Anda di halaman 1dari 15

TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen TBC dalam Kehamilan

Najoan Nan Warouw*, Aloysius Suryawan**


*Bagian Obstetri dan Ginekologi,
Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi / RSU Prof. Dr. R.D. Kandou, Manado
** Bagian Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha / RS Immanuel, Bandung.

Abstrak
TB paru masih merupakan problem yang cukup serius dalam peningkatan
angka kematian dan kesakitan bayi maupun ibu, sehingga perlu pengkajian yang
lebih dalam penanganan TBC khususnya pada kehamilan sebagai upaya menurunkan
angka kematian dan kesakitan ibu maupun bayi.

Kata kunci : TB paru, kehamilan, manajemen.

Pendahuluan persalinan di RSUPNCM Jakarta tahun


Tuberkulosis paru pada 1998-1999 terdapat 150 orang yang
kehamilan seperti tuberkulosis paru didiagnosis sebagai Tuberkulosis
umumnya masih merupakan problem (3,48%). Sebelumnya Benyamin
kesehatan masyarakat Indonesia Margono (1996) telah memeriksa foto
maupun negara-negara yang sedang dada 17.414 wanita hamil dan ternyata
berkembang lainnya. Penyakit ini perlu ditemukan beberapa orang diantaranya
diperhatikan dalam kehamilan, karena pasien TB paru (0,37%).1-6
penyakit ini masih merupakan penyakit
rakyat sehingga masalah pada wanita Riwayat Terjadinya TB Infeksi primer
itu sendiri, bayinya dan masyarakat Infeksi primer terjadi saat
sekitarnya.1,2 Karena prevalensi TB paru seseorang terpapar pertama kali dengan
di Indonesia masih tinggi, dapat diambil kuman TBC. Droplet yang terhirup
asumsi bahwa frekuensinya pada wanita sangat kecil ukurannya, sehingga dapat
adalah tinggi. Diperkirakan 1% wanita melewati sistem pertahanan mukosilier
hamil menderita TB paru. Menurut bronkus, dan terus berjalan sehingga
Prawiroharjo & Sumoharto frekuensi sampai di alveolus dan menetap disana.
wanita hamil yang menderita TB paru di Infeksi dimulai saat kuman TBC berhasil
Indonesia yaitu 1,6%. Di negara kurang berkembang biak dengan cara
makmur dan negara berkembang pembelahan diri di paru, dan ini disebut
frekuensinya lebih tinggi.3-5 Angka sebagai kompleks primer. Waktu antar
kekerapan yang pasti belum ada, tetapi terjadinya infeksi sampai pembentukan
sebagai gambaran bahwa dari 4300 kompleks primer adalah 4-6 minggu.
JKM.
Vol. 6, No. 2, Februari 2007

Adanya infeksi dapat dibuktikan menunjukkan kelainan yang


dengan terjadinya perubahan reaksi mencurigakan sehingga pasien tidak
tuberkulin dari negatif menjadi positif. menyadari penyakit tersebut.
Kelanjutan setelah infeksi primer Gejala klinis yang terbanyak
tergantung kuman yang masuk dan ditemukan adalah batuk-batuk/batuk
besarnya respon daya tahan tubuh darah, demam, lemah lesu, nyeri dada,
(imunitas seluler). Pada umumnya daya sesak nafas, keringat malam, nafsu
tahan reaksi tersebut dapat makan menurun, dan penurunan berat
menghentikan kuman TBC. Meskipun badan.
demikian ada beberapa kuman akan Keluhan-keluhan tersebut diatas
menetap sebagai kuman persisten atau sama dengan keluhan-keluhan pasien
dormant (tidur). Kadang-kadang daya tuberkulosis paru tanpa kehamilan.
tahan tubuh tidak mampu Begitu juga dengan kelainan pada
menghentikan pekembangan kuman, pemeriksaan fisik ditemukan adanya
akibatnya dalam beberapa bulan, yang ronki terutama di apeks paru. Seringkali
bersangkutan akan menjadi penderita malah tidak ditemukan kelainan apa-
tuberkulosis. Masa inkubasi, yaitu apa pada pemeriksaan parunya.
waktu yang diperlukan mulai terinfeksi
sampai menjadi sakit, diperkirakan Pemeriksaan Penunjang
sekitar 6 bulan.7-9,10 Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah
Tuberkulosis Pasca Primer (Post Primer Pemeriksaan ini kurang mendapat
TB) perhatian, karena hasilnya kadang-
Tuberkulosis pasca primer kadang meragukan, hasilnya tidak
biasanya terjadi setelah beberapa bulan sensitif dan juga tidak spesifik. Pada saat
atau tahun setelah infeksi primer, tuberkulosis baru mulai (aktif) akan
misalnya karena daya tahan tubuh didapatkan jumlah leukosit yang sedikit
menurun akibat infeksi atau status gizi meninggi dengan hitung jenis
yang buruk. Ciri khas dari tuberkulosis pergeseran kekiri. Jumlah limfosit masih
pasca primer adalah kerusakan paru dibawah normal. Laju endap darah
yang luas dengan terjadinya kavitas atau mulai meningkat. Bila penyakit mulai
efusi pleura.10 sembuh, jumlah leukosit kembali normal
dan jumlah limfosit masih tinggi. Laju
Gejala Klinis endap darah mulai turun kearah normal
Sebagian besar pasien tuberkulosis lagi.(8,9,11)
paru dengan kehamilan, tidak

