Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH NARATIVE THERAPI

oleh

Apolinarius dari saka 175000 036


Ayu alifia aufar 175000 005
Septi anatulloh 175000 015
Lely waahyu Diana 175000 033

UNIVERSITAS PGRI ADIBUANA SURABAYA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga makalah dengan judul “Teori dan praktek Konseling Pendekatan
Narative Therapy ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.

Tidak lupa juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah
Bapak Dimas Ardika M., M.Pd.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran untuk memerbaiki makalah ini pada masa yang akan
datang.

Akhir kata semoga Allah SWT akan selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada kita
semua, dan semoga karya kecil ini dapat menjadi ilmu yang berguna dan bermanfaat.

Surabaya,06 November 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................ i

Daftar Isi ..................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 1
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 3

A. Sejarah Perekembangan................................................................... 3
B. Hakikat Manusia.............................................................................. 3
C. Perkembangan Perilaku.................................................................... 4
D. Hakikat Konseling............................................................................ 4
E. Kondisi Pengubahan......................................................................... 4
F. Mekanisme Pengubahan................................................................... 5
G. Teknik Konseling............................................................................. 6
H. Keterbatasan dan Kelebihan............................................................. 8

BAB III PENUTUP ..................................................................................... 9

A. Simpulan .......................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 10

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pendekatan Narative therapy adalah pendekatan yang dikembangkan oleh Michael White dan
David Epston sekitar tahun 1990, mereka berdua adalah kontributor terpenting dalam terapi
naratif. Ada tiga konsep dalam pendekatan naratif ini yakni : 1) Fokus Narasi, yakni Terapis
dianjurkan untuk membangun pendekatan kolaboratif dengan minat khusus dalam
mendengarkan hormat kepada klien, membantu klien dalam pemetaan pengaruh masalah ini
terhadap kehidupan mereka, membantu klien dalam memisahkan diri dari cerita-cerita
dominan mereka yang telah diinternalisasi sehingga ruang dapat dibuka untuk berkreasi dengan
cerita kehidupan alternatif. 2) Peran Cerita, Cerita-cerita membentuk realitas untuk
membangun dan membentuk apa yang kita lihat, rasakan, dan lakukan. 3) Mendengarkan
Dengan Pikiran Terbuka, Semua teori konstruksionis sosial menekankan pada mendengarkan
konsel tanpa menghakimi atau menyalahkan, menegaskan dan menghargai klien. Melalui
konsep tersebut maka konseli akan dibantu unuk menyelesaikan maslaah tersebut. Maka
dibawah ini penulis akan menjabarkan langkah-langkah, teknik dan proses dalam terapi naratif.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah perkembangan Narative Therapy?
2. Apa yang dimaksud dengan hakikat manusia dalam pendekatan Narative Therapy?
3. Bagaimana perkembangan perilaku pendekatan Narative Therapy?
4. Bagaimana hakikat konseling pendekatan Narative Therapy?
5. Bagaimana kondisi pengubahan pendekatan Narative Therapy?
6. Bagaimana mekanisme pengubahan pendekatan Narative Therapy
7. Apa saja hasil-hasil penelitian pendekatan Narative Therapy?
8. Apa saja kelemahan dan kelebihan pendekatan Narative Therapy?

C. TUJUAN PENDEKATAN REBT


1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan & tokoh pendekatan Narative Therapy
2. Untuk mengetahui hakikat manusia dalam pendekatan Narative Therapy
3. Untuk mengetahui perkembangan perilaku pendekatan Narative Therapy
4. Untuk mengetahui hakikat konseling pendekatan Narative Therapy

1
5. Untuk mengetahui kondisi pengubahan pendekatan Narative Therapy
6. Untuk mengetahui mekanisme pengubahan pendekatan Narative Therapy
7. Untuk mengetahui hasil-hasil penelitian pendekatan Narative Therapy
8. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan pendekatan Narative Therapy

2
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Nama Pendekatan
Nama pendekatan adalah terapi naratif (narative therapy)

