Laporan Jurnal
Laporan Jurnal
RESUME JURNAL
KELOMPOK 1
PURWOKERTO
2016
BAB. I
PENDAHULUAN
Spiritualitas merupakan bagian inti dari individu (core of individuals) yang tidak
terlihat (unseen, invisible) yang berkontribusi terhadap keunikan dan menyatu dengan
nilai-nilai transendental (suatu kekuatan yang maha tinggi/high power dan
Tuhan/God) yang memberikan makna, tujuan dan keterhubungan. Kebutuhan
spiritual merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh setiap manusia. Setiap
faktor diperlukan untuk membangun dan mempertahankan hubungan dinamis pribadi
seseorang dengan Tuhan atau sebagimana didefenisikan oleh individu itu dan keluar
dari hubungan itu untuk mengalami pengampunan, cinta, harapan, kepercayaan,
makna dan tujuan dalam hidup. Kebutuhan spiritual tidak murni terkait dengan agama
atau kepercayan terhadap Tuhan tetapi filosofi semantik terhadap kehidupan atau
mencari makna dan tujuan (Kalat, 2007).
1.2 TUJUAN
D. Metode
Kekurangan :
Hasil uji statistik pada tabel 3 menunjukkan tidak ada perbedaan yang
bermakna rerata tingkat depresi, kecemasan, dan stres sebelum intervensi
pada kelompok kontrol.
Hasil uji statistik pada tabel 4 dapat diartikan ada perbedaan yang bermakna
rerata tingkat depresi, kecemasan, dan stres sebelum intervensi pada
kelompok intervensi yang ditampilkan didapatkan nilai p<0.05.
Hasil uji statistik pada tabel 7 menunjukkan ada perbedaan yang bermakna
selisih rerata tingkat depresi, kecemasan, dan stres sesudah intervensi pada
kelompok control dan kelompok intervensi didapatkan nilai p<0.05.
B. Tujuan Penelitan
Tujuan penelitian ini untuk mngetahui hubungan antara pemenuhan spiritual
dan PNS pensiun kecemasan di sleman.
C. Hasil
Dalam relasi praktek, klien bisa saja memiliki pemahaman spiritualnya tersendiri
sebagai bagian dari masalah mereka. Sebaliknya, spiritualitas juga dapat menjadi
peluang penyelesaian masalah, sebab spiritual adalah salah satu komponen utama
kebutuhan manusia. Hampir semua orang berhubungan secara intense dengan
isu-isu spiritualitas dalam kehidupannya. Meskipun dengan cara dan jalan yang
berbeda. Setiap manusia jelas membutuhkan sandaran spiritual untuk menjalani
kehidupan yang lebih tegar, bermakna, dan memiliki tujuan. Oleh karena itu,
perlu kajian secara mendalam. Jika dikaji lebih mendalam baik dari aspek teologi
(doktrin) maupun aspek praktik keagamaan, terdapat banyak dimensi
spiritual/religiusitas yang terkait erat dengan praktek pekerjaan sebagai profesi
pertolongan. Beberapa ritual keagamaan mengandung nilai-nilai pertolongan
atau dukungan bahkan elemen pemberdayaan (empowerment). Dari sisi praktek
klinis, setiap orang memiliki kebutuhan akan transendensi yakni mengalami dan
merasakan adanya kekuatan yang lebih besar diluar diri individu termasuk
seluruh eksistensi material maupun non-material yang disadari keberadaanya,
kekuatan inilah yang kemudian dijadikan sebagai sandaran atau tempat kembali
ditengah kepenatan, kegelisahan, penderitaan dan ketidakpastian dan kelemahan
yang sedang dialami (Canda & Furman, 2010).
Ahmad Al-Khadi, direktur utama Islamic Medicine Institute for Education and
Research di Florida, Amerika Serikat dalam konferensi tahunan ke XVII Ikatan
Dokter Amerika, wilayah missuori Amerika Serikat mempresentasikan hasil
penelitianya dengan tema pengaruh Al-Quran pada fisiologi dan psikologi
manusia. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa terapi yang bersifat
religius seperti mendengarkan ayat suci Al-Quran memiliki pengaruh yang
signifikan dalam menurunkan ketegangan urat saraf reflektif dan kecemasan.
Hasil penelitian ini didukung positif secara kuantitatif dan kualitatif oleh sebuah
alat berbasis komputer. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa terapi spiritual
memiliki peranan penting dalam membantu mempercepat pemulihan klien, salah
satu dari bentuk terapi spiritual yaitu terapi pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an
atau disebut juga terapi murattal.(Remolda, 2009 dalam Faradisi, 2012).