Tabel 1. Gejala Tuberkulosis Aktif pada Wanita


Gejala Tidak Hamil Hamil
Batuk 50% 70%
Demam 30% 30%
Batuk darah 25% 20%
Penurunan BB 40% 30%
Lesu, lemas 30% 30%
Manajemen TBC dalam Kehamilan
Najoan Nan Warouw, Aloysius Suryawan

Keringat malam 10% 10%


JKM.
Vol. 6, No. 2, Februari 2007

Pemeriksaan sputum 26. Tuberkulin yang dipakai adalah


Pemeriksaan sputum adalah tuberkulin PPD 23 kekuatan 2 TU.
penting karena dengan ditemukannya Pembacaan dilakukan 48-72 jam setelah
kuman bakteri tahan asam, diagnosis penyuntikan. Diukur diameter
tuberkulosis sudah dapat dipastikan. tranversal dari indurasi yang terjadi.
Disamping itu pemeriksaan sputum juga Ukuran dinyatakan dalam milimeter. Uji
dapat memberikan evaluasi terhadap tuberkulin positif bila indurasi > 10 mm
pengobatan yang sudah diberikan. (pada gizi baik) atau 5 mm pada gizi
Pemeriksaan ini mudah dan murah, buruk. Tes tuberkulin hanya
tetapi sulit dilaksanakan di lapangan menyatakan apakah seseorang individu
(puskesmas) karena tidak mudah untuk sedang atau pernah mengalami infeksi
mendapat sputum, terutama pasien M. Tuberculosis, M.bovis, vaksinasi BCG
yang tidak batuk atau batuk yang dan Micobacterium patogen lainnya.
nonproduktif. Dalam hal ini dianjurkan Dasar tes tuberkulin ini adalah reaksi
satu hari sebelum pemeriksaan sputum, alergi tipe lambat. Pada penularan
penderita minum air putih ± 2 liter dan dengan kuman patogen baik yang
diajarkan melakukan refleks batuk. Bila virulen ataupun tidak tubuh manusia
sputum sudah didapat, kuman BTA pun akan mengadakan reaksi imunologi
kadang-kadang sulit ditemukan. Kuman dengan dibentuknya antibodi selular
baru dapat ditemukan bila bronkus yang pada permulaan dan kemudian diikuti
terlibat proses penyakit ini terbuka oleh pembentukan antibodi humoral
keluar, sehingga sputum yang yang dalam perannya akan menekankan
mengandung kuman BTA mudah antibodi selular. Di sisi lain, tes negatif
keluar. Diperkirakan di Indonesia tidak menyingkirkan adanya
terdapat 50% pasien BTA positif tetapi tuberkulosis. Pasien dengan tuberkulosis
kuman tersebut tidak ditemukan dalam aktif dapat memberikan reaksi
sputum mereka. Kriteria sputum positif tuberkulin negatif, hal ini dapat
adalah bila sekurang-kurangnya disebabkan berbagai faktor, misalnya
ditemukan 3 batang kuman BTA pada pada keadaan malnutrisi, infeksi virus,
satu sediaan. Dengan kata lain HIV, campak, cacar air, kanker, infeksi
diperlukan 5000 kuman dalam 1 ml bakteri yang berat, obat kortikosteroid.
sputum. Untuk pewarnaan sediaan Hasil positif adalah lazim sesudah
dianjurkan memakai cara Tan Thiam vaksinasi BCG, setidaknya selama
Hok yang merupakan modifikasi beberapa tahun. Akan tetapi, biasanya
gabungan cara pulasan Kinyoun Gabbet. reaksi lebih lemah, sering berdiameter
Ditemukannya bakteri tahan asam (BTA) kurang dari 10 mm.13-19
pada 2 kali pemeriksaan sudah dapat Hal-hal yang memberikan reaksi
memastikan adanya TB paru. Diagnosis tuberkulin berkurang (negatif palsu)
secara bakteriologi tidak selalu berhasil, yakni:
walaupun sudah dibantu dengan - Pasien yang baru 2-10 minggu
pemeriksaan kultur BTA. 8-9,11,12) terpapar tuberkulosis, anergi, penyakit
sistemik berat, penyakit
Uji Tuberkulin (Mantoux) eksantematous dengan panas yang
Uji tuberkulin dilakukan dengan akut: morbili, cacar air, poliomielitis,
cara mantoux (penyuntikan intracutan) reaksi hipersensitivitas menurun pada
dengan semprit tuberkulin 1 cc jarum no penyakit limforetikuler (Hodgkin),
Manajemen TBC dalam Kehamilan
Najoan Nan Warouw, Aloysius Suryawan