B. Sejarah Perkembangan
Terapi naratif tergolong dalam konseling postmodern yang dipelopori oleh Michael White dan
David Epston sekitar tahun 1990, mereka berdua adalah kontributor terpenting dalam terapi
naratif. Pendekatan naratif sebagai alat terapi yang merupakan akar dalam family therapy
(terapi Narasi dikembangkan dalam tradisi family therapy), akan tetapi pendekatan naratif
menjadi pendekatan yang independen dalam konseling dan psikoterapi lebih dari 10 sampai
20 tahun yang lalu. Pendekatan ini sering digunakan oleh konselor family untuk membantu
klien memahami interaksi hubungan dengan anggota keluarga yang lain (konstruksi makna
sosial adalah penting bagi klien karena memungkinkan mereka untuk menjadi sadar dan
mengakui arti sebagai dasar dari realitas mereka). Dalam penggunaannya pendekatan ini telah
berkembang di luar konseling keluarga dan psychoterapy, narasi telah menjadi intervensi yang
lebih mudah didasarkan pada melihat klien sebagai komponen sistem sosial, budaya, dan
struktural. Dari banyak pendekatan integratif konseling dan psychoterapy, pendekatan narasi
adalah yang paling banyak digunakan dan aplikasi dikembangkan secara conseptual.
Pendekatan naratif untuk konseling dan psikoterapi memiliki teknik dan aplikasi bervariasi.
Filosofi umum mendasari pemikiran yang berbeda adalah bahwa pengalaman hidup klien
secara internal diatur dalam cerita atau narasi. Umumnya, pendekatan narasi melibatkan
menulis dalam bentuk puisi, bibliotherapy, cerita, dan rekonstruksi narasi. (Perhatikan bahwa
bibliotherapy tidak dianggap sebagai pendekatan naratif, tetapi sering digunakan dalam
hubungannya dengan latihan narasi), narasi digunakan oleh klien untuk memahami kehidupan
mereka yang tampaknya teratur dalam dan luar. Dengan mendorong klien untuk berbagi cerita
dalam hubungan terapeutik, konselor atau terapis memfasilitasi pertumbuhan klien melalui
reauthoring persepsi tentang hidup mereka. Untuk alasan ini, beberapa teori percaya bahwa
aplikasi naratif adalah alat terapeutik sentral dalam konseling dan psikoterapi.
Mengadopsi sebuah narasi, postmodern, melihat konstruksionis sosial menyoroti bagaimana
kekuasaan, pengetahuan, dan “kebenaran” yang dinegosiasikan dalam keluarga dan konteks
sosial budaya lainnya. Ada tiga konsep dalam pendekatan naratif ini yakni : 1) Fokus Narasi,

3
yakni Terapis dianjurkan untuk membangun pendekatan kolaboratif dengan minat khusus
dalam mendengarkan hormat kepada klien, membantu klien dalam pemetaan pengaruh
masalah ini terhadap kehidupan mereka, membantu klien dalam memisahkan diri dari cerita-
cerita dominan mereka yang telah diinternalisasi sehingga ruang dapat dibuka untuk berkreasi
dengan cerita kehidupan alternatif. 2) Peran Cerita, Cerita-cerita membentuk realitas untuk
membangun dan membentuk apa yang kita lihat, rasakan, dan lakukan. 3) Mendengarkan
Dengan Pikiran Terbuka, Semua teori konstruksionis sosial menekankan pada mendengarkan
klien tanpa menghakimi atau menyalahkan, menegaskan dan menghargai klien.

C. Hakikat Manusia
Hakikat manusia menurut pendekatan naratif adalah :
1. manusia/klien adalah pakar dalam kehidupan mereka,
2. manusia sering mengidentifikasi diri dengan masalah mereka,
3. manusia memiliki banyak keterampilan, kompetensi, dan sumber daya internal yang
menarik untuk menghadapi tantangan hidup mereka,
4. pengalaman hidup manusia secara internal diatur dalam cerita atau narasi (orang
cenderung untuk menceritakan diri mereka sendir),
5. manusia dapat secara aktif membuat tujuan dan arti dari pengalamannya,
6. Klien adalah penafsir utama dari pengalaman mereka sendiri.

