Anda di halaman 1dari 5

Laelia Dwi A, Kesehatan Gigi Anak Autis ............

Kesehatan Gigi Anak Autis

Autis’s Health Teeth

Laelia Dwi Anggraini


Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta

Abstract
Autism is a development disturbance in children, which includes communication, interaction
and behavior. Autistic children suffer more serious mouth disease because disability to brush their
teeth. The main problem in handling autistic children is building a good communication and giving
attention in health teeth. Good cooperation from parents, autistic child, and their dentist is a key
success for the teeth care of autistic children. This paper explains about autism including its etiology,
diagnosis, therapy and how to handle the mouth and teeth health of autistic children.

Key words: autism, cooperation, teeth health

Abstrak
Autis adalah gangguan perkembangan pada anak yang meliputi komunikasi, interaksi dan
kebiasaan. Anak autis mempunyai gangguan kesehatan mulut yang serius, disebabkan
ketidakmampuannya menyikat gigi. Masalah utama menangani anak autis adalah membangun
komunikasi dan memberi perhatian pada kesehatan giginya. Kerjasama yang baik antara orang tua,
anak autis dan dokter giginya adalah kunci kesuksesan perawatan gigi anak autis. Makalah ini
menerangkan tentang autis meliputi etiologi, diagnosis, terapi dan bagaimana menangani kesehatan
gigi dan mulut anak autis.

Kata kunci : autis, kerjasama, kesehatan gigi

Pendahuluan mulai dari ringan sampai berat yang disertai


Autisme merupakan gangguan sindroma lainnya seperti gangguan
perkembangan fungsi otak yang mencakup sensoris, mental retardasi, atau kejang-
bidang sosial dan afeksi, komunikasi verbal kejang. Kelainan ini sama halnya dengan
(bahasa) dan non verbal, imajinasi, kelainan atau penyakit sindroma lain yang
fleksibilitas, lingkup interest (minat), kognisi sering ditemukan pada anak 2.
dan atensi. Autisme merupakan suatu Berdasar waktu munculnya
kelainan dengan ciri perkembangan yang gangguan, autisme dibedakan menjadi 2,
terlambat atau yang abnormal dari ialah autisme yang terjadi sejak bayi, bisa
hubungan sosial dan bahasa. Gejala terdeteksi usia bayi 6 bulan dan autisme
penting lainnya ialah tidak suka dengan regresif, biasa terjadi ketika anak usia 1,5-
perubahan, perilaku motorik yang aneh, 2 tahun, ditandai dengan regresi atau
kedekatan yang tidak biasa dengan benda kemunduran kembali 3.
tertentu dan reaksi emosional yang Makalah ini menerangkan tentang
mendadak1. autis meliputi etiologi, diagnosis, terapi dan
Autism Spectrum Disorder (ASD) bagaimana menangani kesehatan gigi dan
adalah suatu sindroma gangguan mulut anak autis
perkembangan anak yang sangat kompleks

