Anda di halaman 1dari 8

Vol.1 Edisi.

1 Juni 2016

GAMBARAN KONSEP DIRI PASIEN POST OP FRAKTUR


EKSTREMITAS
DI RUANG RAWAT INAP TAHUN 2015
Daniel¹ Warjiman² Siti Munawaroh³
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan Banjarmasin
aniel.green8@gmail.com, warjiman99@gmail.com,

ABSTRAK

Konsep diri adalah konseptualisasi individu terhadap dirinya sendiri yang merupakan
perasaan subjektif individu dan kombinasi yang kompleks dari pemikiran yang
disadari/tidak disadari, sikap dan persepsi yang secara langsung mempengaruhi harga diri
dan perasaan seseorang tentang dirinya sendiri. Fraktur merupakan terputusnya
kontinuitas tulang yang dapat menimbulkan masalah pada perubahan fisik maupun
psikologis yang menyebabkan perubahan identitas diri, citra diri, ideal diri, performa
peran dan harga diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran konsep diri
pasien post op fraktur ekstremitas di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Ulin
Banjarmasin. Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan rancangan
deskriptif. pengambilan menggunakan tekhnik total sampling yang berjumlah 30
responden dengan Alat ukur berupa kuesioner. Analisa data menggunakan analisa
univariat dengan distribusi frekuensi. Hasil penelitian pada analisis univariat konsep diri
dengan kategori konsep diri positif (56,67%), identitas personal dengan kategori identitas
kuat (53,33%), citra tubuh dengan kategori positif (56,67%), performa peran dengan
kategori kepuasan peran 56,67%, responden ideal diri dengan kategori ideal diri realistik
(63,33%) dan harga diri dengan kategori harga diri tinggi (60%). Dari hasil penelitian
direkomendasikan kepada perawat untuk meningkatkan komunikasi terepeutik yang
efektif guna memotivasi klien yang mengalami fraktur ekstremitas yang menimbulkan
perubahan struktur atau fungsi tubuh agar dapat meningkatkan gambaran konsep diri,
identitas personal, citra tubuh, performa peran dan harga diri klien.
Kata Kunci : Konsep Diri, Post Op Fraktur Ekstremitas
Jumlah : 212 kata

