Anda di halaman 1dari 46

PEMERIKSAAN AKUNTANSI II

PENGAUDITAN SIKLUS PENDAPATAN

Endah Prawesti Ningrum.SE.,M.Ak

Disusun oleh :

Indriyani Kartika 201610315089

Hermina Eva Sriayu 201610315099

Nia Agita Sari 201610315109

Monika Sari 201610315158

UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA

FAKULTAS EKONOMI PRODI AKUNTANSI

2019

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. SIFAT SIKLUS PENDAPATAN


Siklus pendapatan suatu perusahaan berisi kegiatan-kegiatan yang berkaitan
dengan pertukaran barang atau jasa antara perusahaan tersebut dengan
pelanggan.Perusahaan memberikan barang atau jasa kepada pelanggan, dan
memperoleh pendapatan sebagai imbalan atas pemberian tersebut. Pendapatan
tersebut dapat berupa sejumlah uang yang diterima bersamaan dengan saat pemberian
barang atau jasa maupun piutang dagang yang baru akan dilunasi selang beberapa
waktu kemudian.
Perusahaan dagang memperoleh pendapatan dari penjualan barang dagangan.
Pembahasan dalam bab ini didasarkan atas siklus pendapatan pada perusahaan
dagang. Siklus pendapatan perusahaan dagang meliputi kelas transaksi sebagai
berikut:
1. Penjualan kredit,
2. Penerimaan kas,
3. Penyesuaian penjualan (potongan penjualan, retur penjualan, cadangan retur
penjualan, dan piutang tak tertagih)
Transaksi-transaksi tersebut mempengaruhi rekening-rekening berikut:
1. Penjualan,
2. Piutang dagang,
3. Harga pokok penjualan,
4. Kas,
5. Persediaan barang dagang,
6. Potongan penjualan,
7. Retur penjualan,
8. Kerugaian atau biaya piutang tak tertagih ,
9. Cadangan kerugian piutang.
Setiap terjadi transaksi penjualan kredit perusahaan akan mendebet rekening harga
pokok penjualan dan piutang dagang dan mengkredit rekening penjualan dan
persediaan barang dagang. Apabila penjualan tersebut merupakan penjualan tunai,
maka yang didebet bukan piutang dagang melainkan kas. Apabila terdapat potongan
penjualan atas penjualan tersebut, maka potongan penjualan dijurnal pada kolom

2
debet. Retur penjualan akan menimbulkan penambahan persediaan barang dagang.
Dengan demikian, rekening persediaan barang dagang harus didebet, sedangkan
rekening retur penjualan dikredit.
Perusahaan umumnya membuat rekening cadangan kerugaian piutang untuk
mengantisipasi kemungkinan timbulnya piutang dagang yang tidak dapat dilunasi
pelanggan.Jumlah cadangan kerugian piutang dapat ditentukan berdasar persentase
tertentu dari saldo piutang dagang.Sebagai contoh perusahaan menentukan cadangan
piutang tak tertagih sebesar 1% dari saldo piutang dagang. Apabila saldo piutang
dagang adalah sebesar Rp10.000.000, maka cadangan piutang tak tertertagihnya
adalah Rp100.000. Apabila ternayata ada piutang yang benar-benar tidak dapat
dilunasi pelanggan maka cadangan piutang tak tertagih dikredit, dan rugi piutang tak
tertagih didebet.
B. TUJUAN AUDIT
Tujuan audit siklus pendapatan adalah untuk memperoleh bukti mengenai
masing-masing asersi signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus
pendapatan.
Asersi Keberadaan atau Keterjadian
Padaaudit siklus pendapatan, tujuan keberadaan atau keterjadian menekankan
pada apakah seluruh saldo penjualan, piutang dagang, dan kas benar-benar eksis atau
ada pada tanggal neraca.Asersi ini juga menekankan pada apakah seluruh transaksi
yang tercatat benar-benar terjadi dan bukan rekaan manajemen semata. Berikut tujuan
asersi keberadaan dan keterjadian:
a. Transaksi penjualan yang tercatat menggambarkan barang yang dikirimkan
kepada pelanggan selama periode di bawah audit.
b. Transaksi penerimaan kas yang tercatat menggambarkan kas yang diterima selama
periode, baik yang berasal dari penjualan tunai maupun penjualan kredit.
c. Transaksi penyesuaian penjualan yang tercatat selama suatu periode
menggambarkan rekening potongan penjualan yang terotorisasi, retur penjulan,
dan piutang tak tertagih.
d. Saldo piutang dagang yang tercatat menggambarkan jumlah yang harus dibayar
pelanggan pada tanggal neraca.

3
Asersi Kelengkapan

Asersi ini menekankan apakah seluruh transaksi dan saldo yang semestinya
tercantum dalam laporan keuangan, sudah benar-benar dicatat dan disajikan. Berikut
rincian tujuan audit asersi kelengkapan:

a. Semua transaksi penjualan kredit, penerimaan kas dan penagihan piutang dan
penjualan tunai, serta penyesuaian penjualan yang terjadi selama suatu periode
sudah dicatat.
b. Piutang dagang meliputi seluruh klaim perusahaan terhadap pelanggan pada
tanggal neraca.

Asersi Hak dan Kewajiban

Berkaitan dengan asersi ini, auditor berusaha memastikan apakah perusahaan


mempunyai hak kepemilikan yang sah atas saldo kas dan piutang dagang.Piutang
dagang menggabarkan klaim legal perusahaan terhadap pelanggan untuk pembayaran.

Asersi Penilaian dan Pengalokasian

Berkaitan dengan asersi penialaian, auditor akan berusaha memperoleh bukti


mengenai apakah saldo penjualan, piutang dagang dan kas telah disajikan dalam
laporan keuangan pada jumlah yang tepat. Auditor akan memastikan apakah saldo
tersebut diperoleh melalui penilaian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima
umum. Berikut rincian tujuan audit asersi penilaian atau pengalokasian:

a. Semua transaksi penjualan kredit, penerimaan kas, dan penyesuaian penjualan


telah dijurnla secara tepat.
b. Saldo piutang dagang mengambarkan klaim bruto terhadap pelanggan dan sesuai
dengan saldo dalam buku pembantu piutang dagang. Klaim bruto berarti potongan
penjualan baru akan diakui apabila pelunasan piutang dilakukan dalam periode
potongan.
c. Cadangan piutang tak tertagih menggambarkan estimasi yang wajar tentang
perbedaan antara piutang dagang bruto dan nilai bersih yang dapat direalisasikan.

Asersi Pelaporan dan Pengungkapan

Selain memperoleh bukti keempat asersi tersebut di atas, auditor perlu


menghimpun bukti apakah transaksi dan saldo yang tercatat telah tepat

4
diklasifikasikan, dijelaskan, dan diungkapkan dalam neraca. Berikut rincian tujuan
audit asersi pelaporan:

a. Piutang dagang telah diidentifikasikan dan dikelompokan secara tepat dalam neraca.
Piutang dagang dikelompokkan sebagai aset lancar perusahaan dalam neraca.
b. Pengungkapkan yang tepat dan memadai telah dilakukan sehubungan dengan piutang
dagang yang sudah dialihkan ke pihak lain atau dijaminkan.
c. Penjualan, potongan penjualan, retur penjualan, dan rugi piutang tak tertagih telah
diidentifikasikan dan dikelompokkan secara tepat dalam laporan laba rugi.
C. MATERIALITAS
Transaksi penjualan adalah sumber utama pendapatan operasional banyak
perusahaan, dan merupakan komponen utama yang menentukan laba bersih.
Transaksi penjualan kredit akanmenambah saldo rekening piutang dagang. Rekening
piutang dagang ini pada umumnya berpengaruh material untuk neraca.Pengaruh
material dari transaksi penjualan kredit disebabkan oleh tingginya frekuensi penjualan
kredit di berbagai perusahaan.
Meskipun saldo kas pada tanggal neraca tertentu tidak material, tetapi aliran
kas dari transaksi penerimaan kas selama suatu periode akuntansi biasanya
mempunyai pengaruh yang sangat material pada laporan keuangan.
Rekening penyesuaian penjualan pada beberapa perusahaan sangat material
bagi laporan keuangan. Sebagai contoh perusahaan yang terlalu kecil mengalokasikan
cadangan kerugian piutangnya, akan mengakibatkan laba yang overstated atau laba
dinyatakan terlalu tinggi, dan aset perusahaan akan understated.
D. RISIKO BAWAAN
Ada berbagai faktor yang menyebabkan tingginya risiko bawaan siklus pendapatan
ini, antara lain:
1. Volume transaksi yang tinggi,
2. Penentuan waktu pengakuan pendapatan berkaitan dengan standard akuntansi
yang ambigu, dilakukan estimasi, dan kompleksitas perhitungan,
3. Piutang dagang mungkin salah diklasifikasikan dalam piutang lancar dan piutang
tidak lancar karena ada kesulitan dalam memperkirakan waktu pelunasan,
4. Sifat kas (paling likuid dan sangat diminati)
5. Adanya potensi terjadi manipulasi dalam transaksi penyesuaian penjualan untuk
korupsi.