104
Mutiara Medika
Vol. 7 No. 2:104-108, Juli 2007

Etiologi Pada pria lebih sering dijumpai daripada


Autisme hingga saat ini belum jelas wanita dengan perbandingan 4:11.
penyebabnya. Dari berbagai penelitian klinis
hingga saat ini masih belum terungkap Diagnosis
dengan pasti penyebab penyebab autisme. Gejala autisme dapat timbul pada
Secara ilmiah dibuktikan bahwa autisme usia dini, kurang dari 1 tahun, dengan gejala
adalah suatu kelainan/penyakit yang awal bermanifestasi sebagai tidak
disebabkan multifaktorial, dengan banyak dijumpainya perilaku perkembangan yang
ditemukan kelainan pada tubuh penderita., lazim serta gejala patologi awal. Pada anak
salah satunya manifestasi alergi. Pengaruh usia dini, autisme, retardasi mental, atau
alergi makanan ke otak tersebut adalah variasi perkembangan normal sulit
sebagai salah satu pemicu memperberat dibedakan. Gejala dan tanda yang tidak
penyakit autisme4. semestinya dan aneh, harus diperhatikan
Autisme adalah familial (2% pada dengan cermat. Intervensi harus segera
saudara kandung). Abnormalitas dilakukan, jangan ditunda hanya untuk
kromoson, terutama fragile X, ikut berperan menunggu diagnosa pasti6 .
pada sebagian kecil kasus. Ada pengaruh Keluhan orang tua merupakan tanda
kondisi fisik saat hamil dan melahirkan, yang awal diagnosis ditegakkan. Orang tua anak
mencakup rubella, sifilis, fenilketonuria, dan autis sering telah mencurigai ada
tuberus sklerosis. Faktor paska natal yang ketidakberesan dalam perkembangan
ikut berperan mencakup infatile spasme, anaknya. Orang tua umumnya
epilepsi mioklonik, meningitis dan membandingkan anaknya dengan anak
ensefalitis. Pada sekitar 10-30% anak tetangga, anak saudaranya yang sebaya,
autism, dapat diidentifikasi faktor atau membandingkan dengan keadaan
penyebabnya1. anaknya yang lain. Keluhan dalam bidang
Faktor penyebab anak autisme antara komunikasi, antara lain anak tidak ber-
lain faktor genetik, faktor imunologik, faktor respon bila dipanggil namanya,
perinatal, faktor biokimia, dan faktor perkembangan bahasa terlambat,
psikodinamika. Adanya disfungsi tampaknya seolah-olah tuli serta tidak
metallothionein atau ketidakmampuan mampu menyatakan apa yang dikehendaki.
tubuh untuk mengikat logam berat sehingga Keluhan dalam bidang sosial, anak tidak
berakibat menimbulkan keracunan logam, tersenyum di lingkungannya. Seolah dalam
sebagai contoh tingginya kandungan dunia tersendiri, tidak tertarik pada anak
merkuri dalam tubuh2. lain, memilih bermain sendiri. Kontak
pandang atau mata buruk. Keluhan
masalah perilaku, anak suka mengamuk,
Epidemiologi tidak tahu memainkan mainan, jalan jinjit.
Sebelum tahun 1980, autisme adalah Sangat peka atau tertarik pada tekstur atau
suatu kondisi yang jarang ditemui. Sampai bunyi tertentu. Hiperaktif, tidak kooperatif
sekitar tahun 1980, jenis autisme bawaan atau melawan. Suka membariskan mainan
lahir maupun regresi mempunyai frekuensi atau barang. Pola geraknya ganjil1 .
yang hampir sama, 50-60% sudah ada Untuk menegakkan diagnosis autisme
kelainan sejak bayi, dan 40-50% normal diperlukan serangkaian tes yang dilakukan
pada saat lahir kemudian terjadi regresi oleh berbagai bidang disiplin ilmu seperti
pada umur 12-24 bulan. Pada saat halnya kasus sindroma lainnya2 .
itu,frekuensi autisme diperkirakan 2-5 per Umumnya diagnosis ditegakkan secara
10.000 anak. Frekuensi autisme meningkat klinis. DSM IV mengemukakan kriteria untuk
10 kali lipat pada tahun 1995. Peningkatan menegakkan diagnosis autisme (terlampir
jumlah autisme bawaan mencapai 3-4 kali pada tabel).
lipat, dan autisme regresif 10 kali lipat5 . Gejala autisme dapat dibagi atas gejala
Prevalensi Autism Spectrum Disorder gangguan perilaku, gangguan intelektual,
(ASD) atau autism adalah 1: 500 anak2 . dan dapat pula disertai gangguan fisik.