pemberian kortikosteroid yang lama, konsepsi maka dianjurkan untuk


pemberian obat-obat imunosupresi dilakukan aborsi. Tetapi saat ini, aborsi
lainnya, dan usia tua, malnutrisi, terapetik jarang dilakukan kecuali atas
uremia, penyakit keganasan.10, 16,20,21 indikasi komplikasi TB paru pada
kehamilan. Pada kenyataannya, terdapat
Pemeriksaan Radiologis perburukan penyakit sebesar 15%-30%
Rontgen foto dada sering pada pasien yang tidak diobati. Tidak
diperlukan bila pasien tidak dapat terdapat peningkatan reaktivasi pada
mengeluarkan sputum, atau hasil pasien TB paru pada saat kehamilan.
pemeriksaan BTA langsung memberikan Jumlah reaktivasi berkisar antara 5%-
nilai negatif (tidak ditemukan BTA). 10% pada saat kehamilan atau pada saat
Pemeriksaan radiologi dada harus tidak hamil. Beberapa penelitian
memakai pelindung timah pada sebelum era kemoterapi terhadap
abdomen, sehingga bahaya radiasi tuberkulosis menunjukkan, selama
terhadap janin jadi lebih minimal. Jika kehamilan perjalanan penyakit
usia kehamilan masih dalam trimester tuberkulosis paru relatif stabil, tetapi
pertama, sebaiknya pemeriksaan perjalanan penyakit menjadi progresif
radiologi dada tidak dikerjakan dan sejak ± 6 minggu setelah melahirkan.
sedikitpun masih berdampak negatif Beberapa teori diajukan untuk
pada sel-sel muda janin. Umumnya menjelaskan fenomen ini antara lain
pemeriksaan radiologi dada merupakan faktor kadar estrogen yang meningkat
pemeriksaan penapis yang efektif. pada bulan pertama kehamilan,
Dengan pemeriksaan radiologi dada kemudian tiba-tiba menurun segera
diagnosis TB paru lebih banyak setelah melahirkan. Disamping faktor
ditemukan dibandingkan pemeriksaan lain yang memperburuk tuberkulosis
bakteriologi sputum. Gambaran paru pada masa nifas adalah trauma
radiologi yang diberikan hampir sama pada waktu melahirkan, kesibukan atau
dengan TB paru tanpa kehamilan, yakni kelelahan ibu siang dan malam
infiltrat, kalsifikasi, fibrotik, kavitas, mengurus anak yang baru lahir dan
efusi pleura dll. Pemeriksaan radiologi faktor-faktor sosial ekonomi.10,12,16
sebaiknya dilakukan pada umur Sejak ditemukannya obat-obat anti
kehamilan >28 karena sinar rontgen tuberkulosis, kontroversi pengaruh
dapat berpengaruh buruk terhadap kehamilan terhadap tuberkulosis paru
janin.2,7,9,15 dianggap tidak begitu penting. Pasien
tuberkulosis aktif dengan kehamilan dan
Pengaruh Kehamilan terhadap TB mendapat kemoterapi adekuat
Paru mempunyai prognosis yang sama
Sejak zaman Hippokrates, adanya seperti pasien tuberkulosis paru tanpa
kehamilan dianggap menguntungkan kehamilan. Kecepatan dalam diagnosis
pada pasien-pasien tuberkulosis paru, dan tatalaksana sangat berperan dalam
tetapi sejak pertengahan abad 19 prognosis penyakit tuberkulosis.
pendapat berubah berlawanan. Mortalitas wanita hamil yang baru
Kehamilan dianggap memperburuk diketahui menderita tuberkulosis paru
penyakit tuberkulosis. Wanita yang sesudah hamil adalah 2x lipat
mengidap tuberkulosis paru dianjurkan dibandingkan wanita hamil yang telah
untuk tidak hamil atau bila telah terjadi diketahui menderita tuberkulosis paru
JKM.
Vol. 6, No. 2, Februari 2007

