Abstrak
TB paru masih merupakan problem yang cukup serius dalam peningkatan
angka kematian dan kesakitan bayi maupun ibu, sehingga perlu pengkajian yang
lebih dalam penanganan TBC khususnya pada kehamilan sebagai upaya menurunkan
angka kematian dan kesakitan ibu maupun bayi.
sebelum dia hamil. Pasien-pasien yang menyebar maka tuba falopii bagian
tidak mendapat kemoterapi adekuat, proximal dan bahkan uterus dapat
yang resisten terhadap terapi, sesudah terinfeksi. Infeksi jarang mengenai
melahirkan karena diafragma turun cervix atau tractus genitalia bagian
mendadak, komplikasi yang sering bawah. Tidak seperti TB paru, infeksi
dijumpai adalah hemoptisis atau pada genital biasanya tidak
penyebaran kuman secara hematogen menunjukkan gejala yang berarti,
atau tuberkulosis milier.2,5,12,13,14 memerlukan beberapa tahun bisa
menimbulkan kerusakan yang besar dan
Pengaruh Tuberkulosis Paru terhadap terjadinya perlengketan pada rongga
Kehamilan pelvis, walaupun pasien dengan TB
Dulu pernah dianggap bahwa pelvis biasanya steril, tetapi kadang-
wanita dengan tuberkulosis paru aktif kadang dapat terjadi konsepsi tetapi
mempunyai insidensi yang lebih tinggi implantasinya lebih sering terjadi pada
secara bermakna dibandingkan wanita tuba daripada intra uterin. 2,5,12,13
hamil tanpa infeksi tuberkulosis paru
dalam hal abortus spontan dan kesulitan Tuberkulosis Kongenital
persalinan. Banyak sumber yang Fetus dapat terinfeksi tuberkulosis
mengatakan peranan tuberkulosis melalui tali pusat. Meskipun demikian
terhadap kehamilan antara lain hal ini jarang terjadi, kurang lebih 300
meningkatnya abortus, pre-eklampsi, kasus pernah dilaporkan. Tuberkulosis
serta sulitnya persalinan. Penelitian kongenital yang terjadi secara
terbaru menunjukkan bahwa hal hematogen yang disebabkan oleh infeksi
tersebut tergantung dari letak pada plasenta yang didapat dari ibu
tuberkulosis apakah paru atau nonparu yang menderita tuberkulosis paru.
serta apakah tuberkulosis terdiagnosis Mycobacterium tuberculosis dapat
semasa kehamilan. Pada penelitian diidentifikasi dari amnion, desidua, dan
terhadap wanita-wanita Indian yang vili chorionic. Walaupun infeksi fetal
mendapat pengobatan selama 6-9 bulan yang didapat secara langsung dari darah
semasa kehamilan maka kematian janin ibu tanpa pembentukan lesi caseosa
6 kali lebih besar dan insidens dari: pada plasenta yang pernah dilaporkan
prematuritas, KMK ( kecil untuk masa pada binatang percobaan, tetapi ini tidak
kehamilan), BBLR (berat badan lahir jelas terjadi pada manusia. Bila
rendah) (<2500g) adalah 2 kali lipat. tuberkulosis menyebar melalui plasenta
Pengaruh tidak langsung tuberkulosis dari peredaran darah ibu ke peredaran
terhadap kehamilan ialah efek darah janin, infeksi dapat terjadi. Bayi
teratogenik terhadap janin karena obat juga dapat terinfeksi selama atau segera
anti tuberkulosis yang diberikan kepada setelah kelahiran dari terhirupnya bahan
sang ibu. Efek samping pasien yang yang terinfeksi, atau dari penolong
mendapat terapi anti tuberkulosis yang persalinan atau orang lain yang
adekuat adalah gangguan pada traktus menderita tuberkulosis paru aktif
genitalis dimana traktus genitalis dengan sputum positif. Bila seorang
terinfeksi dari fokus primer TB paru. anak terinfeksi sebelum lahir, ibunya
Tuba falopii biasanya merupakan pasti menderita tuberkulosis selama
tempat pertama yang terinfeksi terutama kehamilan. Kuman tuberkulosis telah
tuba falopii bagian distal. bila infeksinya mencapai janin melalui darah ibunya.
Manajemen TBC dalam Kehamilan
Najoan Nan Warouw, Aloysius Suryawan
Lakukan pemeriksaan PPD Æ bila PPD − INH 400 mg/hr selama 1 bulan,
(+) Æ lakukan pemeriksaan radiologis dilanjutkan 700 mg 2 kali seminggu
dengan pelindung pada perut : 5-8 bln
1. Bila radiologi (-) Æ Berikan INH − Etambutol 1000 mg/hr selama 1
profilaksis 400 mg selama 1 tahun bulan
2. Bila radiologi suspek TB Æ periksa − Rifampisin sebaiknya tidak
sputum Æ sputum BTA (+) diberikan pada kehamilan trimester
pertama
JKM.
