Anda di halaman 1dari 11

Vol. 1 No.

1 Januari 2019 : 8-18


JURNAL SSBN e-journal.stikessatriabhakti.ac.id

TERAPI REMINISCENCE TERHADAP PENURUNAN


TINGKAT KECEMASAN PASIEN HEMODIALISA
DI RUANG HEMODIALISA RSUD NGANJUK

1 2 3
Heru Wahyudi , Irinjayani Kartika Putri , Ganda Ardiansyah
123
STIKes Satria Bhakti Nganjuk
Email : heroowow77@gmail.com

ABSTRACT
Background.Chronic renal failure patients who undergone hemodialysis
treatment tend to experience anxiety. Reminiscence therapy by utilize patient’s very own past
memorable and fun event can reduce the anxiety levels. This study aims to determine the
effect of reminiscence therapy to decrease the level of anxiety. Method. This research utilized
pre Experimental One Group Pre-Post Test Design method, conducted on 18 February
throughout 20 March 2018.There were 16 respondents of population, 15 respondents were
applied as sample by purposive sampling technique. Reminiscence therapy was utilized as
independent variable, anxiety levels was used as dependent variable. Wilcoxon sign rank test
with α = 0,05, was applied in statistical data analysis, Hospital Anxiety and Depression Scale
(HADS) was applied as instrument in assessment. Results. From 16 respondents mostly as
much as 8 respondents (53,3%) before the reminiscence therapy was administered showed
that had moderate anxiety levels, after reminiscence therapy was administered there was
decliene in anxiety levels who resolved to mild anxiety levels which is 14 respondents
(93%).The statistical test by utilize wilcoxon sign rank test showed ρ value = 0,007, ρ value ≤
α = 0,05, so Ha was accepted, it means there was influence of reminiscence therapy to
decrease the anxiety levels of hemodialysis patients at Hemodialysis Wards of RSUD
Nganjuk. Conclusion. Reminiscence therapy showed efficacy inlowered anxiety.
Reminiscence therapy motivated respondents by influence positive coping through
willingness and openness to remember and retell the memorable and fun of the past events.
So the anxiety experienced by hemodialysis patients would be decreased. Reminiscence
therapy could be performed by a nurse, it corresponds with the framework of nursing which
is roles of nurses as a counselor.

Keywords : Reminiscence Therapy, Anxiety Rate, Hemodialysis Sufferers


PENDAHULUAN
Gagal ginjal kronik saat ini telah ditemukan dengan banyak tekanan fisik
menjadi suatu masalah kesehatan publik di dan psikososial yang berdampak negatif
seluruh dunia. Hal ini diakui sebagai suatu terhadap kualitas hidup pasien
kondisi umum yang dikaitkan dengan (Masoudrayyani, M., L., Forouzi, M.A.,
peningkatan penyakit jantung dan gagal dan Razban, F., 2014). Irmawati (2008)
ginjal kronik (Jevuska, 2012). Pasien dalam Slametiningsih (2012) pasien gagal
penyakit ginjal stadium akhir (ESRD) ginjal kronik yang menjalani terapi
yang menjalani hemodialisis juga hemodialisa baik pasien baru maupun