37
Vol.1 Edisi.1 Juni 2016

Pendahuluan
Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat Pada penderita fraktur yang mengalami
pada tahun 2009 terdapat lebih dari 7 perubahan yang tiba-tiba dari sehat
juta orang meninggal dikarenakan menjadi sakit membuat perubahan-
insiden kecelakaan dan sekitar 2 juta perubahan baik perubahan fisik maupun
orang mengalami kecacatan fisik perubahan psikologis. Perubahan fisik
(fraktur). Salah satu insiden kecelakaan dalam tubuh menyebabkan perubahan
yang memiliki prevalensi cukup tinggi citra diri, identitas personal, ideal diri,
yakni insiden fraktur sekitar 46,5% dari harga diri dan performa peran.
insidensi kecelakaan yang terjadi.
Citra diri (body image) adalah
Fraktur atau patah tulang merupakan bagaimana seseorang memandang
suatu kondisi terputusnya kontinuitas ukuran, penampilan serta fungsi tubuh
jaringan tulang dan/atau tulang rawan dan bagian-bagiannya (Potter & Perry,
yang umumnya disebabkan oleh 2005). Citra diri dapat terganggu karena
rudapaksa. Trauma yang menyebabkan fraktur dimana cacat fisik merupakan
tulang patah dapat berupa trauma keadaan tubuh yang kurang atau tidak
langsung dan trauma tidak langsung normal. Peran merupakan sekumpulan
(Sjamsuhidajat, 2005). harapan mengenai bagaimana individu
yang menempati suatu tertentu
Fraktur merupakan penyakit yang sering berperilaku. Performa peran
terjadi karena kecelakaan (Smeltzer, menghubungkan apa yang dilakukan
2002). Berdasarkan data yang diperoleh individu dalam peran tertentu dengan
dari laporan tahunan RSUD Ulin perilaku yang diharapkan oleh peran
Banjarmasin bahwa kejadian fraktur tersebut (Kozier, et al, 2010).
pada tahun 2011 terdapat 77 kasus (8%)
dari 962 pasien. Pada tahun 2012 Pada pasien fraktur terjadi perubahan
terdapat 361 kasus (44,73%) dari 807 peran. Perubahan tersebut dapat
pasien. Kemudian pada tahun 2013 mempengaruhi orang lain berinteraksi
terdapat 296 kasus (54,21%) dari 546 dan berhubungan dengan mereka;
pasien. Pada tahun 2014 terdapat 289 hubungan dengan keluarga dan teman
kasus (55,47%) dari 521 pasien. kadang dapat berubah atau disesuaikan.
Perubahan peran yang mempengaruhi
Penanganan pada pasien fraktur bisa fungsi pekerjaan juga berkaitan dengan
dilakukan dengan beberapa prosedur perubahan harga diri. Kebanyakan orang
salah satunya adalah pembedahan. mendasarkan harga dirinya pada
Sedangkan prosedur pembedahan dua kemampuannya untuk bekerja dan
jenis prosedur pembedahan yaitu reduksi menjadi produktif. Bila dipaksa pensiun
tertutup dengan fiksasi eksternal atau atau menjalani masa penyembuhan,
fiksasi perkutan dengan K-Wire (kawat seseorang dapat merasa kehilangan dan
kirschner), misalnya pada fraktur jari terputus akan hubungannhya dengan
dan penatalaksanaan pembedahan secara orang lain (Smeltzer & Bare, 2002).
reduksi terbuka dengan fiksasi internal
(ORIF: Open Reduction internal Berdasarkan studi pendahuluan pada
Fixation). Merupakan tindakan tanggal 6 – 9 November 2014 di RSUD
pembedahan dengan melakukan insisi Ulin Banjarmasin terhadap 10 pasien
pada daerah fraktur, kemudian dengan metode wawancara didapatkan
melakukan implant pins, screw, wires, hasil yaitu 10 orang pasien mengatakan
rods, plates dan protesa pada tulang sangat terganggu dalam melakukan
yang patah. Tujuan pemasangan ORIF aktivitas, pekerjaan maupun kegiatan
untuk imobilisasi sampai tahap sehari-hari, terdapat 3 dari 10 pasien
remodeling dan melihat secara langsung yang merasa kecewa terhadap kejadian
area fraktur (Smeltzer 2002). yang menyebabkan tidak dapatnya

