Kementerian Keuangan Republik Indonesia Badan Pendidikan Dan Pelatihan Keuangan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Tangerang Selatan
Kementerian Keuangan Republik Indonesia Badan Pendidikan Dan Pelatihan Keuangan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Tangerang Selatan
TANGERANG SELATAN
Diajukan oleh:
Arif Pratama
NPM: 093060015946
Spesialisasi Akuntansi
Tahun 2012
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA
TANGERANG SELATAN
Arif Pratama
ii
KATA PENGANTAR
studi lapangan ini yang berjudul “PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA
memenuhi sebagian dari syarat-syarat untuk dinyatakan lulus Program Diploma III
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat, sayang dan terima
kasih kepada kedua orangtua saya Ir. H. Zulkifli, M.A.P. dan Hj. Asmanizar, S.Pd.
yang menjadi sumber motivasi terbesar bagi penulis serta selalu memberikan
dukungan semangat dan do’a kepada penulis selama ini. Juga kepada adik-adik
penulis Ali Akbar, Agung Satria, Aulia Nugraha, Annisa Soraya, dan Aya Sophia
Amimi yang selalu memberikan dukungan semangat kepada penulis selama ini. Tidak
lupa paman penulis Alfi Syahri Nasution beserta keluarga yang telah penulis anggap
Dalam kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
2. Bapak Syaiful Bahri Harahap, S.E., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang
v
memberikan semangat selama proses pembuatan outline hingga penyelesaian
3. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen di STAN, mulai dari tingkat 1 hingga tingkat 3
yang telah memberikan bekal ilmu kepada penulis tanpa mengharapkan balas
Cicadas yang telah menerima penulis dengan senang hati dan mengarahkan
Candra Ari Wibowo selaku Juru Sita pajak, dan Bapak Irpan Nurjaman selaku
III di KPP Pratama Bandung Cicadas beserta seluruh stafnya Bapak Agfar
dan Ibu Ati Kurniati selaku Account Representative, dan Bapak Joklapri
Bandung Cicadas beserta stafnya Ibu Siti Rakhmawati selaku Pelaksana yang
Indra Lampung, Satria, dan Chris. Senang bisa kenal dengan kalian semua,
vi
9. Teman-teman di kelas 3M Akuntansi Pemerintahan STAN, senang bisa belajar
10. Seluruh teman-teman angkatan 2009 yang telah banyak membantu selama
11. Save the best for the last, pacarku tersayang, Rahmiatul Hasni Nasution yang
dengan setia menunggu dan memberikan dukungan semangat dan do’a kepada
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa laporan studi lapangan ini masih jauh dari sempurna
lapangan ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan ktirik dan saran yang positif dan
bersifat membangun dari seluruh pihak untuk perbaikan yang lebih baik terhadap
laporan ini.
Akhir kata, penulis berharap bahwa laporan ini dapat bermanfaat baik kepada
penulis maupun kepada pihak yang membaca laporan studi lapangan ini.
Arif Pratama
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN
DAFTAR TABEL.................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
viii
D. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 4
A. Landasan Teori
ix
BAB III PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan ...................................................................................... 31
B. Saran ................................................................................................ 32
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................... 35
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.2 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak KPP Pratama Bandung
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Putusan Banding yang telah diterbitkan Surat Paksa tahun 2010 .... 43
Putusan Banding yang telah diterbitkan Surat Paksa tahun 2010 .... 45
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
ketertiban dunia; yang tidak lain menjadi tujuan hidup bangsa Indonesia, maka
memerlukan dana yang sangat besar, dan penerimaan negara yang paling besar
PPh adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau badan atas
PPN adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi Barang Kena Pajak atau Jasa
Selain dikenakan PPN, atas barang-barang kena pajak tertentu yang tergolong
mewah, juga dikenakan PPn BM. Yang dimaksud dengan Barang Kena Pajak
1
2
3. Bea Meterai
Bea Meterai adalah pajak yang dikenakan atas dokumen, seperti surat
perjanjian, akta notaris, serta kuitansi pembayaran, surat berharga, dan efek,
yang memuat jumlah uang atau nominal diatas jumlah tertentu sesuai dengan
ketentuan.