Klien dengan kondisi hamil memiliki tingkat kecemasan yang cukup tinggi
disebabkan oleh terjadinya beberapa perubahan pada dirinya. Kecemasan yang
muncul tersebut dapat muncul akibat dari faktor fisik, kecukupan keuangan
perubahan hormon, faktor psikososial ataupun juga bisa dari informasi
pengalaman persalinan yang menakutkan. Jurnal pembanding 3 yang berjudul
“Pengaruh Pelatihan Relaksasi Dengan Dzikir Untuk Mengatasi Kecemasan Ibu
Hamil Pertama” telah membuktikan bahwa kecemasan yang dialami oleh ibu
hamil pertama dapat diatasi dengan terapi spiritual dalam bentuk relaksasi
dengan dzikir. Retnowati & Maimunah (2012) menyatakan bahwa kecemasan
pada ibu hamil akan menimbulkan beberapa dampak negatif, seperti
menyebabkan skor Apgar bayi ketika lahir yang rendah, meningkatkan risiko ibu
terhadap depresi postpartum, mempengaruhi kesehatan fisik dan mental ibu dan
janin, serta terhambatnya pertumbuhan organ, fungsi fisiologis, dan
perkembangan psikologis bayi. Penanganan kecemasan ibu hamil sebagai upaya
peningkatan taraf kesehatan ibu dan bayi adalah hal yang sangat penting.
Relaksasi selama ini telah terbukti dapat mengurangi tingkat kecemasan pada ibu
hamil. Dzikir dapat membantu individu dalam membentuk persepsi yang positif
selain ketakutan yaitu keyakinan bahwa stresor apapun akan dapat dihadapi
dengan baik dengan pertolongan Allah SWT. Keadaan yang rileks mampu
mengendurkan otot dan melatih individu mengaktifkan kerja sistem syaraf
parasimpatis sebagai counter aktivitas kontraksi dari sistem syaraf simpatis
(Kalat, 2007).
Dari hasil uji statistik Wilcoxon Sign Rank Test, menunjukkan nilai signifikansi
(p value = 0,000) dimana hal ini berarti p value < 0,05 sehingga H1 diterima
artinya ada pengaruh tingkat kecemasan sebelum dan sesudah pemberian terapi
murottal (Al-Qur ’an) ) terhadap penurunan tingkat kecemasan pada pasien pre
operasi laparatomi diruang Bougenville RSUD Dr. Soegiri Lamongan.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa sebagian pasien pre operasi laparatomi
merasakan ada perbedaan ketika sebelum dan sesudah diberi terapi murottal.
Pasien merasakan perasaan yang lebih nyaman dan tenang setelah dilakukannya
terapi murottal (Al-Qur’an) dan merasa semua penyakit pasti ada obatnya dan
Allah SWT selalu melindungi dan memberikan kesembuhan.
Pada jurnal pembanding 1 yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi
pengaruh SEFT (spiritual Emotional Freedom technique) terhadap penurunan
gejala depresi, kecemasan, dan stress pada pasien SKA (Sindrom Koroner Akut)
pada 42 pasien SKA (Kelompok Intervensi (n=19) dan Kelompok Kontrol
(n=23)) yang berusia 40 tahun lebih, tidak dalam masa serangan dan setelah 24
jam perawatan, kesadaran kompos mentis dan mengalami depresi, kecemasan
dan stress yang dirawat di ruang rawat intensif jantung. Hasil analisisnya yaitu
Hasil uji statistik pada tabel 6 diatas menunjukkan rerata tingkat kecemasan
sesudah intervensi antara kelompok control dan kelompok intervensi yaitu
adanya perbedaan yang bermakna dengan nilai z adalah -5.639 dan p<0.05.
Perbedaan tersebut menunjukkan ada pengaruh intervensi SEFT terhadap
penurunan kecemasan pada pasien SKA. Hal tersebut berarti bahwa Intervensi
SEFT dapat membantu pasien SKA untuk menerima penyakit yang dideritanya
dengan cara pendekatan spiritual dan memberikan ketenangan pada pasien,
sehingga akan menimbulkan respons relaksasi.
Hasil uji hipotesis dilakukan menunjukkan bahwa nilai korelasi antar variabel
pemenuhan kebutuhan spiritual dengan kecemasan didapatkan signifikansi
sebesar p=0,042 (p<0,05) yang berarti adanya hubungan signifikan antara
variabel pemenuhan kebutuhan spiritual dengan tingkat kecemasan dalam
menghadapi masa pension di Kabupaten Sleman.
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis tiga jurnal pembanding, ketiga jurnal tersebut mendukung
penelitian jurnal utama yang berjudul “Terapi Murottal (Al-Qur’an) Mampu
Menurunkan Tingkat Kecemasan pada Pasien Pre Operasi Laparatomi”. Dengan
demikian maka dapat disimpulkan bahwa terapi murattal (Al-Qur’an) terbukti mampu
dimanfaatkan sebagai salah satu terapi spiritual yang dapat menurunkan tingkat
kecemasan pada pasien pre operasi laparatomi.
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Faradisi, F. (2012). Efektivitas Terapi Murottal Dan Terapi Musik Klasik Terhadap
Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien Pra Operasi Di Pekalongan. Jurnal
Ilmiah Kesehatan (JIK), 5(2).
Ruz, M.E.A., Lennie, T.A., & Moser, D.K. (2011). Effect Of Β – Blockers And
Anxiety On Complication Rates After Acute Myocardial Infarction.
American Journal Of Critical Care, 20, 67–74.