Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh :
Nama NIM
Egi Satria Perdana 215421901
Isti Ane Melinda 215421903
Johannes Caesar Josua Hasibuan 215421904
Mohammad Qomarudin 215421905
2. Untuk membuat suatu mesin yang lengkap tidak lagi suatu pabrik harus
membuat seluruh komponennya sendiri. Sebagian komponen dapat dibuat oleh
pabrik lain. Jadi, kerjasama dengan pabrik lain dimungkinkan. Kemungkinan
terbuka untuk mendirikan suatu pabrik yang menspesialisasikan diri pada
pembuatan suatu komponen khusus yang dibutuhkan oleh pabrik-pabrik
lainnya.
3. Suku cadang mesin dapat dibuat dalam jumlah yang banyak dan relatif murah.
Suku cadang ini dapat didistribusikan dan disimpan di setiap tempat
yangdisediakan untuk reparasi. Ongkos dan waktu untuk mereparasi suatu
mesin, dengan demikian, menurun.
Contoh pemakaian toleransi bentuk dan posisi ketegaklurusan bisa dilihat pada
gambar dibawah ini,
1.4.4 Kesalahan / Penyimpangan Dalam Proses Pengukuran
Pengukuran merupakan proses uang mencakup tiga hal/ bagian yaitu benda
ukur, alat ukur, dan pengukur/pengamat. Karena ketidaksempurnaan masing-
masing bagian ini ditambah dengan pengaruh lingkungan maka bisa dikatakn
bahwa tidak ada satupun pengukuran yang memberikan ketelitian yang absolut.
Ketelitian bersifat relatif yaitu kesamaan atau perbedaan antara harga hasil
pengukuran dengan harga yang dianggap benar, karena yang absolut benar tak
diketahui. Setiap pengukuran, dengan kecermatan yang memadai, mempunyai
ketidak telitian yaitu adanya kesalahan yang bisa berbeda – beda, tergantung pada
kondisi alat ukur, benda ukur, metoda pengukuran dan kecakapan si pengukur.
Untuk proses pengukuran geometrik berbagai sumber yang bisa menjadi faktor
penyebab proses pengukuran menjadi tidak teliti dan tidak tepat adalah :
a. Alat ukur,
b. Benda ukur,
c. Posisi pengukuran,
d. Lingkungan, dan
e. Operator (pengukur; pengamatan).
1. Gambar kerja produk Liter Ragum 125, sub-assembly Poros Gerak 125 dan
Rumah Poros 125
2. Sampel produk Lifter Ragum 125 (4 buah)
8. Meja kerataan
2. Perhatikan sampel produk “Lifter Ragum 125”, kemudian tentukan alat ukur yang
diperlukan sesuai kebutuhan pengukuran pada dimensi yang memiliki sifat
mampu tukar tadi.
Diameter silinder Ø65mm Jangka sorong digital 0,01mm
Ketegaklurusan sumbu Dial Indicator 0,01mm
Kekasaran permukaan silinder Alat Ukur Kekasaran Permukaan
Ketinggian silinder Jangka Sorong Ketinggian Digital 0,01mm
Posisi silinder
paling atas
Dasar silinder
sebagai posisi 0
Posisi 2
Posisi 1
Posisi 3
Gambar 1 Posisi-posisi
Menempatkan benda kerja dan alat ukur pada meja yang rata.
Posisikan benda kerja agar stabil.
Meletakkan benda kerja pada meja kerja dan mencekam benda kerja
menggunakan klem bebek.
Gambar 7 Stylus (kiri); Cara memegang lengan robot dengan benar (kanan)
Membuat plane baru pada software dengan offset plane sejauh posisi
bawah dan atas yang telah di-marking sebelumnya.
Mengambil tiga titik referensi pada masing-masing plane yang telah di-
marking untuk mengukur diameter.
Membuat sumbu antara circle pada masing-masing plane.
Mengukur kemiringan dengan memasukkan toleransi geometri pada
software. Dengan memasukkan nilai toleransi geometri, maka dapat
diketahui status benda kerja : FAIL atau NOT FAIL.
