Anda di halaman 1dari 1

Gizi berperan dalam berbagai kurun usia dalam daur kehidupan.

Peranan ini meliputi dalam


pertumbuhan fisik, pertumbuhan otak dan kecerdasan, produktivitas kerja serta daya tahan
terhadap infeksi. Status gizi balita secara sederhana dapat diketahui dengan membandingkan
antara berat badan menurut umur maupun menurut panjang badannya dengan rujukan (standar)
yang telah ditetapkan. Penilaian status gizi, menggunakan ABCD/ Anthropometric Biokimia
Clinical sign Dietary history. (Moehji 2003, Anonim 2005, Trisa 2004).
Kurang Energi Protein (KEP) merupakan salah satu masalah gizi utama di negara
berkembang seperti di Indonesia, kejadian ini terutama pada anak-anak di bawah usia 5 tahun
(balita) (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2003) . Berdasarkan Pantauan Status Gizi
(PSG) 2017 yang dilakukan Kementerian Kesehatan, bayi usia di bawah lima tahun (Balita) yang
mengalami masalah gizi pada 2017 mencapai 17,8%, sama dengan tahun sebelumnya. Jumlah
tersebut terdiri dari Balita yang mengalami gizi buruk 3,8% dan 14% gizi kurang
Berdasarkan lama dan beratnya kekurangan energy dan protein, KEP diklasifikasikan
menjadi KEP derajat ringan sedang (gizi kurang) dan KEP derajat berat (gizi buruk). KEP
derajat berat yaitu kwashiorkor, marasmus, marasmus-kwashiorkor.
Diagnosis KEP berat ditegakkan berdasarkan gambaran klinis untuk menentukan penyebab
perlu anamnesis makanan dan penyakit lain. Oleh karena itu, penulis akan membahas cara
penegakkan diagnosis jenis-jenis KEP berat yaitu marasmus, kwashiorkor dan marasmik
kwashiorkor

Anda mungkin juga menyukai