sebelum dia hamil. Pasien-pasien yang menyebar maka tuba falopii bagian
tidak mendapat kemoterapi adekuat, proximal dan bahkan uterus dapat
yang resisten terhadap terapi, sesudah terinfeksi. Infeksi jarang mengenai
melahirkan karena diafragma turun cervix atau tractus genitalia bagian
mendadak, komplikasi yang sering bawah. Tidak seperti TB paru, infeksi
dijumpai adalah hemoptisis atau pada genital biasanya tidak
penyebaran kuman secara hematogen menunjukkan gejala yang berarti,
atau tuberkulosis milier.2,5,12,13,14 memerlukan beberapa tahun bisa
menimbulkan kerusakan yang besar dan
Pengaruh Tuberkulosis Paru terhadap terjadinya perlengketan pada rongga
Kehamilan pelvis, walaupun pasien dengan TB
Dulu pernah dianggap bahwa pelvis biasanya steril, tetapi kadang-
wanita dengan tuberkulosis paru aktif kadang dapat terjadi konsepsi tetapi
mempunyai insidensi yang lebih tinggi implantasinya lebih sering terjadi pada
secara bermakna dibandingkan wanita tuba daripada intra uterin. 2,5,12,13
hamil tanpa infeksi tuberkulosis paru
dalam hal abortus spontan dan kesulitan Tuberkulosis Kongenital
persalinan. Banyak sumber yang Fetus dapat terinfeksi tuberkulosis
mengatakan peranan tuberkulosis melalui tali pusat. Meskipun demikian
terhadap kehamilan antara lain hal ini jarang terjadi, kurang lebih 300
meningkatnya abortus, pre-eklampsi, kasus pernah dilaporkan. Tuberkulosis
serta sulitnya persalinan. Penelitian kongenital yang terjadi secara
terbaru menunjukkan bahwa hal hematogen yang disebabkan oleh infeksi
tersebut tergantung dari letak pada plasenta yang didapat dari ibu
tuberkulosis apakah paru atau nonparu yang menderita tuberkulosis paru.
serta apakah tuberkulosis terdiagnosis Mycobacterium tuberculosis dapat
semasa kehamilan. Pada penelitian diidentifikasi dari amnion, desidua, dan
terhadap wanita-wanita Indian yang vili chorionic. Walaupun infeksi fetal
mendapat pengobatan selama 6-9 bulan yang didapat secara langsung dari darah
semasa kehamilan maka kematian janin ibu tanpa pembentukan lesi caseosa
6 kali lebih besar dan insidens dari: pada plasenta yang pernah dilaporkan
prematuritas, KMK ( kecil untuk masa pada binatang percobaan, tetapi ini tidak
kehamilan), BBLR (berat badan lahir jelas terjadi pada manusia. Bila
rendah) (<2500g) adalah 2 kali lipat. tuberkulosis menyebar melalui plasenta
Pengaruh tidak langsung tuberkulosis dari peredaran darah ibu ke peredaran
terhadap kehamilan ialah efek darah janin, infeksi dapat terjadi. Bayi
teratogenik terhadap janin karena obat juga dapat terinfeksi selama atau segera
anti tuberkulosis yang diberikan kepada setelah kelahiran dari terhirupnya bahan
sang ibu. Efek samping pasien yang yang terinfeksi, atau dari penolong
mendapat terapi anti tuberkulosis yang persalinan atau orang lain yang
adekuat adalah gangguan pada traktus menderita tuberkulosis paru aktif
genitalis dimana traktus genitalis dengan sputum positif. Bila seorang
terinfeksi dari fokus primer TB paru. anak terinfeksi sebelum lahir, ibunya
Tuba falopii biasanya merupakan pasti menderita tuberkulosis selama
tempat pertama yang terinfeksi terutama kehamilan. Kuman tuberkulosis telah
tuba falopii bagian distal. bila infeksinya mencapai janin melalui darah ibunya.
Manajemen TBC dalam Kehamilan
Najoan Nan Warouw, Aloysius Suryawan

Ibu tersebut pasti menderita infeksi - Kriteria diagnosis meliputi:


primer yang baru, atau penyakit yang pemeriksaan bakteriologi yang positif,
progresif. Selama infeksi primer yang ditemukannya komplek primer pada
baru, seringkali ada suatu periode hati, penyakit timbul dalam beberapa
dimana kuman akan mencapai aliran hari sejak bayi lahir dan adanya
darah. Kuman melalui plasenta infeksi extrauterin dapat disingkirkan.
memasuki peredaran darah janin. - Gejala yang ditimbulkan tidak
Setelah itu kuman terbawa melalui vena spesifik, meliputi: demam, kegagalan
umbilikalis kehati. Kebanyakan anak pertumbuhan, limfadenopathi,
tampak sehat pada saat lahir, tetapi pada hepatomegali & splenomegali. Obat
usia sekitar 3 minggu, berat badan bayi yang diberikan merupakan kombinasi
tersebut tidak naik dan bayi tersebut INH (10-20 mg/kg/hari), etambutol
menjadi ikterik dengan tinja berwarna (15 mg/kg/hari) dan rifampisin (15
dempul dan air seni berwarna gelap. mg/kg/hari).
Hati dan limfa membesar. Bayi tersebut Walaupun infeksi fetal yang
menderita ikterus obtruktif akibat didapat secara langsung dari darah ibu
adanya fokus primer pada hati dan tanpa pembentukan lesi kaseosa pada
kelenjar getah bening yang membesar plasenta yang pernah dilaporkan pada
dan menghalangi aliran empedu ke binatang percobaan, tetapi ini tidak jelas
porta hepatis. Penyebab ikterus yang terjadi pada manusia.
lain pada masa tersebut harus Tuberkulosis kongenital jarang
disingkirkan. Terkadang kuman dapat terjadi bila ibu mendapat pengobatan
melalui duktus venosus kejantung dan yang efektif pada saat kehamilan.9,12,13,14
paru, yang menjadi lokasi infeksi. Bila
anak telah terinfeksi selama atau segera Penatalaksanaan
sesudah lahir, penyakit tersebut tidak Umum : Penatalaksanaan Pasien Hamil
nyata sebelum 3 sampai 4 minggu dan dengan Tes PPD Positif
kemudian dengan cepat menyerupai Masa kehamilan trimester I
pneumonia akut. Tanda-tanda awal - Kurangi aktivitas fisik (bedrest);
dapat menyerupai serangan sianosis Terpenuhinya kebutuhan nutrisi
atau batuk, tetapi penyakit tersebut (tinggi kalori tinggi protein);
dapat berkembang dengan pesat dan Pemberian vitamin dan Fe;
dapat terdengar ronki basah pada kedua Dukungan keluarga & kontrol
sisi paru. Bila diambil foto thorax, akan teratur.
tampak kelainan peradangan pada - Dianjurkan penderita datang sebagai
kedua sisi paru. Satu-satunya harapan pasien permulaan atau terakhir dan
adalah untuk mempertimbangkan segera diperiksa agar tidak terjadi
kemungkinan tuberkulosis dan penularan pada orang-orang
memeriksa bilas lambung. Kuman disekitarnya. Dahulu pasien
tuberkulosis umumnya ditemukan tuberkulosis paru dengan kehamilan
dalam jumlah besar. Tes tuberkulin harus dirawat dirumah sakit, tetapi
negatif. Begitu diagnosis ditegakkan, sekarang dapat berobat jalan dengan
segera harus diberikan pengobatan pertimbangan istirahat yang cukup,
lengkap. Sejumlah anak dengan keadaan makanan bergizi, mencegah
tersebut berhasil disembuhkan. penularan pada keluarga dll.
JKM.
Vol. 6, No. 2, Februari 2007