e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 8
JURNAL SSBN

pasien yang sudah lama menjalani 2.067 orang per sejuta penduduk Amerika
hemodialisa cenderung mengalami Serikat (United State Renal Data System
kecemasan. Studi pendahuluan dari hasil [USRDS], 2016). Dari 3,2 juta pasien,
wawancara pada tanggal 17 Oktober 2017 sekitar 2,5 juta orang menjalani perawatan
terhadap 7 orang pasien hemodialisa di dialisis (baik hemodialisis atau dialisis
Ruang Hemodialisa RSUD Nganjuk, dua peritoneal), dan sekitar 678.000 orang
orang mengatakan terkadang merasa sulit hidup dengan transplantasi ginjal
tidur apabila memikirkan bagaimana masa (Fresenius Medical Care [FMC], 2014).
depannya, merasa ada rasa takut akan Di Indonesia prevalensi gagal ginjal kronik
sesuatu yang tidak diinginkan tiba-tiba berdasarkan yang pernah didiagnosis
terjadi. Tiga orang mengatakan terkadang dokter sebesar (0,2%) dari penduduk
terpikirkan dan terbayangkan hal-hal yang Indonesia. Jika saat ini penduduk
buruk terhadap kondisinya saat ini, dan Indonesia sebesar 252.124.458 jiwa maka
jika teringat kondisinya dan bagaimana terdapat 504.248 jiwa yang menderita
masa depannya menjadi tidak nafsu gagal ginjal kronik. Hanya (60%) dari
makan. Dua orang mengatakan jika pasien gagal ginjal kronik tersebut yang
memikirkan kondisinya saat ini tiba-tiba menjalani terapi dialisis (Kementerian
merasa lemas, muncul keringat dingin dan Kesehatan RI [KemenKes RI], 2013). Data
gelisah sehingga merasa semua di hidup untuk wilayah Jawa Timur berdasarkan
ini sudah berakhir. Dan hasil observasi hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013
peneliti, belum ada penatalaksanaan dilaporkan tiga dari sepuluh penduduk
keperawatan yang spesifik untuk berusia ≥15 tahun menderita GGK
mengatasi kecemasan pada pasien (Kemenkes RI, 2013). Data dari Pusat
hemodialisa di ruang Hemodialisa RSUD Data & Informasi Perhimpunan Rumah
Nganjuk. Sakit Seluruh Indonesia (PDPERSI 2013)
Gagal ginjal kronik memiliki jumlah klien GGK sekitar 50 orang per
prevalensi global yang tinggi dengan satu juta penduduk. Data yang ada di
prevalensi GGK global yang konsisten ruang Hemodialisa RSUD Nganjuk pada
antara (11%) sampai (13%) dengan bulan Oktober 2017 terdapat 62 pasien
mayoritas stadium tiga (Hill dkk., 2016). hemodialisa reguler yang menderita GGK
Pada Desember 2014, terdapat 678.383 dengan hemodialisa.
kasus ESRD, berdasarkan prevalensi yang Terapi reminiscence merupakan
tidak disesuaikan (proporsi kasar) terdapat sebuah terapi yang sesuai untuk peran

e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 9
JURNAL SSBN

sebagai perawat dimana dalam remaja, dewasa (foto atau video / kaset
melaksanakan asuhan keperawatan, atau baju). Sampel tidak diambil dengan
perawat mempunyai peran dan fungsi kriteria eksklusi pasien memiliki kondisi
diantaranya pemberi perawatan, sebagai lemah (tidak mampu berkomunikasi).
advokat keluarga, pencegahan penyakit, Dalam penelitian ini variabel
edukator, konselor, kolaborasi, pengambil independen adalah Terapi Reminiscence,

keputusan etik dan peneliti (Hidayat, variabel dependen adalah Tingkat Kecemasan
yang diukur dengan pemberian kuesioner
2012). Dalam hal ini berarti terapi
HADS. Kuesioner ini untuk mengukur
reminiscence dapat dilakukan oleh perawat
tingkat kecemasan pada pasien sebelum
yang sesuai dengan salah satu peran dan
dan sesudah diberikan terapi.
fungsi perawat sebagai konselor. Tujuan
Penilaian kecemasan terdiri dari 7
dari penelitian adalah untuk mengetahui
indikator pertanyaan. Jika total skor
dan menganalisis pengaruh terapi
jawaban dengan jumlah nilai 0 – 7
reminiscence terhadap penurunan tingkat
dikategorikan cemas ringan, jumlah nilai 8
kecemasan pada pasien hemodialisa di
– 10 dikategorikan cemas sedang, jumlah
Ruang Hemodialisa RSUD Nganjuk.
nilai 11 – 21 dikategorikan cemas berat.
Data yang telah dikategorikan
METODE PENELITIAN
kemudian dianalisa dengan uji statistik
Desain penelitian ini adalah jenis
terhadap data kecemasan menggunakan uji
penelitian kualitatif eksperimen dengan
Wilcoxon Sign Rank Test dengan α = 0,05.
menggunakan desain Pra eksperimental
Ha ditolak jika p value > α yang berarti
dengan pendekatan one group pre-post test
bahwa tidak ada Pengaruh Terapi
design. Populasi setelah di inklusi sebanyak
Reminiscence Terhadap Penurunan
16 pasien gagal ginjal kronik dengan
Tingkat Kecemasan Pasien Hemodialisa
hemodialisa. Sampel penelitian sebanyak 15
responden yang didapatkan dengan teknik Di Ruang Hemodialisa RSUD Nganjuk.
purposive sampling. Sampel diambil dengan Ha diterima jika p value ≤ α yang berarti
kriteria inklusi pasien yang menjalani ada Pengaruh Terapi Reminiscence
hemodialisa teratur 1 minggu 2 kali, Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan
bersedia ikut penelitian, memiliki rrentang Pasien Hemodialisa Di Ruang
usia 20-50 tahun dan Mempunyai barang- Hemodialisa RSUD Nganjuk.
barang masa lalu pada masa anak-anak,
HASIL PENELITIAN

