TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
kebutuhan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan oleh jaringan (Smeltzert &
Bare, 2013).
2. Etiologi
gizi, kekurangan kalsium dan kalium, induksi obat, 8 idiopatik. Juga dapat
1
a) Disfungsi diastolik dapat disebabkan iskemik koroner, infark miokard,
B. Patofisiologi
curah jantung normal. Konsep curah jantung yang baik dijelaskan dengan
fungsi frekuensi jantung (HR : Heart Rate) X volume sekuncup (SV : Stroke
Volume). Frekuensi jantung adalah fungsi sistem saraf otonom. Bila curah
dan kekakuan serabut otot jantung, volume sekuncup berkurang dan curah
yang dipompa pada setiap kontraksi tergantung pada tiga faktor; preload;
pada jantung yang menyatakan bahwa jumlah darah yang mengisi jantung
kontraktilitas yang terjadi pada tingkat sel dan berhubungan dengan perubahan
2
panjang serabut jantung dan kadar kalsium. Afterload mengacu pada besarnya
Suddarth, 2013).
dan oksigenasi organ vital. Hal ini termasuk peningkatan simpatik, aktivasi
Renin Angiotensin Aldosteron System (RAAS), natrium dan retensi air dan
(Dipiro, 2015).
C. Manifestasi Klinik
berikut :
a) Sesak nafas saat beraktifitas muncul pada sebagian besar pasien, awalnya
3
b) Ortopnea, pasien menopang diri dengan sejumlah bantal untuk tidur. Hal
memiliki PND.
d) Batuk kering dapat terjadi, terutama pada malam hari. Pasien mendapatkan
kesalahan terapi untuk asma, bronkitis atau batuk yang diinduksi ACEi.
e) Kelelahan dan kelemahan mungkin jelas terlihat, tetapi umum pada kondisi
yang lain.
D. Pemeriksaan penunjang
pergerakan dinding.
4
d) Kateterisasi jantung : Tekanan abnormal merupakan indikasi dan
membantu membedakan gagal jantung sisi kanan verus sisi kiri, dan
stenosis katup atau insufisiensi, Juga mengkaji potensi arteri koroner. Zat
E. Komplikasi
Komplikasi Congestive Heart Failure (CHF) antara lain:
dalam atau deep venous thrombosis dan emboli paru atau EP) dan emboli
sistemik tinggi, terutama pada Congestive Heart Failure (CHF) berat. Bisa
warfarin).
F. Penatalaksanaan
bahan farmakologis.
5
c) Menghilangkan penimbunan cairan tubuh berlebihan dengan terapi
G. Terapi farmakologi
b) Antagonis aldosteron
c) Glikosida digitalis
volume distribusi.
e) Inhibitor ACE
Inhibitor ini juga menurunkan retensi vaskuler vena dan tekanan darah yg
7
I. Pathway
B. Konsep Asuhan Keperawatan pada Congestive Heart Failure (CHF)
A. Fokus Pengkajian
a) Pengkajian Primer
a. Airways
b. Breathing
3) Ronchi, krekles
c. Circulation
2) Takikardi
3) TD meningkat / menurun
4) Edema
5) Gelisah
6) Akral dingin
b) Pengkajian Sekunder
a. Riwayat Keperawatan:
1) Keluhan
tertentu.