D. Perkembangan Perilaku
1. Struktur Kepribadian
Dalam pendekatan naratif tidak ada struktur kepribadian, karena pendekatan ini bersifat
terbuka terhadap hal-hal baru terkait dengan kepribadian individu. Terapi ini sebagai
pembentukan kembali struktur pribadi dari penindasan masalah eksternal dan dominan dengan
sistem cerita yang lebih besar.

2. Pribadi Sehat dan Bermasalah


Pribadi sehat dalam pendekatan naratif adalah pribadi yang dapat membuat /
menginterpretasikan makna yang positif dalam hidup mereka serta dapat membangun alur
cerita yang berkembang dengan segala kemampuan dan potensi yang dimilikinya serta untuk
mengatasi masalahnya. Sebaliknya untuk pribadi bermasalah.

4
E. Hakikat Konseling
Hakikat konseling naratif adalah untuk membantu klien dalam menceritakan kembali narasi
kehidupan mereka dan membantu mereka kembali pada pribadi mereka. Konselor atau terapis
berusaha untuk memfasilitasi kesadaran klien akan tema dan pelajaran moral yang telah
mereka pelajari dalam perjalanan hidup mereka. Terapis Naratif mendorong fokus pada
untypical- untypical yaitu sebagai yang dirasakan oleh konseli. Mereka mendorong untypical
yang harus dipertimbangkan dalam detail besarkarena melalui untypical orang bisa lolos dari
cerita dominan yangmempengaruhi persepsi mereka dan karena itu hidup mereka.

F. Kondisi Pengubahan
1. Tujuan
Tujuan umum dari terapi naratif adalah untuk membuat orang menggambarkan pengalaman
mereka dalam bahasa baru dan segar. Bahasa yang penuh dengan ambiguitas, kesalahan
interpretasi, dan asumsi membabi buta dapat memicu timbulnya masalah. Dengan bahasa yang
baru memungkinkan klien untuk mengembangkan pengertian baru mengenai pikiran,
perasaan, dan sikap bermasalah. Tujuan khusus adalah membantu klien menemukan atau
membangun pengalaman klien yang baru dan menawarkan jalan bagi klien untuk eksplorasi
ke dalam diri mereka mengenai keinginan/harapan, aspirasi, ketakutan penyesalan dan luka
emosional.

2. Konselor
Fungsi konselor dalam pendekatan naratif adalah fasilitator aktif. Tugas utama terapis adalah
membantu klien membangun alur cerita yang disukai. Salah satu fungsi utama terapis adalah
mengajukan pertanyaan kepada klien dan berdasarkan jawaban klien akan menghasilkan
pertanyaan lebih lanjut. Terapis Naratif juga membantu klien dalam mendekonstruksi cerita
bermasalah dengan membongkar yang diambil-untuk-asumsi yang diberikan dan yang dibuat
mengenai suatu peristiwa, kemudian membuka kemungkinan alternatif untuk hidup klien.
Eksternalisasi merupakan satu proses untuk mendekonstruksi kekuatan narasi. Proses ini
memisahkan orang dari identifikasi masalah. Disini orang bukan masalah, tetapi masalah
adalah masalah. Tugas terapis yang lain adalah membantu klien dalam menelusuri masalah
darimana/sejak kapan itu berasal hingga sekarang.

5
3. Konseli
Peran konseli dalam konseling adalah berpartisipasi aktif dalam mencari pemenuhan dan
makna ketika mereka mulai menuliskan kembali narasi kehidupan mereka ke dalam cerita
dengan hasil yang lebih bahagia.

