Konservasi Sumber Daya Alam Untuk Mendukung Sektor Papan
Konservasi Sumber Daya Alam Untuk Mendukung Sektor Papan
Disusun oleh:
Selain tempat tinggal (papan), kebutuhan air akan semakin meningkat. Aktivitas-
aktivitas manusia setiap harinya menghasilkan limbah. Salah satu jenis limbah yang dihasilkan
paling banyak yaitu limbah cair. Manusia melakukan aktivitas yang berhubungan dengan air
seperti mandi, mencuci, menyirami tanaman dan lain-lain. Aktivitas ini mengubah bentuk mula
air yang bersih dan layak dipakai menjadi limbah. Limbah cair ini, apabila dibiarkan begitu
saja dan tidak diolah, dapat mencemari lingkungan dengan meresap ketanah sehingga merusak
kualitas air tanah, seterusnya akan mengalir ke sungai sehingga mencemari air sungai pula.
Sumber daya alam senantiasa harus dikelola secara seimbang untuk menjamin
keberlanjutan pembangunan. Prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan (sustainable
development) di seluruh sektor dan wilayah menjadi prasyarat utama untuk diinternalisasikan
ke dalam kebijakan dan peraturan perundangan, terutama dalam mendorong investasi
pembangunan jangka pendek, menengah dan panjang. Konsep bangunan ramah lingkungan
menjadi salah satu usaha konservasi yang dapat dilakukan. Diharapkan dengan semakin
banyaknya pengaplikasian konsep ini diperoleh manfaat bagi lingkungan, teknologi, ekonomi
dan sosial.
Konservasi Sumber Daya Alam Untuk Mendukung
Sektor Papan
B. TEKNOLOGI KONSERVASI
Konsep bangunan ramah lingkungan atau green building concept ini adalah terciptanya
konstruksi dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pemakaian produk konstruksi yang ramah
lingkungan, efisien dalam pemakaian energi dan sumber daya, serta berbiaya rendah, dan
memperhatikan kesehatan, kenyamanan penghuninya yang semuanya berpegang kepada
kaidah bersinambungan. Green building dimulai dengan perencanaan pada pemilihan lahan
yang sesuai dengan tata ruang kota yaitu sesuai dengan peruntukannya, kemudian membuat
bangunan hijau sebagai desain bangunan yang hemat energy, dimana system bangunan yang
didesain dapat mengurangi pemakaian listrik untuk pencahayaan dan sirkulasi udara yang
memungkinkan mengurangi penggunaan AC juga konstruksi yang menggunakan material
bangunan yang ramah lingkungan. Selain itu Green Building juga memperhatikan sampai taraf
pengoperasian hingga dalam operasional pemeliharaannya.
Konsep green building ini akan menggunakan teknologi yang memiliki fungsi utama
sebagai komponen bangunan yang ramah lingkungan. Teknologi yang digunakan dapat
meliputi pemakaian panel surya, pemakaian biogas, penerapan halaman biopori, merecycle air
limbah rumah tangga, serta digunakannya beton ramah lingkungan. Dengan diterapkannya
teknologi-teknologi tersebut pada bangunan, diharapkan dapat menghemat penggunaan energi,
mencegah pemakaian sumber daya alam berlebih, mengurangi pencemaran lingkungan,
dengan tetap menjaga keamanan dan kenyamanan pada bangunan rumah.
Konservasi Sumber Daya Alam Untuk Mendukung
Sektor Papan
Prinsip kerja pada panel surya untuk sistem pada rumah yaitu modul sel surya
photovoltaic merubah energi surya menjadi arus listrik DC. Arus listrik DC yang
dihasilkan ini akan dialirkan melalui suatu inverter (pengatur tenaga) yang merubahnya
menjadi arus listrik AC, dan juga dengan otomatis akan mengatur seluruh sistem. Listrik
AC akan didistribusikan melalui suatu panel distribusi indoor yang akan mengalirkan
listrik sesuai yang dibutuhkan peralatan listrik.
