Pengauditan Siklus Pendapatan
Pengauditan Siklus Pendapatan
Disusun oleh :
2019
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
debet. Retur penjualan akan menimbulkan penambahan persediaan barang dagang.
Dengan demikian, rekening persediaan barang dagang harus didebet, sedangkan
rekening retur penjualan dikredit.
Perusahaan umumnya membuat rekening cadangan kerugaian piutang untuk
mengantisipasi kemungkinan timbulnya piutang dagang yang tidak dapat dilunasi
pelanggan.Jumlah cadangan kerugian piutang dapat ditentukan berdasar persentase
tertentu dari saldo piutang dagang.Sebagai contoh perusahaan menentukan cadangan
piutang tak tertagih sebesar 1% dari saldo piutang dagang. Apabila saldo piutang
dagang adalah sebesar Rp10.000.000, maka cadangan piutang tak tertertagihnya
adalah Rp100.000. Apabila ternayata ada piutang yang benar-benar tidak dapat
dilunasi pelanggan maka cadangan piutang tak tertagih dikredit, dan rugi piutang tak
tertagih didebet.
B. TUJUAN AUDIT
Tujuan audit siklus pendapatan adalah untuk memperoleh bukti mengenai
masing-masing asersi signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus
pendapatan.
Asersi Keberadaan atau Keterjadian
Padaaudit siklus pendapatan, tujuan keberadaan atau keterjadian menekankan
pada apakah seluruh saldo penjualan, piutang dagang, dan kas benar-benar eksis atau
ada pada tanggal neraca.Asersi ini juga menekankan pada apakah seluruh transaksi
yang tercatat benar-benar terjadi dan bukan rekaan manajemen semata. Berikut tujuan
asersi keberadaan dan keterjadian:
a. Transaksi penjualan yang tercatat menggambarkan barang yang dikirimkan
kepada pelanggan selama periode di bawah audit.
b. Transaksi penerimaan kas yang tercatat menggambarkan kas yang diterima selama
periode, baik yang berasal dari penjualan tunai maupun penjualan kredit.
c. Transaksi penyesuaian penjualan yang tercatat selama suatu periode
menggambarkan rekening potongan penjualan yang terotorisasi, retur penjulan,
dan piutang tak tertagih.
d. Saldo piutang dagang yang tercatat menggambarkan jumlah yang harus dibayar
pelanggan pada tanggal neraca.
3
Asersi Kelengkapan
Asersi ini menekankan apakah seluruh transaksi dan saldo yang semestinya
tercantum dalam laporan keuangan, sudah benar-benar dicatat dan disajikan. Berikut
rincian tujuan audit asersi kelengkapan:
a. Semua transaksi penjualan kredit, penerimaan kas dan penagihan piutang dan
penjualan tunai, serta penyesuaian penjualan yang terjadi selama suatu periode
sudah dicatat.
b. Piutang dagang meliputi seluruh klaim perusahaan terhadap pelanggan pada
tanggal neraca.
4
diklasifikasikan, dijelaskan, dan diungkapkan dalam neraca. Berikut rincian tujuan
audit asersi pelaporan:
a. Piutang dagang telah diidentifikasikan dan dikelompokan secara tepat dalam neraca.
Piutang dagang dikelompokkan sebagai aset lancar perusahaan dalam neraca.
b. Pengungkapkan yang tepat dan memadai telah dilakukan sehubungan dengan piutang
dagang yang sudah dialihkan ke pihak lain atau dijaminkan.
c. Penjualan, potongan penjualan, retur penjualan, dan rugi piutang tak tertagih telah
diidentifikasikan dan dikelompokkan secara tepat dalam laporan laba rugi.
C. MATERIALITAS
Transaksi penjualan adalah sumber utama pendapatan operasional banyak
perusahaan, dan merupakan komponen utama yang menentukan laba bersih.
Transaksi penjualan kredit akanmenambah saldo rekening piutang dagang. Rekening
piutang dagang ini pada umumnya berpengaruh material untuk neraca.Pengaruh
material dari transaksi penjualan kredit disebabkan oleh tingginya frekuensi penjualan
kredit di berbagai perusahaan.
Meskipun saldo kas pada tanggal neraca tertentu tidak material, tetapi aliran
kas dari transaksi penerimaan kas selama suatu periode akuntansi biasanya
mempunyai pengaruh yang sangat material pada laporan keuangan.
Rekening penyesuaian penjualan pada beberapa perusahaan sangat material
bagi laporan keuangan. Sebagai contoh perusahaan yang terlalu kecil mengalokasikan
cadangan kerugian piutangnya, akan mengakibatkan laba yang overstated atau laba
dinyatakan terlalu tinggi, dan aset perusahaan akan understated.