38
Vol.1 Edisi.1 Juni 2016

bekerja mencari nafkah serta mengurusi Pada penelitian ini menggunakan


keluarga, 2 dari 10 pasien merasa malu kuesioner untuk mendapatkan data
dan kurang yakin akan perubahan fisik tentang konsep diri pada paien post op
karena fraktur setelah dilakukan fraktur.
tindakan operasi. Hal ini menunjukkan
bahwa terjadi performa peran, harga diri Uji validitas
serta citra diri yang negatif. Uji validitas dilakukan di ruang Tulip IB
(Ortopedi) dan ruang Anggrek Rumah
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti Sakit Umum Ulin Banjarmasin pada
tertarik untuk meneliti lebih lanjut tanggal 3 Juli sampai 13 Juli 2015
mengenai gambaran konsep diri pasien dengan jumlah responden sebanyak 20
post op fraktur ektremitas di ruang rawat orang. Semua pertanyaan dinyatakan
inap RSUD Ulin Banjarmasin. valid karena hasil r hitung ≥ 0,444
sehingga pertanyaan di ambil semua.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian Uji Reliabilitas
Penelitian ini menggunakan jenis Analisis reliabilitas menggunakan
penelitian kuantitatif dengan program komputer dengan koefisien
menggunakan rancangan penelitian reliabilitas alpha. Rumus yang
deskriptif. Pada penelitian ini untuk digunakan yaitu Cronbach’s Alpha.
mengetahui dan melihat gambaran Hasil uji reliabilitas instrumen dari 25
konsep diri pada pasien post op fraktur item pertanyaan tentang konsep diri
ekstremitas di Rumah Sakit Umum pasien post op fraktur ekstremitas untuk
Daerah Ulin Banjarmasin Tahun 2015. semua item pernyataan dengan nilai
Spearman Brown > 0,444 dengan hasil
Variabel Penelitian 0,922.
Variabel dalam penelitian ini adalah
variabel tunggal yaitu konsep diri pasien Teknik Analisa Data
post op fraktur ekstremitas di Rumah Analisis univariat pada penelitian ini
Sakit Umun Daerah Ulin Banjarmasin. dilakukan pada semua variabel
penelitian yaitu konsep diri pasien post
Populasi Penelitian op fraktur di Rumah Sakit Umum
Populasi dalam penelitian ini adalah Daerah Ulin Banjarmasin. Penyajian
semua pasien post op fraktur ekstremitas data diolah berupa tabel distribusi
atas yang dirawat inap di RSUD Ulin frekuensi persentasi disetiap subvariabel
Banjarmasin sebanyak 91 orang. Jadi, dengan menggunakan salah satu
jumlah populasi rata-rata per bulan program komputer.
yaitu: 30 orang.
Hasil Dan Pembahasan
Sampel penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah Identitas personal pasien post op
pasien post op fraktur ekstremitas yang fraktur ekstremitas di RSUD Ulin
sedang dirawat di ruang RSUD Ulin Banjarmasin
Banjarmasin dan menggunakan total
sampel yaitu 30 orang. No Identitas Personal F %
1 Identitas diri kuat 16 53,33
Waktu dan Tempat Penelitian 2 Identitas diti tidak kuat 14 46,67
Penelitian ini dilakukan di ruang Rawat Total 30 100
Inap RSUD Ulin Banjarmasin pada
tanggal 14 Juli sampai tanggal 4 Agutus Hasil analisis univariat identitas
2015. personal pasien post op fraktur
Alat Pengumpul Data ekstremitas sebagian besar memiliki
identitas diri kuat sebanyak 16

39
Vol.1 Edisi.1 Juni 2016

responden (53,33%). Identitas diri kuat adalah mampu menerima perubahan


merupakan perasaan internal individu dalam penampilan, struktur atau fungsi
yang mengekspresikan suatu nilai, tubuh, tidak mengekspresikan perasaan
keyakinan dan kepribadian yang baik ke tidak berdaya, tidak putus asa, mampu
dalam identitas mereka. mengendalikan situasi dan tidak
mengalami kerapuhan. Hasil yang
Hasil yang didapatkan oleh peneliti dari didapatkan oleh peneliti dari pasien post
pasien post op fraktur ekstremitas op fraktur ekstremitas dengan citra
dengan identitas diri kuat didapatkan tubuh yang positif didapatkan bahwa
bahwa pasien puas menjadi seorang pasien mampu menerima dan tidak
laki- laki/perempuan dengan kondisi membenci perubahan pada bagian
yang dialami, dikenal oleh orang lain tubuhnya, tidak merasa enggan melihat
sebagai sosok yang percaya diri, tidak bagian tubunya setelah dioperasi.
merasa canggung dalam bergaul, dan
puas terhadap dirinya. Dalam masa Hal ini dikarenakan pasien mempunyai
perawatan juga didapatkan pasien respon koping yang positif sehingga
mudah diajak berkomunikasi, kooperatif membuat penderita masih memiliki rasa
pada saat perawatan luka bersih yang percaya diri dan perasaan yang positif
dilakukan setiap pagi oleh perawat. terhadap dirinya yang akan membuat
Sebagai seorang perawat seharusnya penderita masih memiliki citra tubuh
mendukung klien dalam yang positif. Hal tersebut sesuai dengan
mempertahankan identitas diri klien teori Kozier, et al (2010) yaitu citra
dengan cara memperikan komunikasi tubuh individu berkembang sebagian
terapeutik yang baik yang bersifat dari sikap dan respon orang lain
mendukung dan memotivasi klien yang terhadap tubuh individu tersebut
mengalami fraktur ekstremitas yang sebagian lagi dari eksplorasi individu
menimbulkan perubahan struktur atau terhadap tubuhnya sendiri. citra tubuh
fungsi tubuh. positif tergantung dari mekanisme
koping seseorang, sebagai perawat perlu
Teori Kozier, et al (2010) yang adanya komunikasi yang baik kepada
mengatakan bahwa individu yang pasien, guna menciptakan dan
memiliki rasa identitas yang kuat mempertahankan mekanisme koping
mengintregasikan citra tubuh, performa yang positif bagi pasien dengan fraktur
peran dan harga diri ke dalam konsep ekstremitas yang mengakibatkan
diri sepenuhnya. Rasa identitas ini gangguan dan fungsi peran.
memberi individu sensasi kontinuitas
dan kesatuan kepribadian. Selain itu Performa peran pasien post op
individu memandang dirinya sendiri fraktur ekstremitas di RSUD Ulin
sebagai orang yang unik. Banjarmasin

