Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Autoklaf
Autoklaf adalah suatu bejana yang dapat ditutup, yang diisi dengan uap
panas dengan tekanan tinggi. Suhu didalamnya dapat mencapai 1150C hingga
1250C dan tekanan uapnya mencapai 2-4 atm. Alat tersebut merupakan ruang uap
berdinding rangkap yang diisi dengan uap jenuh bebas udara dan dipertahankan
pada suhu serta tekanan yang ditentukan selama periode waktu yang dikehendaki.
Waktu yang diperlukan untuk sterilisasi tergantung pada sifat bahan yang
disterilkan, tipe wadah dan volume bahan. Kondisi yang baik digunakan untuk
sterilisasi adalah pada 15 Psi dan temperatur 1210C selama 15 menit. Agar
penggunaan autoklaf efektif, uap harus dapat menembus setiap alat yang
disterilkan. oleh karena itu, autoklaf tidak boleh terlalu penuh, agar uap air benar-
benar menembus semua area dan tersalurkan secara merata pada setiap sisinya.
2.1.1. Prinsip Kerja Autoklaf
Pada prinsipnya, sterilisasi autoklaf menggunakan panas dan tekanan dari
uap air. Biasanya untuk mensterilkan media menggunakan temperatur 1210C
dengan tekanan 2 bar selama 15 menit. Alasan mengapa digunakan temperatur
1210C karena pada saat itu menunjukkan tekanan 2 bar yang akan membantu
membunuh mikroorganisme dalam suatu benda. Tekanan pada atmosfer di keting-
gian di permukaan laut air mendidih pada temperatur 1000C, sedangkan autoklaf
yang diletakkan pada ketinggian yang sama, menggunakan tekanan 2 bar maka air
akan mendidih pada temperatur 1210C.Pada saat sumber panas dinyalakan, air yang
ada didalam autoklaf lama kelamaan akan mendidih dan uap air yang terbentuk
akan mendesak udara yang mengisi autoklaf secara keseluruhannya.
Setelah semua udara dalam autoklaf diganti dengan uap air, katup uap
ditutup sehingga tekanan udara dalam autoklaf naik. Pada saat tercapai tekanan dan
temperatur yang sesuai, maka proses strerilisasi dimulai dan timer mulai
menghitung waktu mundur. Proses sterilisasi selesai, sumber panas dimatikan dan
tekanan dibiarkan turun perlahan hingga tercapai tekanan normal pada sesaat akan
vacum buka perlahan penutup autoklaf karena dikhawatirkan akan ada hentakan,
3
4
peralatan (sterilisator uap yang harus dipelihara dengan cermat agar tetap berfungsi
dengan baik), membutuhkan ketaatan waktu, suhu dan tekanan secara teliti, dan
sukar menghasikan paket kering kerena gangguan prosedur sering terjadi. Siklus
sterilisasi yang berulang-ulang dapat menyebabkan bopeng dan mengumpulan sisi
instrument yang tajam. Bahan-bahan plastik tidak tahan suhu tinggi
Autoklaf terbukti lebih ekonomis dan efektif digunakan dalam proses
sterilisasi, terdapat beberapa bahan yang tidak dapat disterilisasi menggunakan
autoklaf. Bakteri yang ada akan dibunuh secara paksa oleh pemanasan. Berikut ini
beberapa bahan yang digolongkan dalam bahan yang dapat dan tidak disterilisasi
menggunakan autoklaf. Bahan yang dapat disterilisasi menggunakan autoklaf,
media kultur dan lauran stok untuk agen infeksius, kuktur dari suatu penyakit
tertentu dan peralatan yang digunakan dalam prosesnya, peralatan padatan berupa
kaca, limbah dari organisme hidup dan alat untuk proses sterilisasi.
Bahan yang tidak dapat disterilisasi dengan menggunakan autoklaf,
material yang mengandung zat tertentu, zat volatil, senyawa terklorinasi, senyawa
kimia yang bersifat korosif, material yang terkontaminasi dengan agen kemoterapi,
senyawa radioaktif, Plastik. Hal yang mempengaruhi waktu sterilisasi menggu-
nakan autoklaf, tujuan penggunakan autoklaf untuk sterilisasi atau dekontaminasi,
pesyaratan manufakturing pada peralatan, defia atau bahan yang akan disterilisasi
menggunakan autoklaf, bentuk bahan yang disterilisasi, volume cairan yang
disterilisasi, bentuk dan ukuran peralatan atau bahan yang disterilisiasi, konduktor
termal yang terdapat pada bahan atau alat, viskositas dari cairan, densitas dari
cairan, posisi kontak antara bahan atau peralatan yang disterilisasi dengan autoklaf.
