Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN

METODE PENGASUTAN MOTOR 3 FASA


(STAR-DELTA)
Laporan Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Rancangan Listrik Kendali Industri

Dosen Pengampu :
Djodi Antono, B.Tech., M.Eng.

Disusun Oleh :
Melinda Widyasti Dewi

3.39.17.0.16

LT-2D

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2018
JOB 03
METODE PENGASUTAN MOTOR SLIP RING (STAR-DELTA)
3.1 Pendahuluan
Motor listrik memegang peranan penting serta banyak digunakan di
industri, hal ini dikarenakan motor listrik merupakan salah satu peralatan
pengubah energi listrik menjadi energi mekanis selanjutnya energi mekanis
sebagai penggerak, pengangkat, pemisah, peniup, dan penghisap. Kegiatan
penggerakan ini sangat diperlukan sabagai proses kegiatan di industri. Salah
satu motor listrik yang paling banyak digunakan adalah motor AC tiga fasa
yaitu jenis motor induksi tiga fasa, dikarenakan konstruksinya lebih sederhana
dan perputaran relatif lebih konstan dengan perubahan beban dibandingkan
dengan motor listrik yang lain. Pengoperasian motor induksi tiga fasa pada saat
pengasutan (starting) menghasilkan arus yang lebih besar dari arus nominal
motor, sehingga untuk pengasutan dilakukan dengan berbagai cara untuk
menghindari arus pengasutan yang besar. Arus pengasutan yang besar tersebut
dapat memutuskan pengaman pada saat starting, sehingga motor tidak dapat
dioperasikan. Salah satu pengasutan motor yang digunakan untuk motor –
motor yang mempunyai daya besar (di atas 5 HP) adalah pengasutan dengan
pemasangan tahanan mula jalan, yaitu pada motor induksi tiga fasa slip ring.

3.2 Dasar Teori


3.2.1 Karakteristik Motor Induksi 3 Fasa

Motor induksi tiga fase atau yang sering disebut (asynchronous motor)
merupakan motor listrik medan magnet yang berputar dihasilkan oleh
pasokan tiga fase yang seimbang. Diperkirakan bahwa sekitar 70% motor
di industri menggunakan jenis ini, sebagai contoh, pompa, kompresor,
belt conveyor, jaringan listrik, dan grinder. Tersedia dalam ukuran 1/3
hingga ratusan HP. Rancangan dan perawatannya sederhana, dapat
disesuaikan pada berbagai aplikasi di lapangan dan pengoperasiannya
ekonomis. Ini sangat menguntungkan sebagai solusi pengendali motor
induksi pada sisi harga dan kualitas. Karakteristik motor induksi tiga-fasa
adalah arus bebannya tinggi pada sumber tegangan dengan pengasutan
langsung. Menghasilkan arus start dan lonjakan yang tinggi jika
diaplikasikan pada tegangan penuh, akan mengakibatkan penurunan
tegangan sumber dan pengaruh transien torsi pada sistem mekanik.
Motor AC 3 fasa bekerja dengan memanfaatkan perbedaan fasa sumber
untuk menimbulkan gaya putar pada rotornya. Jika pada motor AC 1 fasa
untuk menghasilkan beda fasa diperlukan penambahan komponen
Kapasitor. Motor induksi tiga fasa memiliki dua komponen dasar yaitu
stator dan rotor, bagian rotor dipisahkan dengan bagian stator oleh celah
udara yang sempit (air gap) dengan jarak antara 0,4 mm sampai 4 mm.
Tipe dari motor induksi tiga fasa berdasarkan lilitan pada rotor dibagi
menjadi dua macam yaitu rotor belitan (wound rotor) adalah tipe motor
induksi yang memiliki rotor terbuat dari lilitan yang sama dengan lilitan
statornya dan rotor sangkar tupai (Squirrel-cage rotor) yaitu tipe motor
induksi dimana konstruksi rotor tersusun oleh beberapa batangan logam
yang dimasukkan melewati slot-slot yang ada pada rotor motor induksi,
kemudian setiap bagian disatukan oleh cincin sehingga membuat
batangan logam terhubung singkat dengan batangan logam yang lain.
Apabila sumber tegangan 3 fase dipasang pada kumparan stator, akan
timbul medan putar dengan kecepatan seperti rumus berikut :
Ns = 120 f/P
keterangan:
Ns = Kecepatan Putar
f = Frekuensi Sumber
P = Kutub motor
Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor.
Akibatnya pada batang konduktor dari rotor akan timbul GGL induksi.
Karena batang konduktor merupakan rangkaian yang tertutup maka GGL
akan menghasilkan arus (I). Adanya arus (I) di d alam medan magnet
akan menimbulkan gaya (F) pada rotor. Bila kopel mula yan g dihasilkan
oleh gaya (F) pada rotor cukup besar untuk memikul kopel beban, rotor
akan berputar searah dengan medan putar stator. GGL induksi timbul
karena terpoton gn ya batang konduktor (rotor) oleh medan putar stator.
Artinya agar GGL induksi tersebut timbul, diperlukan adanya perbedaan
relatif antara kecepatan medan putar stator (ns) dengan kecepatan
berputar rotor (nr). Perbedaan kecepatan antara nr dan ns disebut slip (s),
dinyatakan dengan
S= (ns- nr)/ ns
Bila nr = ns, GGL induksi tidak akan timbul dan arus tidak mengalir pada
batang konduktor (rotor), dengan demikian tidak dihasilkan kopel.