D. RISIKO BAWAAN
Ada berbagai faktor yang menyebabkan tingginya risiko bawaan siklus pendapatan
ini, antara lain:
1. Volume transaksi yang tinggi,
2. Penentuan waktu pengakuan pendapatan berkaitan dengan standard akuntansi
yang ambigu, dilakukan estimasi, dan kompleksitas perhitungan,
3. Piutang dagang mungkin salah diklasifikasikan dalam piutang lancar dan piutang
tidak lancar karena ada kesulitan dalam memperkirakan waktu pelunasan,
4. Sifat kas (paling likuid dan sangat diminati)
5. Adanya potensi terjadi manipulasi dalam transaksi penyesuaian penjualan untuk
korupsi.
5
Tingginya volume transaksi akan memperbesar kemungkinan terjadinya salah saji
hal ini disebabkan oleh semakin tingginya kemungkinan kesalahan pencatatan
transaksi tersebut.
Kas merupakan aset yang paling diminati setiap orang, dan juga paling liquid.Hal
ini memperbesar kemungkinan terjadinya kesalahan penyajian kas, pencurian maupun
korupsi yang disengaja.
E. STRATEGI AUDIT
Strategi audit yang sering dipakai adalah Pendekatan Tingkat Risiko
Pengendalian Yang Ditetapkan Lebih Rendah (Low Assesed Level Of Control
Risk). Dalam strategi pendekatan tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan lebih
rendah, auditor lebih banyak mengandalkan pengujian pengendalian.Logika
pemikiran yang mendasari penggunaan strategi ini adalah apabila auditor yakin bahwa
struktur pengendalian intern klien sangat baik dan dapat mencegah dan mendeteksi
salah saji, maka auditor perlu menguji kelayakan keyakinannya tersebut.auditor akan
menguji apakah stuktur pengendalian intern tersebut memang layak diyakini
efektivitasnya. Dengan demikian, auditor akan melaksanakan pengujian pengendalian.
Untuk asersi hak dan kewajiban, dan pelaporan dan pengungkapan, auditor
menggunakan primarily substantive approach.Pada strategi ini auditor lebih banyak
melakukan pengunjian substantif (menguji data-data keuangan perusahaan
berdasarkan sample yang diambil).Pengujian substantif lebih ditekankan karena pada
umumnya pengujian pengendalian tidak dapat diterapkan untuk asersi-asersi ini.
Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam memilih strategi audit adalah
pertimbgan cost benefit. Dilakukan tidaknya pengujian pengendalian tergantung
6
pertimbangan cost benefit. Auditor perlu membandingkan biaya melakukan pengujian
pengendalian intern, dan penghematan yang diperoleh dengan berkurangnya
pengujian substantif bila telah melakukan pengujian pengendalian.
7
Auditor juga perlu memahami metode pengendalian menajemen yang meliputi
ada tidaknya forecast penjualan, anggaran penjualan, dan penilaian kinerja dan
anggaran kas. Linkungan pengendalian yang baik tidak hanya sekedar adanya
anggaran.Lebih daripada itu, auditor perlu memperhatikan ada tidaknya sistem
pengendalian menejemen yang menggunakan anggaran sebagai alat pemotivasi dan
penilaian kinerja manajemen.Dalam sistem pengendalian manajemen, hasil yang
diraih dibandingkan dengan target atau anggaran. Sukses atau tidaknya hasil tersebut
digunakan untuk menentukan pemberian reward atau hadiah, dan pinalti atau
hukuman.
Praktik dan kebijakan personalia yang baik meliputi kebijakan
pengasuransian kas terhadap pencurian atau pemanipulasian, dan adanya penyelidikan
mengenai kejujuran dan integritas calon karyawan baru.Perusahaan juga perlu
mewajibkan karyawan untuk mengambil cuti atau liburan, dan mengadakan rotasi
tugas secara periodik.Hal ini dilakukan untuk mendeteksi dan mencegah
penyembunyian setiap kecurangan oleh karyawan.
Penilaian Risiko
Risiko yang relavan dengan pelaporan keuangan mencakup peristiwa dan keadaan
intern maupun ekstern yang mungkin terjadi serta secara negatif berdampak terhadap
kemampuan perusahaan untuk mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan data
keuangan yang konsisten dengan asersi menajemen dalam laporan keuangan.
Kaitannya dengan penaksiran risiko ini perlu dipertimbangkan oleh auditor tentang
kondisi-kondisi yang berpengaruh pada risiko yang ada, yakni:
8
transaksi.Pemahaman sistem akuntansi diperoleh melalui penelaahan buku manual
akuntansi dan sistem flowchart, mengajukan pernyataan pada karyawan bagian
akuntansi, dan menelaah kembali pengalaman terdahulu dengan klien.
