjadwalan irigasi dengan cropwatt 8.0 ini praktikan diharapkan dapat
memahami cara kerja cropwat dan dapat mengaplikasikannya pada penelitian-
penelitian selanjutnya, bila diperlukan. Data-data yang dimasukkan pada climate
dapat diperoleh dari internet seperti kelembaban, suhu, dan lamanya sinar
matahari dapa diperoleh dari stasiun curah hujan terdekat dengan lahan yang
dijadikan tempat bertani serta koordinat dan ketinggian tempat bertani tersebut
hars jelas karna dari data-data tersebut dapat diperoleh hasil rad dan climate setiap
bulannya.
Data-data yang dimasukkan pada rain adalah curah hujan yang juga
didapatkan dari stasiun curah hujan terdekat dengan lahan pertanian, dari data
curah hujan yang ditambah dengan angka terakhir pada masing-masing npm
praktikan akan menghasilkan eff rain dan pada grafik curah hujan di stasiuin
Lapan, Sumedang maret adalah bulan yang memiliki curah hujan paling besar dan
agustus adalah bulan yang memiliki curah hujan paling kecil. Informasi data yang
dimasukkan pada soil serta crop praktikan dapatkan dari internet seperti kc
tanaman, tinggi tanaman serta panjang akar tanaman, tanaman yang digunakan
sebagai contoh pada kelompok praktikan yaitu kelompok 4 adalah tanaman
paprika dengan kc 0,6 pada initial, 1,05 pada mid season, serta 0,9 pada late
season, tanaman paprika yang dipilih praktikan dapat memiliki panjang akar
sampai 130 cm dan tingginya dapat mencapai 0.9 m, sedangkan hari yang
dibutuhkan paprika untuk tumbuh kembang yaitu 17 hari untuk tahap
pertumbuhan awal, 40 hari untuk tahap vegetative, 33 hari untuk tahap refroduktif,
dan 15 hari untuk tahap akhir reproduktif.
Keterangan hasil kelompok praktikan, npm yang digunakan adalah npm
nurul dengan nilai tambah +99 dari data yang diberikan asisten praktikum
sehingga mengahasilkan nilai ETo terbesar yaitu terdapat pada bulan September
dengan nilai 4,05 mm/hari dan ETo terkecil terdapat pada bulan Mei yaitu sebesar
2,70 mm/hari. Total irigasi gross yang diperlukan tanaman paprika adalah 248.88
mm dan total net irigasi nya adalah 174.22 mm pada air irigasi yang tidak terdapat
di irigasi net adalah air yang terbuang entah dari pipa yang bocor atau yang
lainnya dengan curah hujan pertahunnya yaitu 2900,8 mm/tahun dan efektivitas
curah hujannya sebesar 1656,8 mm/tahun.
Aplikasi cropwat 8.0 telah menjadwal bahwa tanaman paprika yang dipilih
kelompok praktikan akan dipanen pada 15 Agustus 2018 jika ditanam pada 12
April 2018, hasil tersebut didapatkan berdasarkan data-data yang dimiliki
praktikan dengan nilai tambah curah hujan sebesar 99. Data irigasi yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tanaman paprika ini dapat dikatakan
bahwa paprika cukup membutuhkan banyak air karna pada umumnya tanaman
holtikultura membutuhkan 0.65 liter/det/ha.
Nama : Tania Rizki Fauziah
NPM : 240110160120

3.6 Pembahasan
Praktikum ketiga Teknik Irigasi dan Drainase ini membahas tentang
pembuatan system penjadwalan irigasi dengan aplikasi Cropwat. Perhitungan
pada aplikasi ini praktikan menggunakan metode Penman-Monteith, untuk
merencanakan dan mengatur irigasi. Tanaman yang dipilih untuk dianalisis sistem
kebutuhan airnya adalah tanaman paprika.
Stasiun klimatologi yang dipilih pada program Cropwat 8.0 adalah Stasiun
Lapan. Pemilihan stasiun ini disebabkan letak stasiun tersebut yang memiliki
jarak terdekat dari Kecamatan Jatinangor. Semakin dekat dengan stasiun
klimatologi maka hasil data yang didapat akan semakin akurat.
Hasil tab Eto atau Climate menunjukkan kelembaban tertinggi terjadi pada
bulan November dengan kelembaban sebesar 91% dengan suhu terendah 21.9oC.
Hal tersebut menggambarkan bahwa kelembaban akan mempengaruhi suhu pada
bulan tersebut. Semakin tinggi kelembaban maka suhunya akan semakin dingin.
Bulan Agustus kelembaban yang dimiliki sebesar 70% dimana suhu yang dicapai
sebesar 22.8oC. Kelembaban pada bulan Agustus menurun mungkin disebabkan
oleh musim kemarau yang kondisinya jarang sekali hujan.
Evapotranspirasi paling besar ditemukan pada bulan September yaitu
sebesar 4.05 mm/hari. Bulan tersebut nilai radiasi matahari termasuk yang paling
besar yaitu 20.6 MJ/m2/hari. Hal itu mungkin disebabkan oleh intensitas matahari
yang cukup tinggi yaitu 63%. Evapotranspirasi yang besar pasti akan
menyebabkan lahan menjadi kurang lembab. Hal itu ditunjukkan dengan nilai
kelembaban yang hanya mencapai 72%.
Data curah hujan yang diperoleh dari Stasiun Klimatologi Lapan
menunjukkan bahwa hujan tidak terus menerus sama besarnya. Bulan Agustus
curah hujan yang didapat merupakan hujan yang paling sedikit yaitu sebesar 43.2
mm. Hal itu menunjukkan pada bulan tersebut dibutuhkan air irigasi yang cukup
banyak untuk memenuhi kebutuhan air tanaman. Bulan Maret menunjukkan curah
hujan yang sangat tinggi yaitu 336.7 mm. Hasil tersebut menunjukkan pada lahan
pertanian mungkin sudah tidak dibutuhkan lagi air irigasi. Total curah hujan yang
didapat berdasarkan curah hujan per bulan adalah 1929.9 mm/tahun. Nilai tersebut
termasuk ke dalam iklim basah, dimana curah hujan ada sepanjang tahun.
Nama : Siti Fadhilah Nurul H
NPM : 240110160101

