Belajar kimia tidak hanya bergantung pada kompetensi yang sesuai di dalam bahasa
seperti bahasa Inggris. Kimia juga mengacu pada berbagai representasi simbolis lainnya
(Taber, 2009). Hal yang sangat erat kaitannya dengan struktur teoritis dari subjek kimia adalah
sistem simbol kimia dan persamaan yang dapat digunakan untuk meringkas, mengeksplorasi,
mengukur, dll, dari reaksi kimia yang nyata atau masih diduga. Sistem ini juga memiliki
ambiguitas yang berguna dari tingkat makroskopik (yang dapat diamati) maupun tingkat
submikroskopik. Bentuk lain dari simbol-simbol yang digunakan adalah untuk merefleksikan
struktur senyawa dan mekanisme reaksi dalam kimia organik. Sebagai ilmu alam, kimia
menggunakan bentuk umum dari representasi grafis umum sebagaimana di banyak mata
pelajaran, tapi kadang-kadang dengan ciri spesifik. Hal ini juga memiliki representasi tertentu,
seperti tabel periodik yang merangkum banyak pengetahuan kimia - bagi mereka yang dapat
menginterpretasikannya.
Bentuk non-verbal dari representasi adalah sangat berharga dalam proses
pembelajaran, tidak hanya karena 'gambar bisa melukis seribu kata' (kadang-kadang gambar
ringkas dapat mewakili sesuatu yang jika diverbalkan dapat memerlukan deskripsi yang
panjang), tetapi juga karena struktur kognitif manusia cenderung menggunakan visual dan
kata-kata sebagai pelengkap. Oleh karena itu, memori yang bekerja dianggap memiliki
penyangga yang berbeda untuk informasi visual dan verbal misalnya (Baddeley, 2003). Pikiran
imajinatif adalah visual secara alamiah, dan ini dianggap telah membuat kontribusi besar
untuk karya penelitian (Miller, 1986).