Sel surya bekerja menggunakan prinsip p-n junction, yaitu junction antara
semikonduktor tipe-p dan tipe-n. Semikonduktor ini terdiri dari ikatan-ikatan atom yang
dimana terdapat elektron sebagai penyusun dasar. Semikonduktor tipe-n mempunyai
kelebihan elektron (muatan negatif) sedangkan semikonduktor tipe-p mempunyai
kelebihan hole (muatan positif) dalam struktur atomnya. Peran dari p-n junction ini adalah
untuk membentuk medan listrik sehingga elektron (dan hole) bisa diekstrak oleh material
kontak untuk menghasilkan listrik. Ketika semikonduktor tipe-p dan tipe-n terkontak,
maka kelebihan elektron akan bergerak dari semikonduktor tipe-n ke tipe-p sehingga
membentuk kutub positif pada semikonduktor tipe-n, dan sebaliknya kutub negatif pada
semikonduktor tipe-p. Akibat dari aliran elektron dan hole ini maka terbentuk medan listrik
yang mana ketika cahaya matahari mengenai susuna p-n junction ini maka akan
mendorong elektron bergerak dari semikonduktor menuju kontak negatif, yang selanjutnya
dimanfaatkan sebagai listrik, dan sebaliknya hole bergerak menuju kontak positif
menunggu elektron datang.
Dengan penggunaan panel surya ini, pengguna bisa mendapatkan energi listrik
secara gratis dan dapat mengurangi ketergantungan kepada listrik dari PLN.
Konservasi Sumber Daya Alam Untuk Mendukung
Sektor Papan
2. Biogas
Reaktor biogas berfungsi mengubah kotoran binatang, kotoran manusia dan
materi organik lainnya, menjadi biogas. Konsumsi biogas untuk skala rumah tangga antara
lain digunakan sebagai bahan bakar memasak dan lampu untuk penerangan. Teknologi
reaktor biogas yang digunakan adalah reaktor kubah beton (fixed-dome). Reaktor kubah
beton ini terbuat dari batu-bata dan beton yang tertutup di bawah tanah. Sistem ini terbukti
aman bagi lingkungan dan berfungsi sebagai sumber energi yang bersih. Bangunan kubah
beton biogas ini dapat bertahan minimal 15 tahun dengan penggunaan dan perawatan
benar. Perawatannya mudah, hanya membutuhkan pemeriksaan sesekali dan penggantian
pipa dan perlengkapan.
Ada 6 bagian utama dari reaktor yaitu: inlet (tangki pencampur) tempat bahan
baku kotoran dimasukkan, reaktor (ruang anaerobik/hampa udara), penampung gas (kubah
penampung), outlet (ruang pemisah), sistem pipa penyalur gas dan lubang penampung
ampas biogas atau lubang pupuk kotoran yang telah terfementasi.
Keterangan :
1. Inlet (tangki pencampur)
2. Pipa Inlet
3. Digester
4. Penampung Gas (Kubah)
5. Manhole
6. Outlet & Overflow
7. Pipa Gas Utama
8. Katup Gas Utama
9. Saluran Pipa
10. Waterdrain
11. Pengukur Tekanan
12. Keran Gas
13. Kompor Gas
14. Lampu (opsional)
15. Lubang Bio-slurry
Campuran kotoran dan air (yang bercampur dalam inlet atau tangki pencampur)
mengalir melalui saluran pipa menuju kubah. Campuran tersebut lalu memproduksi gas
setelah melalui proses pencernaan di dalam reaktor. Gas yang dihasilkan lalu ditampung
di dalam ruang penampung gas (bagian atas kubah). Kotoran yang sudah berfermentasi
dialirkan keluar dari kubah menuju outlet. Ampas ini dinamakan bio-slurry. Ia akan
mengalir keluar melalui overflow outlet ke lubang penampung slurry. Gas yang dihasilkan
di dalam kubah lalu mengalir ke dapur melalui pipa.
Konservasi Sumber Daya Alam Untuk Mendukung
Sektor Papan
3. Halaman Biopori
Biopori adalah lubang- lubang di dalam tanah yang terbentuk akibat berbagai
aktivitas organisme di dalamnya seperti cacing, perakaran tanaman, rayap dan fauna
lainnya di dalam tanah. Lubang- lubang yang terbentuk akan terisi udara dan akan menjadi
tempat berlalunya air di dalam tanah. Ekosistem yang demikian dapat ditiru di lokasi lain
dengan membuat lubang vertical dalam tanah. Lubang- lubang tersebut selanjutnya diisi
bahan organic seperti sampah- sampah organic rumah tangga, potongan rumput atau
vegetasi lainnya dan sejenisnya. Bahan organic ini kelak akan dijadikan sumber energi
bagi organisme di dalam tanah sehingga aktivitas mereka akan meningkat. Dengan
meningkatnya aktivitas mereka maka akan semakin banyak biopori yang terbentuk.
Lubang biopori adalah lubang resapan yang dibuat dengan sengaja, dengan
ukuran tertentu yang telah ditentukan (diameter 10 sampai 30 cm dengan panjang 30
sampai 100 cm) yang ditutupi sampah organik yang berfungsi sebagai penyerap air ke
tanah dan membuat kompos alami. Biopori merupakan metode alternatif untuk
meresapkan air hujan ke dalam tanah, selain dengan sumur resapan. Berikut beberapa
fungsi dan tujuan dari Biopori.