5
Tingginya volume transaksi akan memperbesar kemungkinan terjadinya salah saji
hal ini disebabkan oleh semakin tingginya kemungkinan kesalahan pencatatan
transaksi tersebut.

Ketidaktepatan penentuan saat pengakuan pendapatan dapat menyebabkan laba


yang overstated maupun understated, dengan demikian terdapat kemungkinan
manajemen perusahaan memanipulasi penentuan saat pengakuan ini untuk
kepentingan manajemen.

Kas merupakan aset yang paling diminati setiap orang, dan juga paling liquid.Hal
ini memperbesar kemungkinan terjadinya kesalahan penyajian kas, pencurian maupun
korupsi yang disengaja.

Untuk menutupi pencurian atau korupsi tersebut, seseorang karyawan dapat


memanipulasi transaksi penyesuaian penjualan.Sebagai contoh, karyawan yang
melakukan pencurian kas perusahaan dapat memanipulasi bukti dan data sedemikian
rupa misalnya dengan menghapus piutang dagang untuk menutupi adanya kas yang
dipakai untuk kepentingan pribadi.

E. STRATEGI AUDIT
Strategi audit yang sering dipakai adalah Pendekatan Tingkat Risiko
Pengendalian Yang Ditetapkan Lebih Rendah (Low Assesed Level Of Control
Risk). Dalam strategi pendekatan tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan lebih
rendah, auditor lebih banyak mengandalkan pengujian pengendalian.Logika
pemikiran yang mendasari penggunaan strategi ini adalah apabila auditor yakin bahwa
struktur pengendalian intern klien sangat baik dan dapat mencegah dan mendeteksi
salah saji, maka auditor perlu menguji kelayakan keyakinannya tersebut.auditor akan
menguji apakah stuktur pengendalian intern tersebut memang layak diyakini
efektivitasnya. Dengan demikian, auditor akan melaksanakan pengujian pengendalian.
Untuk asersi hak dan kewajiban, dan pelaporan dan pengungkapan, auditor
menggunakan primarily substantive approach.Pada strategi ini auditor lebih banyak
melakukan pengunjian substantif (menguji data-data keuangan perusahaan
berdasarkan sample yang diambil).Pengujian substantif lebih ditekankan karena pada
umumnya pengujian pengendalian tidak dapat diterapkan untuk asersi-asersi ini.
Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam memilih strategi audit adalah
pertimbgan cost benefit. Dilakukan tidaknya pengujian pengendalian tergantung

6
pertimbangan cost benefit. Auditor perlu membandingkan biaya melakukan pengujian
pengendalian intern, dan penghematan yang diperoleh dengan berkurangnya
pengujian substantif bila telah melakukan pengujian pengendalian.

F. PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN


Penerapan empat dari lima komponen Struktur Pengendalian Intern (Lingkungan
Pengendalian, Penaksiran Risiko, Informasi dan Komunikasi, dan Pemantauan).
Pemahaman terhadap Struktur Pengendalian Intern klien dilakukan dengan
melaksanakan penelaahan pengalaman terdahulu dengan klien, wawancara dengan
pihak manajemen dan personel terkait, inspeksi data-data manual, dan observasi
aktivitas dan kegiatan dalam siklus pendapatan.Pemahaman struktur pengendalian
intern dapat didokumentasi dengan metode kuesioner, flowchart, narasi deskriptif.
Lingkungan Pengendalian
Faktor kunci dalam lingkungan pengendalian untuk mengurangi risiko
terjadinya penyelewengan dalam laporan keuangan dengan kecenderungan untuk
overstatement untuk pendapatan dan piutang dagang tergantung pada kebijakan
manajemen untuk mengadopsi standard yang tinggi terhadap integritas dan nilai-
nilai etika. Hal-hal riil yang berkaitan dengan kondisi ini misalnya usaha untuk
menghilangkan atau mengurangi kemungkinan dibuatnya laporan keuangan yang
berisi data penjualan dan target laba yang tidak realitas. Risiko bawaan yang
diakibatkan karan isu-isu permasalahan akuntans, perhitungan yang kompleks,
estimasi akuntansi dalam siklus pendapatan akan dapat dikendalikan oleh pihak
manajemen apabila manajemen memegang komitmen terhadap kompetensi
terutama untuk personel yang berkecimpung di bagian akuntansi dan keuangan.
Filosofi dan gaya manajemen berkaitan dengan sikap dan tindakan dalam
pelaporan keuangan juga mempengaruhi timgkat risiko bawaan dalam siklus
pendapatan. Titik tolak pemahaman kekuasaan
titik tolak pemahaman lingkungan pengendalian siklus pendapatan adalah
memahami pemberian kekuasaan atau wewenang dan tanggungjawab atas
transaksi penjualan, penerimaan kas, dan penyesuaian penjualan. Apabila metode
pemberian wewenang dan tanggungjawab telah ditentukan dan dikomunikasikan
dengan jelas, maka pengendalian relative lebih efektif.

7
Auditor juga perlu memahami metode pengendalian menajemen yang meliputi
ada tidaknya forecast penjualan, anggaran penjualan, dan penilaian kinerja dan
anggaran kas. Linkungan pengendalian yang baik tidak hanya sekedar adanya
anggaran.Lebih daripada itu, auditor perlu memperhatikan ada tidaknya sistem
pengendalian menejemen yang menggunakan anggaran sebagai alat pemotivasi dan
penilaian kinerja manajemen.Dalam sistem pengendalian manajemen, hasil yang
diraih dibandingkan dengan target atau anggaran. Sukses atau tidaknya hasil tersebut
digunakan untuk menentukan pemberian reward atau hadiah, dan pinalti atau
hukuman.
Praktik dan kebijakan personalia yang baik meliputi kebijakan
pengasuransian kas terhadap pencurian atau pemanipulasian, dan adanya penyelidikan
mengenai kejujuran dan integritas calon karyawan baru.Perusahaan juga perlu
mewajibkan karyawan untuk mengambil cuti atau liburan, dan mengadakan rotasi
tugas secara periodik.Hal ini dilakukan untuk mendeteksi dan mencegah
penyembunyian setiap kecurangan oleh karyawan.

Penilaian Risiko

Risiko yang relavan dengan pelaporan keuangan mencakup peristiwa dan keadaan
intern maupun ekstern yang mungkin terjadi serta secara negatif berdampak terhadap
kemampuan perusahaan untuk mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan data
keuangan yang konsisten dengan asersi menajemen dalam laporan keuangan.
Kaitannya dengan penaksiran risiko ini perlu dipertimbangkan oleh auditor tentang
kondisi-kondisi yang berpengaruh pada risiko yang ada, yakni:

1. Munculnya personel baru yang mempunyai kecenderungan berbeda pemahaman


terhadap pengendalian inten perusahaan.
2. Menerapkan sistem informasi yang baru yang berpengaruh terhadap pengendalian
inten perusahaan.
3. Pertumbuhan yang pesat terkait dengan operasional perusahaan yang semakin
meluas yang pada akhirnya akan meningkatkan risiko yang ada.

Informasi dan Komunikasi (Sistem Akuntansi)

Sistem akuntansi siklus pendapatan suatu perusahaan harus dapat


menyediakan adanya audit trail atau jejak audit yang lengkap atas setiap

8
transaksi.Pemahaman sistem akuntansi diperoleh melalui penelaahan buku manual
akuntansi dan sistem flowchart, mengajukan pernyataan pada karyawan bagian
akuntansi, dan menelaah kembali pengalaman terdahulu dengan klien.

Pemahaman terhadap sistem akuntansi yang ada dalam siklus pendapatan


adalah untuk mengetahui bagaimana prosedur penjualan dimulai, prosedur
pengiriman barang atau jasa, prosedur pencatatan piutang, prosedur penerimaan kas,
dan penyesuaian penjualan dilakukan seperti adanya retur penjualan.Sistem informasi
mencakup metode dan catatan yang digunakan untuk:

1. Mengindentifikasikan dan mencatat semua transaksi yang terkait dengan


siklus pendapatan secara sah.
2. Menyajikan transaksi dari siklus pendapatan dengan semestinya dan
pengungkapan yang berkaitan dalam laporan keuangan.
3. Mengukur nilai transaksi dari siklus pendapatan dengan tepat.

Sedangkan komunikasi mencakup pemberian pemahaman atas peran dan


tanggungjawab individual berkenaan dengan pengendalian inten atas
pelaporan keuangan. Komunikasi meliputi pemahaman karyawan tentang
bagaimana aktivitas mereka dalam sistem informasi pelaporan keuangan
berkaitan dengan pekerjaan orang lain dan cara pelaporan penyimpangannya.
Komunikasi ini dapat berupa penduan kebijakan sistem penjualann kredit,
kebijakan akuntansi, dan pelaporan keuangan serta memorandum.