PBB adalah pajak yang dikenakan atas kepemilikan atau pemanfaatan tanah
dan atau bangunan. PBB merupakan Pajak Pusat namun demikian hampir
Dalam pajak dikenal moto dari kita, oleh kita, dan untuk kita. Dari kita
(masyarakat sebagai Wajib Pajak), oleh kita (penggunaan self assesment system
sendiri pajak yang terutang), dan untuk kita (pembangunan nasional secara
menyeluruh).
melalui tahapan Surat Ketetapan Pajak, Surat Tagihan Pajak, Surat Teguran, Surat
Paksa, Sita, dan kemudian Lelang. Mengingat pentingnya proses penagihan pajak
dalam penerimaan negara, maka penulis membuat laporan studi lapangan dengan
Penulis hanya akan membahas data Penagihan Pajak dengan Surat Paksa
selama tahun 2010 dan 2011, dan tidak membahas mengenai pelaksanaan penagihan
seketika dan sekaligus karena selama tahun 2010 dan 2011 tidak pernah ada
pelaksanaan penagihan seketika dan sekaligus, penulis juga hanya membahas data
proses penagihan hanya sampai Surat Paksa tidak termasuk proses sita dan lelang.
1. sebagai salah satu syarat dinyatakan lulus Program Diploma III Sekolah
Bandung Cicadas.
Pratama Bandung Cicadas sudah sesuai dengan peraturan dan prosedur yang
surat paksa.
Penulis mempelajari tentang tata cara dan ketentuan penagihan dengan surat
2. Metode Observasi
3. Metode Wawancara
Penulis melakukan wawancara secara lisan dengan juru sita pajak yang
BAB I PENDAHULUAN
Cicadas.
BAB IV PENUTUP
Bandung Cicadas.
BAB II
A. Landasan Teori
1. Dasar Hukum
Cara Perpajakan.
undang Nomor 19 Tahun 1997 Tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.
Tentang Bentuk, Jenis, dan Kode Kartu, Formulir, Surat, dan Buku yang
6
7
Tentang Bentuk, Jenis, dan Kode Kartu, Formulir, Surat, dan Buku yang
2. Pengertian Pajak
dan Tata Cara Perpajakan, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang
oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
(Wajib Pajak menentukan sendiri besar pajak terutang). Peran serta masyarakat Wajib
tunggakan pajak sebagai akibat tidak dilunasinya utang pajak sebagaimana mestinya.
4. Penagihan Pajak
2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa adalah serangkaian tindakan agar
Penanggung Pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur
Ada dua jenis penagihan, yaitu penagihan pasif dan penagihan aktif.
Penagihan pasif dilakukan melalui Surat Tagihan Pajak atau Surat Ketetapan Pajak
yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah, yang harus dilunasi
dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal diterbitkan dan bila dalam jangka
waktu tersebut tidak dilunasi maka akan dikenakan sanksi administrasi berupa bunga
2% perbulan, dan bagian ulang dihitung penuh satu bulan. Selain dengan penagihan
pasif, dapat pula dilanjutkan dengan penagihan aktif atau yang lebih dikenal dengan
a. Surat Teguran
Apabila utang pajak yang tercantum dalam Surat Tagihan Pajak (STP), Surat
tidak dilunasi sampai melewati 7 hari dari batas waktu jatuh tempo (1 bulan
melalui kantor pos kepada alamat yang dicantumkan oleh Wajib Pajak di SPT.
b. Surat Paksa
Apabila utang pajak tidak dilunasi setelah 21 hari dari tanggal Surat Teguran,
maka akan diterbitkan Surat Paksa yang akan disampaikan secara langsung
oleh Juru Sita Pajak Negara dan dikenakan biaya penagihan paksa kepada
9
Wajib Pajak sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) dan semenjak itu
Apabila Wajib Pajak belum juga melunasi utang pajaknya dalam waktu 2 x 24
jam dapat dilakukan tindakan penyitaan atas barang-barang Wajib Pajak, dan
kepada Wajib Pajak terkait akan dikenakan biaya pelaksanaan sita sebesar Rp.
d. Lelang
Dalam waktu 14 hari setelah tindakan penyitaan utang pajak belum dilunasi,
Negara; dalam hal biaya penagihan paksa dan biaya pelasanaan sita belum
pengumuman lelang dalam surat kabar dan biaya lelang pada saat pelelangan.
dan pengurangan atas piutang yang terbit sebelum tahun berjalan, yang terdiri dari:
b. Pemindahbukuan (Pbk);
e. Penghapusan piutang.