e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 10
JURNAL SSBN

Tabel 1. Tabulasi Silang Pengaruh Terapi Reminiscence Pada Pasien Hemodialisa di Ruang
Hemodialisa RSUD Nganjuk sebelum dan setelah diberikan terapi reminiscence 18
Februari sampai 20 Maret 2018.
No Kategori Pre Tes Post Tes
ƒ % ƒ %
1 Cemas Ringan 6 40 14 93
2 Cemas Sedang 8 53,3 1 7
3 Cemas Berat 1 6,7 0 0
Jumlah 15 100 15 100
Uji Wilcoxon Sign Rank Test ρ value = 0,007, ρ value ≤ α (α = 0,05)

Pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa Sebagian besar responden dengan


15 responden sebagian besar yaitu tingkat pendidikan SMP sebanyak 8
sebanyak 8 responden (53,3%) mengalami responden (53%). Hampir setengah
tingkat kecemasan sedang sebelum responden dengan tingkat pendidikan SMP
diberikan terapi reminiscence, dan 15 yang mengalami tingkat kecemasan
responden hampir seluruhnya yaitu sedang sebelum diberikan terapi
sebanyak 14 responden (93%) mengalami reminiscence sebanyak 6 responden
tingkat kecemasan ringan setelah diberikan (40%).
terapi reminiscence. Hampir seluruh responden berjenis
Hasil uji wilcoxon sign rank test kelamin perempuan sebanyak 12
didapatkan nilai p value = 0,007, p value ≤ responden (80%). Hampir setengah
α (α = 0,05), sehingga Ha diterima, responden berjenis kelamin perempuan
disimpulkan ada pengaruh terapi yang mengalami tingkat kecemasan
reminiscence terhadap tingkat kecemasan sedang sebelum diberikan terapi
pada pasien hemodialisa di Ruang reminiscence sebanyak 5 responden
Hemodialisa RSUD. (33,3%).
Kompleksitas masalah yang timbul
PEMBAHASAN selama proses hemodialisa akan
Hampir setengah responden berusia berdampak pada terjadinya kecemasan
31-40 tahun sebanyak 7 responden pada pasien. Gangguan psikiatrik yang
(46,5%). Hampir setengah responden sering ditemukan pada pasien dengan
berusia 31-40 tahun yang mengalami hemodialisa adalah kecemasan (Heldawati,
tingkat kecemasan sedang sebelum 2014). Isaac (2005) dalam Untari (2014)
diberikan terapi reminiscence sebanyak 4 mengatakan bahwa faktor yang
responden (26,6%). mempengaruhi respon terhadap kecemasan

