Buku Tanya Jawab PDF
Buku Tanya Jawab PDF
TENTANG EKUIVALENSI
KEGIATAN
PEMBELAJARAN/PEMBIMBINGAN
BAGI GURU YANG BERTUGAS
PADA SMP/SMA/SMK
YANG MELAKSANAKAN KURIKULUM 2013
PADA SEMESTER PERTAMA MENJADI
KURIKULUM TAHUN 2006
PADA SEMESTER KEDUA
1
KATA PENGANTAR
Dalam rangka peningkatan layanan pendidikan yang
berkualitas, satuan pendidikan melaksanakan kegiatan
pembelajaran berdasarkan kurikulum yang ditetapkan oleh
Pemerintah. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan telah menerbitkan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang
Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013.
Ditinjau dari beban belajar peserta didik berdasarkan struktur
Kurikulum Tahun 2006 dan struktur Kurikulum 2013 terdapat
perbedaan jumlah jam pelajaran secara keseluruhan dan
pada beberapa matapelajaran di SMP/SMA/SMK.
1
Pembimbingan Bagi Guru yang Bertugas pada
SMP/SMA/ SMK yang Melaksanakan Kurikulum 2013 pada
Semester Pertama Menjadi Kurikulum Tahun 2006 pada
Semester Kedua Tahun Pelajaran 2014/2015.
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan
2
D A F TA R I S I
KATA PENGANTAR................................................................... 1
A. UMUM ............................................................................. 7
3
16. Bagaimana cara melakukan ekuivalensi kegiatan pembelajaran/
pembimbingan untuk memenuhi beban
mengajar guru? ................................................................................... 15
17. Apa yang harus dilakukan agar guru yang mengekuivalensi kegiatan
pembelajaran/pembimbingan dapat dibayarkan
tunjangan profesinya? ........................................................................ 16
18. Apakah dengan melakukan kegiatan ekuivalensi pembelajaran/
pembimbingan, guru matapelajaran yang telah bersertifikat pendidik
tersebut dapat memenuhi beban mengajar tatap muka per minggunya
dan akan mendapatkan SK Tunjangan Profesi? ................................... 16
19. Apa kewajiban Dinas Pendidikan Provinsi/ Kabupaten/Kota sesuai
dengan kewenangannya terkait dengan kegiatan ekuivalensi ?..............16
20. Apakah kegiatan pembelajaran/ Pembimbingan yang diekuivalensi ini
bersifat permanen? .............................................................................. 17
B.WALI KELAS .............................................................................. 18
1. Kegiatan apa saja yang menjadi tugas wali kelas? ................................ 18
2. Kegiatan apa saja yang termasuk dalam pengelolaan kelas? ............... 18
3. Apakah yang dimaksud dengan interaksi antara wali kelas dengan orang
tua/wali peserta didik? .......................................................................... 18
4. Apa saja yang dibicarakan dalam pertemuan antara wali kelas dengan
orang tua/wali peserta didik?.................................................................. 19
5. Langkah apa yang dilakukan jika ada peserta didik memiliki
permasalahan dalam hal belajar, interaksi sosial, dan yang
lainnya?................................................................................................. 19
6.Bagaimana mengerjakan administrasi kelas?...................20
C.PEMBINA OSIS ........................................................................... 21
1. Berapa jumlah pembina Osis pada setiap satuan pendidikan yang dapat
diberikan nilai ekuivalensi? ..................................................................... 21
2. Siapa saja yang boleh menjadi pembina OSIS terkait dengan
ekuivalensi?..........................................................................................21
3. Bagaimana sistematika penyusunan program pembinaan
OSIS yang dapat dijadikan bukti fisik? .................................................. 21
4. Bagaimana sistematika penyusunan laporan hasil kegiatan pembinaan
OSIS yang dapat dijadiikan bukti fisik? .................................................. 22
4
5. Bolehkah saya mendapatkan jam tambahan ekuivalensi sebagai Pembina