105
Laelia Dwi A, Kesehatan Gigi Anak Autis ............

Gangguan perilaku yang mencolok ialah memperoleh pekerjaan. Prognosis ini terkait
interaksi dan hubungan yang abnormal intelegensi dan perilaku 1.
terhadap lingkungan atau sosial, kurang
menunjukkan respon, tidak menikmati Diskusi
sentuhan fisik dan menghindari kontak Kesehatan gigi anak autis umumnya
mata. Anak tidak mau bermain dengan anak buruk. Laporan kasus menunjukkan bahwa
lain, kurang sadar terhadap perasaan orang rata-rata anak autis mempunyai karies gigi
lain. Komunikasi bahasa abnormal, dan penyakit periodontal3 .
echolalia (mengulang kata seperti burung Kesehatan gigi dan mulut penderita
beo), neologisme (mengulang kata-kata autisme sama seperti orang normal,
baru). Komunikasi nonverbal seperti isyarat ditemukan adanya penyakit periodontal dan
melalui gerak-gerik tubuh (gesture) kurang. karies gigi. Hal ini diperparah
Bermain imajinatif, seperti pengemudi ketidakmampuannya menyikat gigi secara
mobil balap. Perilaku motorik aneh seperti baik dan benar, disebabkan gangguan
berputar-putar, jalan jinjit, bertepuk tangan, konsentrasi dan interaksi anak sehingga
diulang tanpa sebab jelas. Mempunyai ritual sulit menerima instruksi cara menyikat gigi2 .
stereotip, bila diganggu marah atau Adapun tindakan preventif yang
menantang1 . dapat dilakukan adalah melatih dengan
telaten pada anak autisme, bagaimana
Terapi cara menyikat gigi yang baik dan benar,
Gangguan autisme dapat dikurangi tentunya dengan melibatkan orang tua atau
dengan mengenali secara cermat gejala pengasuhnya. Pada kondisi anak yang tidak
alergi dan mengidentifikasi secara tepat memungkinkan menyikat gigi sendiri,
penyebabnya. Intinya adalah menghindari pertolongan orang tua, pengasuh atau guru
makanan penyebabnya, sehingga sekolahnya sangat diperlukan. Inilah
mencegah atau meminimalisir gangguan segitiga kerjasama yang diperlukan, ialah
perilaku pada penderita autisme4. antara orang tua-anak autisme- dokter gigi
Terapi lainnya berupa terapi biomedis, yang merawatnya.
seperti mengubah pola makan, Biasanya anak autis ketakutan
membersihkan usus dari jamur dan kuman, melihat dokternya. Pendekatan bertahap
meningkatkan daya tahan tubuh, dan (teknik desensitisasi) maupun teknik TSD
detoksifikasi logam beracun. Saat ini pun ( Tell-Show-Do) memungkinkan
banyak dikembangkan terapi herbal untuk membangun kepercayaan dokter gigi
pasien autisme. Selain itu, terapi psikologi dengan pasien autisme. Kesabaran dan
diperlukan untuk mendampingi anak ini keahlian khusus, mutlak diperlukan.
memperoleh kemandirian diri sendiri, Komunikasi verbal dan non verbal
seperti toilet training, terapi musik, dll. Terapi dimodifikasikan dalam membujuk anak 2.
psikofarmaka juga perlu dilakukan. Saat ini Kekurangan dan keterbatasan yang
pula dikembangkan terapi oksigen ada pada penderita autisme merupakan
hiperbarik untuk meningkatkan konsentrasi hambatan untuk dapat memelihara
oksigen pada tubuh. kesehatan dan kebersihan gigi dan mulutnya
dengan baik. Koordinasi gerakan lidah yang
Prognosis tidak teratur menyebabkan makanan sering
Anak autis akan terus berkembang ditahan di dalam mulut dan tidak langsung
seiring perkembangan umurnya. ditelan. Pola telan ini diperparah dengan
Pendampingan keluarga dan edukasi kebiasaan mengkonsumsi makanan yang
sangat penting dalam menjadikan mereka kariogenik sehingga resiko karies lebih tinggi
bisa hidup mandiri. Prognosis anak ini pada anak autisme 3.
umumnya buruk. Sebagian besar anak Kerjasama seorang dokter gigi
tidak dapat berdikari pada usia dewasa, dengan dokter anak atau psikolog, atau
namun kira-kira 15% dapat berdikari dan disiplin ilmu lain yang terkait sangat

106
Mutiara Medika
Vol. 7 No. 2:104-108, Juli 2007

diperlukan sehingga hasil akhir yang menunjang perawatan gigi secara total
diinginkan dapat tercapai dengan sebaik- care.
baiknya. Penanganan secara holistic dan
comprehensive diperlukan dalam