- Pasien sejak sebelum kehamilan telah hasilnya positif maka dilakukan


menderita TB paru Æ Obat pemeriksaan foto dada dengan
diteruskan tetapi penggunaan pelindung pada perut, bila tersangka
rifampisin di stop. tuberkulosis maka dilakukan
- Bila pada pemeriksaan antenatal pemeriksaan sputum BTA 3 kali dan
ditemukan gejala klinis tuberkulosis biakan BTA. Diagnosis ditegakkan
paru (batuk-batuk/batuk berdarah, dengan adanya gejala klinis dan
demam, keringat malam, nafsu kelainan bakteriologis, tetapi
makan menurun, nyeri dada,dll) diagnosis dapat juga dengan gejala
maka sebaiknya diperiksakan PPD klinis ditambah kelainan radiologis
(Purified Protein Derivate), bila paru.
Manajemen TBC dalam Kehamilan
Najoan Nan Warouw, Aloysius Suryawan

Lakukan pemeriksaan PPD Æ bila PPD − INH 400 mg/hr selama 1 bulan,
(+) Æ lakukan pemeriksaan radiologis dilanjutkan 700 mg 2 kali seminggu
dengan pelindung pada perut : 5-8 bln
1. Bila radiologi (-) Æ Berikan INH − Etambutol 1000 mg/hr selama 1
profilaksis 400 mg selama 1 tahun bulan
2. Bila radiologi suspek TB Æ periksa − Rifampisin sebaiknya tidak
sputum Æ sputum BTA (+) diberikan pada kehamilan trimester
pertama
JKM.
Vol. 6, No. 2, Februari 2007

Pada penderita dengan proses • TBC aktif (BTA +) :