3.2.2 Pengasutan Motor Listrik 3 Fasa


Pengasutan merupakan metoda penyambungan kumparan-kumparan
dalam motor 3 phase. Ada 2 model penyambungan kumparan pada motor
3 phase:
1. Sambungan Bintang/Star/Y

Gambar 2. Hubungan Star


Sambungan bintang dibentuk dengan menghubungkan salah satu
ujung dari ketiga kumparan menjadi satu. Ujung kumparan yang
digabung tersebut menjadi titik netral, karena sifat arus 3 phase yang
jika dijumlahkan ketiganya hasilnya netral atau nol.

Nilai tegangan phase pada sambungan bintang = √3 x tegangan antar


phase
2. Sambungan Segitiga/Delta

Gambar 3. Sambungan Delta


Sambungan delta atau segitiga didapat dengan menghubungkan
kumparan-kumparan motor sehingga membentuk segitiga. Pada
sambungan delta tegangan kumparan = tegangan antar phase akan
tetapi arus jaringan sebesar √3 arus line.
Kali ini saya akan memberikan sedikit materi tentang bagaimana cara
dan proses kerja System Kendali Elektromagnetik pada motor induksi
3 fasa. Tetapi sebelumnya terlebih dahulu kita perlu mengetahui cara
kerja dari sebuah motor 3 fasa.
Cara kerja motor 3 fasa :
Motor 3 phasa akan bekerja/ berputar apabila sudah dihubungkan dalam
hubungan tertentu. Mendapat tegangan (jala-jala/ power/ sumber) sesuai
dengan kapasitas motornya. Motor 3 fasa bekerja dengan 2 hubungan
yaitu :
1. Motor bekerja Bintang/ Star
Berarti motor harus dihubungkan bintang baik secara langsung pada
terminal maupun melalui rangkaian kontrol.

Gambar 4 Hubungan Bintang/ Star (Y)


2. Motor bekerja segitiga /Delta (▲)
Berarti motor harus dihubungkan segitiga baik secara langsung pada
terminal maupun melalui rangkaian kontrol. Kecuali mesin-mesin
yang berkapasitas tinggi diatas 10 HP, maka motor tersebut wajib
bekerja segitiga (▲) dan harus melalui rangkaian kontrol star delta
baik secara mekanik, manual, PLC.