e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 11
JURNAL SSBN

antara individu dan individu yang lain yang dianjurkan oleh petugas kesehatan
berbeda-beda, salah satunya kecemasan yang dapat mempengaruhi sikap dan
dipengaruhi oleh faktor usia, menurut perilaku yang positif sehingga pasien bisa
Isaac (2005) dalam Untari (2014) menerima kondisi yang dirasakannya serta
seseorang yang mempunyai usia lebih dapat mengurangi kecemasan sehingga
muda ternyata lebih mudah mengalami dapat membantu individu tersebut dalam
gangguan akibat kecemasan daripada membuat keputusan (Notoatmodjo, 2010).
seseorang yang lebih tua. Karena Hal ini sejalan dengan penelitian Jangkup
seseorang yang memiliki usia lebih muda (2015) tentang tingkat kecemasan pada
lebih mudah mengalami gangguan akibat pasien gagal ginjal kronik (GGK) yang
kecemasan daripada seseorang yang lebih menjalani hemodialisa di BLU RSUP Prof.
tua. Penelitian ini sejalan dengan DR. D. Kandau Manado terhadap 40 orang
penelitian yang dilakukan Hari (2015) responden bahwa ada hubungan tingkat
tentang gambaran kecemasan dan kualitas pendidikan dengan tingkat kecemasan
hidup pada pasien gagal ginjal kronik pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
yang menjalani hemodialisa terhadap 30 hemodialisa. Peneliti menyebutkan bahwa
responden bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan seseorang akan
usia dengan kecemasan. berpengaruh terhadap kemampuan
Usia dapat mempengaruhi tingkat berpikir, semakin tinggi tingkat pendidikan
kecemasan yang dialami pasien akan semakin mudah berpikir secara
hemodialisa. Pasien hemodialisa yang rasional dan menangkap informasi baru
masih muda cenderung memiliki tingkat termasuk dalam menganalisa hal baru.
kecemasan yang lebih tinggi dikarenakan Tingkat pendidikan yang rendah dapat
adanya kemungkinan masih banyak mempengaruhi kecemasan yang tinggi
harapan-harapan hidup yang belum dapat pada pasien gagal ginjal kronik yang
tercapai sehingga akan mempengaruhi menjalani hemodialisa.
psikologi pasien yang akhirnya memicu Tingkat pendidikan yang rendah
terjadinya gangguan akibat kecemasan. akan mempengaruhi sikap, pola berpikir
Pasien yang memiliki pendidikan seseorang dalam pengambilan keputusan
lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan dan juga mempengaruhi penyerapan
yang lebih luas sehingga memungkinkan informasi baru yang didapat. Sehingga
penguasaan diri dalam menghadapi ketika pasien hemodialisa dihadapkan
masalah, mudah mengerti tentang apa dengan kenyataan adanya perbedaan

e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 12
JURNAL SSBN

kondisi kesehatan yang tidak lagi sama kering dan gatal, rambut tipis mudah
dengan kondisi yang sebelumnya, akan rontok dan patah serta berat badan
sulit untuk menerima kenyataan dan bertambah akibat edema.
terkurung dalam kesedihan yang panjang Tingkat kecemasan yang dimiliki
serta cenderung memiliki tingkat laki-laki dan perempuan sangatlah
kecemasan yang tinggi. Sebaliknya tingkat berbeda. Cara menyikapi permasalahan
pendidikan yang lebih tinggi akan dengan pun juga berbeda. Laki-laki cenderung
mudah menerima kenyataan dan tidak memiliki sifat santai, kontrol emosi yang
berlarut-larut dalam kesedihan yang relatif stabil dan sikap yang rileks serta
panjang dikarenakan mempunyai tidak terlalu larut akan masalah yang
pemikiran yang lebih luas, pemahaman menimpanya. Sebaliknya perempuan akan
yang baik akan informasi baru yang di lebih sensitif, berlarut-larut dalam masalah
dapat dan dapat lebih bijak menyikapi dan yang menimpanya dan sulit untuk dapat
mengatasi permasalahan hidup yang ada. mengatasi permasalahan yang sedang
Hari (2015) menyatakan bahwa dihadapi, sehingga tingkat kecemasan
jenis kelamin perempuan lebih sering perempuan akan lebih tinggi dibanding
mengalami kecemasan daripada laki-laki tingkat kecemasan yang dialami oleh laki-
hal ini disebabkan karena laki-laki dengan laki.
mudah dapat mengatasi sebuah stresor Tingkat kecemasan di pengaruhi
oleh karena itu laki-laki dapat lebih rileks oleh berapa lama pasien menjalani
dalam menghadapi sebuah masalah. tindakan hemodialisa. Pada pasien yang
Penelitian ini sejalan dengan penelitian baru menjalani tindakan hemodialisa rata-
Purwati & Wahyuni (2016) yang rata yang didapatkan adalah tingkat
menyatakan perempuan cenderung mudah kecemasan berat karena pada periode awal
cemas dengan berbagai penyebab seperti pasien merasa berputus asa dan tidak dapat
ketidakstabilan hormon esterogen dan sembuh seperti sedia kala. Setelah terapi
progresteron. Selain itu juga, penampilan berkelanjutan (> 6 bulan), pasien mulai
merupakan hal yang sangat penting bagi dapat beradaptasi dengan baik serta tingkat
perempuan pada umumnya. Namun, pada kecemasan mulai menurun (Wartilisna,
penderita gagal ginjal kronik terjadi 2015). Penelitian yang mendukung ialah
perubahan fisik yang mengubah citra diri penelitian yang dilakukan oleh Rahman
seseorang menjadi kurang menarik seperti (2013) terhadap 22 responden bahwa ada
warna kulit menjadi coklat keabu-abuan, hubungan antara lama menjalani tindakan