2.1.6. Cara Penggunaan Autoklaf
Autoklaf dilakukan pengecekan jumlah air yang dimasukkan kedalam
autoklaf sehingga memenuhi jumlah air yang telah ditentukan yang dapat dilihat
melaui tanda batas pada bagian dalam autoklaf. Air yang digunakan merupakan air
hasil destilasi, untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat yang dapat merusak
autoklaf. Peralatan dan bahan yang akan disterilisasi dimasukkan terlebih
dahuludibungkus menggunakan kertas perkamen atau bahan yang dapat ditembus
uap, dan kemudian dimasukkan ke dalam autoklaf menggunakan keranjang sebagai
8
wadah. Autoklaf ditutup dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak
ada uap yang keluar dari bibir autoklaf. Klep pengaman jangan dikencangkan
terlebih dahulu. Autoklaf dinyalakan, dilakukan pengaturan waktu sesuai alat.
Autoklaf ditunggu sampai air mendidih sehingga uapnya memenuhi
kompartemen autoklaf dan terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian klep
pengaman ditutup dan tunggu sampai selesai. Penghitungan waktu 15 menit dimulai
sejak tekanan mencapai 2 atm. Sterilisasi panas basah ini terbukti mampu
menghilangkan residu antibiotik pada susu sapi, terutama pada residu antibiotik
streptomisin dan antibiotik tetrasiklin. Hal ini efektif karena pada sterilisasi panas
basah menggunakan tekanan 1 atm kedap udara, sehingga terjadi koagulasi protein
bakteri. Sterilisasi panas basah dapat juga sering digunakan untuk mensterilkan
media pertumbuhan atau kultur bakteri sebelum digunakan pengujian mikrobiologi.
Autoklaf merupakan instrumen penting untuk mencegah infeksi
berbahaya bahan. Hal ini baik menguntungkan dan juga berbahaya jika pengguna
tidak tahu bagaimana mencegah kerusakan yang mungkin terjadi. Instrumen ini
dapat menyebabkan luka bakar yang serius karena uap panas tidak ditoleransi oleh
tubuh manusia. Untuk mencegah cedera yang dapat disebabkan oleh autoklaf Anda
harus mengikuti langkah-langkah. Autoklaf dibersihkan dan pastikan bahwa tidak
ada item bentuk aktivitas sebelumnnya yang tertinggal di dalam, sebelum
mengaktifkan mesin, anda harus membersihkan saringan. Mesin diaktikan seperti
instruksi dari pabriknya karena autoclave berbeda biasanya memiliki prosedur
aktivasi yang berbeda tergantung pada tipe dan jenis yang digunakan.
Glassware harus ditempatkan pada plastik atau rak untuk mencegah kontak
langsung dengan bagian bawah mesin. Pastikan bahwa plastik yang digunakan
tahan panas. Autoklaf ditutup dengan sangat rapat ketika siap untuk menjalankan
mesin, kendurkan sekrup cairan sebelum Anda memulai proses autoklaf. Periksa
status autoklaf sebelum membukanya. Pastikan bahwa autoklaf telah dimatikan,
Perlahan-lahan membuka tutup karena mungkin uap keluar dan melukai. Perawatan
autoklaf, Pastikan listrik selalu stabil agar arus yang masuk pada alat konstan dan
tidak terjadi lonjakan arus sewaktu waktu. Air yang digunakan selalu minimal
aquadest agar tidak ada mineral yang sebagai pengotor yang akan merusak
9
autoklaf. Proses pengurasan air harus selalu dilakukan pada chamber autoclave,
apabila autoklaf telah selesai digunakan, maka air aquadest yang ada di dalam
autoklaf sebaiknya dibersihkan atau dikuras bagian dalamnya menggunakan lap
kering, pastikan air dalam chamber selalu cukup, selalu kalibrasi autoklaf, dan
simpan autoklaf pada tempat yang kering dan bersih dan jauh dari jangkauan.
2.1.7. Cara Kalibrasi Autoklaf
Jika melakukan sterilisasi dengan banyak bahan sampai panci penuh,
maka menggunakan autotape indikator pada bagian bawah, tengah dan atas.
Dengan menempatkan beberapa sensor suhu kalibrator pada sejumlah titik di dalam
autoclave yang telah ditentukan berdasarkan dimensi autoclave, dikondisikan
dengan suhu dan waktu yang ditentukan dan dipantau menggunakan validator.
Proses Heat penetration test sama dengan uji pemerataan tetapi ditambahkan
material yang disterilkan dan dibuktikan dengan menggunakan bioindikator.