emeriksaan Fisik
rales, wheezing)
refluks
sekuncup
hipertensi pulmonal
C. Fokus Intervensi Keperawatan
14
1 Penurunan curah jantung b/d NOC: NIC :
darah
15
9. Monitor respon pasien terhadap efek
pengobatan antiaritmia
darah
dan bandingkan
5. Monitor TD, nadi, RR, sebelum,
pernapasan
abnormal
kelembaban kulit
peningkatan sistolik)
1. Respiratory status:
Ventilation
1. Posisikan pasien untuk
Definisi : Pertukaran udara
2. Respiratory status : Airway
memaksimalkan ventilasi
inspirasi dan/atau ekspirasi tidak
patency
2. Pasang mayo bila perlu
adekuat
3. Vital sign Status
3. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Faktor yang berhubungan :
terhadap oksigenasi
efektif
PCWP
Berat badan meningkat pada 3. Terbebas dari distensi vena
5. Monitor vital sign
waktu yang singkat jugularis, reflek hepatojugular (+)
Asupan berlebihan dibanding 4. Memelihara tekanan vena sentral, 6. Monitor indikasi retensi / kelebihan
Tekanan darah berubah, tekanan jantung dan vital sign dalam batas distensi vena leher, asites)
infasif
penambahan BB
9. Monitor tanda dan gejala dari
udema
D. Implementasi
E. Evaluasi
yang digunakan mencakup dua bagian yaitu evalusi formatif yang disebut
juga evaluasi proses dan evaluasi jangka pendek adalah evaluasi yang
keperawatan prioritas.
21
BAB III
LAPORAN KASUS
Nama : Tn.A
Umur : 36 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Alamat : Konut
b) Identits penanggung jawab
Nama : Ny. S
Umur : 38 tahun
Pendidikan : S1
Pekerjan : PNS
Alamat : Konut
B. Riwayat Keperawatan (Nursing History)
a. Keluhan utama
muncul
RSUD Bahteramas
sebelumnya
g. BB sebelum sakit : 78 kg
36
38
Keterangan :
: perempuan : menikah
C. Pemeriksan Fisik
1. Keadaan umum
3. Tanda-tanda vital
RR : 32 x/ menit
O
(kusmaul) S : 36,5 C
(axial)
SpO2 : 90 %
4. Kepala dan leher
a. Kepala
b. Penglihatan
c. Pendengaran
pendengaran normal
d. Hidung
Bentuk simetris, tidak ada secret, tidak ada sinusitis, tidak ada
Bibir lembab, gigi ada yang tanggal, tidak ada stomatitis, tidak ada
tonsillitis.
f. Leher
5. Pernafasan (breathing)
a. Inspeksi
b. Palpasi
Udara : sonor
d. Auskultasi
6. Kardiovaskuler (bleding)
a. Inspeksi
b. Palpasi
c. Perkusi
d. Auskultasi
BJ 1 dan BJ 2 abnormal
a. Inspeksi
pembuluh kapiler
b. Auskultasi
c. Perkusi
Tympani
d. Palpasi
8. Ekstremitas
a. Ekstremitas atas
Tidak ada nyeri otot, tidak ada deformitas, tidak ada fraktur,
b. Ekstremitas bawah
c. Kulit
Bersih, warna kulit sawo matang, akral dingin, turgor kulit baik.
9. Genitalia
1. Nutrisi
a. Sebelum dirawat
Pasien tidak nafsu makan, makan habis ¼ porsi dengan diit jantung
2. Eliminasi
BAB
a. Sebelum dirawat
b. Setelah dirawat
a. Sebelum dirwat
bercampur darah.