Vol. 6, No. 2, Februari 2007
gejala klinis TBC dan pasien yang edition. Mc Graw Hill Company. 2003 ;
tinggal di tempat yang cukup padat. 421-2
Bila terjadi kehamilan pada saat 5. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,
Tuberculosis Dalam Kehamilan, Jilid II,
menderita TBC maka tidak dianjurkan
edisi ketiga, 2001: 830-3
untuk menggugurkan kandungannya 6. Frank. W. Ling Tuberculosis. in:
kecuali atas indikasi obstetrik. Pengaruh Obstetric and Gynecologic. Mc Graw
tidak langsung tuberkulosis terhadap Hill. 2000 ; 152-4
kehamilan ialah efek teratogenik 7. Gerrard N Burrow. Tuberculosis.
terhadap janin karena obat Medical Complication During
antituberkulosis yang diberikan kepada Pregnancy. Fifth edition. 1999 ; 380-4
sang ibu. Janin dapat terinfeksi 8. Karen Kish, Joseph V.Collea.
tuberkulosis melalui tali pusat. Tuberculosis in Pregnancy in Current
Obstetric and Gynecologic Diagnosis
Meskipun demikian hal ini jarang
and Treatment. 9th Edition Mc Graw Hill
terjadi, kurang lebih 300 kasus pernah Company. 2003; 465-9
dilaporkan. Tuberkulosis kongenital 9. Crolton J. Tuberculosis Klinis. Edisi 2.
yang terjadi secara hematogen yang 2002; 5, 20-5
disebabkan oleh infeksi pada plasenta 10. Rustam Mochtar. Tuberculosis paru-
yang didapat dari ibu yang menderita paru. Dalam : Synopsis Obstetri EGC
tuberkulosis. Penanganan pasien pada Jilid I.edisi II.1998.hal 154-6
pasien hamil dengan TB paru adalah 11. Prawiroharjo S, Tuberculosis Paru.
FKUI. 1999: 491-3
sama dengan pasien nonTB yaitu
12. Tjandra Yoga Aditama. Tuberkulosis
menggunakan obat lebih dari satu dan Diagnosis, Terapi dan Masalahnya. Edisi
dalam waktu yang lama. Dahulu pasien IV. 32-5
tuberkulosis paru dengan kehamilan 13. Robert J Sokol, Sean C Blackwell.
harus dirawat di rumah sakit, tetapi Tuberculosis In Sciarra J. John. Editor
sekarang dapat berobat jalan dengan Gynecology and Obstetric. Revised
pertimbangan istirahat yang cukup, Edition. Vol 2.2003:1-6
makanan bergizi, pencegahan penularan 14. Fidelma B. Rigby, MD, Louisiana state
university Medical Center, New Orleans,
pada keluarga dll.
Tuberculosis and Pregnancy : Update on
an Old Nemesis, 17 april 2000, diakses
tanggal 16 april 2006. dari
Daftar Pustaka Http://www.medscape.com/view
1. Cunningham F. G., Leveno K. J., Bloom article/410045
S. L., Hauth J. C., Larry G., Wenstrom K. 15. Arora, Rajnish G., Tuberculosis and
D., Medical and Surgical Complication, Pregnancy, 20 desember 2002, diakses
dalam: Williams Obstetrics, edisi: 22, tanggal 16 april 2006 dari
Seils A., penyunting, USA: McGraw Hill http://medind.nic.in/ibr/t03/i1/ibrt03i
Companies, 2005 ; 1064-1066. 1p13.pdf
2. Derek Liewellyn-Jones. Tuberculosis and 16. Walter R. W., W. Lawrence D.,Nancy K.
Pregnancy in Fundamentals of Obstetric H., Merle A. S., David A. R., James M. S.,
and Gynecology, 6th edition. 199. Mosby Julie L. G., Tuberculosis, dalam: Current
International. p. 275-8 Diagnosis & Treatment In infectious
3. Pedoman Nasional Penanggulangan Diseases, penyunting, USA: McGraw
Tuberkulosis, cetakan ke 8, Departemen Hill Companies,2001;644-651
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 17. Frank W. L., Patrick D., Tuberculosis,
2002 ;9. dalam: Obstetrics and Gynecology
4. Decherney A.H. Tuberculosis. In: Principles for Practice, edisi: 1, Ling F.W,
Current Obstetric and Gynecology, 9th
JKM.
Vol. 6, No. 2, Februari 2007