Gambar 5. Hubungan Delta (▲)

Dimana bekerja awal (start) motor tersebut bekerja bintang hanya


sementara, selang berapa waktu barulah motor bekerja segitiga dan
motor boleh dibebani.
Cara menghubungkan motor dalam hubungan bintang (Y) :
Cukup mengkopelkan/ menghubungkan salah satu dari ujung-ujung
kumparan phasa menjadi satu. Sedangkan yang tidak dihubungkan
menjadi satu dihubungkan kesumber tegangan.
Cara menghubungkan motor dalam hubungan segitiga (▲) :
1. Ujung pertama dari kumparan phasa I dihubungkan dengan ujung
kedua dari kumparan phasa III
2. Ujung pertama dari kumparan phasa II dihubungkan dengan ujung
kedua dari kumparan phasa I
3. Ujung pertama dari kumparan phasa III dihubungkan dengan ujung
kedua dari kumparan phasa II
Motor harus dihubungkan dengan Star – Delta karena beban dengan
inersia yang tinggi/ besar akan menyebabkan waktu starting motor
menjadi lama untuk mencapai kecepatan nominalnya
Selama periode starting tersebut, maka pada stator dan rotor akan
mengalir arus yang besar sehungga bisa terjadi pemanasan berlebih
(overheating) pada motor
Lebih buruk lagi menyebabkan gangguan pada sistem jala-jala sumber
listriknys sehingga akan menurunkan tegangannya. hal ini akan
mengganggu beban listrik lainnya
Untuk menghindari hal tersebut, suatu motor induksi seringkali di start
dengan level tegangan yang lebih rendah dari tegangan nominalnya.
Pengurangan tegangan starting tersebut akan membatasi daya yang
diberikan ke motor, namun demikian disisi lain pengurangan tegangan
ini akan berdampak memperpanjang waktu/ periode starting (waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai kecepatan nominalnya).

Gb. 6. Rangkaian Sistem Kendali Elektromagnetik Pada


Motor Induksi 3 Fasa
Rangkaian sederhana dengan menggunakan kontaktor magnet yaitu
mengontrol sebuah motor listrik. Pengontrolan oleh kontaktor magnet
menggunakan 2 rangkaian yaitu rangkaian kontrol dan rangkaian utama.
Peralatan kontrol yang digunakan dalam pengoperasianya yaitu, MCB 3
fasa, TOLR (Thermal Overload Relay), sakelar tekan ON/ OFF dan
kontaktor. Rangkaian kontrol merupakan rangkaian yang
mengendalikan/ mengoperasikan rangkaian utama, sedangkan rangkaian
utama merupakan aliran hubungan ke beban (motor 3 fasa). Rangkaian
utama menggunakan kontak utama (1-3-5 dan 2-4-6) dari kontaktor
magnet untuk menghubungkan/ memutuskan jaringan dengan motor
listrik. Karena arus yang mengalir pada rangkaian utama relaitf lebih
besar daripada rangkaian kontrol, maka pada rangkaian utama dilengkapi
dengan TOLR (Thermal Overload Relay) atau pengaman beban lebih
dari hubung singkat ataupun beban yang lebih. Pada rangkaian kontrol,
arus yang mengalir relatif kecil. Rangkaian kontrol dilengkapi dengan
sakelar tekan NO untuk tombol NP dan NC untuk tombol OFF. Karena
menggunak open.an tombol (sakelar) tekan, maka pada tombol ON
dibuat pengunci (sakelar bantu) dari kontak bantu kontaktor yang
normally open.

Gambar 7. Rangkaian System Kendali Elektromagnetik


Pada Motor Induksi 3 Fasa Hubungan Bintang Segitiga
Hubungan Bintang
Tombol S2 di-ON-kan terjadi loop tertutup pada rangkaian koil Q1 dan
menjadi energized bersamaan dengan koil Q2. Kontaktor Q1 dan Q2
energized motor terhubung bintang. Koil timer K1 akan energized,
selama setting waktu berjalan motor terhubung bintang.
Hubungan Segitiga
Saat Q1 dan Q2 masih posisi ON dan timer K1 masih energized, sampai
setting waktu berjalan motor terhubung bintang. Ketika setting waktu
timer habis, kontak Normally Close K1 dengan akanOFF menyebabkan
koil kontaktor Q1 OFF, bersamaan dengan itu Q3 pada posisi ON. Posisi
akhir kontaktor Q2 dan Q3 posisi ON dan motor dalam hubungan
segitiga. Untuk mematikan rangkaian cukup dengan meng-OFF-kan
tombol tekan S1 rangkaian kontrol akan terputus dan seluruh kontaktor
dalam posisi OFF dan motor akan berhenti bekerja. Kelengkapan berupa
lampu-lampu indikator dapat dipasangkan, baik indikator saat rangkaian
kondisi ON, maupun saat saat rangkaian kondisi OFF, caranya dengan
menambahkan kontak bantu normally open yang diparalel dengan koil
kontaktor dan sebuah lampu indicator.
3.2.3 Thermal Overload Relay (TOLR)