10
10
KPP Pratama Bandung Cicadas beralamat di Jl. Soekarno Hatta No. 781
berlantai empat.
terhadap Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai
(PPN), Pajak Pertambahan Nilai atas Barang Mewah (PPnBM), Bea Materai, dan
Cicadas terdiri atas orang pribadi, badan, maupun sebagai pemotong atau pemungut
Per tanggal 11 Juni 2012, pegawai yang ada di KPP Pratama Bandung Cicadas
5 Pelaksana 36 Pelaksana
6 Bendaharawan 1 Bendaharawan
Jumlah 85
Adapun struktur organisasi beserta tugas dan tanggung jawab untuk Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Bandung Cicadas sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan No.
wewenang kekuasaannya),
d. Seksi Pelayanan
4. Penyuluhan perpajakan,
6. Kerjasama perpajakan.
e. Seksi Penagihan
2. Piutang pajak,
f. Seksi Pemeriksaan
Pemeriksaan Pajak),
masalah perpajakan,
profile, dan
Pajak
Terdiri dari :
pemeriksaan.
15
15
ekstensifikasi.
Cicadas
oleh Seksi Penagihan. Seksi Penagihan dalam melaksanakan kegiatan penagihan aktif
akan melaksanakan penerbitan dan penyampaian Surat Teguran (flowchart tata cara
penerbitan dan penyampaian Surat Teguran penagihan lihat pada lampiran 1 halaman
35) dan melaksanakan penerbitan dan pemberitahuan Surat Paksa (flowchart tata
cara penerbitan dan pemberitahuan Surat Paksa lihat pada lampiran 2 halaman 36)
PEMBAHASAN
tunggakan pajak hingga proses penagihan selanjutnya yang akan menjadi tanggung
jawab Jurusita Pajak di KPP Pratama Bandung Cicadas akan dijelaskan dalam data
berikut ini:
Penagihan pasif:
STP 970 656.803.198 1798 1.764.366.921 828 1.107.563.723 85,36% 168,63%
SKPKB 159 61.228.400.786 163 17.765.567.392 4 (43.462.833.394) 2,52% -70,98%
SKPKBT 2 213.208.070 1 2.993.316 (1) (210.214.754) -50,00% -98,60%
Jumlah 1131 62.098.412.054 1962 19.532.927.629 831 (42.565.484.425) 73,47% -68,55%
Penagihan aktif:
Surat Teguran 1407 10.684.732.682 399 8.941.299.131 (1008) (1.743.433.551) -71,64% -16,32%
Surat Paksa 533 12.349.341.590 205 4.084.053.712 (328) (8.265.287.878) -61,54% -66,93%
Jumlah 1940 23.034.074.272 604 13.025.352.843 (1336) (10.008.721.429) -68,87% -43,45%
Sumber: KPP Pratama Bandung Cicadas
16
17
17
dilihat dari jumlah sisa tunggakan pajaknya mengalami penurunan. Penjelasan tabel
Kemudian pada tahun 2011 terbit sebanyak 1962 berarti mengalami kenaikan jumlah
STP/SKPKB/SKPKBT yang terbit sebanyak 831 surat atau sebesar 73,47%, dengan
(Waskon) lebih banyak dilaksanakan pada tahun 2011, tetapi berdasarkan hasil
Sedangkan untuk kegiatan penagihan aktif, Surat Teguran dan Surat Paksa
yang terbit selama dua tahun berturut-turut mengalami penurunan beserta juga dengan
nilai nominalnya. Data diatas akan dijelaskan dalam penjelasan di bawah ini:
Total Surat Teguran dan Surat Paksa yang akan menjadi kegiatan penagihan
aktif oleh Seksi Penagihan KPP Pratama Bandung Cicadas pada tahun 2010 terbit
sebanyak 1407 surat untuk Surat Teguran, sedangkan untuk Surat Paksa yang terbit
adalah sebanyak 533 surat. Berdasarkan jumlah sisa tunggakan pajaknya, untuk Surat
18
18
Selama tahun 2011, Surat Teguran yang diterbitkan adalah sebanyak 399 surat
atau mengalami penurunan sebanyak 1008 surat atau sebesar 71,64%. Begitu juga
untuk Surat Paksa, jumlah surat yang diterbitkan mengalami penurunan menjadi 205
surat yang telah diterbitkan atau mengalami penurunan sebanyak 328 surat atau
sebesar 61,54%.