Pemantauan
9
G. PERTIMBANGAN AKTIVITAS PENGENDALIAN- TRANSAKSI
Aktivitas pengendalian yang relevan dengan audit atas siklus pendapatan dapat
digolongkan menjadi beberapa kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan:
1. Review kinerja. Aktivitas pengendalian ini mencakup riview atas kinerja
sesungguhnya dari transaksi penjualan kredit dibandingkan dengan anggaran,
perkiraan atau kinerja periode sebelumnya.
2. Pengendalian fisik. Aktivitas ini mencakup keamanan fisik aktiva yang dijual,
termasuk penjagaan memadai seperti fasilitas yang terlindung dari akses yang
tidak dikehendaki.
3. Pemisahan tugas. Pemebebanan tanggungjawab ke orang berbeda untuk
memberikan otoritas transaksi penjualan kredit, pencatatan transaksi penjualan
kredit, menyelenggarakan penyimpanan aktiva yang dijual dimaksudkan untuk
mengurangi kemungkinan atau kesempatan orang untuk berbuat curang.
Dari penjelasan di atas, aktivitas pengendalian yang dapat mencegah terjadinya salah
saji dalam siklus pendapatan antara lain:
1. Pemisahan fungsi-fungsi yang terlibat dalam sistem penjualan kredit seperti fungsi
penjualan dengan fungsi pengiriman.
2. Penggunaan dokumen yang telah diotoritasi oleh pejabat yang berwenang.
3. Pengeluaran barang yang hanya didasarkan pada dokumen yang terkait seperti
surat order pengiriman.
4. Setiap pencatatan yang harus dilandasi oleh dokumen sumber (faktur penjualan)
dan dokumen pendukung yang lengkap.
a. Order pelanggan yaitu permintaan barang dagang yang dilakukan oleh konsumen
atau pelanggan. Permintaan tersebut dapat dilakukan melalui telepon, surat (mail
order), alat elektronik atau akses komputer pelanggan ke komputer perusahaan,
melalui salesman, atau cara lainnya.
10
b. Order penualan, yaitu formulir yang digunakan sebagai dasar pemrosesan intern
atas order pelanggan. Dokumen ini mencatat deskripsi, kuantitas, dan informasi
lain mengenai barang yang dipesan pelanggan.
c. Pengakuan kredit adalah persetujuan kredit untuk pelanggan atas transaksi
penjualan sebelum barang dikirimkan.
d. Dokumen pengiriman yaitu dokumen yang disiapkan pada saat pengiriman yang
mengindikasikan deskripsi barang dagang, kuantitas yang dikirimkan, tanggal
pengiriman, dan data lain yang relevan.
e. Tagihan pelanggan adalah informasi yang diberikan kepada pelanggan
berdasarkan jumlah pesanan yang dikirim pada harga yang telah disepakati,
termasuk biaya pengiriman, asuransi dan syarat pembayaran.
f. Faktur penjualan yaitu dokumen yang mengidentifikasikan data-data penting
mengenai suatu penjualan. Data-data tersebut meliputi deskripsi dan kuantitas
barang yang dijual, tanggal penjualan, harga jual termasuk biaya pengangkutan
dan asuransi, dan relevan lainnya.
g. Jurnal penjualan biasanya penjurnalan dilakukan tidak untuk setiap transaksi
transaksi penjualan. Penjurnalan penjualan sering dilakukan dengan metode batch
yaitu faktur penjualan yang terjadi pada suatu hari dikumpulkan dan dijumlahkan,
kemudian dilakukan penjurnalam sekaligus.
h. Buku pembantu piutang dagang yang berisi informasi mengenai pelanggan
dengan siapa transaksi dilakukan (nama pelanggan), berapa saldo piutang dagang,
penerimaan kas dan retur penjualan tersebut, dan pembatasan jumlah piutang
dagang atau limit kredit.
11
12
Fungsi Penjualan Kredit
Pemahaman fungsi-fungsi yang terlibat dalam siklus penjualan kredit sangat berguna
untuk memahami bagaimana audit siklus ini dilaksanakan. Fungsi yang terlibat dalam
pengolahan transaksi penjualan kredit meliputi:
13
1. Fungsi penerimaan order pelanggan
2. Fungsi persetujuan kredit
3. Fungsi pemenuhan order penjualan
4. Fungsi penerimaan barang dagangan
5. Fungsi penagihan pada pelanggan
6. Fungsi pencatat penjualan
Apabila ada pelanggan baru yang mengirimkan order pelanggan, maka diperlukan
otoritasi dari supervisor dari departemen order penjulan. Otoritasi ini dimaksudkan
untuk mencegah order fiktif baik yang dilakukan karyawan perusahaan maupun pihak
luar. Sebagai contoh pesaing perusahaan dapat melakukan order fiktif dalam jumlah
besar dengan tujuan untuk mengacaukan manajemen persediaan perusahaan. Atas
order pelanggan yang disetujui di buatkan order penjualan.