Thermal relay atau overload relay adalah peralatan switching yang peka
terhadap suhu dan akan membuka atau menutup kontaktor pada saat suhu
yang terjadi melebihi batas yang ditentukan atau peralatan kontrol listrik
yang berfungsi untuk memutuskan jaringan listrik jika terjadi beban
lebih.

Gambar 11. Thermal Gambar 12. Simbol TOLR


Overload Relay
TOLR bekerja berdasarkan prinsip pemuaian dan benda bimetal. Apabila
benda terkena arus yang tinggi, maka benda akan memuai sehingga akan
melengkung dan memutuskan arus. Untuk mengatur besarnya arus
maksimum yang dapat melewati TOLR, dapat diatur dengan memutar
penentu arus dengan menggunakan obeng sampai didapat harga yang
diinginkan.
Gambar 13. Pengaturan Arus Thermal
Overload Relay
Gangguan – gangguan overload yang biasa terjadi antara lain disebabkan
oleh arus start yang terlalu besar atau motor listrik berhenti secara
mendadak, terjadinya hubung singkat (short circuit), terbukanya salah
satu fasa dari motor listrik 3 fasa serta pembebanan yang berlebihan pada
jaringan.

3.2.4 Circuit Breaker

Berdasarkan IEV (International Electrotechnical Vocabulary) 441-14-20


disebutkan bahwa Circuit Breaker (CB) atau Pemutus Tenaga (PMT)
merupakan peralatan saklar / switching mekanis, yang mampu menutup,
mengalirkan dan memutus arus beban dalam kondisi normal serta
mampu menutup, mengalirkan (dalam periode waktu tertentu) dan
memutus arus beban dalam spesifik kondisi abnormal / gangguan seperti
kondisi short circuit / hubung singkat. Switchgear adalah peralatan
pemutus tenaga listrik atau lebih dikenal yaitu disebut Circuit Breaker
,berfungsi untuk menghubungkan dan melepas beban di jaringan listrik
serta mengamankan atau melindungi peralatan yang terhubung di
rangkaian beban bila terjadi gangguan pada sistem yang dilayani. Dengan
demikian maka suatu switchgear harus dilengkapi dengan peralatan rele
proteksi dan sistem interlock yang bisa membuka secara otomatis saat
terjadi gangguan sehingga kerusakan lebih lanjut dapat dihindari .

Pada umumnya switchgear di Unit Pembakit Listrik / Power Station


adalah tipe busbar tunggal / single busbar type atau metal clad dimana
circuit breaker ditempatkan dalam bilik tertutup yang dinamakan
Cubicle.Circuit Breaker yang berada di dalam cubicle harus dapat
dikeluarkan ( rack out ) dan dimasukkan kembali ( rack in ) terutama
untuk keperluan pemeliharaan. Tegangan kerja dari switchgear
tergantung dari kapasitas Unit Pembangkit dan tegangan kerja peralatan
bantunya, pada umumnya tegangan kerja yang digunakan antara 3.3kV
sampai 11kV Dari uraian tersebut diatas maka switchgear berfungsi
sebagai berikut :

A. Saat kondisi normal

1. Menghubungkan rangkaian listrik


2. Membaca parameter listrik
3. Mengatur penyaluran listrik
4. Mendeteksi parameter listrik
B. Saat kondisi gangguan

1. Memutus rangkaian listrik


2. Membaca parameter listrik
3. Mengamankan komponen rangkaian listrik
Circuit Breaker (CB) merupakan suatu alat listrik yang berfungsi untuk
melindungi sistem tenaga listrik apabila terjadi kesalahan atau gangguan
pada sistem tersebut, terjadinya kesalahan pada sistem akan
menimbulkan berbagai efek seperti efek termis, efek magnetis dan
dinamis stability.