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah:
1. Aplikasi cropwat berguna untuk menghitung kebutuhan air tanaman dan
kebutuhan irigasi berdasarkan tanah, iklim dan data tanaman.
2. Semakin tinggi curah hujan, maka akan semakin tinggi pula grafik yang
akan tergambar pada data.
3. Data curah hujan milik Tania adalah data curah hujan tertinggi pada
kelompok 4.
4. Data curah hujan milik Nurul adalah data cura hujan terendah pada
kelompok 4.
5. Hari yang dibutuhkan paprika untuk berkembang selama 125 hari, sehingga
penanaman bisa dilakan 2-3 kali dalam satu tahun
6. Evapotranspirasi tanaman paling kecil pada bulan Januari dan terkecil pada
bulan Mei.
7. Tanaman paprika membutuhkan banyak air dilihat dari kebutuhan irigasi
dalam kurun waktu setahun sebesar 218,33.

4.2 Saran
Saran untuk praktikum kali ini adalah:
1. Sebaiknya melakukan pengisian baterai pada laptop sebelum praktikum
berlangsung sehingga tidak terjadi keresahan pada saat praktikum dimulai.
Nama: Marshal Ampermeo S
NPM: 240110160103

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini adalah:
1. CROPWAT merupakan perangkat lunak yang diluncurkan oleh FAO untuk
menghitung besarnya evapotranspirasi, kebutuhan air tanaman, jadwal
tanam dan lain-lain yang berhubungan dengan irigasi bagi tanaman.
2. Data perhitungan evapotranspirasi diperoleh hasil sebesar 3,18 mm/hari
dengan nilai tertinggi pada bulan September dan terendah pada bulan Maret.
3. Perhitungan data, diperoleh curah hujan efektif bagi tanaman paprika yaitu
sebesar 1663,8 mm.
4. Kebutuhan air tanaman berdasarkan perhitungan CROPWAT berbeda-beda
karena kebutuhan air tanaman dipengaruhi oleh nilai Kc.
5. Berdasarkan hasil perhitungan, pemberian air bagi tanaman paprika sudah
cukup efektif karena curah hujan yang terjadi tidak begitu besar dan air yang
diberikan juga cukup untuk memenuhi kebutuhan air tanaman.
6. Perangkat lunak CROPWAT memiliki beberapa kelemahan yaitu kurang
memerhatikan jenis tanah dan juga tidak memerhatikan perubahan iklim dan
perubahan cuaca.

4.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan untuk praktikum kali ini adalah:
1. Akan lebih baik lagi jika data yang dimasukkan merupakan data yang aktual
dan diuji oleh praktikan sendiri sehingga data hasil perhitungan dapat lebih
dipahami oleh praktikan.
Nama : Raden Naufal R
NPM : 240110160113

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah :
1. Aplikasi CROPWAT adalah aplikasi yang dibuat oleh FAO (Food and
Agriculturan Organization) untuk memudahkan perhitungan kebutuhan air
dan irigasi tanaman dengan data data iklim, tanaman, dan tanah.
2. Nilai evapotranspirasi dan energi radiasi yang didapatkan adalah 3,17
mm/hari dan 16 MJ/m2/hari.
3. Effesiensi curah hujan yang didapatkan adalah 1688,3 mm.
4. Tanggal panen diperkirakan akan jatuh pada tanggal 15 Agustus apabila
penanaman dilakukan pada tanggal 13 April.
5. Efektifitas hujan yang terjadi adalah 26,7%.
6. Total irigasi bersih (Net Irrigation) dan irigasi kotor (Gross Irrigation)
adalah 160,8 mm dan 229,7 mm.
7. Air yang digunakan oleh tanaman secara aktual dan potensial yaitu 323,8
mm dan 323,9 mm.
8. Rata – rata pengairan yang terjadi yaitu sekitar 0,22 liter/detik/hektar.