Fungsi persetujuan kredit dipegang oleh departemen kredit yang bertugas untuk
menentukan layak tidaknya suatu penjualan kredit dilakukan sesuai dengan kebijakan
kredit dari manajemen. Untuk mengatasi hal ini, perusahaan dapat melakukan
konfirmasi kredibiliitas dan bonafiditas pelanggan baru dengan tersebut kepada pihak
ketiga atau dengan cara lain yaitu meminta pelanggan mancantumkan NPWP.
Berdasar tembusan order penjualan dari bagian penjualan atau departemen order
penjualan, bagian gudang mengeluarkan barang dagang sesuai kuantitas dan
keterangan lain yang tercantum dalam order penjualan.
14
Petugas bagian pengiriman batang harus melakukan pemeriksaan independen sebelum
mengirimkan barang.Pemeriksaan ini ditunjukkan untuk menentukan bahwa barang
dagang yang diterima dari gudang didukung oleh formulir order penjualan yang telah
disetujui, dan kesesuaian barang yang diterima dengan rincian barang dalam order
penjualan.
Dalam praktik ada berbagai macam variasi sistem yang digunakan untuk
melaksanakan fungsi penjualan kredit. Sistem penjualan kredit yang sudah memanfaatkan
fasilitas komputer.pertama-tama, order pelanggan diterima oleh pegawai bagian penerimaan
order. Berdasarkan order pelanggan tersebut, pegawai bagian order penjualan mengakses
secara online dengan program tertentu untuk menentukan persetujuan dan memperoleh
informasi bahwa order tersebut tidak melebihi batas kredit yang disyaratkan. Program yang
digunakan secara otomatis mengakses kepersediaan barang dagangan untuk menyakinkan
bahwa barang yang dipesan oleh pembeli ada digudang. Bila order tersebut diterima, program
komputer akan menampilkan pembuatan surat order penjualan yang kemudian akan
dibuatkan print outnya dengan tembusan sesuai kebutuhan. Bila order ditolak, program
komputer akan memberikan alasan penolakan permintaan pelanggan. Tembusan dari order
15
penjualan yang telah disahkan diserahkan pada bagian gudang untuk menyiapkan barang dan
mempersiapkan pengiriman. Untuk proses pengiriman dilakukan cek yang independen untuk
menentukan kesesuaian antara barang yang disiapkan dengan order penjualan. Dengan
menggunakan terminal online dan program pengiriman, diakses data order penjualan dari
penerimaan order dan memasukkan data-data pengiriman barang. Selanjutnya, komputer
akan mentransfer data tersebut kedalam data pengiriman barang dan memberi perintah untuk
mencetak dokumen pengiriman barang.
16
17
18
I. PENGHIMPUNAN DAN PENDOKUMENTASIAN PEMAHAMAN
19
Biasanya, auditor mendokumentasikan pemahaman terhadap sistem
pengendalian intern dengan flowchart, kuesioner dan deskripsi naratif. Flowchart
umumnya menyediakan deskripsi sistem pengendalian intern dengan singkat,
informatif dan tidak ambigu (bias). Flowchart digunakan kalau suatu entitas
mempunyai sistem yang kompleks dan volume transaksi yang diproses besar.
Kuesioner didesain untuk mendeteksi ketidak efisienan. Kuesioner diberikan dengan
jawaban Yes, No, dan N/A (Not Applicable. Berikut adala contoh pertanyaan dalam
kuesioner transaksi penjualan kredit :
20
Apakah dilakukan penandingan faktur penjualan dengan
dokumen pengiriman ?
Apakah dilakukan pengecekan independen atas penentuan harga
dan ketepatan perhitungan matematis setiap faktur penjualan ?
Pencatatan Penjualan Apakah jurnal penjualan dicatat berdasar faktur penjualan yang
sesuai dengan dokumen pengiriman dan order penjualan ?
Apakah terdapat pengecekan kesesuaian total jumlah rupiah
faktur penjualan yang diolah dengan jumlah yang dicatat ?
Apakah ada pemisahan tugas pencatatan atau penjurnalan
penjualan dengan fungsi yang lain ?
Deskripsi Naratif
Menjelaskan kondisi sistem pengendalian intern dalam bentuk tulisan. Naratif
sangat sulit untuk disusun dan dipahami secara komprehensif. Oleh karena itu,
deskripsi naratif biasa digunakan untuk tahap yang tidak kompleks dan transaksi yang
terkait tidak material, mislanya kas kecil.
Mengevaluasi Bagan Alir Transaksi
Auditor menguji pemahamannya mengenai sistem dengan melakukan evaluasi
bagan alir transaksi. Sebagai contoh, auditor dapat memilih transaksi penjualan dan
melakukan tracing dari order pelanggan sampai penerimaan kas.