yang masih aktif, kadang-kadang - Rifampisin 450-600 mg/hr selama 1
diperlukan perawatan, untuk membuat bulan, dilanjutkan 600 mg 2x
diagnosis serta untuk memberikan seminggu selama 5-8 bulan
pendidikan. Perlu diterangkan pada - INH 400 mg/hr selama 1 bulan,
penderita bahwa mereka memerlukan dilanjutkan 700 mg 2x seminggu
pengobatan yang cukup lama dan selama 5-8 bulan
ketekunan serta ada kemauan untuk Æ Etambutol 1000 mg/hr selama 1
berobat secara teratur. Penyakit akan bulan
sembuh dengan baik bila pengobatan
yang diberikan dipatuhi oleh penderita. Masa Persalinan
Penderita dididik untuk menutup mulut Pasien yang sudah cukup
dan hidungnya bila batuk, bersin dan mendapat pengobatan selama kehamilan
tertawa. Pengobatan terutama dengan biasanya masuk kedalam persalinan
kemoterapi, dan sangat jarang dengan proses tuberkulosis yang sudah
diperlukan tindakan operasi. TBC paru tenang. Persalinan pada wanita yang
tidak merupakan indikasi untuk abortus tidak mendapat pengobatan dan tidak
buatan dan terminasi kehamilan.3,4, 10,13,17 aktif lagi, dapat berlangsung seperti
biasa, akan tetapi pada mereka yang
Masa kehamilan trimester II dan III masih aktif, penderita ditempatkan
Pada penderita TB paru yang dikamar bersalin tertentu ( tidak banyak
tidak aktif, selama kehamilan tidak digunakan penderita lain). Persalinan
perlu dapat pengobatan. Sedangkan ditolong dengan kala II dipercepat
pada yang aktif, hendaknya jangan misalnya dengan tindakan ekstraksi
dicampurkan dengan wanita hamil vakum atau forsep, dan sedapat
lainnya pada pemeriksaan antenatal dan mungkin penderita tidak mengedan,
ketika mendekati persalinan sebaiknya diberi masker untuk menutupi mulut
dirawat di rumah sakit; dalam kamar dan hidungnya agar tidak terjadi
isolasi. Gunanya untuk mencegah penyebaran kuman ke sekitarnya.
penularan, untuk menjamin istirahat Sedapat mungkin persalinan
dan makanan yang cukup serta berlangsung pervaginam. Sedangkan
pengobatan yang intensif dan teratur. sectio caesarea hanya dilakukan atas
Dianjurkan untuk menggunakan obat indikasi obstetrik dan tidak atas indikasi
dua macam atau lebih untuk mencegah tuberkulosis paru.3,12,13,14
timbulnya resistensi kuman. Untuk
diagnosis pasti dan pengobatan selalu Masa Nifas
bekerja sama dengan ahli paru-paru.3-5 Penelitian terdahulu menyatakan
Penatalaksanaan sama dengan masa bahwa pengaruh kehamilan terhadap
kehamilan trimester pertama tetapi pada tuberkulosis paru justru menonjol pada
trimester kedua diperbolehkan masa nifas. Hal tersebut mungkin
menggunakan rifampisin sebagai terapi. karena faktor hormonal, trauma waktu
Medikamentosa: (Dilakukan atas melahirkan, kesibukan ibu dengan
konsultasi dengan Internest) bayinya dll. Tetapi masa nifas saat ini
• PPD (+) tanpa kelainan radiologis tidak selalu berpengaruh asal persalinan
maupun gejala klinis: berjalan lancar, tanpa perdarahan
- INH 400 mg selama 1 tahun banyak dan infeksi. Cegah terjadinya
Manajemen TBC dalam Kehamilan
Najoan Nan Warouw, Aloysius Suryawan

perdarahan pospartum seperti pada Laktasi


pasien-pasien lain pada umumnya. Kontak segera antara ibu dan anak
Setelah penderita melahirkan, penderita diperbolehkan jika ibu telah
dirawat diruang observasi selama 6-8 mendapatkan pengobatan dan tidak
jam, kemudian penderita dapat terdapat reaktivasi penyakit. Ibu dengan
dipulangkan langsung. Diberi obat tuberkulosis aktif baru dapat
uterotonika, dan obat TB paru berhubungan dengan bayinya minimal 3
diteruskan, serta nasihat perawatan minggu pengobatan, dan bayinya juga
masa nifas yang harus mereka lakukan. mendapat isoniazid. Tidak ada
Penderita yang tidak mungkin kontraindikasi untuk menyusui pada
dipulangkan, harus dirawat di ruang ibu yang menderita tuberkulosis,
isolasi. 3,5,12,13,14,17,19 walaupun obat antituberkulosis
ditemukan pada air susu ibu tetapi
Pencegahan pada bayi jumlahnya sangat rendah dan resiko
1. Jangan pisahkan anak anak dari keracunan pada bayi sangat minimal.
ibunya, kecuali ibu sakit sangat Anda perlu menginstruksikan pasien di
parah, rumah sakit agar menutupi mulut di
2. Apabila ibu dahak negatif, segera saat batuk dan saat sedang menyusui.
bayi diberikan BCG, Batuk harus ke dalam tisu yang sekali
3. Apabila dahak sediaan langsung ibu pakai.5-8 Yang penting adalah
positif selama kehamilan, atau tetap pendidikan pada penderita dan
demikian saat melahirkan, keluarganya tentang keadaan penyakit
a. Bila bayi tampak sakit saat TB paru yang sedang diidap serta
dilahirkan dan anda mencurigai bahaya penularan penyakit TBC ini pada
adanya tuberkulosis kongenital anaknya, sehingga penderita dan
berilah pengobatan anti TB yang keluarganya menyadari sepenuhnya
lengkap. bagaimana cara melakukan perawatan
b. Bila anak tampak sehat, bayinya dengan baik. 3,5,19-22
berikanlah isoniazid 5 mg/kgbb
dalam dosis tunggal setiap hari Evaluasi penderita yang telah sembuh
selama 2 bulan. Kemudian Penderita TB yang telah
lakukan tes tuberkulin. Jika dinyatakan sembuh tetap dievaluasi
negatif, hentikan isoniazid dan minimal 2 tahun setelah sembuh untuk
berikan BCG. Jika positif, mengetahui adanya kekambuhan. Yang
lanjutkan isoniazid selama 4 dievaluasi adalah sputum BTA
bulan lagi. Jangan berikan BCG mikroskopik dan foto thorax. Sputum
pada saat diberikan isoniazid BTA mikroskopis 3, 6, 12, 24 bulan
atau jangan lakukan tes setelah dinyatakan sembuh. Evaluasi
tuberkulin dan berikan isoniazid foto thoraks 6, 12, 24 bulan setelah
selama 6 bulan. 17-20 dinyatakan sembuh.
4. Di banyak negara adalah paling
aman bagi ibu untuk menyusui Prognosis
bayinya. Air Susu Ibu (ASI) Sangatlah penting untuk dapat
merupakan gizi yang paling tinggi mendiagnosis adanya infeksi TBC secara
mutunya bagi bayi. dini pada wanita hamil. TBC pada
wanita hamil dan tidak hamil
JKM.
Vol. 6, No. 2, Februari 2007