Pemantauan

Komponen ini menyediakan feedback bagi manajemen apakah


kebijakan pengendalian dan prosedur yang diterapkan dalam siklus
pendapatan sudah diterapkan sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh
manajemen.Auditor seharusnya mendapatkan informasi mengenai feedback ini
untuk apakah manajemen sudah melakukan follow-up atau tindakan koreksi
dengan adanya feedback tersebut.informasi tersebut dapat diperoleh dari
konsumen, pemerintah, eksternal auditor (berdarkan reportable condition dari
audit tahun sebelumnya).

9
G. PERTIMBANGAN AKTIVITAS PENGENDALIAN- TRANSAKSI
Aktivitas pengendalian yang relevan dengan audit atas siklus pendapatan dapat
digolongkan menjadi beberapa kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan:
1. Review kinerja. Aktivitas pengendalian ini mencakup riview atas kinerja
sesungguhnya dari transaksi penjualan kredit dibandingkan dengan anggaran,
perkiraan atau kinerja periode sebelumnya.
2. Pengendalian fisik. Aktivitas ini mencakup keamanan fisik aktiva yang dijual,
termasuk penjagaan memadai seperti fasilitas yang terlindung dari akses yang
tidak dikehendaki.
3. Pemisahan tugas. Pemebebanan tanggungjawab ke orang berbeda untuk
memberikan otoritas transaksi penjualan kredit, pencatatan transaksi penjualan
kredit, menyelenggarakan penyimpanan aktiva yang dijual dimaksudkan untuk
mengurangi kemungkinan atau kesempatan orang untuk berbuat curang.

Dari penjelasan di atas, aktivitas pengendalian yang dapat mencegah terjadinya salah
saji dalam siklus pendapatan antara lain:

1. Pemisahan fungsi-fungsi yang terlibat dalam sistem penjualan kredit seperti fungsi
penjualan dengan fungsi pengiriman.
2. Penggunaan dokumen yang telah diotoritasi oleh pejabat yang berwenang.
3. Pengeluaran barang yang hanya didasarkan pada dokumen yang terkait seperti
surat order pengiriman.
4. Setiap pencatatan yang harus dilandasi oleh dokumen sumber (faktur penjualan)
dan dokumen pendukung yang lengkap.

Pembahasan mengenai aktivitas pengendalian dimulai dengan identifikasi berbagai


dokumen dan catatan yang digunakan dalam pengolahan transaksi ini.Dilanjutkan
pembahasan mengenai fungsi-fungsi yang terlibat dalam sistem penjualan kredit.

Dokumen dan Catatan

a. Order pelanggan yaitu permintaan barang dagang yang dilakukan oleh konsumen
atau pelanggan. Permintaan tersebut dapat dilakukan melalui telepon, surat (mail
order), alat elektronik atau akses komputer pelanggan ke komputer perusahaan,
melalui salesman, atau cara lainnya.

10
b. Order penualan, yaitu formulir yang digunakan sebagai dasar pemrosesan intern
atas order pelanggan. Dokumen ini mencatat deskripsi, kuantitas, dan informasi
lain mengenai barang yang dipesan pelanggan.
c. Pengakuan kredit adalah persetujuan kredit untuk pelanggan atas transaksi
penjualan sebelum barang dikirimkan.
d. Dokumen pengiriman yaitu dokumen yang disiapkan pada saat pengiriman yang
mengindikasikan deskripsi barang dagang, kuantitas yang dikirimkan, tanggal
pengiriman, dan data lain yang relevan.
e. Tagihan pelanggan adalah informasi yang diberikan kepada pelanggan
berdasarkan jumlah pesanan yang dikirim pada harga yang telah disepakati,
termasuk biaya pengiriman, asuransi dan syarat pembayaran.
f. Faktur penjualan yaitu dokumen yang mengidentifikasikan data-data penting
mengenai suatu penjualan. Data-data tersebut meliputi deskripsi dan kuantitas
barang yang dijual, tanggal penjualan, harga jual termasuk biaya pengangkutan
dan asuransi, dan relevan lainnya.
g. Jurnal penjualan biasanya penjurnalan dilakukan tidak untuk setiap transaksi
transaksi penjualan. Penjurnalan penjualan sering dilakukan dengan metode batch
yaitu faktur penjualan yang terjadi pada suatu hari dikumpulkan dan dijumlahkan,
kemudian dilakukan penjurnalam sekaligus.
h. Buku pembantu piutang dagang yang berisi informasi mengenai pelanggan
dengan siapa transaksi dilakukan (nama pelanggan), berapa saldo piutang dagang,
penerimaan kas dan retur penjualan tersebut, dan pembatasan jumlah piutang
dagang atau limit kredit.

11
12
Fungsi Penjualan Kredit

Pemahaman fungsi-fungsi yang terlibat dalam siklus penjualan kredit sangat berguna
untuk memahami bagaimana audit siklus ini dilaksanakan. Fungsi yang terlibat dalam
pengolahan transaksi penjualan kredit meliputi:

13
1. Fungsi penerimaan order pelanggan
2. Fungsi persetujuan kredit
3. Fungsi pemenuhan order penjualan
4. Fungsi penerimaan barang dagangan
5. Fungsi penagihan pada pelanggan
6. Fungsi pencatat penjualan

Fungsi Penerimaan Order Pelanggan

Fungsi penerimaan order pelanggan bertugas untuk menerima order pelanggan.


Fungsi ini harus mengecek layak atau tidaknya order tersebut diterima sesuai dengan
aturan yang telah ditetapkan manajemen. Pengecekan tersebut dapat dilaksanakan
dengan cara melacak ada tidaknya nama pelanggan dalam daftar pelanggan atau
dalam master file piutang dagang.

Apabila ada pelanggan baru yang mengirimkan order pelanggan, maka diperlukan
otoritasi dari supervisor dari departemen order penjulan. Otoritasi ini dimaksudkan
untuk mencegah order fiktif baik yang dilakukan karyawan perusahaan maupun pihak
luar. Sebagai contoh pesaing perusahaan dapat melakukan order fiktif dalam jumlah
besar dengan tujuan untuk mengacaukan manajemen persediaan perusahaan. Atas
order pelanggan yang disetujui di buatkan order penjualan.

Fungsi Persetujuan Kredit

Fungsi persetujuan kredit dipegang oleh departemen kredit yang bertugas untuk
menentukan layak tidaknya suatu penjualan kredit dilakukan sesuai dengan kebijakan
kredit dari manajemen. Untuk mengatasi hal ini, perusahaan dapat melakukan
konfirmasi kredibiliitas dan bonafiditas pelanggan baru dengan tersebut kepada pihak
ketiga atau dengan cara lain yaitu meminta pelanggan mancantumkan NPWP.

Fungsi Pemenuhan Order Penjualan

Berdasar tembusan order penjualan dari bagian penjualan atau departemen order
penjualan, bagian gudang mengeluarkan barang dagang sesuai kuantitas dan
keterangan lain yang tercantum dalam order penjualan.

Fungsi Pengiriman Barang Dagang

14
Petugas bagian pengiriman batang harus melakukan pemeriksaan independen sebelum
mengirimkan barang.Pemeriksaan ini ditunjukkan untuk menentukan bahwa barang
dagang yang diterima dari gudang didukung oleh formulir order penjualan yang telah
disetujui, dan kesesuaian barang yang diterima dengan rincian barang dalam order
penjualan.

Fungsi Penagihan Pada Pelanggan

Fungsi penagihan pada pelanggaan bertanggungjawab untuk membuat dan


mengirimkan faktur penjualan bernomer urut kepada pelanggan.Fungsi ini menerima
tembusan dokumen pengiriman barang dagang, kemudian melakukan pemeriksaan
kesesuaian dokumen pengiriman dengan order penjulan yang disetujui.

Fungsi Pencatat Penjualan

Pengendalian yang diterapkakn dalam fungsi ini antara lain:

a. Pencatatan jurnal penjualan berdasar faktur penjualan yang telah dibandingkan


dengan dokumen pengiriman dan order penjualan.
b. Penjurnalan dilaksanakan berdasar faktur penjualan yang bernomer urut.
c. Pengguanaan kode faktur yang berguna untuk mengklasifikasikan rekening.
d. Pengecekan kesesuaian total jumlah rupiah faktur yang diolah, dengan jumlah
yang dicatat.
e. Pemisahan tugas pencatatan dengan fungsi-fungsi yang lain.