b. Setelah dirawat
a. Sebelum dirawat
b. Setelah dirawat
5. Personal higyene
F. Kegiatan Keagamaan
Pasien biasa sholat 5 waktu dan berzikir. Setelah sakit pasien berzikir
a. Foto Thorax
- Tulang-tulang intak
b. EKG
I. Pemeriksaan Laboratorium
HB 8,0 (g/dL)
Na 140,7 mmol/L
K 4,21 mmol/L
CL 106,0 mmol/ L
J. Obat
30
K. Analisa Data
jam
1 26-6-2018 Ds : pasien mengeluh mudah lelah Penurunan curah Respon fisiologis
efektif pernafasan
09.00 Do : nafas cuping hidung, terdapat otor bantu pernafasan,
S : 36,5 O C, SpO2 : 90 %
3 26-1-2018 Ds : pasien mengeluh nyeri dada Nyeri akut Agen cedera
biologis
09.00 P : CHF, Q : seperti di tindis beban berat, R : dada kiri
M. Intervensi
intensitas,lokasi, durasi)
3. Vital Sign Status
2. Catat adanya disritmia jantung
Kriteria Hasil:
3. Catat adanya tanda dan gejala penurunan
1. Tanda Vital dalam rentang normal (Tekanan
cardiac putput
darah, Nadi, respirasi)
4. Monitor status kardiovaskuler
2. Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada
5. Monitor status pernafasan yang menandakan
kelelahan
gagal jantung
3. Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada
asites 6. Monitor abdomen sebagai indicator
penurunan perfusi
4. Tidak ada penurunan kesadaran
7. Monitor balance cairan
pengobatan antiaritmia
menghindari kelelahan
dan ortopneu
bandingkan
5. Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan
setelah aktivitas
pulsus alterans
abnormal
sistolik)
1. Monitor TD,suhu,RR
2. Identifikasi penyebab
Sign
4. Klien dapat menggunakan teknik non 3. Kendalikan faktor lingkungan yang dapat
menangis
Pemberian analgesik
3. Ekspresi wajah klien tidak menunjukkan
1. Cek adanya riwayat alergi obat.
nyeri
2. Cek perintah pengobatan meliputi obat,
4. Klien tidak gelisah
dosis, dan frekuensi
Monitor tanda-tanda vital
Dx Jam
1 26-6-2018 NIC : 14.00 S : pasien mengatakan mudah kelelahan
gagal jantung
penurunan perfusi
menghindari kelelahan
dan ortopneu
berdiri
bandingkan
setelah aktivitas
6. Monitor kualitas dari nadi
alterans
8. Monitor jumlah dan irama jantung dan
abnormal
sistolik)
sign
2 26-6-2018 Airway Management 14.00 S : pasien mengatakan masih sesak
09.00 1. Pertahankan bukaan jalan nafas O : ku lemah, GCS E4V5M6, terdapat otot
bantu nafas
2. Beri posisi head up 30-40 derajat untuk
TD : 154/ 70 mmHg
3. Memaksimalkan Ventilasi.
HR : 98 x/ menit
4. Keluarkan secret dengan suction
RR : 32 x/ menit
P :lanjutkan intervensi
Vital Sign Monitoring
1. Monitor TD,suhu,RR
2. Identifikasi penyebab
Sign
Pemberian analgesik
gagal jantung
penurunan perfusi
pengobatan antiaritmia
menghindari kelelahan
dan ortopneu
berdiri
4. Auskultasi TD pada kedua lengan dan
bandingkan
setelah aktivitas
alterans
abnormal
sign
2 27-6-2018 Airway Management 14.00 S : pasien mengatakan sesak berkurang
bantu pernafasan
2. Beri posisi head up 30-40 derajat untuk
TD : 135/ 90 mmHg
3. Memaksimalkan Ventilasi.
HR :81 x/ menit
4. Keluarkan secret dengan suction
RR : 28 x/ menit
O
Oxygen Therapy S : 36,5 C
SpO2 : 99%
1. Pertahankan jalan nafas yang paten
A :pola nafas tidak efektif
2. Monitor aliran Oksigen
P :lanjutkan intervensi
3. Monitor adanya tanda-tanda hypoventilasi
1. Monitor TD,suhu,RR
2. Identifikasi penyebab
Sign
3 27-6-2018 Manajemen Nyeri 14.00 S: pasien mengetakan masih nyeri dada skala
RR : 28 x/ menit
2. Observasi adanya petunjuk nonverbal
O
S : 36,5 C
mengenai ketidaknyamanan
SpO2 : 99 %
3. Kendalikan faktor lingkungan yang dapat
A: nyeri akut
mempengaruhi respon pasien terhadap
Pemberian analgesik
gagal jantung
penurunan perfusi
pengobatan antiaritmia
10. Atur periode latihan dan istirahat untuk
menghindari kelelahan
dan ortopneu
berdiri
bandingkan
setelah aktivitas
alterans
sistolik)
SpO2 : 99 %
Oxygen Therapy
A :pola nafas tidak efektif
1. Pertahankan jalan nafas yang paten
P :lanjutkan intervensi
2. Monitor aliran Oksigen
1. Monitor TD,suhu,RR
2. Identifikasi penyebab
dari perubahan Vital
Sign
PEMBAHASAN
keperawatan pada Tn. A dengan kasus Congestive Heart Failure (CHF) yang
dilaksanakan selama 3 hari mulai 26 Juni 2018 sampai 28 Juni 2018 di ruang
(CHF) sesuai fase dalam proses asuhan keperawatan yaitu meliputi: pengkajian,
A. Pengkajian
dari pasien yang akurat sehingga akan di ketahui masalah yang ada pada
Pada tinjauan teori pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) secara
hasil pengkajian sesuai dengan tinjauan teori. Pada tahap pengkajian penulis
cukup kooperatif.