21
Pertimbangan Penentuan Risiko Pengendalian
PENGUJIAN
SALAH SAJI PENGENDALIAN PENGENDALIAN
FUNGSI
POTENSIAL YANG PERLU YANG
MUNGKIN
Fungsi pengolah Penjualan dilakukan Penentuan data Mengamati
order pelanggan atas pelanggan yang pelanggan ada pelaksanaan fungsi
tidak terotorisasi didaftar pelanggan ini
yang disetujui
Fungsi persetujuan Penjualan dilakukan Pengecekan limit Memeriksa bukti
kredit tanpa persetujuan kredit pengecekan limit
kredit Pelanggan untuk kredit
setiap penjualan
Pengecekan terhadap
pelanggan baru
Fungsi pemenuhan Barang dikeluarkan Adanya order Mengamati
order penjualan dari gudang tanpa penjualan yang karyawan gudang
order terotorisasi disetujui untuk setiap dala melaksanakan
pengeluaran barang pemenuhan order
Pemisahan
wewenang antara
fungsi pemenuhan
order dan pengiriman
barang
Fungsi pengiriman Barang dikirim tidak Pengecekan Memeriksa bukti
barang dagangan sesuai dengan yang independen oleh pelaksanaan
dipesan petugas pengiriman pengecekan
atas kesesuaian independen
barang dari gudang
dengan order
penjualan
Fungsi penagihan Penagihan dilakukan Mencocokan Mengusut
pada pelanggan atas transaksi fiktif dokumen pengiriman (vouching) faktur
22
atau adanya duplikasi dengan order ke dokumen
penagihan penjualan untuk pengiriman dan
setiap faktur order penjualan
Fungsi pencatat Faktur tidak dijurnal Adanya pengecekan Menelaah bukti
penjualan / di posting ke independen adanya pengecekan
rekening pelanggan kesesuaian jurnal independen
terjadi transaksi penjualan dan jumlah
penjualan fiktif diposting ke rekening
pelanggan dengan
total seluruh faktur
K. PENGUJIAN PENGENDALIAN
Auditor sangat sering mengendalikan struktur pengendalian intern klien dalam audit
siklus pendapatan karena cakupan siklus pendapatan melibatkan transaksi yang banyak dan
material. Oleh karena itu, auditor perlu memperluas pengujian pengendalian untuk
memperoleh keyakinan bahwa rancangan prosedur pengendalian adalah efektif dan
beroperasi sebagaimana mestinya.
23
didasarkan pada order penjualan yang disetujui dan apakah semua pengiriman barang
tercatat dan dilakukan penagihan atas barang tersebut.
Langkah-Langkahnya:
Langkah-langkahnya :
24
Pengujian Pengendalian Pencatatan
Langkah-langkahnya :
Keempat langkah ini bertujuan untuk menentukan apakah semua detail telah
diringkas dan secara periodik direkonsiliasi dan yang paling penting secara akurat
diposting ke dalam jurnal penjualan, buku besar piutang, dan buku besar umum.
Langkah-langkahnya :
25
dagang untuk menentukan apakah barang benar-benar telah diterima kembali. Review
ke register kredit dilakukan untuk menguji apakah terjadi kredit yang tidak biasa
(misalnya, jumlah kredit yang besar dapat menjadi signal tidak tertagih piutang ).
Pengumpulan Kas :
1. Mengadakan pengecekan secara mendadak terhadap slip deposito dan cek yang
diterima.
2. Membandingkan uang yang diterima dengan catatan pada deposito bank.
3. Membandingkan cek penerimaan kas dengan catatan pada buku pembantu
piutang.
Deposito :
26
3. Melakukan tracing dari jurnal ke buku besar.
4. Menelaah semua jurnal penghapusan untuk item-item yang tidak biasa seperti
besarnya jumlah penghapusan dan meneliti apakah terjadi penghapusan ganda
terhadap konsumen yang sama.
5. Mendokumentasikan kelemahan yang ada.
Jika transaksi penjualan kredit diproses dengan komputer, maka auditor dapat
menggunakan bantuan komputer untuk pengujian pengendalian. Auditor harus
mempertimbangkan efektivitas pengendalian umum yang terkait dengan perubahan-
perubahan program dan keamanan file. Contohnya, auditor melakukan penyelidikan dan
menginspeksi dokumen yang bersangkutan dan perubahan program serta file yang meliputi
file-file induk yang digunakan pada fungsi pesanan penjualan,pengiriman, dan penagihan.
Jika pengendalian umum yang diterapkan cukup memadai, auditor mempunyai jaminan lebih
besar bahwa informasi yang didapat dari pengujian dengan bantuan komputer sesuai dengan
program dan file yang digunakan selama periode audit.