e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 13
JURNAL SSBN

hemodialisa dengan tingkat kecemasan (46,5%). Hampir seluruh responden


pasien di ruangan hemodialisa RSUD berstatus menikah yang mengalami tingkat
Labuang Baji Pemprov Sulawesi Selatan. kecemasan ringan setelah diberikan terapi
Rentang waktu lama (> 6 bulan) reminiscence sebanyak 13 responden
menjalani hemodialisa dapat lebih (86,6%).
mempengaruhi tingkat kecemasan pasien. Penderita Gagal Ginjal Kronis usia
Semakin lama menjalani proses muda akan mempunyai motivasi hidup
hemodialisa maka dengan sendirinya yang lebih baik oleh karena biasanya
pasien akan terbiasa menggunakan semua kondisi fisiknya yang lebih baik dibanding
alat dan proses yang dilakukan saat yang berusia tua. Penderita yang dalam
melakukan hemodialisa, sementara pasien usia produktif merasa terpacu untuk
yang pertama menjalani proses sembuh mengingat dia masih muda
hemodialisa merasa bahwa ini merupakan mempunyai harapan hidup yang tinggi.
suatu masalah yang sedang mengancam Usia juga erat kaitannya dengan prognose
dirinya dan merasa bahwa hal yang penyakit dan harapan hidup mereka yang
dilakukan ini sangat menyiksanya. berusia diatas 55 tahun. Kecenderungan
Sehingga pada pasien yang baru menjalani untuk terjadi berbagai komplikasi yang
tindakan hemodialisa rata-rata yang memperberat fungsi ginjal sangat besar
didapatkan adalah tingkat kecemasan bila dibandingkan dengan yang berusia
berat. Setelah terapi yang dijalani sudah dibawah 40 tahun (Desita, 2010). Sejalan
cukup lama, pasien mulai dapat dengan Penelitian yang dilakukan oleh
beradaptasi dengan baik sehingga akan Suratih; Suranah; Riyanto (2014) yang
terjadi perubahan tingkat kecemasan pada dilakukan di bagian Renal Unit Rumah
pasien. Sakit Umum Daerah di wilayah Kabupaten
Hampir setengah responden berusia Semarang terhadap 30 responden bahwa
31-40 tahun sebanyak 7 responden ada hubungan antara usia dengan kualitas
(46,5%). Hampir setengah responden hidup.
berusia 31-40 tahun yang mengalami Pasien GGK yang menjalani
tingkat kecemasan ringan setelah diberikan hemodialisa dengan usia kurang dari 40
terapi reminiscence sebanyak 7 responden tahun dan tidak lebih dari 55 tahun
(46,5%). memiliki motivasi dan harapan hidup yang
Hampir seluruh responden lebih tinggi bila dibandingkan dengan
berstatus menikah sebanyak 14 responden pasien GGK yang berusia lebih dari 55

