Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARNEGARAAN

Pencucian Otak dr.Terawan Melanggar HAM (Kontra)

Disusun Oleh:

1. Handayani 1611304039
2. Ilda Rumfot 1611304040
3. Della Asternia 1611304041
4. Alfathan Faturrahman Aliyu 1611304042

PRODI D4 TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2018
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Metode cuci otak atau yang biasa disebut brain flushing pertama kali
diperkenalkan Terawan dalam disertasinya bertajuk “Efek Intra Arterial Heparin
Flushing Terhadap Regional Cerebral Blood Flow, Motor Evoked Potentials, dan
Fungsi Motorik pada Pasien dengan Stroke Iskemik Kronis." dr. Terawan menerapkan
metode radiologi intervensi dengan memodifikasi DSA (Digital Subtraction
Angiogram). Ini teknik melancarkan pembuluh darah otak yang sudah ada sejak tahun
90-an. Modifikasi ini bertujuan mengurangi paparan radiasi. "Jumlah radiasi di ruang
tindakan yang mengenai pasien dapat diredam hingga 1/40 dari jumlah radiasi biasa
yang dilakukan di luar negeri.

Tekniknya yaitu memasukkan kateter ke dalam ‘’pembuluh darah melalui


pangkal paha," dr. Terawan menjelaskannya dalam bahasa awam. Menurut dr.Terawan,
stroke terjadi karena penyumbatan pembuluh darah di area otak. Itu mengakibatkan
aliran darah jadi macet dan saraf tubuh tak bisa bekerja dengan baik. Buntutnya, orang
jadi tidak bisa menggerakkan tangan, kaki, bibir, atau anggota tubuh lainnya. Untuk
itulah metode cuci otak dibutuhkan. Kepada para pasiennya, dr. Terawan
melakukan flushing, yaitu menyemprot 'gorong-gorong' aliran darah yang tersumbat
dengan air yang mengandung sodium chloride. Nah, saat pembuluh darah tersebut
lancar kembali, semua akan berubah dengan cepat. Dan stroke dapat diminimalisir.

2. Dampak/ Bahaya yang ditimbulkan

Terapi cuci otak yang dilakukan menggunakan obat heparin untuk


menghancurkan plak tersebut. Cairan heparin memberi pengaruh terhadap pembuluh
darah sebagai antikoagulan (anti-pembekuan darah), agen anti-inflamasi, dan anti-
oksidan. Heparin dimasukkan lewat kateter/balon khusus yang dipasang di leher atau
juga pangkal paha pasien, menuju sumber kerusakan pembuluh darah penyebab strok di
otak. Untuk menguji metode cuci otaknya, dia meneliti 75 pasien strok iskemik yang
berobat di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta. Pasien didominasi oleh laki-laki dengan
rentang usia 41-60 tahun. "Berdasarkan penelitian, diasumsikan bahwa 73,3 persen
pasien berada pada usia produktif. Strok mengganggu kegiatan sosial maupun ekonomi
mereka,". Hasil penelitian menunjukkan, cuci otak memberikan peningkatan aliran
darah yang signifikan, sekitar 41,20 persen.

3. Teori yang berhubungan dengan tema

Strok terjadi karena penyumbatan pembuluh darah di area otak biasanya


disebabkan oleh lemak. Hal ini mengakibatkan aliran darah jadi macet dan saraf tubuh
tak bisa bekerja dengan baik. Akibatnya penderita tidak bisa menggerakkan tangan,
kaki, bibir, atau anggota tubuh lainnya. Inilah yang menjadi alasan aksi cuci otak
dibutuhkan. dr.Terawan menerapkan metode radiologi intervensi dengan memodifikasi
DSA. Sebuah teknik melancarkan pembuluh darah otak yang sudah ada sejak tahun 90-
an. Modifikasi ini bertujuan mengurangi paparan radiasi."Jumlah radiasi di ruang
tindakan yang mengenai pasien dapat diredam hingga 1/40 dari jumlah radiasi biasa
yang dilakukan di luar negeri. Tekniknya hanya memasukkan kateter ke dalam
pembuluh darah melalui pangkal paha."
PEMBAHASAN

1. Analisa penyebab masalah (Pencucian otak dr.Terawan melanggar HAM)

Pencucian otak dr. Terawan menurut kelompok kami tidak melanggar HAM.
Baik HAM dalam aspek dan lingkup masyarakat ataupun HAM yang dimaksud dalam
pelanggaran Kode Etik Kedokteran. Metode dari dr.Terawan telah banyak memberikan
manfaat, terapi cuci otak yang dilakukan dr. Terawan menggunakan obat heparin untuk
menghancurkan plak (lemak) yang menyumbat pembuluh darah hingga menyebabkan
stroke. Dan untuk menguji metode cuci otaknya, dr.Terawan meneliti 75 pasien strok
iskemik yang berobat di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta. Pasien didominasi oleh laki-
laki dengan rentang usia 41-60 tahun. "Berdasarkan penelitian, diasumsikan bahwa 73,3
persen pasien berada pada usia produktif. Strok mengganggu kegiatan sosial maupun
ekonomi mereka,". Hasil penelitian menunjukkan, cuci otak memberikan peningkatan
aliran darah yang signifikan, sekitar 41,20 persen dan dari penelitian dr.Terawan
mendapat sejumlah penghargaan. Diantaranya hendropriyono Strategic consulting
(HSC) dan dua rekor MURI sekaligus sebagai penemu terapi cuci otak dan penerapan
program Digital Subrtraction Angiogram (DSA) terbanyak, serta penghargaan Ahmad
Bakrie XV.

