1 Juni 2016
ABSTRAK
Konsep diri adalah konseptualisasi individu terhadap dirinya sendiri yang merupakan
perasaan subjektif individu dan kombinasi yang kompleks dari pemikiran yang
disadari/tidak disadari, sikap dan persepsi yang secara langsung mempengaruhi harga diri
dan perasaan seseorang tentang dirinya sendiri. Fraktur merupakan terputusnya
kontinuitas tulang yang dapat menimbulkan masalah pada perubahan fisik maupun
psikologis yang menyebabkan perubahan identitas diri, citra diri, ideal diri, performa
peran dan harga diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran konsep diri
pasien post op fraktur ekstremitas di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Ulin
Banjarmasin. Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan rancangan
deskriptif. pengambilan menggunakan tekhnik total sampling yang berjumlah 30
responden dengan Alat ukur berupa kuesioner. Analisa data menggunakan analisa
univariat dengan distribusi frekuensi. Hasil penelitian pada analisis univariat konsep diri
dengan kategori konsep diri positif (56,67%), identitas personal dengan kategori identitas
kuat (53,33%), citra tubuh dengan kategori positif (56,67%), performa peran dengan
kategori kepuasan peran 56,67%, responden ideal diri dengan kategori ideal diri realistik
(63,33%) dan harga diri dengan kategori harga diri tinggi (60%). Dari hasil penelitian
direkomendasikan kepada perawat untuk meningkatkan komunikasi terepeutik yang
efektif guna memotivasi klien yang mengalami fraktur ekstremitas yang menimbulkan
perubahan struktur atau fungsi tubuh agar dapat meningkatkan gambaran konsep diri,
identitas personal, citra tubuh, performa peran dan harga diri klien.
Kata Kunci : Konsep Diri, Post Op Fraktur Ekstremitas
Jumlah : 212 kata
37
Vol.1 Edisi.1 Juni 2016
Pendahuluan
Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat Pada penderita fraktur yang mengalami
pada tahun 2009 terdapat lebih dari 7 perubahan yang tiba-tiba dari sehat
juta orang meninggal dikarenakan menjadi sakit membuat perubahan-
insiden kecelakaan dan sekitar 2 juta perubahan baik perubahan fisik maupun
orang mengalami kecacatan fisik perubahan psikologis. Perubahan fisik
(fraktur). Salah satu insiden kecelakaan dalam tubuh menyebabkan perubahan
yang memiliki prevalensi cukup tinggi citra diri, identitas personal, ideal diri,
yakni insiden fraktur sekitar 46,5% dari harga diri dan performa peran.
insidensi kecelakaan yang terjadi.
Citra diri (body image) adalah
Fraktur atau patah tulang merupakan bagaimana seseorang memandang
suatu kondisi terputusnya kontinuitas ukuran, penampilan serta fungsi tubuh
jaringan tulang dan/atau tulang rawan dan bagian-bagiannya (Potter & Perry,
yang umumnya disebabkan oleh 2005). Citra diri dapat terganggu karena
rudapaksa. Trauma yang menyebabkan fraktur dimana cacat fisik merupakan
tulang patah dapat berupa trauma keadaan tubuh yang kurang atau tidak
langsung dan trauma tidak langsung normal. Peran merupakan sekumpulan
(Sjamsuhidajat, 2005). harapan mengenai bagaimana individu
yang menempati suatu tertentu
Fraktur merupakan penyakit yang sering berperilaku. Performa peran
terjadi karena kecelakaan (Smeltzer, menghubungkan apa yang dilakukan
2002). Berdasarkan data yang diperoleh individu dalam peran tertentu dengan
dari laporan tahunan RSUD Ulin perilaku yang diharapkan oleh peran
Banjarmasin bahwa kejadian fraktur tersebut (Kozier, et al, 2010).
pada tahun 2011 terdapat 77 kasus (8%)
dari 962 pasien. Pada tahun 2012 Pada pasien fraktur terjadi perubahan
terdapat 361 kasus (44,73%) dari 807 peran. Perubahan tersebut dapat
pasien. Kemudian pada tahun 2013 mempengaruhi orang lain berinteraksi
terdapat 296 kasus (54,21%) dari 546 dan berhubungan dengan mereka;
pasien. Pada tahun 2014 terdapat 289 hubungan dengan keluarga dan teman
kasus (55,47%) dari 521 pasien. kadang dapat berubah atau disesuaikan.