Gambar 1. Salah satu anak autis di SLB Khusus Seturan, Yk

Kesimpulan Soedarsono, 2005, Penanganan


Berdasar uraian di atas, disimpulkan Kesehatan Mulut Anak Autis, Majalah
bahwa perawatan gigi anak autis dapat Kedokteran Gigi, Ed. Khusus PIN IKGA
dilakukan melalui kerjasama yang baik I, Surabaya.
antara orang tua, anak autis dan dokter 4. Judarwanto W, 2005, Alergi Makanan
giginya. Penanganan dianjurkan secara dan Autisme, Seminar Autism update,
holistic dan comprehensif , untuk Prokids Terapi Center, Jakarta.
menunjang perawatan gigi secara 5. Budhiman M, 2005, Penatalaksanaan
paripurna. Biomedik pada Gangguan Spektrum
Autisme, Seminar Autism update,
Saran Prokids Terapi Center, Jakarta.
Adapun hal-hal yang disarankan : 6. Purboyo S, 2005, Skrining dan Metode
1. Dokter gigi diharapkan mau menangani Diagnostik Autisme Dini pada Anak Usia
pasien anak autis, walaupun terasa Dini, Seminar Autism update, Prokids
sulit, tetapi pendekatan yang baik Terapi Center, Jakarta.
ditunjang kesabaran, sangat dibutuhkan
2. Perawatan dilakukan secara bertahap, Lampiran : Tabel Kriteria DSM IV bagi
mulailah dengan kasus sederhana kelianan autistik
terlebih dahulu, supaya pasien autis A. Didapatkan jumlah total 6 (atau lebih)
‘believe’ dengan dokter giginya. item dari (1),(2), dan (3), dengan
sekurangnya 2 dari (1) dan masing-
Daftar Pustaka masing satu dari (2) dan (3).
1. Lumbantobing, 2001, Anak dengan
Mental Terbelakang, Balai Penerbit FK- (1) Gangguan kualitatif interaksi sosial,
UI, Jakarta. bermanifestasi pada sekurangnya dua
2. Heriandi S, 2005, Perawatan dari hal berikut:
Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Autism, (a) Gangguan yang nyata dalam
Seminar Autism update, Prokids Terapi perilaku nonverbal multipel, seperti
Center, Jakarta. menatap mata, ekspresi wajah,
3. Lasmi DN, Susi I, Laelia DA, Jacinta PP, sikap badan dan jestur (isyarat)
Jeane T, C. Endang S, dan VJ untuk berinteraksi sosial

107
Laelia Dwi A, Kesehatan Gigi Anak Autis ............

(b) Gagal mengembangkan imitatif sesuai dengan tingkat


hubungan antar sebaya sesuai perkembangannya
dengan tingkat perkembangannya
(c) Kurang spontanitas membagi (3) Pola yang terbatas, berulang dan
kegembiraan, kesenangan, stereotip dari perilaku, interes, dan
interes atau perolehan (misalnya aktivitas sebagai yang bermanifestasi
kurang menyatakan, pada sekurangnya satu dari hal berikut
membawakan atau menunjukkan :
obyek yang menarik) (a) Terpaku perhatiannya pada satu
atau lebih pola interest yang
(2) Gangguan kualitatif dalam stereotip dan terbatas yang
berkomunikasi, sebagaimana yang abnormal intensitas atau fokusnya
terlihat pada sekurangnya satu dari hal (b) Tampak menempel secara tidak
berikut : fleksibel pada rutinitas atau ritual
(a) Terlambat, atau sama sekali tidak yang spesifik, tidak ada fungsinya
ada, perkembangan bahasa lisan (c) Perilaku motorik yang aneh,
(tidak disertai upaya untuk stereotip dan berulang (misalnya
mengkompensasinya dengan mengelepak atau memilin tangan
cara komunikasi alternatif, atau jari, atau gerak seluruh badan
sebagai isyarat atau mimik) yang kompleks)
(b) Pada individu yang bicaranya (d) Perhatiannya secara persisten
memadai, terdapat gangguan dipenuhi atau melekat pada bagian
yang nyata dalam kemampuan suatu obyek
untuk
(c) memulai atau memperetahankan B. Terlambat atau fungsi yang abnormal
konversasi dengan orang lain. dari – sekurangnya satu dari bidang
(d) Penggunaan bahasa secara berikut – yang bermula sebelum usia 3
stereotif atau berulang-ulang tahun, yaitu : (1) interaksi sosial, (2)
(yang itu-itu saja) atau bahasa bahasa yang digunakan pada
idiosinkratik komunikasi sosial, (3) permainan
(e) Kurang ragam bermain yang simbolik dan majinatif.
memadai atau bermain sosial

108

Anda mungkin juga menyukai