Fungsi utamanya adalah sebagai alat pembuka atau penutup suatu


rangkaian listrik dalam kondisi berbeban, serta mampu membuka atau
menutup saat terjadi arus gangguan ( hubung singkat ) pada jaringan atau
peralatann lain.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu Circuit Breaker (CB) agar
dapat melakukan hal-hal diatas, adalah sebagai berikut :

1. Mampu menyalurkan arus maksimum sistem secara terus


menerus.
2. Mampu memutuskan dan menutup jaringan dalam keadaan
berbeban maupun terhubung singkat tanpa menimbulkan
kerusakan pada pemutus tenaga itu sendiri.
3. Dapat memutuskan arus hubung singkat dengan kecepatan tinggi
agar arus hubung singkat tidak sampai merusak peralatan sistem,
sehingga tidak membuat sistem kehilangan kestabilan, dan
merusak pemutus tenaga itu sendiri

Setiap Circuit Breaker dirancang sesuai dengan tugas yang akan


dipikulnya, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam
rancangan suatu CB, yaitu :

1. Tegangan efektif tertinggi dan frekuensi daya jaringan dimana


pemutus daya itu akan dipasang. Nilainya tergantung pada jenis
pentanahan titik netral sistem.
2. Arus maksimum continue yang akan dialirkan melalui pemutus
daya. Nilai arus ini tergantung pada arus maksimum sumber daya
atau arus nominal beban dimana pemutus daya tersebut terpasang.
3. Arus hubung singkat maksimum yang akan diputuskan pemutus
daya tersebut.
4. Lamanya maksimum arus hubung singkat yang boleh
berlangsung. hal ini berhubungan dengan waktu pembukaan
kontak yang dibutuhkan.
5. Jarak bebas antara bagian yang bertegangan tinggi dengan objek
lain disekitarnya.
6. Jarak rambat arus bocor pada isolatornya.
7. Kekuatan dielektrik media isolator sela kontak.
8. Iklim dan ketinggian lokasi penempatan pemutus daya.
Gambar Bagian bagian Circuit Breaker
Keterangan :

1. Tuas aktuaror operasi On-Off


2. Mekanisme Actuator
3. Kontak penghubung
4. Terminal Input-Output
5. Batang Bimetal
3.2.5 Kontaktor 6. Plat penahan & penyalur busur
api secara magnetik yaitu kontak
Kontaktor adalah jenis saklar yang bekerja
bekerja apabila kumparan diberi7. energi
Solenoid / Trip
dengan Coil
memenafaatkan energi
listrik menjadi elektromagnetik.8.TheKisi-kisi
Nationalpemadam busurAssosiation
Manufacture api

(NEMA) mendefinisikan kontaktor magnetis sebagai alat yang digerakan


secara magnetis untuk menyambung dan membuka rangkaian daya
listrik. Tidak seperti relay, kontaktor dirancang untuk menyambung dan
membuka rangkaian daya listrik tanpa merusak. Beban-beban tersebut
meliputi lampu, pemanas, transformator, kapasitor, dan motor listrik.
Sebuah kontaktor terdiri dari koil, beberapa kontak Normally Open(NO)
dan beberapa Normally Close ( NC ). Pada saat satu kontaktor normal,
NO akan membuka dan pada saat kontaktor bekerja, NO akan menutup.
Sedangkan kontak NC sebaliknya yaitu ketika dalam keadaan normal
kontak NC akan menutup dan dalam keadaan bekerja kontak NC akan
membuka. Koil adalah lilitan yang apabila diberi tegangan akan terjadi
magnetisasi dan menarik kontak-kontaknya sehingga terjadi perubahan
atau bekerja. Kontaktor yang dioperasikan secara elektromagnetis adalah
salah satu mekanisme yang paling bermanfaat yang pernah dirancang
untuk penutupan dan pembukaan rangkaian listrik maka gambar struktur
kontaktor magnet dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 14 Struktur Kontaktor Gambar 15 Prinsip Kerja Kontaktor

Pada gambar diatas, kontak 3 dan 4 adalah NC sedangkan kontak 1 dan


2 adalah NO. Apabila tidak ada arus maka kontak akan tetap diam. Tetapi
apabila arus dialirkan dengan menutup switch maka kontak 3 dan 4 akan
menjadi NO sedangkan kontak 1 dan 2 menjadi NC.