Cara pembuatan :
70×150
Jumlah LRB= = 58
180
Jadi jumlah lubang resapan biopori yang perlu dibuat sebanyak 58 lubang.
Fungsi dan Manfaat Lubang Resapan Biopori:
1. Memaksimalkan air yang meresap ke dalam tanah sehingga menambah air tanah.
2. Membuat kompos alami dari sampah organik daripada dibakar.
3. Mengurangi genangan air yang menimbulkan penyakit.
4. Mengurangi air hujan yang dibuang percuma ke laut.
5. Mengurangi resiko banjir di musim hujan.
6. Maksimalisasi peran dan aktivitas flora dan fauna tanah.
7. Mencegah terjadinya erosi tanah.
Jadi penggunaan semen yang terlampau banyak mempunyai sisi negatif baik pada
aspek teknologi beton maupun aspek lingkungan, khususnya bahwa hal itu tidak
mendukung usaha pembangunan beton yang berkelanjutan (sustainable concrete
development), yang dicirikan oleh usaha konservasi sumber daya alam dan mengurangi
pencemaran lingkungan.
Penggunaan kadar semen yang tinggi akan mengakibatkan pula emisi gas
CO2 yang tinggi pula, yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi lingkungan ”efek
rumah kaca” di bumi ini.
Jadi, bila diinginkan suatu penghematan energi dan sekaligus mengurangi emisi
gas rumah kaca, khususnya untuk pengadaan material beton, maka pengurangan
penggunaan semen portland merupakan suatu keharusan yang perlu dipertimbangkan
(namun tidak perlu mengurangi kinerja beton), agar didapat suatu beton yang lebih ramah
lingkungan.
Dengan demikian, penambahan abu terbang pada campuran beton akan dapat
meningkatkan kinerja beton seperti antara lain:
Mengurangi sebagian konsumsi energi dan emisi CO2 untuk pengadaan semen porland
Meningkatkan ketahanan beton terhadap korosi sulfat dan penetrasi klorida
Mengurangi panas hidrasi dan susut beton
Meningkatkan keawetan (durability) beton secara jangka panjang.
Konservasi Sumber Daya Alam Untuk Mendukung
Sektor Papan
Inti dari teknologi hijau ini yaitu mencoba menerapkan penggunaan sumber daya
dengan lebih efisien. Fokus efisiensi disini adalah pada minimalisasi penggunaan material
yang berbahaya bagi lingkungan (hazardous material) pada proses pembuatan/
manufacturing yang akan menyulitkan proses recycling di kemudian hari. Fokus
berikutnya pada efisiensi energi untuk produk itu sendiri selama digunakan/beroperasi.
Konservasi Sumber Daya Alam Untuk Mendukung
Sektor Papan
Sudah banyak produk – produk elektronik yang berlabel green technology, biasanya
produk – produk ini menitik beratkan pada penghematan listrik dan penggunaan material
yang tidak berbahaya serta tahan lama dalam penggunaannya.
Ketika dilihat dari aspek teknologi, banyak yang dapat dilakukan untuk
membangun sebuah rumah ramah lingkungan (green building), yaitu :
1. Tidak menggunakan kayu dari hutan tropis dan mengganti konstruksi atap dengan
menggunakan bahan baja ringan. Tentunya hal ini dapat menyelamatkan hutan dan
mencegah terjadinya bencana alam.
2. Hanya menggunakan kayu dari hutan yang dikelola secara berkelanjutan
3. Menggunakan bahan / material bangunan tidak mencemari lingkungan (ramah
lingkungan). Contohnya seperti beton dari limbah kaca, tentunya mengurangi limbah
yang ada serta bisa menghemat energi dalam pembuatan beton tersebut.
4. Menggunakan panel surya pada rumah ramah lingkungan, yang tentunya akan
menghemat energi.
5. Pengolahan limbah rumah tangga yang dapat diolah menjadi biogas sebagai sumber
energi
6. Lubang resapan biopori dimana dapat mencegah terjadinya banjir karena fungsinya
sebagai penampung hujan dan dapat digunakan juga untuk membuat kompos.