menimbulkan prognosis yang tidak jauh Adhikari and colleagues (1997)


berbeda bahkan sama. Hasil yang lebih menggambarkan bahwa 11 wanita
baik didapatkan jika wanita itu Afrika Selatan yang hamil dan
diketahui menderita TBC sebelum masa postpartum biopsinya didapatkan hasil
kehamilannya. Dan jika diobati secara kulturnya positif, enam bayi diantaranya
baik. Hasil terburuk didapatkan pada menderita TBC kongenital, dan satu
pasien-pasien yang baru diketahui diantaranya meninggal. Insidensi infeksi
pertama kali menderita infeksi TBC pada neonatal jarang terjadi bila ibu
pada masa puerperium, dikarenakan dengan TBC yang aktif diterapi sebelum
TBCnya tidak diobati selama kehamilan saat persalinan dan jika pemeriksaan
sehingga telah menyebar luas. Akan kultur dahaknya negatif. Dikarenakan
tetapi jika TBC didiagnosis dan diobati pada bayi yang baru lahir sangat mudah
secara baik dan benar maka prognosis terinfeksi penyakit termasuk TBC, maka
untuk ibu dan bayi sangat baik sebagian ahli berpendapat
Kehamilan yang dipersulit direkomendasikan untuk ibu agar
dengan kontaminasi oleh organisme diisolasi jika dicurigai memiliki TBC
yang resisten atau dengan adanya AIDS, yang aktif. Jika tidak diobati, resiko
memerlukan perhatian khusus, pada terinfeksi penyakit pada bayi yang lahir
kasus ini penggunaan kombinasi 4 dari wanita dengan infeksi yang aktif
sampai 5 obat mungkin diperlukan, adalah 50% pada tahun pertama.2,3
termasuk obat-obatan seperti Wanita hamil yang menderita
streptomicin, yang normalnya tidak tuberkulosis bila diobati dengan
direkomendasikan selama kehamilan. pengobatan antituberkulosis yang
Harus dipertimbangan untuk dirawat adekuat tidak akan menyebabkan efek
dulu dirumah sakit pada penanganan samping yang berarti pada saat hamil,
awal dilanjutkan dengan pengawasan masa nifas ataupun bagi janin. Wanita
ketat secara DOTS. hamil mempunyai prognosis yang sama
Kehamilan tidak memperburuk dengan wanita tidak hamil. Tidak ada
perjalanan penyakit dari TBC, dan TBC indikasi untuk melakukan tindakan
tidak mengganggu secara keseluruhan pengguguran kehamilan pada penderita
dari jalannya kehamilan dan persalinan TB paru5,11
walaupun dilaporkan di India adanya
peningkatan insidensi persalinan Simpulan
prematur, BBLR, dan pembatasan Insidensi wanita hamil yang
perkembangan bayi dan juga menderita tuberkulosis lebih tinggi di
peningkatan angka kematian bayi pada negara-negara berkembang, sehingga
ibu dengan aktif TB paru pada 79 wanita sangat penting untuk mendiagnosis
hamil (Jana and coleagues 1994) Jana dkk secara dini pasien yang diduga
(1999) melaporkan pada 33 wanita hamil menderita TBC dengan melakukan
dengan komplikasi TB paru melahirkan pemeriksaan-pemeriksaan sesuai
bayi dengan berat badan yang rendah. prosedur agar dapat segera dilakukan
Selain itu kasus kasus meningitis TBC terapi. Tuberkulin skin test dilakukan
dalam kehamilan menyebabkan pada wanita hamil yang mempunyai
kematian pada ibu pada sepertiga dari riwayat kontak dengan dengan
seluruh kasus.3,4 penderita TBC, wanita hamil dengan
Manajemen TBC dalam Kehamilan
Najoan Nan Warouw, Aloysius Suryawan