H. ILUSTRASI PELAKSANAAN PENJUALAN KREDIT

Dalam praktik ada berbagai macam variasi sistem yang digunakan untuk
melaksanakan fungsi penjualan kredit. Sistem penjualan kredit yang sudah memanfaatkan
fasilitas komputer.pertama-tama, order pelanggan diterima oleh pegawai bagian penerimaan
order. Berdasarkan order pelanggan tersebut, pegawai bagian order penjualan mengakses
secara online dengan program tertentu untuk menentukan persetujuan dan memperoleh
informasi bahwa order tersebut tidak melebihi batas kredit yang disyaratkan. Program yang
digunakan secara otomatis mengakses kepersediaan barang dagangan untuk menyakinkan
bahwa barang yang dipesan oleh pembeli ada digudang. Bila order tersebut diterima, program
komputer akan menampilkan pembuatan surat order penjualan yang kemudian akan
dibuatkan print outnya dengan tembusan sesuai kebutuhan. Bila order ditolak, program
komputer akan memberikan alasan penolakan permintaan pelanggan. Tembusan dari order

15
penjualan yang telah disahkan diserahkan pada bagian gudang untuk menyiapkan barang dan
mempersiapkan pengiriman. Untuk proses pengiriman dilakukan cek yang independen untuk
menentukan kesesuaian antara barang yang disiapkan dengan order penjualan. Dengan
menggunakan terminal online dan program pengiriman, diakses data order penjualan dari
penerimaan order dan memasukkan data-data pengiriman barang. Selanjutnya, komputer
akan mentransfer data tersebut kedalam data pengiriman barang dan memberi perintah untuk
mencetak dokumen pengiriman barang.

Bagian penagihan membandingkan antara dokumen pengiriman dan order penjualan.


Bagian penagihan menyusun data-data tersebut secara batch dan mempersiapkan total batch
secara manual. Melalui terminal online, diakses data pengiriman tiap transaksi dan digunakan
untuk membuat faktur penjualan dengan menggunakan harga yang terdapat dalam master file
harga barang. Bila proses billing telah selesai, program komputer membuka file transaksi
penjualan. Bila semua transaksi penjualan telah diproses, program billing akan membuat
perbandingan antara hasil pemrosesan komputer dengan batch manual yang dibuat oleh
pegawai bagian billing. Bila terjadi perbedaan maka pegawai bagian ini bertanggung jawab
untuk melakukan koreksi sebelum proses selanjutnya dijalankan. Akhirnya, faktur penjualan
dicetak didepartemen EDP dan didistribusikan pada bagian-bagian yang membutuhkan.

16
17
18
I. PENGHIMPUNAN DAN PENDOKUMENTASIAN PEMAHAMAN

Penghimpunan pemahaman dapat dilakukan dengan cara Review Pendahuluan


(Preliminary review), menelaah dokumentasi sistem, mengevaluasi bagan alir transaksi,
mengajukan pertanyaan atau wawancara, observasi, atau menelaah kembali pemahaman
auditor pada audit periode sebelumnya dengan klien tersebut. Dokumentasi pemahaman
dapat dilakukan dengan cara menggunakan kuesioner, flowchart, atau memo naratif (uraian
tertulis).

 Review Pendahuluan ( Preliminary Review)


Tujuan dari review pendahuluan adalah menentukan apakah keyakinan atas
pengendalian intern layak dan membatasi pengujian substantif atas penjualan, piutang
dagang, dan penerimaan kas. Bila hasil review pendahuluan disimpulkan bahwa
sistem pengendalian intern perusahaan tidak mencukupi maka dokumentasi sistem
dibatasi pada memorandum yang menggambarkan alasan keputusan untuk tidak
meneruskan pertimbangan atas sistem pengendalian intern. Jika sistem pengendalian
intern mencukupi, auditor meneruskan dengan dokumtasi sistem.
 Dokumentasi Sistem

19
Biasanya, auditor mendokumentasikan pemahaman terhadap sistem
pengendalian intern dengan flowchart, kuesioner dan deskripsi naratif. Flowchart
umumnya menyediakan deskripsi sistem pengendalian intern dengan singkat,
informatif dan tidak ambigu (bias). Flowchart digunakan kalau suatu entitas
mempunyai sistem yang kompleks dan volume transaksi yang diproses besar.
Kuesioner didesain untuk mendeteksi ketidak efisienan. Kuesioner diberikan dengan
jawaban Yes, No, dan N/A (Not Applicable. Berikut adala contoh pertanyaan dalam
kuesioner transaksi penjualan kredit :

FUNGSI CONTOH PERTANYAAN


Penerimaan Order Apakah order pelanggan dibandingkan daftar pelanggan yang
Pelanggan telah disetujui ?
Apakah diperlukan otorisasi supervisor atas setiap order
pelanggan dari pelanggan yang baru ?
Apakah formulir order penjualan disiapkan atas setiap order
pelanggan yang disetujui ?
Persetujuan Kredit Apakah pengecekan kredit dilakukan terhadap semua klien baru
?
Apakah dalam setiap persetujuan kredit, karyawan
memperhatikan limit kredit pelanggan yang bersangkutan ?
Apakah ada otorisasi atau tanda tanggan bagian kredit atas setiap
persetujuan krdit ?
Pemenuhan Order Apakah formulir order penjualan yang disetujui, disyaratkan
Pelanggan sebelum order dipenuhi dan barang dikeluarkan ?
Apakah bagian gudang hanya mengeluarkan barang sesuai
kuantitas dan keterangan lain yang tercantum dalam order
penjualan ?
Pengiriman Barang Apakah pemerksaan independen dilakukan atas kesesuaian
Dagangan barang yang diterima dari gudang dengan formulir order
penjualan yang telah disetujui ?
Apakah dokumen pengiriman dibuat atas setiap pengiriman ?
Penagihan pada Apakah dilakukan penandingan atau pengecekan kesesuaian
Pelanggan antara dokumen pengiriman dengan order penjualan yang
disetujui ?

20
Apakah dilakukan penandingan faktur penjualan dengan
dokumen pengiriman ?
Apakah dilakukan pengecekan independen atas penentuan harga
dan ketepatan perhitungan matematis setiap faktur penjualan ?
Pencatatan Penjualan Apakah jurnal penjualan dicatat berdasar faktur penjualan yang
sesuai dengan dokumen pengiriman dan order penjualan ?
Apakah terdapat pengecekan kesesuaian total jumlah rupiah
faktur penjualan yang diolah dengan jumlah yang dicatat ?
Apakah ada pemisahan tugas pencatatan atau penjurnalan
penjualan dengan fungsi yang lain ?

 Deskripsi Naratif
Menjelaskan kondisi sistem pengendalian intern dalam bentuk tulisan. Naratif
sangat sulit untuk disusun dan dipahami secara komprehensif. Oleh karena itu,
deskripsi naratif biasa digunakan untuk tahap yang tidak kompleks dan transaksi yang
terkait tidak material, mislanya kas kecil.
 Mengevaluasi Bagan Alir Transaksi
Auditor menguji pemahamannya mengenai sistem dengan melakukan evaluasi
bagan alir transaksi. Sebagai contoh, auditor dapat memilih transaksi penjualan dan
melakukan tracing dari order pelanggan sampai penerimaan kas.

J. PENETAPAN RISIKO PENGENDALIAN

Penetapan risiko pengendalian merupakan proses pengevaluasian efektivitas


kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern dalam mencegah dan mendeteksi salah
saji material dalam laporan keuangan. Ada lima tahap penetapan risiko pengendalian, yaitu :

1. Mengidentifikasi salah saji potensial yang dapat terjadi.


2. Mengidentifikasi pengendalian yang dapat diterapkan untuk mencegah dan
mendeteksi salah saji.
3. Menghimpun bukti melalui pengujian pengendalian mengenai apakah rancangan dan
operasi pengendalian adalah efektif.
4. Mengevaluasi bukti yang dihimpun.
5. Melakukan penetapan atau penilaian risiko pengendalian.

21
Pertimbangan Penentuan Risiko Pengendalian

PENGUJIAN
SALAH SAJI PENGENDALIAN PENGENDALIAN
FUNGSI
POTENSIAL YANG PERLU YANG
MUNGKIN
Fungsi pengolah Penjualan dilakukan Penentuan data Mengamati
order pelanggan atas pelanggan yang pelanggan ada pelaksanaan fungsi
tidak terotorisasi didaftar pelanggan ini
yang disetujui
Fungsi persetujuan Penjualan dilakukan Pengecekan limit Memeriksa bukti
kredit tanpa persetujuan kredit pengecekan limit
kredit Pelanggan untuk kredit
setiap penjualan
Pengecekan terhadap
pelanggan baru
Fungsi pemenuhan Barang dikeluarkan Adanya order Mengamati
order penjualan dari gudang tanpa penjualan yang karyawan gudang
order terotorisasi disetujui untuk setiap dala melaksanakan
pengeluaran barang pemenuhan order
Pemisahan
wewenang antara
fungsi pemenuhan
order dan pengiriman
barang
Fungsi pengiriman Barang dikirim tidak Pengecekan Memeriksa bukti
barang dagangan sesuai dengan yang independen oleh pelaksanaan
dipesan petugas pengiriman pengecekan
atas kesesuaian independen
barang dari gudang
dengan order
penjualan
Fungsi penagihan Penagihan dilakukan Mencocokan Mengusut
pada pelanggan atas transaksi fiktif dokumen pengiriman (vouching) faktur

22
atau adanya duplikasi dengan order ke dokumen
penagihan penjualan untuk pengiriman dan
setiap faktur order penjualan
Fungsi pencatat Faktur tidak dijurnal Adanya pengecekan Menelaah bukti
penjualan / di posting ke independen adanya pengecekan
rekening pelanggan kesesuaian jurnal independen
terjadi transaksi penjualan dan jumlah
penjualan fiktif diposting ke rekening
pelanggan dengan
total seluruh faktur

K. PENGUJIAN PENGENDALIAN

Auditor sangat sering mengendalikan struktur pengendalian intern klien dalam audit
siklus pendapatan karena cakupan siklus pendapatan melibatkan transaksi yang banyak dan
material. Oleh karena itu, auditor perlu memperluas pengujian pengendalian untuk
memperoleh keyakinan bahwa rancangan prosedur pengendalian adalah efektif dan
beroperasi sebagaimana mestinya.