1. Penggunaan software audit atau program utility untuk melakukan serangkaian cek
untuk mendeteksi order penjualan dokumen pengiriman, faktur penjualan yang hilang
atau terulang pada file komputer.
2. Mendesain,menyeleksi, dan mengevaluasi sampel dokumen pengiriman.
3. Menyeleksi dan mencetak suatu sampel harga jual dari file induk harga jual untuk
dibandingkan dengan harga yang ditetapkan oleh manajemen.
1. Review kinerja. Mencakup review atas kinerja sesungguhnya dari transaksi penjualan
tunai(misalnya) dibandingkan dengan jumlah anggaran,prakiraan atau kinerja periode
sebelumnya.
2. Pengolahan informasi. Terdapat pengendalian umum dan pengendalian aplikasi.
Pengendalian umum terkait dengan pengendalian atas operasional penjualan
27
tunai,pengembangan dan pemeliharaan sistem aplikasi. Sedangkan pengendalian
aplikasi berlaku untuk pengolahan aplikasi secara individual.
3. Pengendalian fisik. Mencakup keamanan fisik aktiva yang dijual, termasuk penjagaan
memadai seperti fasilitas yang terlindungi dari akses yang tidak dikehendaki.
4. Pemisahan tugas. Pembebanan tanggung jawab ke orang berbeda untuk memberikan
otorisasi transaski penjualan tunai, pencatatan transaksi penjualan
kredit,menyelenggarakan penyimpanan aktiva yang dijual dimaksudkan untuk
mengurangi kemungkinan atau kesempatan orang untuk berbuat curang.
Risiko utama yang terdapat dalam transaksi ini adlah pencurian kas sebelum maupun
sesudah pencatatan penerimaan kas. Risiko lainnya adalah kemungkinan kesalahan yang
terjadi dalam pengolahan selanjutnya atas kas yang diterima. Oleh karena itu,prosedur
pengendalian yang tepat harus diterapkan. Setiap terjadi penerimaan kas,harus langsung
dibuatkan dokumentasinya. Disamping itu,uang atau kas yang diteima harus dijaga
keamanannya.
Fungsi pendepositan
28
Prosedur pengendalian diterapkan dalam bentuk prosedur yang mengharuskan semua
penerimaan kas didepositkan pada hari itu juga (hari penerimaan kas). Pengendalian ini
berkaitan dengan asersi keberadaan atau keterjadian. Disamping itu, perlu dilakukan juga
pengecekan independen atas kesesuaian prelist dengan kertas perhitungan kas. Jumlah yang
telah sesuai tersebut kemudian dimasukkan ke ikhtisar kas harian. Pengendalian ini berkaitan
dengan asersi keberadaan atau keterjadian, dan kelengkapan. Setelah di deposit, laporan
ringkasan kas harian dan dideposit tervalidasi dikirim kebagian akuntansi
Fungsi ini melakukan penjurnalan penerimaan kas melalui kasa maupun pos, dan melakukan
posting penerimaan ke rekening pelanggan yang bersangkutan ats penerimaan melalui pos.
a. Pengendalian akses,
b. Pemisahan tugas penjurnal dan pemosting,
c. Pencatatan dan penjualan dilakukan berdasarkan ikhtisar kas harian,
d. Pengecekan independen atas kesesuaian jumlah penjurnalan dan posting dengan
prelist,atau dengan ikhtisar kas harian dan slip deposit tervalidasi,
e. Rekonsiliasi bank periodik oleh karyawan yang tidak terlibat transaksi kas.
29
30
N. PENGHIMPUNAN DAN PENDOKUMENTASIAN PEMAHAMAN
31
Pertimbangan penentuan risiko pengedalian penerimaan kas
P. PENGUJIAN PENGENDALIAN
Pengujian pengendalian penghimpunan kas dan pendopositan ke bank meliputi enam langkah
berikut :
1. Mengendalikan deposit bank(slip setoran dan cek) sebelum dibawa personel klien ke
bank.
2. Membandingkan total jumlah rupiah dalam cek dengan total tercantum dalam slip
deposit.
3. Membandingkan cek dengan rincian dalam cek dengan total tercantum dalam slip
deposit.
4. Membandingkan penjurnalan dalam jurnal penerimaan kas dengan daftar deposit
dalam laporan bank bulanan, serta memastikan bahwa penerimaan kas yang tidak
terdaftar dalam laporan bank sudah terdaftar dalam laporan bank bulan berikutnya.
5. Mengusut total dalam jurnal penerimaan kas dengan posting dalam buku besar
32
6. Mendokumentasikan setiap temuan penyimpangan yang diperoleh melalui kelima
langkah diatas
1. Review kinerja. Mencakup review atas kinerja sesungguhnya dari transaksi yang
berkaitan dengan penjualan dibandingkan dengan anggaran atau prakiraan
penyesuaian penjualan periode sebelumnya.
