Anda di halaman 1dari 15

TUGAS AKUNTANSI BIAYA

METODE HARGA POKOK PESANAN

DIPLOMA III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha
Esa, karena berkat rahmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan Makalah ini sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, agar makalah ini nantinya
dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.

Denpasar, 10 Februari 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................................... 3
BAB I .................................................................................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................ 4


1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................................... 4
1.3 Tujuan ........................................................................................................................................ 4
BAB II................................................................................................................................................... 5

2.1 SIKLUS AKUNTANSI BIAYA DALAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR ........................ 5


2.2 KARAKTERISTIK METODE HARGA POKOK PESANAN .................................................. 5
A. KARAKTERISTIK USAHA PERUSAHAAN YANG PRODUKSINYA BERDASARKAN
PESANAN ............................................................................................................................... 5
B. KARAKTERISTIK METODE HARGA POKOK PESANAN .............................................. 5
2.3 MANFAAT INFORMASI HARGA POKOK PRODUKSI PER PESANAN .......................... 6
2.4 REKENING KONTROL DAN REKENING PEMBANTU ..................................................... 7
2.5 METODE HARGA POKOK PESANAN .................................................................................. 8
BAB III ............................................................................................................................................... 15

3.1 KESIMPULAN ........................................................................................................................ 15


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Metode harga pokok pesanan adalah suatu metode pengumpulan biaya produksi untuk
menentukan harga pokok produk pada perusahaan yang menghasilkan produk atas dasar
pesanan. Atau Full Costing adalah metode penentuan harga pokok produk dengan
memasukkan seluruh komponen biaya produksi sebagai unsur harga pokok, yang meliputi
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel dan biaya
overhead pabrik tetap. Di dalam metode full costing, biaya overhead pabrik yang bersifat
variabel maupun tetap dibebankan kepada produk yang dihasilkan atas dasar tarif yang
ditentukan di muka pada kapasitas normal atau atas dasar biaya overhead pabrik
sesungguhnya. Oleh karena itu biaya overhead pabrik tetap akan melekat pada harga pokok
persediaan produk selesai yang belum dijual, dan baru dianggap sebagai biaya (elemen harga
pokok penjualan) apabila produk selesai tersebut tidak dijual. Menurut metode full costing,
karena produk yang dihasilkan ternyata menyerap jasa FOH Tetap walaupun tidak secara
langsung, maka wajar apabila biaya tadi dimasukkan sebagai komponen pembentuk produk
tersebut.
Tujuan dari penggunaan metode harga pokok pesanan adalah untuk menentukan harga
pokok produk dari setiap pesanan baik harga pokok secara keseluruhan dari tiap-tiap pesanan
maupun untuk persatuan. Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk
pesanan tertentu dan harga pokok produksi per satuan dihitung dengan cara membagi total
biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang
bersangkutan. Pada pengumpulan harga pokok pesanan dimana biaya yang dikumpulkan
untuk setiap pesanan/kontrak/jasa secara terpisah dan setiap pesanan dapat dipisahkan
identitasnya. Atau dalam pengertian yang lain, penentuan harga pokok pesanan adalah suatu
sistem akuntansi yang menelusuri biaya pada unit individual atau pekerjaan, kontrak atau
tumpukan produk yang spesifik. Dalam pembahasan kali ini diuraikan lebih mendalam
metode harga pokok pesanan dalam perusahaan yang menggunakan full costing dalam
penentuan harga produksinya. Uraian akan diawali dengan siklus akuntansi biaya dalam
perusahaan manufaktur, kemudian dilanjutkan dengan karakteristik usaha perusahaan yang
produksinya berdasarkan pesanan, serta karakteristik metode harga pokok pesanan. Dan
diakhiri dengan pembahasan metode harga pokok pesanan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian metode harga pokok pesanan.
2. Tujuan metode harga pokok pesanan.
3. Manfaat metode harga pokok pesanan.
4. Penyelesaian kasus metode harga pokok pesanan.
1.3 Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini agar pembaca mampu memahami dan mengetahui metode
harga pokok pesanan, dan juga manfaat mempelajari metode harga pokok pesanan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Siklus Akuntansi Biaya Dalam Perusahaan Manufaktur