Pengujian terhadap aktivitas penjualan memfokus pada otorisasi penjualan,


pelaksanaan prosedur dan kelengkapan pencatatan. Pengujian untuk penerimaan kas
memfokuskan pada pencatatan kas dan pendepositan kas secara langsung ke bank pengujian
untuk cadangan dan penghapusan piutang memfokuskan pada pengotorisasian dan
pencatatan. Prosedur pengujian pengendalian yang dapat diterapkan untuk siklus pendapatan
dibedakan atas prosedur.

a) Pengujian pengendalian pengiriman barang dagang


b) Pengujian pengendalian penagihan
c) Pengujian pengendalian pencatatan
d) Pengujian pengendalian retur penjualan
 Pengujian Pengendalian Pengiriman Barang Dagang
Kelemahan pada departemen pengiriman barang menunjukan kemungkinan
kesalahan maupun penyimpangan: barang dikirimkan tanpa otorisasi yang layak atau
barang yang dikirim tidak tercatat dan tidak dilakukan penagihan. Tujuan pengujian
pengendalian adalah menentukan apakah pengiriman barang dagangan hanya

23
didasarkan pada order penjualan yang disetujui dan apakah semua pengiriman barang
tercatat dan dilakukan penagihan atas barang tersebut.

Langkah-Langkahnya:

1. pilih sampel dokumen pengiriman secara random dari departemen pengiriman


2. memeriksa setiap dokumen apakah:
a) Didukung order penjualan yang terotorisasi
b) Sesuai dengan deskripsi/kuantitas barang, tujuan dan lain-lain
3. Mengusut rincian dalam dokumen pengiriman dengan tembusan dokumen dan
faktur penjualan terkait dari fungsi penagihan
4. Mengusut rincian faktur penjualan terkait ke penjurnalandalam jurnal penjualan
dan buku pembantu piutang dangang.
5. Mengusut faktur penjualan ke catatan persediaan
6. Mendokumentasikan setiap temuan penyimpangan yang diperoleh melalui kelima
langkah diatas.

 Pengujian Pengendalian Penagihan

Langkah-langkahnya :

1. Pilih sampel faktur penjualan secara random dari departemen penagihan.


2. Memeriksa setiap sampel faktur mengenai harga per unit tertulis dan bandingkan
dengan daftar harga terotorisasi.
3. Mengusut rincian dalam faktur penjualan ke dokumen pengiriman.
4. Mengusut rincian dalam faktur penjualan terkait ke penjurnalan dalam jurnal
penjualan dan buku pembantu piutang dagang.
5. Mengusut faktur penjualan ke catatan persediaan.
6. Mendokumentasikan setiap temuan penyimpangan yang diperoleh melalui kelima
langkah diatas.

Faktur penjualan merupakan dokumen utama dalam pengujian penagihan.


Langkah kedua, auditor membandingkan harga dalam faktur dengan daftar harga yang
telah diotorisasi. Selanjutnya diusut apakah barang yang tercantum dalam faktur
dikirimkan. Langkah keempat menguji apakah faktur tersebut sudah dijurnal
semestinya dalam jurnal penjualan.

24
 Pengujian Pengendalian Pencatatan

Langkah-langkahnya :

1. Menelaah bukti prosedur internal mengenai :


a. Rekonsiliasi ikhtisar penjualan harian dengan total penjurnalan penjualan oleh
personel akuntansi.
b. Rekonsiliasi secara periodik total saldo dalam buku pembantu piutang dagang
dengan saldo piutang dagang dalam buku besar.
2. Menelaah jurnal penjualan untuk menemukan transaksi yang luar biasa atau tidak
sewajarnya.
3. Memeriksa akurasi jurnal penjualan untuk suatu periode tertentu dan
membandingkannya dengan posting ke buku besar.
4. Mendokumentasikan setiap temuan penyimpangan yang diperoleh melalui ketiga
langkah diatas.

Keempat langkah ini bertujuan untuk menentukan apakah semua detail telah
diringkas dan secara periodik direkonsiliasi dan yang paling penting secara akurat
diposting ke dalam jurnal penjualan, buku besar piutang, dan buku besar umum.

 Pengujian Pengendalian Retur Penjualan

Langkah-langkahnya :

1. Pilih sampel memo kredit secara random.


2. Mengusut rincian memo kredit ke dokumen :
a. Laporan penerimaan
b. Catatan persediaan perpetual
c. Penjurnalan
3. Menelaah daftar memo kredit yang disetujui untuk menemukan transaksi yang
tidak wajar.
4. Mendokumentasikan setiap temuan penyimpangan yang diperoleh melalui ketiga
langkah diatas.

Pengujian ini memfokuskan pada persetujuan dan pencatatan atas memo


kredit. Kredit memo merupakan dokumentasi utama dalam pengujian ini. Melakukan
tracing memo kredit ke laporan penerimaan, pencatatan persediaan dan piutang

25
dagang untuk menentukan apakah barang benar-benar telah diterima kembali. Review
ke register kredit dilakukan untuk menguji apakah terjadi kredit yang tidak biasa
(misalnya, jumlah kredit yang besar dapat menjadi signal tidak tertagih piutang ).

 Pengujian Pengumpulan Kas


Aktivitas pengumpulan dan penerimaan kas sangat rentan terhadap
penyelewengan. Penerimaan kas dalam bentuk cek sangat mudah ditukarkan dengan
kas atau didepositokan dalam rekening yang dimanipulasi.

Pengumpulan Kas :

1. Mengadakan pengecekan secara mendadak terhadap slip deposito dan cek yang
diterima.
2. Membandingkan uang yang diterima dengan catatan pada deposito bank.
3. Membandingkan cek penerimaan kas dengan catatan pada buku pembantu
piutang.

Deposito :

1. Membandingkan jurnal penerimaan kas dengan catatan deposito bulanan dari


bank.
2. Meneliti penerimaan kas yang belum tercatat dalam laporan bank merupakan
rekening deposit in transit dan akan dimasukan dalam rekening pada bulan
berikutnya.
3. Melakukan tracing dari jurnal penerimaan kas ke dalam posting di buku besar.
4. Mendokumentasikan adanya kelemahan yang dimiliki.
 Pengujian Piutang yang Tak Tertagih
Pengendalian pengujian kepatuhan atas piutang dagang yang tidak tertagih
memfokuskan pada apakah penghapusan sudah diotorisasi oleh pejabat yang
berwenang. Langkah pengujiannya adalah sebagai berikut :
1. Mengambil sampel jurnal penghapusan piutang dagang (biasanya auditor
mengambil semua data penghapusan piutang bila penghapusan tersebut bukan
peristiwa yang frekuensinya tinggi).
2. Melakukan tracing masing-masing jurnal ke memo untuk penghapusan piutang
yang terkait, menguji apakah memo tersebut sudah diotorisasi semestinya dan
membandingkan antara jumlah yang diotorisasi dengan jumlah yang dicatat.

26
3. Melakukan tracing dari jurnal ke buku besar.
4. Menelaah semua jurnal penghapusan untuk item-item yang tidak biasa seperti
besarnya jumlah penghapusan dan meneliti apakah terjadi penghapusan ganda
terhadap konsumen yang sama.
5. Mendokumentasikan kelemahan yang ada.

L. PENGUJIAN PENGENDALIAN DENGAN BANTUAN KOMPUTER

Jika transaksi penjualan kredit diproses dengan komputer, maka auditor dapat
menggunakan bantuan komputer untuk pengujian pengendalian. Auditor harus
mempertimbangkan efektivitas pengendalian umum yang terkait dengan perubahan-
perubahan program dan keamanan file. Contohnya, auditor melakukan penyelidikan dan
menginspeksi dokumen yang bersangkutan dan perubahan program serta file yang meliputi
file-file induk yang digunakan pada fungsi pesanan penjualan,pengiriman, dan penagihan.
Jika pengendalian umum yang diterapkan cukup memadai, auditor mempunyai jaminan lebih
besar bahwa informasi yang didapat dari pengujian dengan bantuan komputer sesuai dengan
program dan file yang digunakan selama periode audit.

Tes audit dengan bantuan komputer dapat meliputi :

1. Penggunaan software audit atau program utility untuk melakukan serangkaian cek
untuk mendeteksi order penjualan dokumen pengiriman, faktur penjualan yang hilang
atau terulang pada file komputer.
2. Mendesain,menyeleksi, dan mengevaluasi sampel dokumen pengiriman.
3. Menyeleksi dan mencetak suatu sampel harga jual dari file induk harga jual untuk
dibandingkan dengan harga yang ditetapkan oleh manajemen.