e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 14
JURNAL SSBN

tahun. Usia yang lebih muda akan lebih pengobatan. Didukung oleh penelitian
semangat dalam mengikuti proses yang dilakukan oleh Zurmeli; Bayhakki;
hemodialisa dikarenakan masih ada Utami (2015) terhadap 105 responden
banyak harapan yang mungkin belum bahwa ada hubungan antara dukungan
dapat tercapai sehingga akan menjadi keluarga dengan kecemasan.
motivasi tersendiri untuk selalu rutin Besar atau tidaknya dukungan yang
melakukan terapi hemodialisa. Sedangkan diterima dari pasangan oleh penderita
pasien yang dalam usia yang tidak lagi gagal ginjal kronik sangat menentukan
produktif kurang mempunyai semangat perjalanan penyakit dan ketersediaan
dan motivasi untuk sembuh mengingat menjalani terapi. Dukungan dapat berupa
mereka sudah tua sehingga tidak motivasi, penghargaan, perhatian dan
mempunyai harapan hidup lagi. pemberian solusi. Dengan dukungan dari
Scott, et al.,(2010) menyatakan pasangan hidup, penderita gagal ginjal
bahwa perkawinan dapat mengurangi kronik dapat mengalami perubahan
risiko terjadinya kecemasan pada pasien. emosional seperti merasa diperhatikan
Perkawinan menghubungkan seseorang serta lebih semangat untuk menjalani
dengan individu lainnya, lalu dengan hidup. Perubahan emosional tersebut bisa
kelompok sosial, dan kemudian institusi merubah perjalanan penyakit ke arah yang
sosial yang membuat individu tersebut lebih baik sehingga tingkat kecemasan
memiliki tambahan dukungan sosial dapat menurun. Dengan adanya semangat,
(Stolzenberg, Loy, & Waite, 1995) dalam motivasi dan harapan yang tinggi tersebut,
Wade, Hart, Wade, Bajaj, dan Price, dapat membantu keberhasilan penanganan
2013). Menurut Ratna (2010) dukungan kecemasan dengan terapi reminiscence
dari keluarga terutama pasangan yang digunakan dalam pelitian ini.
merupakan faktor penting seseorang ketika Pengaruh terapi reminiscence
menghadapi masalah (kesehatan) dan terhadap penurunan tingkat kecemasan
sebagai strategi preventif untuk sangat kuat kaitannya. Ketika proses terapi
mengurangi stress dan pandangan hidup reminiscence berlangsung, akan ada suatu
yang negatif. Dukungan keluarga sangat impuls pada memori. Memori adalah
diperlukan dalam perawatan pasien, dapat proses penyimpanan impuls sensorik
membantu menurunkan kecemasan pasien, penting untuk dipakai pada masa yang
meningkatkan semangat hidup dan akan datang sebagai pengatur aktivitas
komitmen pasien untuk tetap menjalani motorik dan pengolahan berpikir. Sebagian

e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 15
JURNAL SSBN

besar penyimpanan ini terjadi dalam menjadi bagian dari mekanisme


korteks serebri. Korteks yang mempunyai pengolahannya. Proses masuknya
sel otak lebih dari 10 milyar sel informasi ke sistem ingatan manusia
berhubungan dengan sel-sel lain didaerah melalui saraf pendengaran dan
otak. Tiap sel otak mempunyai hubungan penglihatan. Ingatan sensori ini sangat
dengan 4000-10.000 sel otak lainnya dan mudah hilang karena kapasitasnya yang
berhubungan melalui impuls litrik dan zat sedikit. Indera-indera yang bekerja untuk
kimia yang disebut zat penghantar menangkap informasi yang banyak akan
rangsang atau neurotransmitter. Proses mengakibatkan terjadinya kelupaan.
penyimpanan informasi juga merupakan Informasi yang dianggap relevan dan
fungsi dari sinaps. Oleh karena itu, pada penting bagi individu akan diteruskan dan
setiap macam sinyal sensorik tertentu yang masuk ke ingatan jangka pendek. Ingatan
melewati serentetan sinaps dimasa datang jangka pendek juga memiliki kapasitasnya
akan lebih mampu menjalarkan sinyal sendiri, yaitu sekitar 30 detik dan apabila
yang sama, proses penyampaian sinyal ini informasi yang dianggap relevan dan
disebut fasilitasi. Bila sinaps itu sudah penting bagi individu ini tidak diulang
seringkali dilewati oleh sinyal sensorik maka informasi tersebut dapat hilang, atau
maka sinyal itu akan begitu terfasilitasi informasi tersebut dilupakan.
sehingga sinyal yang timbul dari otak Hippocampus merupakan bagian otak
sendiri saja sudah dapat menjalarkan yang menyimpan memori. Peran
impuls melalui serentetan sinaps yang hippocampus adalah membantu
sama walaupun belum timbul masukan pemindahan informasi dari ingatan jangka
sensoris (Lahey, 2012; Santrock, 2012). pendek menjadi ingatan jangka panjang.
Pemikiran bawah sadar (sub Informasi yang berhasil masuk ke ingatan
conscious mind) bermula dari kegiatan jangka pendek akan diteruskan ke ingatan
fasilitasi sinaps ini. Hal ini akan jangka panjang, ingatan jangka panjang
menimbulkan suatu persepsi dari merupakan tempat penyimpanan informasi
pengalaman sensasi yang sebenarnya dan yang relatif permanen (Lahey, 2012;
dapat mempengaruhi respon tubuh. Santrock, 2012).
Walaupun pengaruh atau akibat yang
KESIMPULAN
timbul hanyalah suatu memori dari suatu
Terapi Reminiscence di Ruang
sensasi, sekali memori itu disimpan di
Hemodialisa RSUD Nganjuk yaitu
sistem saraf, maka memori itu akan
sebanyak 15 responden, 8 responden