Citra tubuh pasien post op fraktur No Peforma Peran F %


ekstremitas di RSUD Ulin 1 Kepuasan peran 17 56,67
Banjarmasin 2 Ketidakpuasan peran 13 43,33
Total 30 100
No Citra Tubuh F %
1 Positif 17 56,67 Performa peran pasien post op fraktur
2 Negatif 13 43,33 ekstremitas sebagian memiliki kepuasan
Total 30 100 peran yaitu sebanyak 17 responden
(56,67%). Kepuasan peran adalah hasil
Citra tubuh pasien post op fraktur dari kemampuan meyeimbangkan
ekstremitas sebagian besar memiliki tekanan selama perubahan mulai dari
citra tubuh yang positif sebanyak 17 sehat. Hasil yang didapatkan oleh
responden (56,67%). Citra tubuh positif peneliti dari pasien post op fraktur

40
Vol.1 Edisi.1 Juni 2016

ekstremitas dengan performa yang responden telah sesuai dengan tujuan


positif didapatkan bahwa pasien tetap atau keinginannya berdasarkan
berusaha menjalankan kewajibannya kemampuan yang dimilikinya.
serta perannya tidak berkurang di dalam
keluarga. Dengan adanya perasaan Hal ini didukung oleh teori Dalami, et al
masih berperan yang dialami oleh (2009) bahwa individu menetapkan
penderita, mereka masih memiliki tujuan atau harapan tentang diri sendiri
kepuasan terhadap peran yang akan sesuai dengan kemampuannya, realita
membuat dirinya memiliki konsep diri dan menghindari terjadi kegagalan serta
yang positif. Hasil penelitian sejalan rasa cemas. Ideal diri akan melahirkan
dengan teori Kozier, et al (2010) yaitu harapan individu terhadap dirinya saat
sumber daya merupakan salah satu berada ditengah masyarakat dengan
faktor yang mempengaruhi konsep diri norma tertentudan ideal diri berperan
yaitu sumber daya eksternal meliputi sebagai pengatur internal serta
jaringan dukungan dan pendanaan yang membantu individu mempertahankan
memadai. Semakin besar daya yang kemampuannya menghadapi konflik
dimiliki dan digunakaan individu, atau kondisi yang membuat bingung
pengaruhnya pada konsep diri semakin karena ideal diri penting untuk
positif. mempertahankan kesehatan dan
keseimbangan mental individu, sebagai
Didalam penelitian ini juga didapatkan tenaga kesehatan perlu menciptakan
bahwa sebagian besar pekerjaan hubungan saling percaya antara pasien
responden dengan kepuasan peran tinggi dan petugas kesehatan yang dapat
adalah PNS dan pegawai swasta hal ini diciptakan dengan cara memberikan
dikarenakan mereka tetap komunikasi yang baik agar dapat
berpenghasilan walaupun dalam mendorong dan memotivasi klien yang
keadaan sakit. Sehingga peran mereka mengalami gangguan atau perubahan
dikeluarga tidak berkurang. struktur dan fungsi tubuh.