M. PERTIMBANGAN AKTIVITAS PENGENDALIAN TRANSAKSI PENERIMAAN


KAS DARI TRANSAKSI PENJUALAN

Kebijakan dan prosedur atas sistem penjualan tunai :

1. Review kinerja. Mencakup review atas kinerja sesungguhnya dari transaksi penjualan
tunai(misalnya) dibandingkan dengan jumlah anggaran,prakiraan atau kinerja periode
sebelumnya.
2. Pengolahan informasi. Terdapat pengendalian umum dan pengendalian aplikasi.
Pengendalian umum terkait dengan pengendalian atas operasional penjualan

27
tunai,pengembangan dan pemeliharaan sistem aplikasi. Sedangkan pengendalian
aplikasi berlaku untuk pengolahan aplikasi secara individual.
3. Pengendalian fisik. Mencakup keamanan fisik aktiva yang dijual, termasuk penjagaan
memadai seperti fasilitas yang terlindungi dari akses yang tidak dikehendaki.
4. Pemisahan tugas. Pembebanan tanggung jawab ke orang berbeda untuk memberikan
otorisasi transaski penjualan tunai, pencatatan transaksi penjualan
kredit,menyelenggarakan penyimpanan aktiva yang dijual dimaksudkan untuk
mengurangi kemungkinan atau kesempatan orang untuk berbuat curang.

Dokumen dan Catatan :

a. Remittance Advice,yaitu dokumen yang dikirim ke pelanggan bersama dengan faktur


penjualan,untuk dikembalikan bersama pembayaran.
b. Prelist,yaitu daftar penerimaan kas yang diterima melalui pos.
c. Kertas perhitungan kas,yaitu daftar kas dan cek dalam register kas
d. Laporan ringkasan kas harian,yaitu laporan yang menunjukan total jumlah kas yang
diterima kasir melalui kasa atau melalui pos.
e. Slip deposit tervalidasi,yaitu slip setoran yang ke bank yang telah divalidasi bank.
f. File transaksi penerimaan kas,yaitu file komputer yang digunakan untuk menyimpan
data transaksi penerimaan kas yang tervalidasi.
g. Jurnal penerimaan kas. Jurnal yang tidak hanya digunakan untuk menjurnal kas dari
penjualan tunai atau piutang dagang,tetapi juga untuk kas dari sumber penerimaan
lainnya.

Fungsi-Fungsi Dalam Penjualan Tunai

Risiko utama yang terdapat dalam transaksi ini adlah pencurian kas sebelum maupun
sesudah pencatatan penerimaan kas. Risiko lainnya adalah kemungkinan kesalahan yang
terjadi dalam pengolahan selanjutnya atas kas yang diterima. Oleh karena itu,prosedur
pengendalian yang tepat harus diterapkan. Setiap terjadi penerimaan kas,harus langsung
dibuatkan dokumentasinya. Disamping itu,uang atau kas yang diteima harus dijaga
keamanannya.

Fungsi pendepositan
28
Prosedur pengendalian diterapkan dalam bentuk prosedur yang mengharuskan semua
penerimaan kas didepositkan pada hari itu juga (hari penerimaan kas). Pengendalian ini
berkaitan dengan asersi keberadaan atau keterjadian. Disamping itu, perlu dilakukan juga
pengecekan independen atas kesesuaian prelist dengan kertas perhitungan kas. Jumlah yang
telah sesuai tersebut kemudian dimasukkan ke ikhtisar kas harian. Pengendalian ini berkaitan
dengan asersi keberadaan atau keterjadian, dan kelengkapan. Setelah di deposit, laporan
ringkasan kas harian dan dideposit tervalidasi dikirim kebagian akuntansi

Fungsi pencatatan penerima kas

Fungsi ini melakukan penjurnalan penerimaan kas melalui kasa maupun pos, dan melakukan
posting penerimaan ke rekening pelanggan yang bersangkutan ats penerimaan melalui pos.

prosedur pengendalian diterapkan dengan cara :

a. Pengendalian akses,
b. Pemisahan tugas penjurnal dan pemosting,
c. Pencatatan dan penjualan dilakukan berdasarkan ikhtisar kas harian,
d. Pengecekan independen atas kesesuaian jumlah penjurnalan dan posting dengan
prelist,atau dengan ikhtisar kas harian dan slip deposit tervalidasi,
e. Rekonsiliasi bank periodik oleh karyawan yang tidak terlibat transaksi kas.

29
30
N. PENGHIMPUNAN DAN PENDOKUMENTASIAN PEMAHAMAN

Penghimpunan dan pendokumentasian pemahaman struktur pengendalian intern transaksi


penerimaan kas adalah similiar dengan transaksi penjualan kredit. Penghimpunan
pemahaman dapat diilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan atau
wawancara,obervasi,menelaah dokumen.

O. PENETAPAN RISIKO PENGENDALIAN

Pengujian pengendalian yang dilakukan dapat menghasilkan bukti mengenai efektifitas


rancangan dan operasi pengendalian dalam transaksi penerimaan kas. Bukti tersebut
kemudian digunakan untuk menetapkan risiko pengendalian utuk setiap asersi yang
signifikan yang terkait dengan transaksi penerimaan kas

31
Pertimbangan penentuan risiko pengedalian penerimaan kas

FUNGSI SALAH SAJI PENGENDALIAN PENGUJIAN


POTENSIAL YANG PERLU PENGENDALIAN
YANG PERLU
Penerimaan kas Penerimaan kas Pembuatan prelist Mengamati
melalui pos hilang mungkin atas pembuatan prelist
penerimaan kas
melalui pos
Pendepositan kas di kas yang diterima Mengadakan Mengulang kembali
Bank tidak didepositkan ke pengecekan pengecekan
bank hari itu juga independen atas independen
kesesuaian slip
deposit tervalidasi
dengan ringkasan
kas harian
Pencatat penerimaan Penerimaan diposting Mengirimkan surat Mengamati
kas ke akun pelanggan pernyataan bulanan pengiriman surat
yang salah kepada pelanggan pernyataan bulanan

P. PENGUJIAN PENGENDALIAN

Pengujian pengendalian penghimpunan kas dan pendopositan ke bank meliputi enam langkah
berikut :

1. Mengendalikan deposit bank(slip setoran dan cek) sebelum dibawa personel klien ke
bank.
2. Membandingkan total jumlah rupiah dalam cek dengan total tercantum dalam slip
deposit.
3. Membandingkan cek dengan rincian dalam cek dengan total tercantum dalam slip
deposit.
4. Membandingkan penjurnalan dalam jurnal penerimaan kas dengan daftar deposit
dalam laporan bank bulanan, serta memastikan bahwa penerimaan kas yang tidak
terdaftar dalam laporan bank sudah terdaftar dalam laporan bank bulan berikutnya.
5. Mengusut total dalam jurnal penerimaan kas dengan posting dalam buku besar

32
6. Mendokumentasikan setiap temuan penyimpangan yang diperoleh melalui kelima
langkah diatas

Q. PERTIMBANGAN AKTIVITAS PENGENDALIAN TRANSAKSI PENYESUAIAN


PENJUALAN

Kebijakan dan prosedur audit atas penyesuaian penjualan :

1. Review kinerja. Mencakup review atas kinerja sesungguhnya dari transaksi yang
berkaitan dengan penjualan dibandingkan dengan anggaran atau prakiraan
penyesuaian penjualan periode sebelumnya.
2. Pengolahan Informasi. Pengendalian umum ini terkait dengan pengendalian atas
operasional dari transaksi penyesuaian penjualan, pengembangan dan pemeliharaan
sistem aplikasi. Sedang pengendalian aplikasi berlaku untuk pengolahan aplikasi
secara individual untuk masing-masing transaksi tersebut. pengendalian ini membantu
menetapkan bahwa transaksi penyesuaian penjualan adalah sah,diotorisasi dengan
semestinya dan diolah dengan lengkap dan akurat.
3. Pengendalian fisik. Mencakup keamanan fisik aktiva yang diterima kembali,
termasuk penjagaan memadai seperti fasilitas yang terlindungi dari akses yang tidak
dikehendaki.
4. Pemisahan tugas. Pembebanan tanggung jawab ke orang yang berbeda untuk
memberikan otorisasi transaksi penyesuaian penjualan,pencatatan transaksi
penyesuaian penjualan ,menyelenggarakan penyimpanan aktiva yang diterima
kembali yang dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan atau kesempatan orang
untuk berbuat curang.

Dokumen dan Catatan :

1. Memo kredit,yaitu dokumen yang mengindikasikan pengurangan pendapatan


penjualan karena adanya barang terjual yang dikembalikan lagi oleh pelanggan,atau
karena pemberian potongan penjualan.
2. Jurnal retur penjualan,jurnal ini digunakan untuk mencatat dan merekam retur
penjualan.
3. Formulir otorisasi piutang tak tertagih. Dokumen ini hanya dipakai intern dalam
perusahaan. Dokumen ini berisi otorisasi penghapusan piutang daging dengan
mendebet rugi piutang tak tertagih.

