49-Article Text-89-1-10-20180320
49-Article Text-89-1-10-20180320
01, Maret 2018 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Penyakit TB Paru
ARTIKEL PENELITIAN
Abstrak
Penyakit Tuberkulosis merupakan masalah global di dunia dan diperkirakan sepertiga penduduk dunia telah
terinfeksi oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis ini. Penelitian bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Walantaka Tahun 2017. Penelitian bersifat
korelasional dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode total populasi
yaitu sebanyak 60 responden. Pengumpulan data melalui kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan variabel yang
berhubungan kejadian penyakit TB paru adalah status gizi (p value = 0,006), ventilasi (p value = 0,000), pencahayaan
(p value = 0,026), dan kelembaban (p value = 0,011). Masyarakat disarankan untuk aktif dalam upaya pencegahan
penyakit TB paru yaitu dengan memperbaiki status gizi masyarakat dan memperbaiki kondisi tempat tinggal yang
sesuai dengan syarat kesehatan.
Kata kunci : Status Gizi, Ventilasi, Pencahayaan, Kelembaban, TB Paru
Abstract
Tuberculosis is a global problem in the world and an estimated one-third of the world's population has been infected with
the bacterium Mycobacterium tuberculosis. The aim of this research was to analyze factors related to Lung TB incidence at
Puskesmas Walantaka 2017. Research was correlational with cross sectional approach. The sampling technique was using
the total population method as many as 60 respondents. Data were collected through observation of the questionnaire. The
results showed that variables related to pulmonary tuberculosis incidence nutritional status (p value = 0,000), lighting (p
value = 0.026 ), and humidity (p value = 0.011). The community is advised to be active in efforts to prevent pulmonary TB
disease by improving the nutritional status of the community and improving living conditions in accordance with health
requirements.
Keywords : Nutrition Status, Ventilation, Lighting, Humidity, Pulmonary TB
25
Sari & Arisandi Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
26
Vol. 07, No. 01, Maret 2018 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Penyakit TB Paru
lain yang dapat mempengaruhi penularan adalah status gizi, staus imunisasi BCG
penyakit TB paru. Menurut Achmadi,7 dan riwayat kontak dengan Penderita TB
faktor host terhadap risiko kejadian TB paru.9
paru meliputi karakteristik kependudukan Berdasarkan hal-hal tersebut diatas,
seperti faktor jenis kelamin, umur, status penting untuk dilakukan penelitian tentang
gizi dan kondisi sosial-ekonomi. “Faktor-faktor yang berhubungan dengan
Faktor lingkungan meliputi kejadian TB paru di Wilayah Kerja
kepadatan penghuni, lantai rumah, Puskesmas Walantaka tahun 2017”.
ventilasi, pencahayaan, kelembaban dan
suhu. Faktor lingkungan yang sangat Metodelogi Penelitian
berpengaruh terhadap risiko kejadian TB Desain penelitian menggunakan
paru adalah lingkungan rumah, disebabkan deskriptif analitik dengan pendekatan cross
rumah merupakan tempat berhubungan sectional yang melibatkan 60 responden.
dengan lamanya kontak dan kualitas Populasi penelitian ini adalah pasien TB
pemaparan dengan penderita TB. Setiap paru di puskesmas Walantaka. Instrumen
satu BTA positif menularkan kepada 10-15 yang digunakan dalam penelitian ini
orang lainnya, sehingga kemungkinan adalah lembar ceklis untuk mencatat hasil
kontak untuk tertular TB adalah 17%. observasi. Sedangkan cara pengumpulan
Hasil studi lain juga mengatakan bahwa data dalam penelitian ini dengan cara
kontak terdekat (keluarga serumah) akan meminta responden untuk mengisi
dua kali lipat lebih beresiko dengan kontak kuesioner yang telah dipersiapkan.
biasa (tidak serumah). Analisis data dilakukan secara
Penularan TB paru melalui udara univariat dan bivariat. Analisis bivariat
lebih tinggi pada udara dalam ruangan menggunakan distribusi frekuensi dari
tertutup seperti udara dalam rumah yang masing-masing varibel. Sedangkan analisis
pengap dan lembab. Sanitasi lingkungan bivariat menggunakan uji statistik chi-
rumah sangat mempengaruhi keberadaan square untuk mengetahui hubungan antar
bakteri Mycobacterium tuberculosis, variabel independen (umur, status gizi,
dimana bakteri ini dapat hidup selama 1-2 ventilasi, pencahayaan, kelembaban)
jam bahkan sampai beberapa hari hingga dengan dependen (kejadian TB paru).
berminggu-minggu tergantung ada Dikatakan berhubungan secara signifikan
tidaknya sinar matahari, ventilasi, jika nilai Pvalue≤ 0,05.
kelembaban, suhu, lantai dan kepadatan
penghuni rumah.7 Kuman tuberkulosis
Hasil Penelitian
dapat bertahan hidup beberapa jam
Berdasarkan hasil analisis univariat
ditempat yang gelap dan lembab.