2. Pengolahan Informasi. Pengendalian umum ini terkait dengan pengendalian atas
operasional dari transaksi penyesuaian penjualan, pengembangan dan pemeliharaan
sistem aplikasi. Sedang pengendalian aplikasi berlaku untuk pengolahan aplikasi
secara individual untuk masing-masing transaksi tersebut. pengendalian ini membantu
menetapkan bahwa transaksi penyesuaian penjualan adalah sah,diotorisasi dengan
semestinya dan diolah dengan lengkap dan akurat.
3. Pengendalian fisik. Mencakup keamanan fisik aktiva yang diterima kembali,
termasuk penjagaan memadai seperti fasilitas yang terlindungi dari akses yang tidak
dikehendaki.
4. Pemisahan tugas. Pembebanan tanggung jawab ke orang yang berbeda untuk
memberikan otorisasi transaksi penyesuaian penjualan,pencatatan transaksi
penyesuaian penjualan ,menyelenggarakan penyimpanan aktiva yang diterima
kembali yang dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan atau kesempatan orang
untuk berbuat curang.
33
Fungsi-Fungsi Transaksi Penyesuaian Penjualan
34
Penghapusan piutang dagang pengujian pengendalian dilakukan dengan :
a. Melakukan pengamatan terhadap prosedur persetujuan pembebanan
kerugian piutang. Dalam pengamatan ini auditor memeriksa perhitungan
umur piutang yang dipakai sebagai dasar penentuan jumlah kerugian
piutang yang dibebankan ke tahun yang diaudit dan persetujuan bukti
memorial oleh manajer yang berwenang.
b. Memeriksa jurnal umum dan melakukan pemeriksaan terhadap dokumen
pendukung.
c. Memeriksa bukti digunakannya formulir bernomor urut tercetak dan
pertanggungjawaban pemakaian formulir tersebut.
d. Memeriksa bukti memorial yang disetujui dan melakukan pengusutan ke
dokumen dan catatan akuntansi yang bersangkutan.
35
dagang termasuk dalam aktiva atau asset lancer. Rekening nominal yang berkaitan erat
dengan piutang dagang adalah penjualan.
Tinggi rendahnya risiko deteksi tergantung pada besarnya risiko audit yang ditetapkan, risiko
bawaan, dan asersi penilaian dan pengalokasian tinggi. Hal ini disebabkan oleh adanya risiko
bahwa penjualan kredit dicatat melebihi jumlah yang semestinya, dan risiko bahwa rekening
piutang tak tertagih dicatat lebih kecil dari yang semestinya.
Bila tingkat risiko deteksi yang dapat diterima adalah rendah untuk suatu asersi,maka
lebih banyak prosedur pengujian substantif yang perlu dilakukan, dan auditor perlu
mengintefsikan efektivitas prosedur pengujiannya. Di samping itu,auditor juga dapat
memodifikasi penentuan waktu dan luas pengujian substantif tertentu.
36
Pengujian Substantif : Piutang Dagang
37
38
Prosedur Inisial
Awal untuk memverifikasi rekening piutang dagang dan cadangan kerugian piutang adalah
dengan melakukan penelusuran saldo pada awal periode sampai pada akhir periode.
Selanjutnya aktivitas pada periode berjalan yang berkaitan dengan piutang dagnag dan
cadangan kerugian piutang dapat ditelaah untuk transaksi yang bersifat tidak biasa baik sifat
maupun jumlahnya. Transaksi yang tidak biasa tersebut membutuhkan investigasi khusus.
Auditor harus mendapatkan jumlah piutang dagang dalam neraca saldo. Jumlah yang
39
disajikan dalam neraca saldo tersebut kemudian diberi catatan dan dibandingkan dengan (1)
jumlah yang ada didalam buku pembantu atau master file, (2) buku besar piutang dagang.
Secara umum, peranan dari prosedur analitis adalah mengarahkan perhatian auditor
terhadap akun atau saldo yang nampak tidak biasa atau tidak layak dan selanjutnya menuntut
pengujian substantive tambahan. Dalam siklus pendapatan, prosedur analitis dapat digunakan
untuk mengidentifikasikan:
Rasio yang dapat dipakai untuk menerapkan prosedur analitis antara lain :
40
Pengujian Detail Transaksi
Pengujian detail transaksi dapat dilakukan selama periode interim bersamaan dengan
pengendalian dengan menggunakan dual purpose test.
File pelanggan yang diolah oleh perusahaan meliputi dokumen order pelanggan, order
penjualan, dokumen pengiriman, faktur penjualan, memo kredit, dan koresponden. Dalam
melakukan pengujian ini, sampel debit untuk rekening pelanggan dapat diusut ke dokumen
faktur penjualan dan membandingkan dokumen-dokumen untuk menyediakan bukti berkaitan
dengan keberadaan dan keterjadian, hak dan kewajiban, penilaian dan alokasi. Kredit dapat
diusut ke remittance advice dan otorisasi penyesuaian penjualan.