e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 16
JURNAL SSBN

(53,3%) mengalami tingkat kecemasan 1721.https://www.scribd.com/document/


331476760/KECEMASAN-PASIEN-
sedang sebelum diberikan terapi GAGAL-GINJAL-KRONIK-YANG-
reminiscence, dan 14 responden (93%) MENJALANI-HEMODIALISA (diakses
tanggal 25 April 2018 jam 20.10).
mengalami tingkat kecemasan ringan Hill, N.R., Fatoba, S. T., Oke, J.L., Hirst,
setelah diberikan terapi reminiscence. Ada J.A., O’Challaghan, C.A., Lasserson,
D.S., Hobbs, F.D.R. (2016). Global
pengaruh terapi reminiscence terhadap prevalence of chronic kidney disease-
penurunan tingkat kecemasan pada pasien a systematic review and meta-
analysis. Reseach Article: Plos One.
gagal ginjal konik dengan hemodialisa DOI:10.1371/journal.pone.0158765.
dengan hasil uji wilcoxon sign rank test https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/art
icles/PMC4934905/ (diakses tanggal
didapatkan nilai p value = 0,007 ≤ α = 27 September 2017 jam 18.03).
0,05, sehingga Ha diterima. Jangkup, J.K,. Elim, C,. Kandou, L.J.
(2015). Tingkat Kecemasan Pada
DAFTAR PUSTAKA Paien Penyakit Jantung Koroner
(PJK) Yang Menjalani Hemodialisa
Desita. 2010. Pengaruh Dukungan Di BLU RSUP Prof. Dr. R. D.
Keluarga Terhadap Peningkatan Kandou Manado. Jurnal e-Clinic Vol
Kualitas HidupPasien Gagal Ginjal 3 Nomor 1.
Kronik yang Menjalani Hemodialisa https://www.scribd.com/document/33
di RSUP HAM Medan. Universitas 1476760/KECEMASAN-PASIEN-
Sumatera Utara. GAGAL-GINJAL-KRONIK-YANG-
http://repository.usu.ac.idbitstream123 MENJALANI-HEMODIALISA
456789391554Chapter%20l0.pdf (diakses tanggal 25 April 2018 jam
(diakses tanggal 25 April 2018 jam 20.33).
20.59). Jevuska. (2012). Gagal ginjal kronik atau
Fresenius Medical Care. (2014). ESRD CKD : Pengertian dan klasifikasi.
patients in 2010: A global https://www.jevuska.com/2012/10/27/
perpective.http://www.visionfmc.com/f gagal-ginjal-kronik-atau-ckd/ (diakses
iles/pdf/ERSDPatientsin2010.pdf tanggal 25 April 2018 jam 20.59)
(diakses tanggal 15 Oktober 2017 jam Kementerian Kesehatan RI. (2013) Survei
20.10). Demografi Kesehatan Indonesia
Hari (2015). Gambaran Kecemasan dan Laporan Pendahuluan.
Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal. Lahey, B.B. (2012). Psychology : An
ejournal introduction, 9th Ed. New York :
Keperawatan.https://media.neliti.com/ The Mc. Graw-Hill Companies.
media/publications/186945-ID- http://www.erlangga.co.id/psikologipe
hubungan dukungan-keluarga-dengan- rti/7806-life-span-development-edisi-
kualit.pdf (diakses tanggal 25 April 13-jilid-1-a-2.html (diakses tanggal 20
2018 jam 21.05). November 2017 jam 21.22).
Heldawati,. Sudirman,. Rahman, A. Masoudrayyani, M., L., Forouzi, M.A., &
(2014). Hubungan Tindakan Razban, F. (2014). Self-care
Hemodialisa dengan Tingkat selfefficacy and quality of life among
Kecemsan Pasien di Ruangan patients receiving hemodialysis in
Hemodialisa RSUD Labuang SouthEast of Iran. Asian J.Nursing
Baji Pemprov Sulawesi Selatan. Issn : Edu. and Research 4(2): April-June
2302- 2014, ISSN-2231-1149.

e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 17
JURNAL SSBN

Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Keperawatan Jiwa, UI.