Dilihat dari jumlah sisa tunggakan pajak yang tertera di Surat Teguran, yaitu
Rp1.743.433.551,00 atau sebesar 16,32%. Sedangkan jumlah sisa tagihan pajak yang
sebesar 66,93%.
Penurunan jumlah Surat Teguran dan Surat Paksa pada tahun 2011
disampaikan Surat Teguran dan/atau Surat Paksa pada tahun 2010 lebih banyak
daripada tahun 2011. Hal ini disebabkan karena tingkat kepatuhan WP meningkat
Bandung Cicadas
maupun Surat Paksa, Seksi Penagihan KPP Pratama Bandung Cicadas membuat
perencanaan atas penerimaan pajak yang dimuat dalam Kertas Kerja Penagihan,
berikut disajikan total rencana dan realisasi penerimaan pajak melalui proses
penerimaan dari kegiatan penagihan oleh Seksi Penagihan KPP Pratama Bandung
1. Tahun 2010
Rencana : Rp37.771.010.457,00
Realisasi : Rp56.565.865.260,00
% Pencapaian :149,76%
2. Tahun 2011
Rencana : Rp38.900.696.275,00
Realisasi : Rp33.412.280.204,00
% Pencapaian : 85,89%
20
20
14.000.000.000
12.000.000.000
10.000.000.000
8.000.000.000
Rupiah 6.000.000.000
4.000.000.000
2.000.000.000
-
2010 2011
Surat Teguran 10.684.732.682 8.941.299.131
Surat Paksa 12.349.341.590 4.084.053.712
aktif melebihi dari target atau rencana penerimaannya, sedangkan pada tahun 2011
realisasi kegiatan penagihan aktif belum memenuhi target penerimaan yang telah
ditetapkan. Alasannya kegiatan penagihan aktif lebih banyak dilakukan pada tahun
2010, sedangkan kegiatan penagihan aktif pada tahun 2011 lebih sedikit dilaksanakan.
Hal ini disebabkan karena pada tahun 2011 lebih banyak WP yang melakukan
keseluruhan KPP Pratama Bandung Cicadas akan dijelaskan dalam data berikut:
1. Tahun 2010
Rencana : Rp459.509.376.907,00
Realisasi : Rp508.662.171.988,00
%Pencapaian : 110,70%
2. Tahun 2011
%Pencapaian : 97,99%
300.000.000.000
200.000.000.000
100.000.000.000
-
2010 2011
Rencana 459.509.376.907 592.923.922.852
Realisasi 508.662.171.988 581.006.860.397
realisasi penerimaan KPP Pratama Bandung Cicadas belum memenuhi target yang
telah ditetapkan.
diperoleh oleh KPP Pratama Bandung Cicadas lebih dari nominal di atas, tetapi belum
dimasukkan atau direkam ke sistem oleh bagian pelayanan KPP Pratama Bandung
Cicadas.
Dari data yang telah diberikan sebelumnya, rencana penerimaan dan realisasi
penerimaan dari Seksi Penagihan dan rencana penerimaan dan realisasi penerimaan
KPP Pratama Bandung Cicadas secara keseluruhan dapat dianalisa sebagai berikut:
Berdasarkan angka rencana diatas, pada tahun 2010 kegiatan penagihan aktif
keseluruhan KPP Pratama Bandung Cicadas. Angka ini menunjukkan bahwa rencana
Cicadas.
Sedangkan pada tahun 2011 rencana penerimaan KPP dan rencana penerimaan
rencana penerimaan dari kegiatan penagihan aktif oleh Seksi Penagihan dapat dilihat
bahwa rencana penerimaan dari kegiatan penagihan aktif hanya memiliki pengaruh
sebesar 6,56% dibandingkan rencana penerimaan KPP pada tahun tersebut, bahkan
Untuk realisasi penerimaan pajak dari kegiatan penagihan aktif dan KPP
hanya memiliki pengaruh terhadap penerimaan pajak KPP secara keseluruhan dengan
penerimaan pajak dari kegiatan penagihan aktif pada tahun 2010 tidak berpengaruh
realisasi penerimaan lebih besar dari persentase rencana penerimaan yang hanya
sebesar 8,22%.