Pengujian cut off terhadap penjualan dirancang untuk mendapatkan keyakinan yang
memadai bahwa (1) penjualan dan piutang dagang dicatat pada periode terjadinya transaksi
dan (2) jurnal yang berkaitan dengan persediaan dan harga pokok penjualan dibuat juga pada
periode yang tepat. Bila barang dijual dengan syarat FOB Shipping Point, maka penjualan
diakui pada saat barang tersebut dikirm. Pengujian ini biasanya dilakukan pada tanggal
neraca, meliputi:
Pengujian cut off untuk penjualan barang yang berasal dari persediaan, pengujian
meliputi pembandingan sampel catatan penjualan dnegan dokumen pengiriman dari
beberapa waktu sebelum tanggal neraca dan beberapa hari sesudah tanggal tanggal
neraca pada periode berikutnya untuk menentukan apakah pengakuan penjualan sudah
sesuai dengan periodenya.
41
Konfirmasi Piutang Dagang
Prosedur ini sangat perlu dilakukan karena merupakan prosedur auditing yang diterima
umum, kecuali apabila piutang dagang tidak material, tidak efektif, risiko bawaan maupun
risiko pengendaliannya rendah. Bila auditor tidak melakukan konfirmasi, ia harus
mencantumkan dalam kertas kerja mengenail alasannya dan bagaimana akuntan
mengatasinya atau tindakan alternatif yang dilakukan. SAS 67 The confirmation process (AU
330) mensyaratkan bahwa auditor harus melakukan prosedur konfirmasi dalam proses
pengauditan, kecuali:
Bila auditor tidak melakukan prosedur konfirmasi, auditor harus membuat catatan dalam
kertas kerja alas an tidak digunakannya prosedur tersebut. Auditor dapat menyimpulkan
bahwa berdasarkan audit tahun sebelumnya responden tidak dapat memberikan informasi
yang handal.
Jenis Konfirmasi
Konfirmasi positif lebih mengahasilkan bukti yang lebnih baik daripada konfirmasi negatif.
Hal ini beralasan karena tidak dikembalikannya konfirmasi oleh debitur pada konfirmasi
negatif, dapat saja disebabkan karena debitur malas mengembalikannya, atau konfirmasi
tersebut hilang dalam perjalanan.
Variasi bentuk konfirmasi lainnya adalah ‘blank form’ atau formulir kosong. Dalam
bentuk ini, saldo piutang tak disebutkan, denitur diminta untuk mengisi jumlah yang benar.
42
Apabila risiko deteksi rendah atau saldo pelanggan individual besar, maka perlu diikuti
follow up. Di samping itu, perlu dilakukan konfirmasi positif. Sebaliknya, apabila risiko
deteksi tinggi, maka cukup dilakukan konfrimasi bentuk negatif. Jika surat konfirmasi tidak
dikirimkan kembali auditor dapat menempuh prosedut alternatif dengan menguji dokumen
berikut:
43
T. PENGUJIAN SUBSTANTIF UNTUK KAS
Konfirmasi Saldo Kas
Saldo kas yang menunjukkan deposito pada bank konfirmasi oleh auditor. Sebagai
tambahan pada saldo kas, informasi berkaitan dengan utang dan utang bersyarat diwajibkan
dalam standar konfirmasi bank.
Laporan cut off kas dapat diperoleh, slip deposito dan debit/kredit memo dari bank
yang menyertai laporan cut off hendaknya dibandingkan dengan debit dan kredit yang
ada dalam laporan untuk memverifikasi keakuratan laporan itu. Masing-masing item
dalam laporan cut off kemudian di tracing ke rekonsiliasi yang dipersiapkan oleh
klien dank e jurnal kas. Internal auditor biasanya mempersiapkan bentuk rekonsiliasi
yang disebut proof of cash untuk verifikasi keandalan rekonsiliasi bank bulanan.
44
CONTOH KASUS
Transaksi penjualan tunai berikut ini adalah contoh dari Toko Beras “Cap Ayam Jago”. Pada
tanggal 3 April telah menjual kepada toko “ANEKA” 5 Ton beras @Rp10.000.000 secara
tunai dengan harga pokok beras tersebut sebesar Rp6.000.000/ton.
Pada tanggal 5 April menjual kepada toko “ANEKA” 5 Ton beras @Rp10.000.000 dengan
syarat pembayaran 2/10,n/30. Harga pokok penjualan beras tersebut adalah Rp6.000.000/ton.
Telah diterima kembali dari “TOKO ANEKA” atas beras yang dijual tersebut pada contoh
penjualan kredit sebanyak 1 Ton.
45
DAFTAR PUSTAKA
46