B. Diagnosa Keperawatan
51
Dignosa keperawatan adalah proses menganalisis subjektif dan objektif
berfikir kompleks tentang data yang dikumpulkan dari pasien, keluarga, rekam
(CHF) dapat ditetapkan dua diagnosa prioritas yaitu “penurunan curah jantung
52
dan pola nafas tidak efektif”. Menurut NANDA 2014-2015 penurunan curah
jantung ketidak adekuatan darah yang dipompa oleh jantung untuk memenuhi
tingkat sel dan berhubungan dengan perubahan panjang serabut jantung dan
diagnosa penulis mendapatkan data pada pasien Tn.A pasien mengatakan jika
C. Intervensi Keperawatan
Pada tahap intervensi di tetapkan tujuan dan kriteria hasil yang akan
D. Implementasi Keperawatan
dan kolaboratif.
E. Evaluasi Keperawatan
kuantitas dan kualitas yang diberikan. Evaluasi pada aktivitas terus menerus
Evaluasi adalah salah satu cara menilai apakah asuhan keperwatan yang
diberikan telah tercapai sesuai kriteria hasil yang telah ditetapkan pada
intervensi keperawatan.
“penurunan curah jantung dan pola nafas tidak efektif” tidak semua masalah
teratasi. Hal ini disebabkan penanganan kasus yang membutuhkan waktu yang
lama dan tindakan kolaborasi dengan tenaga ahli lainnya sedangkan waktu
pelaksanaan asuhan keperawatan pada Tn.A hanya berlangsung tiga hari saja.
BAB V
A. Simpulan
disimpulkan bahwa:
Saat pengkajian ditemukan kesadaran pasien komposmentis. Hasil
%.. Hasil pemeriksaan laboratoriumn GDS 119 mg/dl, Ureum 73 mg/ dl,
Creatinin 0,7 mg/dl, Asam urat 10,6 mg/dl, HB 8,0 (g/dL), leukosit 20,10
jantung dan pola nafas tidak efektif b.d penurunan volume paru.
III.
sebelumnya.
1. Pelayanan Kesehatan
Failure (CHF).
2. Profesi keperawatan
3. Masyarakat
RS.
4. Peneliti Selanjutnya
Alldredge, B.K., Corelli, R.L., Ernst, M.E., Guglielmo, B.J., Jacobson, P.A.,
The Clinical Use of Drugs, 10th ed., Lippincott Williams & Wilkins,
http://arekkardiounair.blogspot.com/2018_06_27_archive.html
Medika
Dipiro J.T., Wells B.G., Schwinghammer T.L. and DiPiro C. V., 2015,
Companies, Inggris.
Salemba Medika.
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius.
Smeltzer & Bare. 2013. Buku Ajar Medikal Bedah Bruner & Suddarth edisi 8.
Jakarta: EGC.
Yancy. CW. 2013. Guideline for The Management of Heart Failure. American
Heart Association.
Wijaya, Andra S,. & Yessie M. 2013. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta:
Nuha Medika.