Gambar 16 Konstruksi Kontaktor

Gambar 17 Contoh Kontaktor


Magnet
Fungsi dari kontak-kontak dibuat untuk kontak utama dan kontak bantu.
Kontak utama tendiri dari kontak NO dan kontak bantu terdiri dan kontak
NO dan NC. Konstruksi dari kontak utama berbeda dengan kontak bantu,
yang kontak utamanya mempunyai luas permukaan yang luas dan tebal.
Kontak bantu luas permukaannya kecil dan tipis.
Kontaktor pada umumnya memiliki kontak utama untuk aliran 3 fasa.
Dan juga memiliki beberapa kontak bantu untuk berbagai keperluan.
Kontak utama digunakan untuk mengalirkan arus utama, yaitu arus yang
diperlukan untuk beban, misalnya motor listrik, pesawat pemanas dan
sebagainya. Sedangkan kontak bantu digunakan untuk mengalirkan arus
bantu yaitu arus yang diperlukan untuk kumparan magnet, alat bantu
rangkaian, lampu -lampu indikator, dan lain-lain. Notasi dan penomoran
kontak-kontak kontaktor sebagai berikut:

Gambar 18 Notasi dan Penomoran Kontaktor

3.2.6 Time Delay Riley

TDR (Time Delay Relay) sering disebut juga relay timer atau relay
penunda batas waktu banyak digunakan dalam instalasi motor terutama
instalasi yang membutuhkan pengaturan waktu secara otomatis.
Peralatan kontrol ini dapat dikombinasikan dengan peralatan kontrol
Gambar 19 Time Delay Relay
lain, contohnya dengan MC (Magnetic Contactor), Thermal Over Load
Relay, dan lain-lain.

Fungsi dari peralatan kontrol ini adalah sebagai pengatur waktu bagi
peralatan yang dikendalikannya. Timer ini dimaksudkan untuk
mengatur waktu hidup atau mati dari kontaktor atau untuk merubah
sistem bintang ke segitiga dalam delay waktu tertentu.

3.3 Gambar Rangkaian

L1

L2

L3

MCB

K1 K2 K3

TOLR

V
U W

M
3~
3.4 Hasil Percobaan
3.5 Analisa Hasil Percobaan
Saat push button pada keadaan menutup, maka arus akan mengalir ke kontaktor
K1, kontaktor timer, dan kontaktor K2. Dalam kondisi ini motor akan hidup
dengan sambungan bintang. Dalam waktu yang ditentukan atau disetting
sebelumnya, kontaktor timer akan bekerja dan memutuskan arus ke kontaktor
K2 sedangkan kontak NO pada timer akan menutup sehingga arus akan masuk
ke kontaktor K3 sehingga menghidupkan motor dalam hubungan segitiga.