Ideal diri pasien post op fraktur Harga diri pasien post op fraktur
ekstremitas di RSUD Ulin ekstremitas di RSUD Ulin
Banjarmasin Banjarmasin

No Ideal diri F % No Harga Diri F %


1 Ideal diri realistik 19 63,33 1 Harga diri tinggi 18 60
2 Ideal diri tidak realistik 11 36,67 2 Harga diri rendah 12 40
Total 30 100 Total 30 100

Ideal diri pasien post op fraktur Harga diri pasien post op fraktur
ekstremitas sebagian memiliki ideal diri ekstremitas sebagian besar memiliki
realistik yaitu sebanyak 19 responden harga diri tinggi yaitu sebanyak 18
(63,33%). Ideal diri realistik adalah responden (60%). Harga diri tinggi
persepsi seseorang yang menetapkan adalah hasil dari kemampuan bertahan
ideal dirinya sesuai dengan batas dan beradaptasi dengan kebutuhan dan
kemampuannya. Hasil yang didapatkan tekanan secara lebih baik sehingga tidak
oleh peneliti dari pasien post op fraktur menyebabkan perasaan kosong dan
ekstremitas dengan ideal diri yang terpisah dari orang lain, tidak
realistik didapatkan bahwa tetap mengalami depresi, rasa gelisah atau
memotivasi diri dalam menjalani rasa cemas yang berkepanjangan. Hasil
kehidupan, ingin kembali beraktifitas yang didapatkan oleh peneliti dari
tanpa adanya gangguan, punya harapan pasien post op fraktur ekstremitas yang
terhadap masa depan. Hal ini memiliki harga diri tinggi yaitu pasien
dikarenakan ideal diri yang dimiliki tidak merasa sebagai orang yang gagal,