gejala klinis TBC dan pasien yang edition. Mc Graw Hill Company. 2003 ;
tinggal di tempat yang cukup padat. 421-2
Bila terjadi kehamilan pada saat 5. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,
Tuberculosis Dalam Kehamilan, Jilid II,
menderita TBC maka tidak dianjurkan
edisi ketiga, 2001: 830-3
untuk menggugurkan kandungannya 6. Frank. W. Ling Tuberculosis. in:
kecuali atas indikasi obstetrik. Pengaruh Obstetric and Gynecologic. Mc Graw
tidak langsung tuberkulosis terhadap Hill. 2000 ; 152-4
kehamilan ialah efek teratogenik 7. Gerrard N Burrow. Tuberculosis.
terhadap janin karena obat Medical Complication During
antituberkulosis yang diberikan kepada Pregnancy. Fifth edition. 1999 ; 380-4
sang ibu. Janin dapat terinfeksi 8. Karen Kish, Joseph V.Collea.
tuberkulosis melalui tali pusat. Tuberculosis in Pregnancy in Current
Obstetric and Gynecologic Diagnosis
Meskipun demikian hal ini jarang
and Treatment. 9th Edition Mc Graw Hill
terjadi, kurang lebih 300 kasus pernah Company. 2003; 465-9
dilaporkan. Tuberkulosis kongenital 9. Crolton J. Tuberculosis Klinis. Edisi 2.
yang terjadi secara hematogen yang 2002; 5, 20-5
disebabkan oleh infeksi pada plasenta 10. Rustam Mochtar. Tuberculosis paru-
yang didapat dari ibu yang menderita paru. Dalam : Synopsis Obstetri EGC
tuberkulosis. Penanganan pasien pada Jilid I.edisi II.1998.hal 154-6
pasien hamil dengan TB paru adalah 11. Prawiroharjo S, Tuberculosis Paru.
FKUI. 1999: 491-3
sama dengan pasien nonTB yaitu
12. Tjandra Yoga Aditama. Tuberkulosis
menggunakan obat lebih dari satu dan Diagnosis, Terapi dan Masalahnya. Edisi
dalam waktu yang lama. Dahulu pasien IV. 32-5
tuberkulosis paru dengan kehamilan 13. Robert J Sokol, Sean C Blackwell.
harus dirawat di rumah sakit, tetapi Tuberculosis In Sciarra J. John. Editor
sekarang dapat berobat jalan dengan Gynecology and Obstetric. Revised
pertimbangan istirahat yang cukup, Edition. Vol 2.2003:1-6
makanan bergizi, pencegahan penularan 14. Fidelma B. Rigby, MD, Louisiana state
university Medical Center, New Orleans,
pada keluarga dll.
Tuberculosis and Pregnancy : Update on
an Old Nemesis, 17 april 2000, diakses
tanggal 16 april 2006. dari
Daftar Pustaka Http://www.medscape.com/view
1. Cunningham F. G., Leveno K. J., Bloom article/410045
S. L., Hauth J. C., Larry G., Wenstrom K. 15. Arora, Rajnish G., Tuberculosis and
D., Medical and Surgical Complication, Pregnancy, 20 desember 2002, diakses
dalam: Williams Obstetrics, edisi: 22, tanggal 16 april 2006 dari
Seils A., penyunting, USA: McGraw Hill http://medind.nic.in/ibr/t03/i1/ibrt03i
Companies, 2005 ; 1064-1066. 1p13.pdf
2. Derek Liewellyn-Jones. Tuberculosis and 16. Walter R. W., W. Lawrence D.,Nancy K.
Pregnancy in Fundamentals of Obstetric H., Merle A. S., David A. R., James M. S.,
and Gynecology, 6th edition. 199. Mosby Julie L. G., Tuberculosis, dalam: Current
International. p. 275-8 Diagnosis & Treatment In infectious
3. Pedoman Nasional Penanggulangan Diseases, penyunting, USA: McGraw
Tuberkulosis, cetakan ke 8, Departemen Hill Companies,2001;644-651
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 17. Frank W. L., Patrick D., Tuberculosis,
2002 ;9. dalam: Obstetrics and Gynecology
4. Decherney A.H. Tuberculosis. In: Principles for Practice, edisi: 1, Ling F.W,
Current Obstetric and Gynecology, 9th
JKM.
Vol. 6, No. 2, Februari 2007

penyunting, USA: McGraw Hill dalam: Current Obstetric & Gynecologic


Company, 2001; 152-153 Diagnosis & Treatment, edisi: 9,
18. Smith J., Tuberculosis, dalam: Danforth’s penyunting, USA: Mcgraw Hill com-
Obstetric and Gynecology, edisi 8. Smith panies, 2003; 421-422
J. penyunting, USA: A wolters Kluwer 21. James D.K., Steer P.J., Weiner C.P.,
company 2001;343 Gonik B., Tuberculosis, dalam: High
19. Tjandra Yoga Aditama,Tuberculosis Di- Risk Pregnancy, edisi: 1, penyunting,
agnosis Terapi & masalahnya, edisi:4, USA: W. B. Saunders Company, 1994 ;
Tjandra yoga aditama, penyunting, 376-377
Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia, 2002; 22. James D.K., Steer P.J., Weiner C.P.,
21-35, 118-119 Gonik B., Tuberculosis, dalam: High
20. Alan H. D., Lauren N., Cardiac, Risk Pregnancy, edisi: 3, penyunting,
Hematologic, Pulmonary, Renal & USA: W. B. Saunders Company, 2006;
Urinary Trac. Disorders In Pregnancy, 839-842

Anda mungkin juga menyukai