Siklus akuntansi biaya dalam suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh siklus kegiatan
usaha perusahaan tersebut. Dalam perusahaan tersebut, siklus akuntansi biaya dimulai dengan
penvatatan harga pokok barang dagangan dan berakhir dengan penyajian harga pokok barang
dagangan yang dijual. Tujuan akuntansi biaya dalam perusahaan dagang adalah untuk
menyajikan informasi harga pokok barang dagangan yang dijual, biaya administrasi dan umum,
serta biaya pemasaran.
Siklus kegiatan perusahaan manufaktur dimulai dengan pengolahan bahan baku dibagian
produksi dan berakhir dengan penyerahan produk jadi ke bagian gudang. Akuntansi biaya dalam
perusahaan manufaktur bertujuan untuk menyajikan informasi harga pokok produki persatuan
produk jadi yang diserahkan ke bagian gudang.
Siklus akuntasi biaya dalam perusahaan manufaktur digunakan untuk mengikuti proses
pengolahan produk, sejak dari dimasukkannya bahan baku ke proses produksi sampai dengan
dihasilkannnya produk jadi dari proses produksi tersebut.

2.2 Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan


Pengumpulan biaya produksi dalam suatu perusahaan dipengaruhi oleh karakteristik
kegiatan produksi perusahaan tersebut. Oleh karena itu sebelum dibahas metode harga pokok
pesanan, perlu diuraikan lebih dahulu karakteristik kegiatan usaha perusahaan yang produksinya
berdasarkan pesanan yang berpengaruh terhadap metode pengumpulan biaya produksi.

A. Karakteristik Usaha Perusahaan Yang Produksinya Berdasarkan Pesanan


Perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanaan mengolah bahan baku menjadi
produk jadi berdasarkan pesanan dari luar atau dari dalam perusahaan. Karakteristik
usaha perusahaan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Proses pengolahan produk terjadi secara terputus –putus. Jika pesanan yang satu
selesai dikerjakan, proses produksi dihentikan, dan mulai dengan pesanan
berikutnya.
2. Produksidihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesanan.
Dengan demikian pesanan yang satu dapat berbeda dengan pesanan yang lain.
3. Produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan, bukan untuk memenuhi persediaan
di gudang.

B. Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan


Karakteristik usaha perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan tersebut di at
atas berpengaruh terhadap pengumpulan biaya produksinya. Metode pengumpulan
biaya produksi dengan metode herga pokok pesanan yang digunakan dalam
perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan memiliki karakteristik sebagai
berikut:
1. Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifikasi
pemesan dan setiap jenis produk perlu dihitung harga pokok produksinyaa secara
individul.
2. Biaya produksi harus digolongkan berdasarkan hubungannya dengan produk
menjadi dua kelompok berikut ini biaya produksi langsung danb biaya produksi
tidak langsung.
3. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung, sedangkan biaya produksi tidak langsung disebut dengan istilah biaya
overhead pabrik.
4. Biaya produksi langsung diperhitungkasn sebagai harga pokok produksi pesanan
tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya overhead
pabrik diperhitungkan ke dalam harga pokok pesanan berdasarkan tarif yang
ditentukan di muka.
5. Harga pokok produksi per unit dihitungkan pada saat pesanan selesai diproduksi
denagn cara membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan untuk pesanan
tersebut dengan jumlah unit produk yang dihasilkan dalam proses yang
bersangkutan.

2.3 Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi Per Pesanan


Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, informasi harga pokok produk
per pesanan bermanfaat bagi manajemen untuk:
1. Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan
2. Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan
3. Memantau realisasi biaya produksi
4. Menghitung laba atau rugi tiap pesanan
5. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang
disajikan dalam neraca
Menentukan Harga Jual yang Akan Dibebankan Kepada Pemesanan.

Formula untuk menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan adalah
sebagai berikut:

Taksiran biaya produksi untuk pesanan Rp xx

Taksiran biaya nonproduksi yang dibebankan kepada pesanan xx

Taksiran total biaya pesanan Rp xx

Laba yanhg diinginkan xx

Taksiran harga jual yang dibebankan kepada pemesanan Rp xx

Manajemen perusahaan konstruksi merupakan contoh pihak yang memanfaatkan informasi


biaya yang dihasilkan dengan metode harga pokok pesanan.

 Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan. Adakalanya harga jaul produk


yang dipesan oleh pemesan telah terbentuk dipasar, sehingga keputusan yang perlu
dilakukan manajemen adalah menerima atau menoak pesanan.
 Memantau realisasi biaya produksi. Informasi taksiran biaya produksi pesanan tertentu
dapat diamnfaatkan sebagai salah satu dasar untuk menetapkan harga jual yang akan
dibebankan kepada pemesan.
 Menghitung laba atau rugi brutu tiap pesanan. Informasi laba atau rugi bruto tiap pesann
diperlukan untuk mengetahui kontribusi tiap pesanan dalam menutup biaya nonproduksi
dan menghasilkan laba atau rugi.
 Menerima harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan
dalam neraca. Di dalam neraca, manajemen harus menyajikan harga pokok persediaan
produk jadi dan harga pokok produk yang pada tanggal neraca masih dalam proses.

2.4 Rekening Kontrol Dan Rekening Pembantu


Akuntansi biaya menggunakan banyak rekening pembantu untuk merinci biaya-
biaya produksi. Rekening-rekening pembantu (subsidiary accunts) ini dikontrol
ketelitiannya dengan menggunakan rekening kontrol (controlling account) di dalam buku
besar. Rekening kiontrol menampung data yang bersumber dari jurnal, sedangkan
rekening pembantu digunangkan untuk menampung data yang bersumber dari dokumen
sumber.
Karena transaksi terjadinya biaya yang dicatat dalam buku besar bersumber dari jurnal,
maka dalam melaksanakan identifikasi transaksi yang terjadi, harus ditunjuk nama
rekening yang harus didebit dan dikeredit dalam buku besar.
1. Kartu Harga Pokok ( Job Order Cost Sbeet)
Kartu harga pokok merupakan catatan yang penting dalam metode harga pokok
pesanan . kartu harga pokok ini berfungsi sebagai rekening pembantu, yang
digunakan untuk mengumpulkan biaya produksi tiap p[esanan produk. Biaya
produksi untuk mengerjakan pesanan tertentu dicatat secara rinci di dalam kartu harga
pokok pesanan yang bersangkutan. Biaya peroduksi dipisahkan menjadi biaya
produksi langsung langsung terhadap pesanan tertentu dan biaya produksi tidak
langsung dalam hubungan dengan dengan pesanan tersebut. Biaya produksi langsung
dicatet dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan secara langsung,
sedangkan biaya produksi tidak langsung dicatet dalam kartu harga pokok
berdasarkan suatu suatu tarif tertentu.

2.5 Metode Harga Pokok Pesanan


Metode harga pokok pesanan adalah sesuatu metode pengumpulan biaya produksi
untuk menentukan harga pokok produk pada perusahaan yang menghasilkan produk atas
dasar pesanan. Tujuan metode ini adalah menentukan harga pokok produk dari setiap
pesanan baik harga pokok secara keseluruhan dari tia-tiap pesanan maupun untuk
persatuan.
Pendekatan yang digunakan perusahaan dalam menentukan harga pokok produksi
adalah full costing. Untuk dapat mencatat biaya produksi, tipa pesanan diberi nomor, dan
setiap dokumen sumber dan dokumen pendukung diberi identitas nomor pesanan yang
bersangkutan. Pembahasan metode harga pokok produksi akan diawali dengan uraian
prosedur pencatatan biya bahan baku, kemudian akan dilanjutkan dengan uraian
pencatatan biaya tenaga kerja langsung , biaya overhead pabrik dan pencatatan harga
produk-produk jadi yang ditransfer dari bagian produksi ke bagian gudang. Untuk
menggamabarkan penggunaaan metode harga pokok pesanan, berikut ini disajikan contoh
pengumpulan biaya pokok produksi dengan menggunakan metode harga pokok pesanan
dan pendekataan full costing dalam penentuan harga pokok produksi.
Contoh Kasus