Ilmu Keperawatan, Pedoman Skripsi, http://www.digital_20306156-
Tesis, Dan Instrumen Penelitian T30971-Pengaruh logoterapi.pdf
Keperawatan. Jakarta: Salemba (diakses tanggal 25 Oktober 2017 jam
Medika. 17.25).
[PDPERSI ] Pusat Data dan Informasi. United States Renal Data System. USRDS
2013. www.pdpersi.co.id (diakses (2016) : Incidence, prevalence, patient
tanggal 17 Oktober 2017 jam 19.45). characteristics and treatment
Rahman, A 2013. Hubungan Tindakan modalities in ESRD.USRDS
Hemodialisais Dengan Tingkat [internet]. http://www.usrds.org
Kecemasan Pasien Di Ruangan (diakses tanggal 27 September 2017
Hemodialisa Rsud. Labuang Baji jam 19.18).
Pemprov Sulawesi Selatan" PDF di Untari. I. (2014). Faktor- faktor Yang
publikasikan. ejournal Keperawatan Mempengaruhi Kecemasan Pada
(e-Kp) Volume 3. Nomor 1. Februari Usia Pertengahan Dalam
2015 (diakses tanggal 25 April 2018 Menghadapi Proses Menua (Aging
jam 20.49). Process). Jurnal Keperawatan Akper
Ratna (2010). Gambaran Kecemasan dan 17 Karanganyer Vol 1 No 2. Issn:
Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal. 2338-6800
ejournal Keperawatan. https://www.scribd.com/document/33
https://media.neliti.com/media/publica 1476760/KECEMASAN-PASIEN-
tions/186945-ID-hubungan-dukungan- GAGAL-GINJAL-KRONIK-YANG-
keluarga-dengan-kualit.pdf (diakses MENJALANI-HEMODIALISA
tanggal 25 April 2018 jam 21.05). (diakses tanggal 25 April 2018 jam
Santrock, J.W. 2012. Life-Span 20.55).
Development: Perkembangan Masa Wartilisna (2015). Hubungan Tindakan
Hidup. (Penerj. Achmad Chusairi, Hemodialisa Dengan Tingkat
Juda Damanik; Ed. Herman Sinaga, Kecemasan Klien Gagal Ginjal Di
Yati Sumiharti). Jakarta: Erlangga. Ruang Dahlia RSUP Prof
Scott, K. M., Wells, E., Angermeye, M., Dr.R.D.Kandou Manado. ejournal
Brugha, T., Bromet, E., Demyttenaere, Keperawatan (e-Kp) Volume 3.
K., Girolamo, K...Kessler, R.(2010). Nomor 1. Februari 2015.
Gender and the relationship between http://digilib.stikeskusumahusada.ac.i
marital status and first onset of mood, d/files/disk1/31/01-gdl-yaniekohar-
anxiety, and substance use disorders. 1508-1-yanieko-).pdf (diakses tanggal
Psychol Med, 9, 1495–505.doi: 28 Mei 2018 jam 07.44).
10.1017/S0033291709991942 Zurmeli; Bayhakki; Utami (2015).
https://media.neliti.com/media/publica Gambaran Kecemasan dan Kualitas
tions/111901-ID-stres-dan-tingkat- Hidup Pasien Gagal Ginjal. ejournal
kecemasan-saat-ditetap.pdf (diakses Keperawatan.
tanggal 25 April 2018 jam 20.14). https://media.neliti.com/media/publica
Slametiningsih (2012). Pengaruh Logo tions/186945-ID-hubungan dukungan-
terapi Individu Paradoxical Intention keluarga-dengan-kualit.pdf (diakses
Terhadap Penurunan Kecemasan tanggal 25 April 2018 jam 21.05).
Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik
(Ggk) Yang Menjalani Terapi
Hemodialisa Di Rs Islam Cempaka
Putih Jakarta Pusat. Tesis: Fakultas
Ilmu Keperawatan Program Studi
Magister Keperawatan Peminatan

e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 18

Anda mungkin juga menyukai