Sebelum 5 detik Setelah 5 detik Parameter


Bintang Segitiga Sambungan
1,9 A 27,5 A Arus

3.6 Pembahasan
1. Kontaktor magnetik berfungsi sebagai penghubung / kontak dengan
kapasitas yang besar dengan menggunakan daya yang minimal.
2. Sebuah kontaktor terdiri dari koil, kontak Normally Open ( NO ) dan
kontak Normally Close ( NC ). Pada saat kontaktor NO normal akan
membuka dan pada saat kontaktor bekerja NO akan menutup. Sedangkan
kontak NC sebaliknya yaitu ketika dalam keadaan normal kontak NC
akan menutup dan dalam keadaan bekerja kontak NC akan membuka.
Untuk menghubungkan kontak utama hanya dengan cara memberikan
tegangan pada koil kontaktor magnetik sesuai spesifikasinya.
3. Hubungan bintang – segitiga yang digunakan untuk pengasutan motor
listrik 3 fasa mulai bekerja (start) dengan belitan bintang (Y), dan
beberapa saat rangkaian bintang terlepas kemudian digantikan dengan
rangkaian segitiga (∆). Melalui metode ini, arus awal yang mencapai
enam kali arus normal dapat dihindarkan dengan hanya memakai 0,58
dari tegangan penuh. Arus yang mengalirpun menjadi 1/3 dari arus
pengasutan langsung (DOL).
4. Saat motor mulai (start) maka rangkaian yang digunakan adalah
hubungan bintang (Y), dan arus yang mengalir adalah ± 1,9 A. Kemudian
setelah lima detik, kontaktor timer mengontak dan meneruskan rangkaian
ke hubungan segitiga ∆ dan arus yang mengalir adalah ± 27,5 A, arus
saat hubungan segitiga inilah yang merupakan arus nominal yang
diperlukan oleh motor listrik 3 fasa untuk berputar secara efektif.
KESIMPULAN
1. Besarnya arus start dipengaruhi oleh jumlah resistor yang dialiri arus, semakin
sedikit jumlah resistor, semakin besar arus yang mengalir pada motor listrik 3
fasa. Hal ini sesuai dengan hokum ohm dimana V = I x R.
2. Faktor keamanan pada rangkaian pengasutan bintang segitiga di bebankan
kepada Circuit Breaker yang berfungsi untuk memutus arus ketika terjadi
hubung singkat dan Thermal Overload Relay yang berfungsi untuk
memutuskan jaringan listrik jika terjadi beban lebih. TOLR juga peka terhadap
suhu sehingga TOLR akan akan membuka atau menutup kontaktor pada saat
suhu yang terjadi melebihi batas yang ditentukan.
3. Hubungan bintang pada motor dapat di gunakan dengan cara meng-couple U2
V2 dan W2 pada motor listrik 3 fasa.
4. Rangkaian pengasutan bintang – segitiga digunkan untuk mengurangi lonjakan
arus starting motor yang dapat mencapai lima sampai enam kali arus nominal.
5. Prinsip kerja rangkaian pengasutan bintang – segitiga adalah saat S1 menutup,
maka rangkaian bekerja pada hubungan bintang, kemudian seusai dengan
waktu yang ditentukan, hubungan segitiga akan aktif.
6. Faktor keamanan pada rangkaian pengasutan bintang – segitiga di bebankan
kepada Circuit Breaker yang berfungsi untuk memutus arus ketika terjadi
hubung singkat dan Thermal Overload Relay yang berfungsi untuk
memutuskan jaringan listrik jika terjadi beban lebih. TOLR juga peka terhadap
suhu sehingga TOLR akan akan membuka atau menutup kontaktor pada saat
suhu yang terjadi melebihi batas yang ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA

Lukas Joko D.A. 2008. Rancangan Listrik Kendali Industri.

http://edsa-enginering.blogspot.co.id/2011/05/pengasutan-motor-listrik.html

http://duniasetrum.blogspot.co.id/2012/05/slip-ring-motor.html

http://www.insinyoer.com/prinsip-kerja-motor-induksi-3-fasa/

https://listrikpemakaian.wordpress.com/2011/07/11/kontaktor-magnetik-
magnetic-contactor-mc/

https://suriptoinstalasi.wordpress.com/2012/07/27/kontaktor-magnet/

http://dunialistrikelektron.blogspot.co.id/2015/04/pengertian-kontaktor-magnet-
dan.html

http://alamatapasaja.blogspot.co.id/2015/07/kontaktor-dan-cara-kerjanya.html

https://babagilemu.blogspot.co.id/2017/07/pengasutan-motor-induksi-3-fasa-
direct.html

http://dunia-listrik-88.blogspot.co.id/2014/03/motor-listrik-ac-3-fasa_19.html

http://electric-mechanic.blogspot.com/2010/10/timer.html

Anda mungkin juga menyukai