Untuk realisasi penerimaan KPP secara keseluruhan dan dari kegiatan
penagihan aktif oleh Seksi Penagihan pada tahun 2011 dapat dilihat dari data berikut:
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2011 penerimaan dari
kegiatan penagihan aktif hanya mempunyai pengaruh yang sangat kecil terhadap
pada tahun 2010 dan 2011 tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
penerimaan pajak KPP secara keseluruhan. Seharusnya jumlah Jurusita Pajak pada
KPP Pratama Bandung Cicadas dapat ditambah agar dapat mengoptimalkan kinerja
Penagihan Pajak
Seksi Pelayanan KPP Pratama Bandung Cicadas, tata cara penerbitan dan
penyampaian Surat Teguran di KPP Pratama Bandung Cicadas sudah sesuai dengan
Standard Operating Procedures Direktorat Jenderal Pajak (SOP DJP). Tata cara
dari sistem, Jurusita Pajak mencetak konsep Surat Teguran Penagihan dan
Teguran Penagihan,
e. Proses selesai (hasil dari prosedur ini adalah berupa Surat Teguran, lihat
Sedangkan untuk tata cara penerbitan dan pemberitahuan Surat Paksa juga
sudah sesuai dengan Standard Operating Procedures Direktorat Jenderal Pajak (SOP
a. Berdasarkan data Surat Teguran yang telah lewat waktu dari sistem, Jurusita
Pajak meneliti dan mencetak konsep Surat Paksa dan Berita Acara
Penagihan.
b. Kepala Seksi Penagihan meneliti dan memaraf konsep Surat Paksa dan Berita
d. Jurusita Pajak menerima Surat Paksa dan memberitahukan Surat Paksa dan
Pajak.
untuk ditatausahakan.
h. Proses selesai (hasil dari prosedur ini adalah berupa Surat Paksa dan Berita
pajak untuk tunggakan PBB dan pencetakan Surat Teguran maupun Surat Paksa
tunggakan PBB pada KPP Pratama Bandung Cicadas masih bersifat manual belum
penagihan aktif oleh Jurusita Pajak di Seksi Penagihan KPP Pratama Bandung
Cicadas.
pelaksanaan penagihan pajak baru dapat dilaksanakan setelah 7 (tujuh) hari sejak saat
jatuh tempo pembayaran. Dan menurut pasal 5 ayat (2), Surat Teguran tidak
diterbitkan terhadap Penanggung Pajak yang telah disetujui untuk mengangsur atau
yang masih harus dibayar tidak dilunasi oleh Penanggung Pajak setelah lewat waktu
21 (dua puluh satu hari) sejak diterbitkannya Surat Teguran, Pejabat segera
penerbitan Surat Teguran maupun Surat Paksa, sehingga dapat disimpulkan selama
undang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) yang telah
Terhadap semua hak dan kewajiban perpajakan tahun 1994 dan sebelumnya
dan kewajiban perpajakan yang belum diselesaikan hingga tanggal 1 Januari 2001
kewajiban perpajakan Tahun Pajak 2001 sampai dengan Tahun Pajak 2007 yang
belum diselesaikan diberlakukan ketentuan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2000,
dan terhadap semua hak dan kewajiban perpajakan setelahnya diatur dalam Undang-
melakukan penagihan pajak, termasuk bunga, denda administrasi, kenaikan, dan biaya
penagihan gugur setelah lampau waktu lima (5) tahun terhitung sejak saat
terhutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun
Nomor 16 Tahun 2000 menyatakan bahwa hak untuk melakukan penagihan pajak,
waktu sepuluh (10) tahun terhitung sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya
Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak atau tahun Pajak yang bersangkutan. Pasal 22 ayat
(2) menyatakan daluwarsa penagihan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tertangguh apabila:
b. ada pengakuan utang pajak dari Wajib Pajak baik langsung maupun tidak
langsung.
c. diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Pajak
22 ayat (1) menyatakan bahwa hak untuk melakukan penagihan pajak, termasuk
bunga, denda, kenaikan, dan biaya penagihan pajak, daluwarsa setelah melampaui
waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak penerbitan Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar, serta Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan Surat
b. ada pengakuan utang pajak dari Wajib Pajak baik langsung maupun tidak
langsung;
c. diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, atau Surat Ketetapan Pajak
diterbitkan Surat Paksa pada tahun 2010 (lihat lampiran 6 halaman 43). Berdasarkan
tahun 2010, Jurusita Pajak di Seksi Penagihan KPP Pratama Bandung Cicadas telah
sampling dengan metode yang sama secara acak terhadap 100 dari 205
diterbitkan Surat Paksa pada tahun 2011 (lihat lampiran 7 halaman 45). Berdasarkan
tahun 2011, Jurusita Pajak di Seksi Penagihan KPP Pratama Bandung Cicadas juga
telah mematuhi Undang-undang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Banding yang melampaui jangka waktu yang telah ditentukan disebabkan oleh
b. ada pengakuan utang pajak dari Wajib Pajak baik langsung maupun tidak
langsung;
c. diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, atau Surat Ketetapan Pajak
PENUTUP
A. Simpulan
Pratama Bandung Cicadas pada seksi Penagihan, serta berdasarkan data yang
diperoleh selama selama 2 tahun yaitu dari tahun 2010-2011, penulis mencoba
mempelajari seberapa besar pengaruh penagihan pajak dengan surat paksa terhadap
1. Kegiatan penagihan aktif yang dilaksanakan oleh Jurusita Pajak pada Seksi
Bandung Cicadas sudah optimal, bahkan tahun 2010 melampaui jauh dari
31
32
32
yang dilaksanakan oleh Seksi Penagihan KPP Pratama Bandung Cicadas bila
3. Menurut penulis, untuk tata cara penerbitan dan penyampaian Surat Teguran,
B. Saran
penulis berhasil menyimpulkan bebrapa saran demi perbaikan kinerja KPP Pratama
yaitu:
1. Sistem pencatatan jumlah sisa tagihan pajak untuk tunggakan PBB dan
pencetakan Surat Teguran maupun Surat Paksa tunggakan PBB pada KPP
belum diupdate atau bahkan belum diinput oleh Account Representative (AR)
34
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
W a jib P a ja k J u ru s ita P a ja k K e p a la S e k s i P e n a g ih a n K e p a la K a n to r P e la
y a n a n P a ja k
M u la i
D a ta d a
ri s is te m
M e n e liti d a
n
M e n c e ta k K o n s
ep
S u ra t T e g u ra
n
P e n a g ih a
n
K o n s e p S u ra t
T e g u ra n
P e n a g ih a n M e n e liti d a M e n y e tu ju i d a n
n M e n a n d a ta n g a n i
M e m a ra f
S u ra t T e g u ra n
M e n a ta u s a h a P e n a g ih a n
kandan Meng
irim k a n
S u ra t T e g u ra n
P e n a g ih a n S O P T a ta C a ra
P e n y a m p a ia n
Dokumen di KPP
S e le s a
i
35
36
36
Lampiran 2
Wajib Pajak/
Penanggung Pajak Jurusita Pajak Kepala Seksi Penagihan Kepala Kantor Pelayanan Pajak
Mulai
Data dari
sistem
Meneliti dan
Mencetak Konsep
Surat Teguran dan
Berita Acara
Pemberitahuan
Surat Paksa
Konsep Surat
Paksa dan Berita
Acara Meneliti dan Menyetujui dan
Memaraf Menandatangani
Membuat dan
Menandatangani LPSP
Surat Paksa/Berita
Menatausahakan Acara/LPSP
Kartu
Pengawasan
Selesai
Lampiran 3
Yth,
Nama : ................................
NPWP : ................................
Alamat : ................................
TEGURAN
Nomor.........WPJ..........KP.........20...
Menurut tata usaha kami hingga saat ini Saudara masih mempunyai tunggakan pajak
sebagai berikut :
Jumlah Rp.
(.........................................................................................................................................
.........................)
Untuk mencegah tindakan penagihan pajak dengan Surat Paksa berdasarkan Undang-
undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa
sebagaimana telah diubah dengan Undangundang Nomor 19 Tahun 2000 (UU PPSP)
maka diminta kepada Saudara agar melunasi jumlah tunggakan pajak dalam waktu 21
(dua puluh satu) hari sejak diterbitkannya Surat Teguran ini.