Perubahan peran yang mempengaruhi
Penanganan pada pasien fraktur bisa fungsi pekerjaan juga berkaitan dengan
dilakukan dengan beberapa prosedur perubahan harga diri. Kebanyakan orang
salah satunya adalah pembedahan. mendasarkan harga dirinya pada
Sedangkan prosedur pembedahan dua kemampuannya untuk bekerja dan
jenis prosedur pembedahan yaitu reduksi menjadi produktif. Bila dipaksa pensiun
tertutup dengan fiksasi eksternal atau atau menjalani masa penyembuhan,
fiksasi perkutan dengan K-Wire (kawat seseorang dapat merasa kehilangan dan
kirschner), misalnya pada fraktur jari terputus akan hubungannhya dengan
dan penatalaksanaan pembedahan secara orang lain (Smeltzer & Bare, 2002).
reduksi terbuka dengan fiksasi internal
(ORIF: Open Reduction internal Berdasarkan studi pendahuluan pada
Fixation). Merupakan tindakan tanggal 6 – 9 November 2014 di RSUD
pembedahan dengan melakukan insisi Ulin Banjarmasin terhadap 10 pasien
pada daerah fraktur, kemudian dengan metode wawancara didapatkan
melakukan implant pins, screw, wires, hasil yaitu 10 orang pasien mengatakan
rods, plates dan protesa pada tulang sangat terganggu dalam melakukan
yang patah. Tujuan pemasangan ORIF aktivitas, pekerjaan maupun kegiatan
untuk imobilisasi sampai tahap sehari-hari, terdapat 3 dari 10 pasien
remodeling dan melihat secara langsung yang merasa kecewa terhadap kejadian
area fraktur (Smeltzer 2002). yang menyebabkan tidak dapatnya
38
Vol.1 Edisi.1 Juni 2016
39
Vol.1 Edisi.1 Juni 2016
40
Vol.1 Edisi.1 Juni 2016
Ideal diri pasien post op fraktur Harga diri pasien post op fraktur
ekstremitas di RSUD Ulin ekstremitas di RSUD Ulin
Banjarmasin Banjarmasin
Ideal diri pasien post op fraktur Harga diri pasien post op fraktur
ekstremitas sebagian memiliki ideal diri ekstremitas sebagian besar memiliki
realistik yaitu sebanyak 19 responden harga diri tinggi yaitu sebanyak 18
(63,33%). Ideal diri realistik adalah responden (60%). Harga diri tinggi
persepsi seseorang yang menetapkan adalah hasil dari kemampuan bertahan
ideal dirinya sesuai dengan batas dan beradaptasi dengan kebutuhan dan
kemampuannya. Hasil yang didapatkan tekanan secara lebih baik sehingga tidak
oleh peneliti dari pasien post op fraktur menyebabkan perasaan kosong dan
ekstremitas dengan ideal diri yang terpisah dari orang lain, tidak
realistik didapatkan bahwa tetap mengalami depresi, rasa gelisah atau
memotivasi diri dalam menjalani rasa cemas yang berkepanjangan. Hasil
kehidupan, ingin kembali beraktifitas yang didapatkan oleh peneliti dari
tanpa adanya gangguan, punya harapan pasien post op fraktur ekstremitas yang
terhadap masa depan. Hal ini memiliki harga diri tinggi yaitu pasien
dikarenakan ideal diri yang dimiliki tidak merasa sebagai orang yang gagal,
41
Vol.1 Edisi.1 Juni 2016
42
Vol.1 Edisi.1 Juni 2016
DAFTAR PUSTAKA
Dalami, E, et.al. (2009). Asuhan
Keperawatan Jiwa dengan
Masalah Psikososial, Jakarta: TIM
43
Vol.1 Edisi.1 Juni 2016
44