2. Analisa kemungkinan pihak yang terlibat (Pencucian otak dr.Terawan


melanggar HAM)

Kemungkinan pihak yang terlibat dalam pencucian otak dr. Terawan yaitu
Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK), Ikatan Dokter Indonsia (IDI),
Perhimpunan Dokter Spesialis Syaraf Indonesia, Prabowo dan beberapa figur yang
pernah melakukan terapi cuci otak dari dr. Terawan seperti Aburizal Bakrie, Susilo
Bambang Yudhoyono, Dahlan Iskan, Dewi Aryani dan Ketua KOMSI I (Abdul Kharis
Almasyhari), Menteri-Menteri Kabinet

3. Analisa jika masalah berlanjut (Pencucian otak dr.Terawan melanggar HAM)

Jika pencucian otak dr.Terawan yang dianggap melanggar HAM berlanjut


maka Negara Indonesia akan rugi dalam bidang ketenagakerjaan medis dan dalam
bidang research. "
4. Analisa solusi masalah (Pencucian otak dr.Terawan melanggar HAM)

Keputusan yang diambil oleh Majelis Kehormatan Etik Kedokteran


(MKEK) harus di tinjau kembali dan mempertimbangkan hukuman yang diberikan
kepada Dr.Terawan yang dianggap melanggar HAM karena dr.Terawan tidak
merugikan pihak manapun melainkan sudah menolong pasien, mencegah bahkan
mengobati pasien dengan penyakit stroke tanpa adanya keluahan yang merugika pasien.

Seharusnya Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengajak dr.Terawan untuk duduk


bersama dan membahas potensi yang bisa didapatkan dari hasil research atau penemuan
yang ditemukan dr.Terawan atau memberikan beasiswa kepada dr. Terawan untuk
melanjut Studynya tentang spesalis saraf agar bisa mendukung metode otak atau yang
biasa disebut brain flushing,bukan hanya membahas masalah aturan dan kode etik
karena dr.Terawan sejauh ini sudah membantu para dokter spesialis syaraf dalam
mengembangkan pengobatan pasien stroke dengan metode dan inovasi barunya.

Jika memang metode DSA modifikasi dr. Terawan kurang sesaui dengan standar
metode nasional atau internasional dan dianggap salah. Hasil disertasi itu bisa kembali
dievaluasi dengan melibatkan dr. Terawan para promotor, para ahli troke, dan pihak
pihak terkait lain.Demikian juga metode CO, bisa diuji lagi oleh para ahli lain secara
langsung. Maksudnya beberapa pasien stroke kronis dikumpulkan. Semua pasien
diperiksa dengan MRI untuk mengetahui sumbatan otak. Kemudian, dilakukan CO.
Setelah CO, dilakukan MRI ulang untuk mengetahui apakah sumbatan berkurang atau
tidak.
PENUTUP

1. Kesimpulan

dr. Terawan Agus Putranto adalah seorang Dokter Spesialis Radiologi yang
memperkenalkan metode cuci otak atau yang biasa disebut brain flushing, dr. Terawan
menerapkan metode radiologi intervensi dengan memodifikasi DSA (Digital
Subtraction Angiogram). Ini teknik melancarkan pembuluh darah otak yang sudah ada
sejak tahun 90-an. Modifikasi ini bertujuan mengurangi paparan radiasi. "Jumlah
radiasi di ruang tindakan yang mengenai pasien dapat diredam hingga 1/40 dari jumlah
radiasi biasa yang dilakukan di luar negeri. dr. Terawan menggunakan obat heparin
untuk menghancurkan plak yang menyumbat pembuluh darah hingga menyebabkan
stroke Hasil penelitian menunjukkan, cuci otak memberikan peningkatan aliran darah
yang signifikan, sekitar 41,20 persen dan dari penelitian dr.Terawan mendapat sejumlah
penghargaan.

2. Saran

Berdasarkan kesimpulan maka saran yang dapat disampaikan adalah:

a. Sebaiknya Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) harus meninjau


kembali dan mempertimbangkan hukuman yang diberikan kepada Dr.Terawan
yang dianggap melanggar HAM
b. Sebaiknya Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengajak dr.Terawan untuk duduk
bersama membahas potensi dan mengkaji ulang potensi dari hasil research atau
penemuan yang ditemukan dr.Terawan dalam hal metode cuci otak atau yang
biasa disebut brain flushing
c. Sebaiknya Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memberikan beasiswa kepada dokter
Terawan untuk melanjutkan studya tentang Spesialis saraf agar mendukung
metode cuci otak atau yang biasa disebut brain flushing
REFERENSI

https://beritagar.id/artikel/sains-tekno/cara-kerja-terapi-cuci-otak-terawan

http://batam.tribunnews.com/2018/04/07/pernah-rasakan-manfaat-cuci-otak-dr-terawan-
wapres-jusuf-kalla-minta-pemecatannya-ditinjau

https://sains.kompas.com/read/2018/04/04/190700723/terapi-cuci-otak-dokter-terawan-
bisa-obati-stroke-ini-kata-ahli

https://sains.kompas.com/read/2018/04/04/180500723/soal-etika-yang-dilanggar-
dokter-terawan-mkek-idi-bungkam

https://sains.kompas.com/read/2018/04/04/193700723/2-pasal-yang-sebabkan-dokter-
terawan-dipecat-sementara-dari-idi.

http://www.idionline.org/wp-content/uploads/2013/06/KODEKI-Tahun-2012.pdf

https://tirto.id/kejanggalan-terapi-039brainwash039-dokter-terawan-cHrz

Anda mungkin juga menyukai