4.2 Saran
Saran pada praktikum kali ini adalah :
1. Praktikum seharusnya dilakukan tidak terlalu tergesa gesa agar praktikan
benar benar paham langkah langkah pengerjaan aplikasi CROPWAT dengan
benar.
Nama : Hapsah Zaqi Furqon
NPM : 240110160118

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah:
1. Cropwatt merupakan perangkat lunak yang dapat membantu tugas manusia
dalam menentukan kebutuhan air tanaman serta penjadwalan irigasi dan
pemanenan.
2. Data-data yang dibutuhkan oleh cropwatt bisa didapatkan dari stasiun curah
hujan terdekat dengan lahan pertanian tersebut serta internet.
3. Paprika cukup banyak membutuhkan air untuk tumbuh kembangnya.
4. Paprika membutuhkan 125 hari untuk sampai pada masa pemanenan jika
didasarkan pada data-data yang dimiliki praktikan.
5. Air irigasi yang terbuang adalah sebesar 74.66 mm.
6. Curah hujan pertahun yaitu 2900,8 mm/tahun dan effektivitas curah
hujannya sebesar 1656,8 mm/tahun.

4.2 Saran
Saran untuk praktikum kali ini adalah:
1. Pembulatan pada saat pengisian data dilakukan dengan cermat.
2. Akan lebih baik jika semua praktikan membawa laptopnya masing-masing
agar lebih memahami langkah-langkah praktikum dengan sangat jelas.
Nama : Tania Rizki Fauziah
NPM : 240110160120

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari praktikum kali ini adalah:
1. Semakin tinggi kelembaban udara, maka suhu akan semakin rendah.
2. Semakin tinggi evapotranspirasi maka kelembaban akan semakin berkurang
dan suhu akan naik.
3. Semakin tinggi radiasi matahari maka evapotranspirasi akan semakin tinggi.
4. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Maret dan curah hujan terendah
terjadi pada bulan Agustus.
5. Kelembaban tertinggi terjadi pada bulan November yaitu 91% dan
kelembaban terendah terjadi pada bulan Agustus yaitu 70%.

5.2 Saran
Saran pada praktikum kali ini adalah:
1. Pengisian data harus langsung disimpan agar tidak hilang.
2. Untuk menyimpan data yang baru dikoreksi sebaiknya memilih option
replace agar data tidak double.
3. Dalam menuliskan data sebaiknya angka yang lebih dari 3 digit dibulatkan
terlebih dahulu.
Nama : Hapsah Zaqi Furqon
NPM : 240110160118

DAFTAR PUSTAKA

Kurnia, Undang. 2004. Prospek Pengairan Pertanian Tanaman Semusim


Lahan Kering. Bogor: Balai Penelitian Tanah.

Manggandari, Dyah dkk. 2014. Laporan Praktikum Teknik Irigasi Dan Drainase
Analisis Kebutuhan Air Tanaman Pisang Berdasarkan Data Bmkg 10 Tahun
Kawasan Halim Perdana Kusuma Dengan Menggunakan Program Cropwat
Versi 8.0. Bogor: Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas
Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Nadjamuddin, Dedy Febrianto. 2014. Rencana Penjadwalan Pembagian Air


Irigasi Daerah Irigasi Paguyaman Kanan Kabupaten Boalemo Provinsi
Gorontalo. Malang: Program Studi Magister Sumber Daya Air, Teknik
Pengairan, Universitas Brawijaya.

Arlina Design. 2015. Curah Hujan : Pengertian, Proses Terjadinya, Pengukuran.


Terdapat pada: http://www.ilmudasar.com/2017/07/Pengertian-Pengukuran-
dan-Proses-Terjadinya-Curah-Hujan-adalah.html (Diakses pada 12 April
2018 pukul 22.04 WIB).

FAO. 2018. CropWat. Terdapat pada: http://www.fao.org/land-water/databases-


and-software/cropwat/en/ (Diakses pada 12 April 2018 pukul 22.44 WIB).

Idbiodiversitas. 2015. Dasar Teori Kadar Air Tanah pada Kapasitas Lapang.
Terdapat pada: http://www.idbiodiversitas.com/2017/05/dasar-teori-kadar-
air-tanah-pada.html (Diakses pada 13 April 2018 pukul 08.17 WIB).
Nama : Raden Naufal Rizki R
NPM : 240110160113

LAMPIRAN

Gambar 1. Curah Hujan dan Effesiensi Hujan


(Sumber: Siti Fadhilah N, 2018)

Gambar 2. Curah Hujan dan Effesiensi Hujan


(Sumber: Marshal Amperrmeo S, 2018)
Gambar 3. Curah Hujan dan Effesiensi Hujan
(Sumber: Raden Naufal R, 2018)

Gambar 4. Curah Hujan dan Effesiensi Hujan


(Sumber: Hapsah Zaqi F, 2018)
Gambar 5. Curah Hujan dan Effesiensi Hujan
(Sumber: Tania Rizki F, 2018)

Anda mungkin juga menyukai