33
Fungsi-Fungsi Transaksi Penyesuaian Penjualan

Transaksi ini melibatkan fungsi penyesuaian penjualan berikut ini:

a. Pemberian potongan penjualan

Perusahaan kadang memberikan potongan penjualan yang berbeda jumlahnya untuk


setiap pelanggan yang berbeda. Perusahaan cenderung memberikan potongan
penjualan yang lebih besar kepada pelanggan setia yang telah dikenal baik.
Perusahaan juga juga akan menaikan besarnya jumlah potongan untuk meningkatkan
omzet penjualannya. Pengendalian yang dapat diterapkan adalah adanya otorisasi
yang memadai pemberian potongan penjualan, misalnya ada tanda tangan direktur
pemasaran.

b. Pembelian hak retur penjualan,

Supermarket dan department store tersebut sering mengembalikan barang


dagangannya kepada pemasok atau supplier. Dalam hal ini, perusahaan pemasok perlu
menerapkan pengendalian yang memadai atas otorisasi retur penjualan.

Berikut pengujian pengendalian dilakukan dengan:

a. Melakukan pengamatan terhadap prosedur persetujuan retur penjualan.


Pengamatan ini ditujukan untuk membuktikan adanya pemisahan fungsi
(operasi,penyimpanan, dan akuntansi) dan transaksi retur penjualan telah
dilaksanakan oleh lebih dari satu unit organisasi sehingga tercipta adanya
pengecekan intern.
b. Mengambil sampel transaksi retur penjualan dari jurnal umum dan
melakukan pemeriksaan terhadap dokumen pendukung.
c. Memeriksa penggunaan formulir bernomor urut tercetak dan
pertanggungjawaban formulir tersebut.
d. Mengambil sampel memo kredit dan melakukan pengusutan ke dokumen
dan catatan akuntansi.
e. Memeriksa adanya pengecekan indeoenden terhadap posting ke buku
pembantu.
c. Penghapusan piutang dagang,
Fungsi ini sering disebut juga sebagai fungsi penetapan rekening rugi piutang tak
tertagih.

34
Penghapusan piutang dagang pengujian pengendalian dilakukan dengan :
a. Melakukan pengamatan terhadap prosedur persetujuan pembebanan
kerugian piutang. Dalam pengamatan ini auditor memeriksa perhitungan
umur piutang yang dipakai sebagai dasar penentuan jumlah kerugian
piutang yang dibebankan ke tahun yang diaudit dan persetujuan bukti
memorial oleh manajer yang berwenang.
b. Memeriksa jurnal umum dan melakukan pemeriksaan terhadap dokumen
pendukung.
c. Memeriksa bukti digunakannya formulir bernomor urut tercetak dan
pertanggungjawaban pemakaian formulir tersebut.
d. Memeriksa bukti memorial yang disetujui dan melakukan pengusutan ke
dokumen dan catatan akuntansi yang bersangkutan.

d. Penetapan cadangan kerugian piutang.

Pengujian pengendalian penetapan cadangan kerugian piutang yang dapat dilakukan:

a. Melakukan penghitungan kembalian potongan harga, dan memeriksa


apakah pembayaran dilakukan dalam periode potongan harga.
b. Menginspeksi memo kredit retur penjualan dan melihat apakah ada
persetujuan atau tanda tangan fungsi penjualan. Auditor juga perlu
membandingkan memo tersebut dengan laporan penerimaan untuk
memastikan bahwa retur penjualan hanya diberikan atas setiap barang
yang telah benar-benar dikembalikan
c. Menginspeksi memo pengotorisasi penghapusan piutang dan melihat
apakah persetujuan atau tanda tangan direktur keungan.
d. Mengamati kegiatan penjualan termasuk transaksi penyesuaian penjualan
untuk melihat apakah ada pemisahan tugas yang memadai antara
pengotorisasi transaksi, penyesuaian penjualan dengan pelaksana penerima
kas, dan pencatat penerimaan kas.

R. PENGUJIAN SUBSTANTIF SALDO PIUTANG DAGANG

Rekening piutang dagang digunakan untuk menampung pencatatan asset perusahaan


berupa piutang yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pada kegiatan perusahaan normal,
piutang dagang akan dilunasi dalam waktu kurang dari satu tahun. Oleh karena itu, piutang

35
dagang termasuk dalam aktiva atau asset lancer. Rekening nominal yang berkaitan erat
dengan piutang dagang adalah penjualan.

Penetapan Risiko Deteksi

Tinggi rendahnya risiko deteksi tergantung pada besarnya risiko audit yang ditetapkan, risiko
bawaan, dan asersi penilaian dan pengalokasian tinggi. Hal ini disebabkan oleh adanya risiko
bahwa penjualan kredit dicatat melebihi jumlah yang semestinya, dan risiko bahwa rekening
piutang tak tertagih dicatat lebih kecil dari yang semestinya.

S. PERTIMBANGAN PROGRAM AUDIT

Bila tingkat risiko deteksi yang dapat diterima adalah rendah untuk suatu asersi,maka
lebih banyak prosedur pengujian substantif yang perlu dilakukan, dan auditor perlu
mengintefsikan efektivitas prosedur pengujiannya. Di samping itu,auditor juga dapat
memodifikasi penentuan waktu dan luas pengujian substantif tertentu.

Dalam pelaksaan pengujian substantif piutang,dagang,auditor terutama mengandalkan


bukti diperoleh melalui konfirmasi yang diperoleh langsung dari pelanggan,dan menelaah
dokumentasi yang dilakukan dalam organisasi lain.

36
Pengujian Substantif : Piutang Dagang

37
38
Prosedur Inisial

Awal untuk memverifikasi rekening piutang dagang dan cadangan kerugian piutang adalah
dengan melakukan penelusuran saldo pada awal periode sampai pada akhir periode.
Selanjutnya aktivitas pada periode berjalan yang berkaitan dengan piutang dagnag dan
cadangan kerugian piutang dapat ditelaah untuk transaksi yang bersifat tidak biasa baik sifat
maupun jumlahnya. Transaksi yang tidak biasa tersebut membutuhkan investigasi khusus.
Auditor harus mendapatkan jumlah piutang dagang dalam neraca saldo. Jumlah yang

39
disajikan dalam neraca saldo tersebut kemudian diberi catatan dan dibandingkan dengan (1)
jumlah yang ada didalam buku pembantu atau master file, (2) buku besar piutang dagang.

Tujuan audit penilaian dapat dipenuhi dengan menguji keakuratan matematis


(klerikal). Penghitungan kembali data-data keuangan klien biasanya dilakukan untuk
menentukan keakuratan matematis. Dalam verifikasi keakuratan piutang dagang dilakukan
dengan meneliti daftar umur piutang yang didapat dari personel departemen piutang. Jika
ditemui ketidakcocokkan/ penyimpangan atau pengujian pengendalian menemukan defisiensi
atas pengendalian piutang maka diperlukan tambahan pengujian.

Menerapkan Prosedur Analitis

Secara umum, peranan dari prosedur analitis adalah mengarahkan perhatian auditor
terhadap akun atau saldo yang nampak tidak biasa atau tidak layak dan selanjutnya menuntut
pengujian substantive tambahan. Dalam siklus pendapatan, prosedur analitis dapat digunakan
untuk mengidentifikasikan:

1. Saldo yang sudah nampak layak sehingga tidak membutuhkan prosedur


pengujian substantive tambahan.
2. Saldo yang tidak biasa atau tidak layak yang membutuhkan prosedur
pengujian substantif tambahan.

Rasio yang dapat dipakai untuk menerapkan prosedur analitis antara lain :

a. Tingkat perputaran (turnover) pitang dagang. Rasio ini diperoleh dengan


rumus penjualan bersih dibagi dengan rata-rata saldo piutang dagang.
b. Rasio biaya piutang tak tertagih atas penjualan kredit bersih, yaitu biaya (rugi)
piutang tak tertagih dengan penjualan bersih.
c. Membandingkan penjualan lini produk dan presentase gross margin bulanan
dan tahunan untuk mengidentifikasi overstatement dan understatement yang
potensial terjadi.
d. Membandingkan kategori umur piutang dan rekening piutang tidak tertagih
sebagai presentase atas piutang dagang.
e. Membandingkan penghapusan piutang tidak tertagih dengan catatan biaya
kerugian piutang untuk menilai kelayakan alokasi kerugian piutang pada tahun
yang berjalan.

40
Pengujian Detail Transaksi

Pengujian detail transaksi dapat dilakukan selama periode interim bersamaan dengan
pengendalian dengan menggunakan dual purpose test.