Perubahan yang bisa terlihat sesudah proses sterilisasi, pada kontrol positif akan
menunjukkan warna kuning keruh setelah dilakukan proses pemanasan.
Penggunakan bioindikator untuk mendeteksi bahwa autoklaf bekerja
dengan sempurna dapat digunakan mikroba penguji yang bersifat termofilik dan
memiliki endospora yaitu bacillus stearothermophillus. BioIndikator berbentuk
ampul yang mengandung nutrient broth, gula, indikator pH dan spora organisme
apatogenik geobacillus stearothermophilus ATCC 7953. Resistensi thermalnya
adalah spora tersebut semuanya mati apabila dipanaskan dalam uap yang
dimampatkan suhu 1210C, 1 atm selama 15 menit. Pada suhu yang lebih rendah
atau pada waktu yang lebih pendek, spora-spora itu masih dapat bertahan hidup,
setidaknya sebagian dan sebagiannya lagi akan mati dan membusuk.
Ampul ampul tersebut ditempatkan di dalam autoclave. Keberhasilan
proses sterilisasi diperiksa dengan menginkubasi ampul ampul yang telah di
autoclave tersebut. Tidak adanya pertumbuhan G. Strearothermophilus
menunjukkan proses sterilisasi yang memadai. Sebaliknya , adanya pertumbuhan
menunjukkan sterilisai yang kurang memadai dan kurang efektifnya sterilisasi.
Autoklaf akan mempercepat proses karena waktu yang dibutuhkan proses sterilisasi
lebih singkat karena ada bantuan panas dan uap, sehingga panas cepat tercapai.
10
khusus penting untuk pertumbuhan. Air pada organisme berfungsi untuk membantu
fungsi-fungsi metabolik dan pertumbuhannya. Untuk mikroorganisme, semua
nutrient harus dalam bentuk larutan sebelum dapat memasuki selnya.
Sejumlah besar mineral dibutuhkan untuk fungsi enzim. Ion magnesium
(Mg2+) dan ion ferrum (Fe2+) juga ditemukan pada turunan porfirin yaitu
magnesium dalam molekul klorofil, dan besi sebagai bagian dari koenzim sitokrom
dan peroksidase. Mg2+ dan K+ keduanya sangat penting untuk fungsi dan kesatuan
ribosom. Ca2+ dibutuhkan sebagai komponen dinding sel gram positif, meskipun
ion tersebut bebas untuk bakteri gram negatif. Banyak dari organisme laut
membutuhkan Na+ untuk pertumbuhannya. Dalam memformulasikan medium
untuk pembiakan kebanyakan mikroorganisme, sangatlah penting untuk
menyediakan sumber loga potassium, magnesium, kalsium, dan besi.
Nitrogen merupakan komponen utama protein dan asam nukleat sebagai
unsur penyusunnya, yaitu sebesar lebih kurang 10 persen dari berat kering sel
bakteri. Nitrogen mungkin disuplai dalam bentuk yang berbeda, dan
mikroorganisme beragam kemampuannya untuk mengasimilasi nitrogen. Hasil
akhir dari seluruh jenis asimilasi nitrogen adalah bentuk paling tereduksi yaitu ion
ammonium (NH4+). Banyak mikroorganisme memiliki kemampuan untuk
mengasimilasi nitrat (NO3) dan nitrit (NO2) secara reduksi dengan mengubahnya
menjadi amoniak (NH3). Jalur asimilasi ini berbeda dengan jalur dissimilasi nitrat
dan nitrit. Jalur dissimilasi digunakan oleh organisme yang menggunakan ion ini
sebagai elektron penerima terminal dalam respirasi, proses ini dikenal sebagai
denitrifikasi, dan hasilnya adalah gas nitrogen (N2), yang dikeluarkan ke atmosfer .
Kemampuan untuk mengasimilasi N2 secara reduksi melalui NH3, yang
disebut fiksasi nitrogen, adalah sifat untuk prokariota, dan relatif sedikit bakteri
yang memiliki kemampuan metabolisme ini. Proses tersebut membutuhkan
sejumlah besar energi metabolik dan tidak dapat aktif dengan adanya oksigen.
Kemampuan fiksasi nitrogen pada beragam bakteri yang berevolusi sangat berbeda
dalam strategi biokimia untuk melindungi enzim fixing-nitrogen nya dari
oksigen.Kebanyakan mikroorganisme dapat menggunakan NH4+ sebagai sumber
nitrogen utama, dan banyak organisme memiliki kemampuan untuk mengurainya