Mengkonversi data hasil pengukuran ke formal *.xlsx
L1
L2
D1 (tengah)
D1 (bawah)
D1 (atas)
M2 M1
Posisi pengukuran dari dimensi-dimensi yang akan dikur ditunjukan oleh gambar
diatas, dengan keterangan sebagai berikut :
D1 : Diameter silinder bagian atas
D2 : Diameter silinder bagian tengah
D3 : Diameter silinder bagian bawah
L1 : Panjang total penampang silinder
L2 : Panjang penampoang yang diukur permukaannya
M1 : Nilai pergeseran alat ukur pada bagian atas
M1 : Nilai pergeseran alat ukur pada bagian bawah
1.5.1 Data Hasil Pengukuran Dengan Jangka Sorong Digital (Height Vernier
Caliper)
Untuk pengukuran L1 dilakukan sebanyak tiga kali pada titik berbeda, dengan hasil
sebagai berikut:
Kode Pengukuran ke- Rata- Pengukuran ke- Rata-
L1
Produk rata rata
1 2 3 1 2 3
1-1 335,54 335,50 335,52 335,52 45,75 45,69 45,67 45,70 289,82
1-2 335,01 335,02 335,06 335,03 46,66 46,58 46,58 46,61 288,42
1-3 335,07 335,06 335,10 335,08 45,70 45,70 45,70 45,70 289,38
1-4 335,61 335,60 335,63 335,61 45,72 45,87 45,64 45,74 289,87
1.5.2 Data Hasil Pengukuran Menggunakan Dial Indicator
Pengukuran mennggunakan dial indicator menghasilkan nilai pergeseran alat
ukur pada silinder bagian atas(M1) dan bagian bawah(M2), dengan hasil sebagia
berikut:
Kode Arah 0° (G) Arah 90° (H)
Produk M1 M2 M1 M2
1-1 -0,11 0 0,15 0
1-2 -0,16 0 -0,06 0
1-3 0,13 0 0,04 0
1-4 0,07 0 0,05 0
Plane 3
Plane 5
Plane 2 Plane 4
Plane 1
1.6 Pengolahan Data Hasil Praktikum
1.6.1 Diameter Silinder Ø65mm
Dari hasil pengukuran diameter pada ketiga titik setiap produknya yang
diukur oleh 4 operator, didapatkan rata-rata diameter silinder untuk setiap
produknya yaitu sebagai berikut:
Kode Produk
Operator
1-1 1-2 1-3 1-4
Egi S.P. 65,25 65,22 65,02 65,09
Isti A.M. 65,20 65,18 65,03 64,97
Johanes C.J.H. 65,13 65,14 64,89 64,97
M. Qomarudin 65,15 65,14 64,95 64,9
Rata-rata 65,18 65,17 64,97 64,98
Untuk membandingkan hasil pengukuran dari setiap operator pada ke 4
produk, maka data hasil praktikum disajikan dalam bentuk grafik.
Produk 1-1
65.40
65.35
65.30
65.25 Egi
Diameter
65.20 Isti
65.15 Joanes
65.10 Qomar
65.05
65.00
1 2 3
Produk 1-2
65.40
65.35
65.30
65.25 Egi
Diameter
65.20 Isti
65.15 Johanes
65.10 Qomar
65.05
65.00
1 2 3
Produk 1-3
65.20
65.15
65.10
65.05 Egi
Diameter
65.00
Isti
64.95
Johanes
64.90
64.85 Qomar
64.80
64.75
1 2 3
Produk 1-4
65.30
65.20
65.10
Egi
Diameter
65.00
Isti
64.90
Johanes
64.80
Qomar
64.70
64.60
1 2 3
1.6.2 Ketegaklurusan
Data-data yang telah didapatkan dari hasil pengukuran manual perlu
diolah untuk mendapatkan hasil deviasi atau penyimpangan yang terjadi. Data
tersebut dapat diolah menggunakan rumus sebagai berikut :
Berikut adalah hasil perhitungan yang didapat menggunakan rumus di atas:
Kode
D1 D3 L1 L2 M10 M20 M190 M290 PdG PdH Pd
Produk
1-1 65,16 65,27 289,82 200,00 -0,11 0 0,150 0 -0,239 0,070 0,249
1-2 65,16 65,23 288,42 200,00 -0,16 0 -0,06 0 -0,281 -0,110 0,302
1-3 64,93 65,06 289,38 200,00 0,130 0 0,040 0 0,094 -0,054 0,108
1-4 65,08 64,99 289,87 200,00 0,070 0 0,050 0 0,167 0,115 0,203
Produk 1-1
65.40
65.35
65.30
Egi
Diameter
65.25
65.20 Isti
65.15 Joanes
65.10
Qomar
65.05
65.00
1 2 3
Pada produk 1-1, secara keseluruhan tidak ada yang masuk kedalam
toleransi semua hasil pengukuran cenderung kearah maksimum. Untuk
kecenderungan operator, Egi dan Isti cenderung lebih besar dibandingkan dengan
Johanes dan Qomar.
Produk 1-2
65.40
65.35
65.30
65.25 Egi
Diameter
65.20 Isti
65.15 Johanes
65.10 Qomar
65.05
65.00
1 2 3
Pada produk 1-2, secara keseluruhan tidak ada yang masuk kedalam
toleransi semua hasil pengukuran cenderung kearah maksimum. Untuk
kecenderungan operator, Egi dan Isti cenderung lebih besar dibandingkan dengan
Johanes dan Qomar.