Dalam hal Saudara telah melunasi tunggakan pajak tersebut di atas, dimohon agar
Saudara segera melaporkan kepada kami (Seksi Penagihan).
......................,.................20....
Kepala Kantor,
.......................................
NIP
PERHATIAN
S.5.0.23.04
Lampiran 4
SURAT PAKSA
Nomor.........WPJ.........KP.........20...
Menimbang bahwa :
Nama Wajib Pajak / :....................................................................................................
Penanggung Pajak
NPWP :....................................................................................................
AIama t/tempat tinggal :....................................................................................................
Menunggak pajak sebagaimana tercantum di bawah ini :
Jumlah Rp.
(.........................................................................................................................................
........................................)
Dengan ini :
1. memerintahkan Wajib Pajak/Penanggung Pajak untuk membayar jumlah tunggakan
pajak tersebut ke Bank Persepsi/Kantor Pos dan Giro, ditambah dengan biaya
penagihan dalam waktu 2 (dua) kali dua puluh empat jam sesudan pemberitahuan
Surat Paksa ini.
2. memerintahkan kepada Jurusita Pajak yang melaksanakan Surat Paksa ini atau
Jurusita Pajak lain yang ditunjuk untuk melanjutkan pelaksanaan Surat Paksa untuk
melakukan penyitaan atas barng-barang milik Wajib Pajak/Penanggung Pajak
40
40
apabila dalam waktu 2 (dua) kali dua puluh empat jam Surat Paksa ini tidak
dipenuhi.
41
41
Ditetapkan di
pada tanggal
PERHATIAN
......................,.................
PAJAK HARUS DILUNASI DALAM WAKTU 2 x Kepala Kantor,
24 JAM SETELAH MENERIMA WURAT PAKSA
INI.
SESUDAH BATAS WAKTU ITU, TINDAKAN
PENAGIHAN PAJAK AKAN DILANJUTKAN
DENGAN PENYITAAN.
(Pasal 12 ayat (1) UU Nomor 19 Tahun 1997 .......................................
sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor
19 Tahun 2000). NIP
S.5.0.23.06
Lampiran 5
Pada hari ini ............ tanggal ............... bulan .......... tahun ............... atas permintaan
Kepala Kantor Pelayanan Pajak yang memilih tempat kedudukan di Kantor Pelayanan
Pajak .......... di ....................., saya, Jurusita Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak
,,,,,,,,,,,,,,,,,, bertempat kedudukan di ......................
Kepada Saudara
..........................................................................................................................................
..........bertempat tiggal di...................................................................berkedudukan
seagai ......................................... Surat Paksa di sebaliknya ini tertanggal
...................... dan saya, Jurusita Pajak, berdasarkan kekuatan Surat Paksa tersebut
memerintahkan kepada Penanggung Pajak supaya dalam waktu 2 (dua) kali dua puluh
empat jam, memenuhi isi Surat Pakasa dan oleh karena itu harus menyetor di Bank
Persepsi/Kantor Pos dan Giro ............................... sebanyak
Rp. ................................
(...................................................................................................................) dengan
tidak mengurangi kewajiban untuk membayar biaya-biaya penagihan pajak ini dan
biaya selanjutnya, dan jika ia tidak membayar dalam waktu yang telah ditentukan,
maka harta bendanya baik yang berupa barang bergerak maupun barang tidak
bergerak akan disita dan dijual dimuka umum.dijual langsung kepada pembeli dan
hasil penjualannya digunakan untuk membayar uatang pajak, denda, bungadan biaya-
biaya yang berhubungan dengan pelaksanaan penagihan ini.
Saya, Jurusita Pajak, telah menyerahkan salinan Surat ini kepada Wajib
Pajak/Penanggung Pajak, dan saya lakukanditempat tinggal/kedudukan orang yang
menanggung pajak.
Penyerahan salinan Surat Paksa dilakukan kepada.......................................bertempat
tinggal di ............................. disebabkan
.......................................................................
Yang menerima salinan Surat Paksa Jurusita Pajak,
.................................. ..................................
Jabatan NIP
F.5.0.77.81
Lampiran 6
DATA PRIBADI
Agama : Islam
Handphone : 085281766890
E-mail : arifpratama@yahoo.com
dikerjakan
47