41
Vol.1 Edisi.1 Juni 2016

mampu menerima keadaan diri, merasa menjalankan kewajibannya, perannya


diterima dan dihargai oleh orang lain. tidak berkurang di dalam keluarga dan
Hal ini dikarenakan pasien memiliki tetap merasa cocok dengan pekerjaannya
perasaan menghargai dirinya serta sekarang, tetap memotivasi diri dalam
dihargai oleh orang lain. menjalani kehidupan, ingin kembali
beraktifitas tanpa adanya gangguan,
Hal ini sesuai dengan pendapat Potter punya harapan terhadap masa depan,
dan Perry (2010) yaitu perasaan dasar tidak merasa sebagai orang yang gagal,
tentang diri cenderung bersifat konstan mampu menerima keadaan diri, merasa
meskipun terkadang situasi krisis diterima dan dihargai oleh orang lain.
mempengaruhi harga diri. Kemampuan
untuk menyeimbangkan tekanan yang Hal ini dikarenakan respon koping
ada berkaitan dengan beberapa faktor sesorang yang mampu menerima
yaitu jumlah tekanan, lamanya tekanan stressor dengan baik sehingga
dan status kesehatan. Dapat beradaptasi menimbulkan adanya perasaan positif
terhadap tekanan akan menimbulkan terhadap diri yang masih dimiliki pasien
rasa diri yang positif. post op fraktur ekstremitas, hal ini dapat
membuat mereka masih bisa
Konsep diri pasien post op fraktur mempertahankan konsep diri yang
ekstremitas di RSUD Ulin possitif. Konsep diri yang positif sangat
Banjarmasin penting untuk dipertahankan agar
penderita tidak mengalami stress secara
No Konsep diri F % fisik dan psikologis yang bisa
1 Positif 17 56,67 berdampak negatif pada dirinya seperti
2 Negatif 13 43,33 penurunan sistem imun yang akan
Total 30 100 memperlambat proses penyembuhan,
penderita bisa kooperatif terapi
Konsep diri pasien post op fraktur pengobatan dan mobilisasi terapeutik,
ekstremitas sebagian besar memiliki dan bisa merasakan kualitas pelayanan
konsep diri positif yaitu sebanyak 17 yang didapatkannya dari tenaga
responden (56,67%). Konsep diri positif kesehatan tempat klien tersebut dirawat.
adalah hasil dari kemampuan menerima
atau beradaptasi dengan perubahan yang KESIMPULAN DAN SARAN
terjadi sepanjang hidupnya, Kesimpulan
mengungkapkan perasaan berharga, Hasil penelitian “Gambaran Konsep Diri
menyukai dan tidak membenci diri Pasien Post Op Fraktur Ekstremitas di
sendiri yang diproyeksikan kepada RSUD Ulin Banjarmasin Tahun 2015”.
orang lain, tidak merasa sedih atau putus Peneliti menarik kesimpulan sebagai
asa dan ingin tetap melakukan aktifitas . berikut :
1. Konsep diri pasien post op fraktur
Hasil yang didapatkan oleh peneliti dari ekstremitas sebagian besar memiliki
pasien post op fraktur ekstremitas yang konsep diri positif sebesar 56,67%.
memiliki konsep diri positif yaitu pasien 2. Identitas personal pada pasien post
puas menjadi seorang laki- op fraktur ekstremitas sebagian besar
laki/perempuan dengan kondisi yang memiliki identitas diri kuat sebesar
dialami, dikenal oleh orang lain sebagai 53,33%.
sosok yang percaya diri, tidak merasa 3. Citra tubuh pada pasien post op
canggung dalam bergaul, dan puas fraktur sebagian besar positif sebesar
terhadap dirinya , mampu menerima dan 56,67%.
tidak membenci perubahan pada bagian 4. Performa peran pada pasien post op
tubuhnya, tidak merasa enggan melihat fraktur ekstremitas sebagian besar
bagian tubunya setelah dioperasi dan memiliki kepuasan peran sebesar
tidak merasa malu dengan tubuhnya, 56,67%.

42
Vol.1 Edisi.1 Juni 2016

5. Ideal diri pada pasien post op fraktur


sebagian besar memiliki ideal diri
realistis sebesar 63,33%.
6. Harga diri pada pasien post op
fraktur ekstremitas sebagian besar
memiliki harga diri tinggi sebesar
60%.
Sehingga dalam penatalaksanaan yang
perlu dilakukan perawat ialah dengan
menjaga dan membina hubungan saling
percaya antara klien dan perawat dengan
cara meningkatkan komunikasi
terapeutik yang efektif kepada klien.

DAFTAR PUSTAKA
Dalami, E, et.al. (2009). Asuhan
Keperawatan Jiwa dengan
Masalah Psikososial, Jakarta: TIM

Kozier, et. al. (2010). Buku Ajar


Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses & Praktik Volume
2 Edisi 7. Jakarta: EGC

Potter, A. P & Perry, A. G. (2005). Buku


Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses dan Praktik
Volume I Edisi 4. Jakarta: EGC

_______________ (2010). Fundamental


Keperawatan Buku 2 Edisi 7.
Jakarta: Salemba Medika

Sjamsuhidajat. (2005). Buku Ajar Ilmu


Bedah Edisi Revisi. Jakarta: EGC

Smeltzer & Bare. (2002). Buku Ajar


Keperawatan Medikal Bedah Edisi
8 Volume III. Jakarta: EGC

43
Vol.1 Edisi.1 Juni 2016

44

Anda mungkin juga menyukai