7. Menanam pohon-pohon disekitar rumah agar mengurangi kadar CO2 di alam
Lahan yang semakin sempit, mahal dan berharga tidak harus digunakan seluruhnya
untuk bangunan, karena sebaiknya dapat dibuat untuk taman dan penunjang
keberlanjutan potensi lahan. Cara-cara yang dapat dilakukan yaitu:
a. Menggunakan seperlunya lahan yang ada, tidak semua lahan harus dijadikan
bangunan, atau ditutupi dengan bangunan, karena dengan demikian lahan yang ada
tidak memiliki cukup lahan hijau dan taman.
b. Potensi hijau tumbuhan dalam lahan dapat digantikan atau dimaksimalkan dengan
berbagai inovasi, misalnya pembuatan atap diatas bangunan (taman atap), taman
gantung (dengan menggantung potpot tanaman pada sekitar bangunan), pagar
tanaman atau yang dapat diisi dengan tanaman, dinding dengan taman pada dinding
c. Desain terbuka dengan ruang-ruang yang terbuka ke taman (sesuai dengan
fleksibilitas buka-tutup yang direncanakan sebelumnya) dapat menjadi inovasi
untuk mengintegrasikan luar dan dalam bangunan, memberikan fleksibilitas ruang
yang lebih besar.
2. SOSIAL
Konservasi Sumber Daya Alam Untuk Mendukung
Sektor Papan
Sosial adalah masyarakat itu sendiri. Konservasi papan melalui ide Green Building
ini akan berdampak langsung kepada masyarakat. Sebelum berdampak pada masyarakat,
proses konservasi ini harus dijalani oleh masyarakat itu sendiri melalui kesadaran
masing-masing.
Dalam proses pelaksanaannya, konservasi ini termasuk sulit. Karena hasil yang
didapat memang baik, namun perlu usaha dan kesabaran extra juga biaya untuk
mewujudkannya. Pada umumnya, kesukaan masyarakat terhadap hal-hal yang praktis ini
membuat hal ini sulit terwujud. Selain itu perlu diadakannya sosialisasi tentang metode
konservasinya sehingga mereka dapat mengaplikasikannya sendiri di rumah masing-
masing.
3. LINGKUNGAN
Menghemat penggunaan air
Penggunaan air dapat dihemat menggunakan sistem tangkapan air hujan. Cara
ini akan mendaur ulang air yang misalnya dapat digunakan untuk menyirami
tanaman atau menyiran toilet.
Mereduksi limbah
Meminimalisir limbah-limbah hasil dari pembangunan bangunan yang
biasanya menjadi polusi air sehingga terjadi pencemaran llingkungan, air, tanah,
dan udara.
Menghemat energi
Menghemat biaya energi pencahayaan dan udara contohnya penggunaan AC,
kipas angin, lampu, dan lain-lain. Penghematan ini memiliki dampak positif dalam
mengurangi pemanasan global yang saat ini menjadi masalah besar dunia
dikarenakan pemakaian barang-barang yang mengeluarkan energi panas sehingga
dapat merusak lapisan ozon.
4. EKONOMI
Konservasi Sumber Daya Alam Untuk Mendukung
Sektor Papan
Namun faktanya, gedung yang sudah tersertifikasi green building akan memakan
biaya lebih banyak di awal tapi akan memberikan saving sebesar 5 – 20% dari biaya
pemeliharaan gedung. Hal ini dikarenakan gedung tersebut mengedepankan efisiensi di
energi, air serta material sehingga biaya yang dikeluarkan per bulan akan lebih murah.
Salah satu contoh Bangunan Gedung Hijau adalah Gedung Kementerian Pekerjaan
Umum Jakarta. Gedung Kementerian Pekerjaan Umum Jakarta ini merupakan gedung
kementerian pertama di Indonesia yang berkonsep Green Building. Gedung Kementerian
Pekerjaan Umum Jakarta dalam setahun mampu menghemat ±50,4% dalam penggunaan
energi.
Investasi awal yang mahal akan diimbangi dengan biaya operasional bangunan
yang lebih hemat. Dengan demikian perancangan bangunan hijau meliputi juga
perhitungan ekonomis selama bangunan beroperasi. Penghematan energi juga
penghematan air akan berbanding lurus dengan biaya yang akan dikeluarkan setiap
bulannya. Sehingga, biaya pembangunan green building tidak menjadi masalah karena
nilai manfaat yang diperoleh dari green building lebih besar dibandingkan dengan biaya
yang dikeluarkan.
Konservasi Sumber Daya Alam Untuk Mendukung
Sektor Papan
E. DAFTAR PUSTAKA
http://seputarduniaproyek.blogspot.co.id/2015/09/beton-ramah-lingkungan.html
http://sariberitacoco.blogspot.co.id/2013/11/pengolahan-limbah-cair-rumah-tangga.html
(diakses pada 19 Mei 2017)