PT. Accorner merupakan perusahaan yang bergerak di bidang percetakan. Semua


pesanan diproduksi berdasarkan spesifikasi yang diminta oleh pemesan dan biaya produksi
dikumpulkan menurut pesanan yang diterima. Perusahaan menggunakan pendekatan full costing
dalam penentuan harga pokok produksi. Dalam mencatat biaya produksi, setiap pesanan
diberikan nomor pesanan dan setiap dokumen sumber dan dokumen pendukung diberi indentitas
nomor pesanan yang bersangkutan. Pada bulan november 20X2, PT Accorner mendapat pesanan
untuk mencetak undangan sebanyak 1500 lembar dari PT Rimendi dengan harga Rp 3.000 per
lembar. Dalam bulan yang sama perusahaan juga menerima pesanan untuk mencetak pamflet
iklan sebanyak 20.000 lembar dari PT. Oki dengan harga Rp 1.000 per lembar. Pesanan dari PT
Rimendi diberi nomor 101 dan pesanan dari PT Oki diberi nomor 102. Kegiatan produksi dan
kegiatan lain untuk memenuhi pesanan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pembelian bahan baku dan bahan penolong


Bahan baku dan bahan penolong yang dibeli pada tanggal 3 November untuk keperluan produksi
adalah sebagai berikut:

Perusahaan membeli bahan baku dan bahan penolong secara kredit. Bahan baku dan bahan
penolong dibeli oleh bagian pembelian. Bahan tersebut disimpan didalam gudang menanti
hingga saatnya digunakan dalam proses produksi. Perusahaan menggunakan dua rekening
kontrol untuk mencatat persediaan bahan: Persediaan Bahan Baku dan Persediaan Bahan
Penolong. Pembelian bahan baku dan bahan penolong di atas dicatat sebagai berikut:

2. Pemakaian bahan baku dan bahan penolong dalam proses produksi


Untuk dapat mencatat bahan baku dan bahan penolong dalam tiap pesanan, perusahaan
menggunakan dokumen yang disebut bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang.
Dokumen ini diisi oleh bagian produksi dan diserahkan ke bagian gudang untuk meminta bahan
baku yang dibutuhkan untuk memenuhi pesanan. Kemudian, bagian gudang akan mengisi jumlah
bahan baku yang diserahkan ke bagian produksi pada dokumen tersebut. Dokumen tersebut
selanjutnya digunakan sebagai dokumen sumber untuk dasar pencatatan pemakaian bahan.

Untuk memproses pesanan 101 dan 102 digunakan bahan sebagai berikut:

Jumlah bahan baku yang dipakai (Rp 1.350.000 + Rp 4.125.000) = Rp 5.475.000

Sementara itu, bahan penolong yang digunakan untuk memproses kedua pesanan tersebut adalah
sebagai berikut:

Atas dasar bukti permintaan dan pengeluaran gudang tersebut, jurnal yang diperlukan adalah
sebagai berikut:

Karena dalam metode harga pokok pesanan harus dipisahkan antara biaya langsung dengan
biaya tidak langsung maka pemakaian bahan penolong yang merupakan biaya tidak langsung
dicatat dengan mendebet rekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya dan mengkredit
Persediaan Bahan Penolong.
Kenapa bukan dengan mendebet rekening Barang Dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik?

Rekening Barang Dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik hanya didebet untuk mencatat biaya
overhead pabrik berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka. Jadi pemakaian bahan baku akan
dijurnal sebagai berikut:
3. Pencatatan biaya tenaga kerja
Untuk mencatat biaya tenaga kerja, terlebih dahulu dipisahkan antara upah langsung dan upah
tidak langsung. Upah langsung dicatat dengan mendebet rekening Barang Dalam Proses – Biaya
Tenaga Kerja Lansung sedangkan upah tidak langsung dicatat dengan menggunakan rekening
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya. Misalkan biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh
departemen produksi adalah sebagai berikut:

Pencatatan biaya tenaga kerja dilakukan dengan tahap-tahap berikut:

a. Pencatatan biaya tenaga kerja yang terutang oleh perusahaan

b. Pencatatan distribusi biaya tenaga kerja


Karena biaya tenaga kerja terdiri dari beberapa unsur biaya yakni biaya tenaga kerja lansung,
biaya tenaga kerja tidak langsung, dan biaya non produksi (gaji karyawan bagian adm dan bagian
pemasaran) maka diperlukan adanya distribusi biaya tenaga kerja sehingga jurnal untuk mencatat
transaksi biaya tersebut adalah sebagai berikut:

c. Pencatatan pembayaran gaji dan upah


Gaji dan upah yang dibayarkan akan dicatat dengan jurnal berikut:

4. Pencatatan biaya overhead pabrik


Pencatatan biaya overhead pabrik dibagi menjadi dua yakni biaya overhead pabrik berdasarkan
tarif yang ditentukan di muka dan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi. Biaya
overhead pabrik berdasarkan tarif yang ditentukan di muka adalah biaya overhead pabrik yang
dibebankan kepada produk pesanan. Tarif biaya overhead pabrik ini umumnya dihitung di awal
tahun anggaran berdasarkan angka anggaran biaya overhead pabrik. Biaya overhead pabrik
berdasarkan tarif yang ditentukan di muka di catat mendebet rekening Barang Dalam Proses –
Biaya Overhead Pabrik dan mengkredit rekening Biaya Overhead yang Dibebankan. Biaya
overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi merupakan biaya overhead pabrik yang benar-benar
terjadi pada saat proses produksi dan dicatat dengan mendebet rekening kontrol Biaya Overhead
Pabrik Sesungguhnya. Secara periodik (biasanya akhir bulan) biaya overhead pabrik yang
dibebankan kepada produk akan dibandingkan dengan biaya overhead pabrik sesungguhnya
dengan mendebet rekening Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan dan mengkredit rekening
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya kemudian dihitung selisihnya. Misalkan biaya overhead
pabrik yang dibebankan kepada produk adalah sebesar 150% dari biaya tenaga kerja masing-
masing produk sehingga biaya overhead pabrik yang dibebankan pada masing-masing produk
adalah sebagai berikut:

Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik yang dibebankan di atas adalah:

Misalkan selama proses produksi terdapat biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi
selain yang disebut dalam jurnal #4 dan #6 seperti berikut:

Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi seperti disebut di atas
adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui apakah biaya overhead pabrik yang dibebankan menyimpang dari biaya
overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi maka saldo rekening Biaya Overhead Pabrik yang
Dibebankan ditutup ke rekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya.

Setelah itu kita hitung saldo Biaya Overhead Pabrik yang sesungguhnya terjadi seperti berikut:

Selisih tersebut akan dipindahkan ke rekening Selisih Biaya Overhead Pabrik dengan mencatat
jurnal berikut:

5. Pencatatn harga pokok produksi jadi


Harga pokok produk yang sudah jadi dapat dihitung dari informasi biaya yang dikumpulkan
dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan. Misalkan produk yang sudah selesai
diproduksi adalah pesanan 101 . Harga pokok produk pesanan 101 berdasarkan kartu harga
pokok pesanan adalah sebagai berikut:

Harga pokok produk pesanan 101 dicatat dengan jurnal berikut:


6. Pencatatan harga pokok yang masih dalam proses
Pada akhir periode, kemungkin terdapat produk yang masih dalam proses produksi. Biaya yang
telah dikeluarkan untuk pesanan tersebut dapat dilihat dalam kartu harga pokok pesanan yang
bersangkutan kemudian dibuat jurnal untuk mencatat persediaan produk dalam proses dengan
mendebet rekening Persediaan Produk Dalam Proses dan mengkredit rekening Barang Dalam
Proses. Misalkan produk yang masih dalam proses adalah pesanan 102 dengan rincian biaya
berdasarkan kartu harga pokok pesanan adalah sebagai berikut:

Jurnalnya adalah:

7. Pencatatan harga pokok produk yang dijual


Harga pokok produk yang diserahkan kepada pemesan dicatat dengen mendebet rekening Harga
Pokok Penjualan dan mengkredit Persediaan Produk Jadi. Untuk pesanan 101 jurnalnya adalah
sebagai berikut:

8. Pencatatan pendapatan penjualan produk


Pendapatan dicata dengan mendebet rekening Piutang Dagang (penjualan dilakukan secara
kredit) dan mengkredit rekening Hasil Penjualan. Di awal disebutkan bahwa harga jual untuk
pesanan 101 adalah Rp 3000 per lembar dengan jumlah sebanyak 1500 lembar sehingga jumlah
keseluruhannya adalah RP 4.500.000. Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Metode harga pokok pesanan adalah suatu metode pengumpulan biaya produksi
untuk menentukan harga pokok produk pada perusahaan yang menghasilkan produk atas
dasar pesanan. Tujuan dari penggunaan metode harga pokok pesanan adalah untuk
menentukan harga pokok produk dari setiap pesanan baik harga pokok secara
keseluruhan dari tiap-tiap pesanan maupun untuk per satuan.

Anda mungkin juga menyukai