4. Situasi Hubungan
Terapis Naratif sangat mementingkan kualitas terapis dalam membawa kepada usaha terapi.
Beberapa sikap termasuk optimisme, ketertarikan, menerima, keingintahuan, rasa hormat,
ketekunan, menghargai pengetahuan klien keterbukaan, empati, dan kontak dapat
menciptakan jenis hubungan khusus yang ditandai dengan dialog pembagian kekuasaan yang
nyata. Winslade dan Monk (2007) menyatakan: “Integritas dari hubungan konseling
dipertahankan sementara, dengan demikian klien dihormati sebagai penulis senior dalam
pembangunan sebuah alternatif narasi”

G. Mekanisme Pengubahan
1. Tahap-tahap Konseling
a. Berkolaborasi dengan klien untuk datang dengan nama yang disetujui bersama untuk
sebuah masalah.
b. Memunculkan masalah yang menekan dan membuat strategi penyelesaian
c. Menyelidiki bagaimana masalah itu mengganggu, mendominasi diri klien
d. Meminta klien untuk melihat cerit nya dari perspektif yang berbeda dengan menawarkan
alternatif tujuan untuk hal tersebuT.
e. Menemukan saat ketika klien tidak didominasi atau putus asa dengan masalah dengan
mencari pengecualian untuk masalah inI.
f. Mencari bukti historis untuk mendukung pandangan baru dari klien yang cukup kompeten
untuk bangkit, untuk mengalahkan, atau melarikan diri dari dominasi atau penindasan
masalah. (Pada tahap ini identitas seseorang dan kisah hidup mulai ditulis ulang.
g. Meminta klien untuk berspekulasi tentang masa depan yang diharapkan dengan melihat
kekuatan atau kompetensi. Klien dapat membayangkan dan merencanakan masa depan
yang dapat mengurangi atau mencegah hidup bermasalaH.
h. Mencari atau membuat pendukung untuk memahami dan mendukung cerita baru klien.
Hal ini tidak cukup untuk membaca cerita baru. Klien perlu cerita baru di luar terapi.
Karena masalah orang tersebut awalnya dikembangkan dalam konteks sosial, adalah

6
penting untuk melibatkan lingkungan sosial dalam mendukung kisah hidup baru yang telah
muncul dalam percakapan dengan terapis.

2. Teknik-teknik konseling
Penerapan yang efektif dari terapi naratif lebih tergantung pada sikap atau perspektif terapis
dari pada teknik. Dalam praktek terapi naratif, tidak ada resep, tidak ada agenda yang
ditetapkan, dan formula bahwa terapis dapat mengikuti untuk memastikan hasil yang positif.
Kerangka konseptual yang diterapkan membantu klien dalam menemukan makna baru dan
kemungkinan baru dalam hidupnya. Namun, untuk menguatkan pencapaian yang telah klien
dapatkan bisa menggunakan teknik ‘menulis surat’. Inti surat adalah perjuangan yang
dilakukan klien atas problematika yang dia alami dengan penggambaran sebuah cerita yang
baru dan lebih baik. Biasanya surat-surat ini dikirimkan kepada klien setiap sesinya.
Dalam membantu konseli untuk menjelaskan masalah digunakan cara antara lain sebagai
berikut:
a. Self-stories, menceritakan kisah-kisah improvisasi hidup kepada orang lain
b. Familiar ground, konselor menanggapi orang yang baru saja melakukan
pertemuan konselor untuk pertama kalinya dengan meminta orang untuk berbicara tentang
apa yang membawa dia untuk terapi, jika masih ragu memberinya waktu.
c. Mendorong account yang lebih lengkap, konselor mendorong klien untuk
mendeskripsikan masalah dan mengeksplorasi
d. Mengundang orang atas nama masalah, tujuannya adalah mendapatkan
kembali kontrol atas hidupnya, penamaan adalah mengambil inisiatif, memaksakan
identifikasi yang dipilih pada sesuatu, atau seseorang yang mengancam.
e. Eksternalisasi dan dekonstruksi masalah. Eksternalisasi merupakan satu proses untuk
mendekonstruksi kekuatan narasi. Dalam hal ini berarti menjaga sikap, khususnya
tercermin pada bentuk verbal ketika mengacu pada masalah, di mana kesulitan dibawa ke
terapi secara implisit ditandai sebagai sesuatu yang mempengaruhi orang tersebut, bukan
sebagai intrinsik karakteristik atau kualitas. Eksternalisasi diwujudkan salah satunya
melalui penggunaan metafora.
f. Pertanyaan dan pertanyaan lebih, pertanyaan sebagai bentuk eksplorasi dominan,
pertanyaan-pertanyaan sering melingkar, atau relasional, dan mereka berusaha untuk
memberdayakan klien dalam cara-cara baru digunakan.
g. Metafora bahasa, kebiasaan penggunaan kalimat yang membawa sebuah eksternalisasi.
Misalnya : Kapan mimpi buruk ini mulai muncul? (bukan, “Kapan anda mulaibermimpi
7
buruk? “), Alkohol telah banyak keberhasilan dalam upaya untuk mengambil alih hidup
Anda (bukan,”Kau seorang pemabuk ‘’), dsb.
h. Memeriksa tekanan budaya untuk melihat masalah sebagai ‘internal’
i. Wacana/Discourses, kebiasaan cara berpikir yang merupakan mata uang bersama dalam
suatu kelompok sosial tertentu, yang dinyatakan karakteristik bahasa yang mewujudkan
keyakinan bersama dan nilai-nilai.