Produk 1-3
65.20
65.15
65.10
65.05 Egi
Diameter
65.00
Isti
64.95
Johanes
64.90
64.85 Qomar
64.80
64.75
1 2 3
Pada produk 1-4, hasil pengukuran yang masuk kedalam toleransi yaitu
hanya Qomar. Sedangkan hasil pengukuran Egi, Johanes dan Isti keluar dari
toleransi cenderung ke arah positif. Namun jika dirata-ratakan semua data maka
diameter silinder produk 1-4 tidak masuk toleransi.
65.00
Series1
64.95
Maximum
64.90
64.85
64.80 Minimum
64.75
1 2 3 4
Pengukuran manual pada tabel diatas merupakan hasil rata-rata dari seluruh
operator pada setiap produknya. Kemudian untuk pengu.kuran CMM, tidak
semua produk diukur
Berdasarkan pada tabel dan grafik diatas, setelah dirata-ratakan tidak ada
ukuran yang masuk dalam daerah toleransi (NO-GO). Kemudian kecenderungan
alat ukur yaitu diatas toleransi maksimum.
Dalam hal ketertukaran komponen, ada 6 kemungkinan pertukaran
komponen yaitu, produk 1-1&1-2, 1-1&1-3, 1-1&1-4, 1-2&1-3, 1-2&1-4, 1-3&
1-4. Namun karena semua hasil pengukuran diluar batas toleransi (NO-GO) maka
tidak bisa dikatakan mampu tukar.
1.7.2 Panjang Silinder : 282mm dengan toleransi [±0,5mm]
Pengukuran
Kode Dimensi Pengukuran
Manual Keterangan Keterangan
Produk Nominal CMM (mm)
(mm)
1-1 289,82 NO-GO
1-2 Min 282,5 288,42 NO-GO
289,857 NO-GO
1-3 Max 281,5 289,38 NO-GO
1-4 289,87 NO-GO
Hasil pengukuran panjang silinder dengan cara manual ataupun CMM tidak
ada yang masuk kedalam daerah toleransi atau NO-GO. Semua hasil pengukuran
berada diatas toleransi. Kalau dilihat dari perbandingan hasilnya antara
pengukuran manual dengan CMM tidak berbeda jauh hal ini menunjukan
kesalahan penyimpangan bukan karena operator atau alat ukurnya melainkan
disebabkan karena produknya yang memang masih belum mencapai ukuran yang
diinginkan ketika sudah dimasining.
1.7.3 Ketegaklurusan (Toleransi Ø0,05mm)
Pengukuran
Kode Toleransi Pengukuran
Manual Keterangan Keterangan
Produk Geometri CMM [mm]
(Pd) [mm]
1-1 0,249 NO-GO
1-2 0,302 NO-GO
Ø0,05 0,146 NO-GO
1-3 0,108 NO-GO
1-4 0,203 NO-GO
Berdasarkan tabel hasil pengukuran kekasaran, untuk produk 1-1 dan produk
1-4 NO-GO sedangkan untuk produk 1-2 & produk 1-3 menyatakan GO.
1.8 Kesimpulan dan Saran
1.8.1 Kesimpulan
a. Gambar kerja produk “Lifter Ragum 125” memiliki dimensi yang
memegang peranan sifat mampu tukar yaitu pada dimensi silinder
Ø65mm, panjang silinder 282mm, ketegaklurusan sumbu silinder terhadap
datum A, dan kekasaran permukaan.
b. Berdasarkan hasil pengukuran pada dimensi penting, didapatkan bahwa:
Untuk hasil pengukuran diameter Ø65mm, produk1-1 dan 1-2 hasilnya
NO-GO, sedangkan produk 1-3 & 1-4 dapat dilakukan re-
work(pengerjaan ulang) karena hasilnya tidak begitu jauh dengan yang
diinginkan.
Untuk hasil pengukuran panjang silinder 282mm, semua produk
hasilnya NO-GO.
Untuk hasil pengukuran ketegaklurusan, semua produk hasilnya NO-
GO.
Untuk hasil pengukuran kekasaran permukaan silinder, pada produk
1-1 & 1-4 hasilnya NO-GO sedangkan untuk produk 1-2 & 1-3
hasilnya GO.
c. Kesalahan dalam proses pengukuran disebabkan karena berbagai faktor
yaitu alat ukur, benda ukur, posisi pengukuran,lingkungan, dan operator
(pengukur; pengamatan).
d. Berdasarkan analisis praktikum produk “Lifter Ragum 125” tidak
memiliki sifat mampu tukar karena hasil pengukuran tidak masuk kedalam
toleransi yang ditentukan.
1.8.2 Saran
a. Sebelum melakukan pengukuran, lebih baik membaca atau mencari
literatur terlebih dahulu agar tidak terjadi kesalahan.
b. Alat ukurnya diperbanyak agar tidak mengantri.