Vouching Piutang Dagang ke Dokumen Pendukung

File pelanggan yang diolah oleh perusahaan meliputi dokumen order pelanggan, order
penjualan, dokumen pengiriman, faktur penjualan, memo kredit, dan koresponden. Dalam
melakukan pengujian ini, sampel debit untuk rekening pelanggan dapat diusut ke dokumen
faktur penjualan dan membandingkan dokumen-dokumen untuk menyediakan bukti berkaitan
dengan keberadaan dan keterjadian, hak dan kewajiban, penilaian dan alokasi. Kredit dapat
diusut ke remittance advice dan otorisasi penyesuaian penjualan.

Melakukan Cut off Test Penjualan dan Retur Penjualan

Pengujian cut off terhadap penjualan dirancang untuk mendapatkan keyakinan yang
memadai bahwa (1) penjualan dan piutang dagang dicatat pada periode terjadinya transaksi
dan (2) jurnal yang berkaitan dengan persediaan dan harga pokok penjualan dibuat juga pada
periode yang tepat. Bila barang dijual dengan syarat FOB Shipping Point, maka penjualan
diakui pada saat barang tersebut dikirm. Pengujian ini biasanya dilakukan pada tanggal
neraca, meliputi:

a. Pengujian dokumen pengiriman beberapa hari sebelum atau sesudah tanggal


pisah batas,
b. Mencocokkan dokumen pengiriman ke catatan persediaan dan penjualan untuk
membuktikan perjunalan dilakukan pada periode akuntansi yang tepat,
c. Memeriksa bukti untuk memastikan validitas data ketepatan pengiriman dan
perjunalan terkait,
d. Wawancara manajemen hutang tentang pengiriman melalui pihak ketiga dan
perjunalannya.

Pengujian cut off untuk penjualan barang yang berasal dari persediaan, pengujian
meliputi pembandingan sampel catatan penjualan dnegan dokumen pengiriman dari
beberapa waktu sebelum tanggal neraca dan beberapa hari sesudah tanggal tanggal
neraca pada periode berikutnya untuk menentukan apakah pengakuan penjualan sudah
sesuai dengan periodenya.

41
Konfirmasi Piutang Dagang

Prosedur ini sangat perlu dilakukan karena merupakan prosedur auditing yang diterima
umum, kecuali apabila piutang dagang tidak material, tidak efektif, risiko bawaan maupun
risiko pengendaliannya rendah. Bila auditor tidak melakukan konfirmasi, ia harus
mencantumkan dalam kertas kerja mengenail alasannya dan bagaimana akuntan
mengatasinya atau tindakan alternatif yang dilakukan. SAS 67 The confirmation process (AU
330) mensyaratkan bahwa auditor harus melakukan prosedur konfirmasi dalam proses
pengauditan, kecuali:

 Piutang dagang berjumlah tidak material untuk laporan keuangan secara


keseluruhan.
 Penggunaan konfirmasi dinilai tidak efektif.
 Perencanaan auditor berkaitan dengan risiko bawaan dan risiko pengendalian
rendah dan bukti yang diharapkan dengan prosedur analitis atau pengujian
substantive detail cukup untuk mencapai risiko audit yang diterima.

Bila auditor tidak melakukan prosedur konfirmasi, auditor harus membuat catatan dalam
kertas kerja alas an tidak digunakannya prosedur tersebut. Auditor dapat menyimpulkan
bahwa berdasarkan audit tahun sebelumnya responden tidak dapat memberikan informasi
yang handal.

Jenis Konfirmasi

Bentuk konfirmasi dapat berupa:

a. Konfirmasi positif dimana debitur cukup menyebutkan apakah saldo piutang


dagang atas pelanggan tersebut benar atau salah.
b. Konfirmasi negatif dimana debitur cukup menjawab atau mengembalikan
surat konfurmasi apabila saldonya salah.

Konfirmasi positif lebih mengahasilkan bukti yang lebnih baik daripada konfirmasi negatif.
Hal ini beralasan karena tidak dikembalikannya konfirmasi oleh debitur pada konfirmasi
negatif, dapat saja disebabkan karena debitur malas mengembalikannya, atau konfirmasi
tersebut hilang dalam perjalanan.

Variasi bentuk konfirmasi lainnya adalah ‘blank form’ atau formulir kosong. Dalam
bentuk ini, saldo piutang tak disebutkan, denitur diminta untuk mengisi jumlah yang benar.

42
Apabila risiko deteksi rendah atau saldo pelanggan individual besar, maka perlu diikuti
follow up. Di samping itu, perlu dilakukan konfirmasi positif. Sebaliknya, apabila risiko
deteksi tinggi, maka cukup dilakukan konfrimasi bentuk negatif. Jika surat konfirmasi tidak
dikirimkan kembali auditor dapat menempuh prosedut alternatif dengan menguji dokumen
berikut:

 Pengumpulan kas kemudian,


 Faktur penjualan,
 Dokumen pengiriman barang.

CONTOH KOMENTAR POSITIF

CONTOH KOMENTAR NEGATIF

43
T. PENGUJIAN SUBSTANTIF UNTUK KAS
Konfirmasi Saldo Kas
Saldo kas yang menunjukkan deposito pada bank konfirmasi oleh auditor. Sebagai
tambahan pada saldo kas, informasi berkaitan dengan utang dan utang bersyarat diwajibkan
dalam standar konfirmasi bank.

Verifikasi Keakuratan Matematis


Auditor menghitung kembali perhitungan klien dan jurnal kas dan rekonsiliasi bank.
Total jurnal dibandingkan dengan rekonsiliasi bank dan melakukan tracing ke posting di buku
besar. Dana kas kecil meskipun jumlahnya secara keseluruhan tidak material tetap dilakukan
pengujian mengingat kas sangat mudah untuk diselewengkan.

Cut off Test


Cut off Test berkaitan dengan asersi keberadaan dan kelengkapan. Umumnya tes ini
melibatkan rekonsiliasi semua dokumentasi internal dan eksternal yang berkaitan dengan
saldo kas, misalnya:

 Dokumentasi internal: Jurnal kas, buku besar, dan rekonsiliasi bank.


 Dokumentasi eksternal: Laporan bank akhir tahun, laporan cut off bank dan
konfirmasi bank.

Laporan cut off kas dapat diperoleh, slip deposito dan debit/kredit memo dari bank
yang menyertai laporan cut off hendaknya dibandingkan dengan debit dan kredit yang
ada dalam laporan untuk memverifikasi keakuratan laporan itu. Masing-masing item
dalam laporan cut off kemudian di tracing ke rekonsiliasi yang dipersiapkan oleh
klien dank e jurnal kas. Internal auditor biasanya mempersiapkan bentuk rekonsiliasi
yang disebut proof of cash untuk verifikasi keandalan rekonsiliasi bank bulanan.

Menguji Penghimpunan Kemudian


Bukti terbaik kolektabilitas piutang dagang adalah penerimaan pembayaran dari
pelanggan. Pembandingan penghimpunan piutang dagang dan saldo piutang dagang pada
tanggal neraca dapat menunjukkan kolektabilitas piutang dagang. Pengujian ini terutama
menghasilkan bukti asersi keberadaan dan keterjadian, serta penilaian dan pengalokasian.
Kadang ada penjualan kredit yang tidak tercatat pada tanggal neraca. Tetapi auditor dapat
menemukan adanya penjualan kredit tersebut melalui pengujian ini. Oleh karena itu,
pengujian juga berkaitan dengan asersi kelengkapan.

Menelaah Pengungkapan dan Penyajian Laporan Keuangan


Auditor memberikan pertimbangan apakah penyajian saldo kas sudah diklasifikasikan
secara tepat dan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. Jumlah yang
diidentifikasikan sebagai kas harus menunjukkan kas di perusahaan dan deposito yang tidak
dibatasi. Dana khusus seperti penyediaan untuk ekspansi perusahaan hendaknya disendirikan
dari kas.

44
CONTOH KASUS

Contoh Penjualan Tunai

Transaksi penjualan tunai berikut ini adalah contoh dari Toko Beras “Cap Ayam Jago”. Pada
tanggal 3 April telah menjual kepada toko “ANEKA” 5 Ton beras @Rp10.000.000 secara
tunai dengan harga pokok beras tersebut sebesar Rp6.000.000/ton.

Periodik Debit Kredit


Kas Rp50.000.000
Penjualan Rp50.000.000

Contoh Penjualan Kredit

Pada tanggal 5 April menjual kepada toko “ANEKA” 5 Ton beras @Rp10.000.000 dengan
syarat pembayaran 2/10,n/30. Harga pokok penjualan beras tersebut adalah Rp6.000.000/ton.

Periodik Debit Kredit


Piutang Dagang Rp50.000.000
Penjualan Rp50.000.000

Contoh Retur Penjualan

Telah diterima kembali dari “TOKO ANEKA” atas beras yang dijual tersebut pada contoh
penjualan kredit sebanyak 1 Ton.

Periodik Debit Kredit


Retur Penjualan Rp10.000.000
Piutang Dagang Rp10.000.000

45
DAFTAR PUSTAKA

Halim,Abdul.2014. Auditing 2 Dasar-dasar Prosedur Pengauditan Laporan Keuangan. UPP


STIM YKPN : Jogjakarta

46

Anda mungkin juga menyukai