H. Kelemahan dan Kelebihan


1. Kelebihan
a. Kompeten dan dapat dipercaya untuk menggunakan sumber daya kliendalam menciptakan
solusi yang lebih baik dan lebih banyak kisah yang meneguhkan hidup.
b. Banyak praktisi dan penulis Postmodern menemukan bahwa klien mampu membuat
membangun diri yang signifikan bergerak menuju kehidupan yang lebih memuaskan
dalam waktu yang relatif singkat
c. Terapi naratif banyak dijadikan dasar terapi lain seperti terapi famili dan dapat di
integrasikan dengan pendekatan lain.
d. Terapi Naratif berkonsentrasi pada cerita-cerita masalah yang mendominasi dan
menundukkan pada tingkat pribadi, sosial, dan budaya (terapi ini sangat relevan untuk
konseling budaya klien yang beragam)

2. Kelemahan
a. Terapi naratif telah memegang konstruksionis keyakinan sosial bahwa tidak ada kebenaran
mutlak.
b. Tidak ada formula atau resep untuk diikuti dan untuk memastikan hasil yang positif
c. Dengan klien yang beragam dapat mengharapkan terapis untuk bertindak sebagai ahli,
daripada klien harus ‘melakukan’ percakapan sendiri

8
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ada tiga konsep dalam pendekatan naratif ini yakni : Fokus Narasi, Peran Cerita,, dan
Mendengarkan Dengan Pikiran Terbuka/
Hakikat manusia menurut Narative therapy bahwa konseli adalah penafsir utama dari
pengalaman mereka sendiri.
Hakikat konseling naratif adalah untuk membantu klien dalam menceritakan kembali narasi
kehidupan mereka dan membantu mereka kembali pada pribadi mereka. Konselor atau terapis
berusaha untuk memfasilitasi kesadaran klien akan tema dan pelajaran moral yang telah
mereka pelajari dalam perjalanan hidup mereka. Teknik-teknik konseling Self-stories,
Familiar ground, Eksternalisasi dan dekonstruksi masalah, dan Pertanyaan dan pertanyaan
lebih.

9
DAFTAR PUSTAKA

Capuzzi, D. & Gross, D.R. 2007. Counseling and Psychoteherapy : Theories and
Interventions. Upper Saddle River, New Jersey: Pearson Prentice-Hall

Corey, G. 2009, Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy. Belmont, CA:
Brooks/Cole

McLeod, John. 2010. Pengantar Konseling: Teori dan Studi Kasus. Jakarta: Kencana

Payne, Martin. 2006. Narrative Therapy. Thousand Oaks, California: SAGE Publications
Inc

10

Anda mungkin juga menyukai