Anda di halaman 1dari 7

ROCK EVAL PYROLYSIS

MAKALAH GEOLOGI MIGAS

Diajukan sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Geologi Migas pada


Semester IV Tahun Akademik 2012-2013

Oleh

Nama : M. Rullyansyah Adityo Perdana


NIM : 124.11.027

PROGRAM S-1 TEKNIK PERMINYAKAN

INSTITUT TEKNOLOGI dan SAINS BANDUNG

BEKASI

2011
PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang maha Esa atas terselesainya Makalah
Geologi Migas yang berjudul ROCK EVAL PYROLYSIS. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan
untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Geologi Migas yang merupakan mata kuliah pilihan
dan sebagai acuan bagi mahasiswa yang ingin mendalami pengetahuan tentang Rock Eval
Pyrolysis. Makalah ini membahas tentang pengertian dan penjelasan serta metode dari Rock
Eval Pyrolysis.

Saya menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini masih belum sempurna, oleh karena itu untuk
memperbaiki karya ilmiah ini, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Disamping itu, kami sangat menyarankan agar pembaca membaca pustaka-pustaka lain guna
melengkapi kekurangan yang ada. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu hingga selesai makalah ini.

Akhirnya kami mengharapkan semoga karya ilmiah ini ada manfaatnya, terutama bagi
mahasiswa.

Bekasi, Maret 2013

Penulis
ROCK EVAL PYROLYSIS

1. Definisi

Rock Eval Pyrolysis merupakan simulasi proses hydrocarbon generation di laboratorium


dengan cara melakukan pemanasan bertahap pada sampel batuan induk dalam keadaan tanpa
oksigen pada kondisi atmosfer inert dengan temperatur yang terprogram. Digunakan untuk
mengidentifikasi tipe dan kematangan material organik serta untuk mendeteksi kandungan
minyak/gas dalam batuan sedimen. REP dilakukan dengan menggunakan Delsi-Nermag Rock
Eval II Plus TOC.

Pemanasan ini memisahkan komponen organik bebas (bitumen) dan komponen organik yang
masih terikat dalam batuan induk (Espitalie et al., 1977). Pemanasan pada sampel batuan
dilakukan pada temperatur yang lebih tinggi dari pada kondisi sebenarnya, sehingga dapat
dihasilkan hidrokarbon pada waktu yang lebih pendek/cepat.

2. Metode

Rock Eval Pyrolysis Process, After Waples, 1985

Deskripsi Pyrolisis Data :

2.1. S1, menunjukkan jumlah hidrokarbon dalam batuan, merupakan kandungan hidrogen
bebas yang dapat diuapkan tanpa melalui proses pemecahan kerogen. Nilai S1 mencerminkan
jumlah hidrokarbon bebas yang terbentuk insitu (indigeneous hydrocarbon) karena kematangan
termal maupun karena adanya akumulasi hidrokarbon dari tempat lain (migrated hydrocarbon).

2.2. S2, menunjukkan jumlah hidrokarbon yang dihasilkan melalui thermal degradation/proses
pemecahan kerogen yang mewakili jumlah hidrokarbon yang dapat dihasilkan batuan selama
proses pematangan secara alamiah selama proses pyrolisis. Ini merupakan indikator yang
paling penting dari kerogen dalam menghasilkan hidrokarbon. Harga S1 dan S2 diukur dalam
satuan mg hidrokarbon/gram batuan (mg HC/g Rock).

2.3. Tmax, adalah temperatur dimana terjadi puncak nilai S2 terjadi. Ini
menggambarkantemperature at peak generation.

2.4. S3, menggambarkan jumlah karbon dioksida dalam kerogen yang berhubungan dengan
jumlah oksigen dalam kerogen. Kandungan oksigen yang tinggi berhubungan dengan woody-
cellulosic source material atau proses oksidasi yang kuat selama diagenesis, kandungan
oksigen yang tinggi dari kerogen adalah indikator negatif dari hydrocarbon source potential.

After Merrill, 1991


Kombinasi parameter – parameter yang dihasilkan oleh Rock-Eval Pyrolisis dapat digunakan
sebagai indikator jenis serta kualitas batuan induk, yaitu :

a. Potential Yield (S1 + S2)

Potential Yield (PY), assuming immature sample, menunjukkan jumlah hidrokarbon dalam
batuan baik yang berupa komponen bebas maupun yang berupa kerogen. Satuan ini dipakai
sebagai penunjuk jumlah total hidrokarbon maksimum yang dapat dilepaskan selama proses
pematangan batuan induk dan jumlah ini mewakili generation hydrocarbon source potential.

b. Production Index (PI)

Jumlah hidrokarbon yang tersedia untuk produksi. Nilai PI menunjukkan jumlah hidrokarbon
bebas relatif (S1) terhadap jumlah total hidrokarbon yang hadir (S1 + S2). PI dapat digunakan
sebagai indikator tingkat kematangan batuan induk. PI meningkat karena pemecahan kerogen
sehingga S2 berubah menjadi S1.

c. Hydrogen Index (HI) dan Oxygen Index (OI)

HI merupakan hasil dari S2 x 100/%TOC dan OI adalah S3 x 100/%TOC. Kedua parameter ini
harganya akan berkurang dengan naiknya tingkat kematangan. Harga HI yang tinggi
menunjukkan batuan induk didominasi oleh material organik yang bersifat oil prone, sedangkan
nilai OI tinggi mengindikasikan dominasi material organik gas prone. Waples (1985)
menyatakan nilai HI dapat digunakan untuk menentukan jenis hidrokarbon utama dan kuantitas
relatif hidrokarbon yang dihasilkan.

Penentuan tipe kerogen berdasarkan analisa Rock Eval Pyrolisis dapat dilakukan dengan
memplot nilai – nilai HI dan OI pada diagram "pseudo" van Krevelen, atau dengan
menggunakan plot HI – Tmax.
Modified van Krevelen Diagram

Material organik yang menghasilkan hidrokarbon tidak hanya memiliki unsur karbon saja,
namun haruslah berasosiasi dengan unsur hidrogen. Jadi tidak selalu sample yang mempunyai
unsur dominan karbon dianggap sebagai good source rock, tetapi terdapat unsur hidrogen
sebagai pembentuk hidrokarbon. Makin banyak unsur hidrogen berikat dengan karbon justru
akan makin banyak menghasilkan hidrokarbon.

Kombinasi plot antara nilai TOC dan nilai S2 saat ini merupakan metode terbaik dalam
mengetahui kualitas material organik yang berasosiasi dengan seberapa banyak kandungan
hidrogen dalam material organik tersebut. Sehingga nilai S2 tinggi sudah pasti
mencerminkan good source rock yang akan menghasilkan lebih banyak hidrokarbon.
DAFTAR PUSTAKA

http://inibumi.blogspot.com/2009/10/rock-eval-pyrolysis.html

https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&cad=rja&ved=0CFcQFj
AF&url=http%3A%2F%2Fpetroleumgeoscience.blogspot.com%2F2008%2F12%2Frock-eval-
pyrolisis.html&ei=mSpHUbO4No3IrQeGoYDoCg&usg=AFQjCNEx7Yhsytlf3stqHd0UlTB9UCj0b
w&sig2=MkogoIAIaRSxTv-tn46Fkw

Anda mungkin juga menyukai