terhadap varibel yang dependen (kejadian
Bakteri tuberkulosis tahan selama 1-
TB paru) dan independen (umur, status
2 jam di udara terutama di tempat yang
gizi, ventilasi, pencahayaan, dan
lembab dan gelap (bisa berbulan-bulan),
kelembaban) yang diteliti terlihat bahwa
namun tidak tahan terhadap cahaya/sinar
dari 60 responden, sebanyak 38 responden
dan aliran udara/ventilasi udara. Penelitian
mengalami kejadian TB paru (BTA +)
di Sumatera menemukan adanya hubungan
(65,3%), dan sebanyak 22 responden tidak
antara ventilasi rumah dan kepadatan
mengalami kejadian TB paru (BTA -)
hunian dengan kejadian TB paru.8
(34,7%). Sebanyak 11 responden adalah
Hasil penelitian lain menemukan
remaja (18,3%), 38 responden dewasa
bahwa faktor yang berhubungan dengan
(63,3%) dan 11 responden lansia (18,3%).
kejadian TB paru antara lain adalah
Sebanyak 20 responden memiliki memiliki
kelembaban kamar tidur, ventilasi, status
status gizi kurang (33,3%), dan sebanyak
gizi dan tingkat pengetahuan. Faktor yang
40 responden memiliki status gizi baik
berhubungan dengan kejadian TB paru
(66,7%).
27
Sari & Arisandi Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
28
Vol. 07, No. 01, Maret 2018 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Penyakit TB Paru
29
Sari & Arisandi Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
30
Vol. 07, No. 01, Maret 2018 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Penyakit TB Paru
memiliki rumah dengan pencahayaan yang ruangan dan mengakibatkan faktor risiko
memenuhi syarat.14 Oleh sebab itu terjadinya penyakit TB dengan cepat.
disarankan kepada responden untuk Dari hasil observasi saat penelitian,
membuka pintu dan jendela setiap pagi hal tersebut disebabkan karena sebagian
apabila siang bekerja, supaya sinar besar responden tidak membuka jendela
matahari masuk ke dalam rumah. pada siang hari sehingga cahaya matahari
Disarankan bagi responden yang tidak dapat masuk secara langsung yang
ventilasinya kurang sebaiknya mengakibatkan ruangan dalam rumah
menggunakan beberapa atap rumah dengan menjadi gelap dan menjadi lembab
kaca sehingga ruangan tidak gelap. sehingga dapat mengakibatkan kuman TB
Hasil uji statistik hubungan bertahan hidup lebih lama. Kurangnya
kelembaban dengan kejadian TB paru ventilasi rumah, kepadatan perumahan dan
diperoleh nilai p value = 0,011, pada α = pengaruh cuaca yang panas kemungkinan
0,05 (p ≤ α) maka dapat disimpulkan menjadi faktor penyebab kelembaban
bahwa terdapat hubungan yang signifikan udara dalam ruangan tidak memenuhi
antara kelembaban dengan kejadian TB syarat kesehatan.
paru di Wilayah Kerja Puskesmas Hasil penelitian ini sesuai dengan
Walantaka Tahun 2017. Hasil analisis juga teori Achmadi yang menjelaskan bahwa
diperoleh nilai OR (Odd Ratio) = 6,333, kelembaban berkaitan erat dengan ventilasi
hal tersebut dapat diartikan bahwa karena sirkulasi udara yang tidak lancar
responden yang memiliki tempat tinggal akan mempengaruhi suhu udara dalam
dengan kelembaban tidak memenuhi syarat rumah menjadi rendah sehingga
memiliki resiko mengalami kejadian TB kelembaban udaranya tinggi. Kelembaban
paru sebesar 6,3 kali lebih besar rumah yang tinggi dapat mempengaruhi
dibandingkan dengan responden yang penurunan daya tahan tubuh seseorang dan
memiliki tempat tinggal dengan meningkatkan kerentanan tubuh terhadap
kelembaban yang memenuhi syarat. penyakit terutama penyakit infeksi sepert
Hasil penelitian ini sejalan dengan penyakit TB paru.7
penelitian Suarni di Kecamatan Pancoran
Mas Kota Depok, yang menyimpulkan Kesimpulan
bahwa kelembaban yang tidak memenuhi Dari hasil penelitian didapatkan
syarat berisiko terkena TB paru sebesar kesimpulan yaitu bahwa TB paru masih
2,09 kali dibanding dengan rumah yang menjadi penyakit yang banyak diderita
mempunyai kelembaban yang memenuhi oleh masyarakat. Faktor-faktor yang
syarat.13 Begitu juga dengan hasil berhubungan dengan kejadian TB Paru di
penelitian Mulyadi di Kota Bogor, Wilayah Kerja Puskesmas Walantaka
menemukan bahwa penghuni rumah yang adalah status gizi, ventilasi, pencahayaan,
mempunyai kelembaban ruang keluarga dan kelembaban.
lebih besar dari 60% berisiko terkena TBC
10,7 kali dibanding penduduk yang tinggal Saran
pada perumahan yang memiliki Disarankan bagi pihak Puskesmas
kelembaban lebih kecil dari 60%.15 meningkatkan perencanaan program rumah
Berdasarkan hasil pengukuran di sehat seperti kegiatan perbaikan
lapangan rata-rata kelembaban udara yang lingkungan fisik rumah terutama pada
tidak memenuhi syarat di wilayah rumah-rumah yang mempunyai risiko
penelitian adalah 70,40% sedangkan terhadap kejadian penyakit TB paru
kelembaban udara dalam ruangan dianggap dengan cara bekerja sama dengan Instansi
baik berkisar antara 40%-70%. Keadaan pemerintah lain yang membidangi
ini tentu akan berpengaruh terhadap pembangunan perumahan rakyat seperti
perkembangbiakan bakteri TB dalam program bedah rumah.
31
Sari & Arisandi Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
32