OSIS di satuan pendidikan lain? ............................................................. 22
6. Mengapa membina OSIS dapat dijadikan salah satu untuk
penambahan jam ekuvalensi?. ............................................................... 22
D.GURU PIKET ............................................................................... 23
1. Berapa jumlah minimal dan maksimal guru piket yang di
perbolehkan? dan rasio perhitungannya?...............................................23
2. Adakah kriteria tertentu yang dijadikan dasar untuk menentukan guru
piket selain kekurangan beban mengajar akibat kurikulum 2013 kembali
ke kurikulum tahun 2006? ..................................................................... 23
3. Adakah format isian yang di perlukan untuk ekuivalensi ?......................23
4. Bagai mana cara menghitung jam piket untuk dapat diekuivalensi ?.....23
5. Jika kekurangan beban mengajar 5 jam, dapatkan kekurangan ini
diatasai dengan 5 hari sebagai guru piket ?............................................24
6. Berapa lama masa berlaku SK Guru piket ?...........................................24
7. Dapatkah diperhitungkan sebagai ekuivalensi, jika guru tidak dapat
menjalankan tugas sebagai guru piket sehari penuh sesuai dengan jadwal
piket ( dari jam pertama sampai terakhir) ?.................................................24
E. MEMBINA EKSTRAKULIKULER .............................................. 25
1. Apakah yang dimaksud Kegiatan Ekstrakurikuler? ................................. 25
2. Apa saja bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler? ............................................. 25
3. Apakah Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler ?............................................ 26
4. Bagaimana tahapan Pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan di
satuan pendidikan? ................................................................................ 26
5. Komponen apa saja yang terdapat dalam Program Kegiatan
Ekstrakurikuler? ..................................................................................... 27
6. Bagaimana penyusunan jadwal Kegiatan Ekstrakurikuler?.................... 27
7. Komponen apa saja dalam menyusun jadwal Kegiatan
Ekstrakurikuler? ..................................................................................... 27
8. Penilaian seperti apa yang dilakukan dalam kegiatan
Ekstrakurikuler? ..................................................................................... 27
5
9. Unsur apa saja yang terlibat dalam pengembangan
Kegiatan Ekstrakurikuler ? ...................................................................... 28
10. Berapa banyak Kegiatan Ekstrakurikuler bagi guru mata pelajaran terkait
ekuivalensi? ......................................................................................... 28
11. Berapa jam yang diakui bagi guru mata pelajaran yang membina
Kegiatan Ekstrakurikuler? ................................................................... 28
6
UMUM
7
2. Bagi siapa saja ekuivalensi itu berlaku?
8
5. Mata pelajaran apa saja yang boleh dilakukan ekuivalensi
pembelajaran/pembimbingan untuk pemenuhan beban
mengajar guru dan pada jenjang pendidikan apa?
Bukan mata pelajaran yang diekuivalensikan kegiatan pembelajarannya,
tetapi guru SMP/SMA/ SMK yang mengajar mata pelajaran tertentu pada
rombongan belajar yang melaksanakan Kurikulum 2013 pada semester
pertama menjadi Kurikulum Tahun 2006 pada semester kedua tahun
pelajaran 2014/2015 yang dapat melakukan ekuivalensi kegiatan
pembelajaran/ pembimbingan di luar tatap muka sebagai bagian dari
pemenuhan beban kerja tatap muka minimal 24 jam per minggu. Mereka
yang terkena dampak adalah yang mengajar:
9
6. Dari uraian mata pelajaran tersebut, mengapa guru-guru di
Sekolah Dasar tidak terkena dampak?
Guru di sekolah dasar merupakan guru kelas, yang beban kerjanya
sudah bisa mencukupi 24 jam tatap muka per minggu dan bahkan bisa
lebih dari itu berdasarkan struktur program kurikulum.
7. Bagaimana dengan guru mata pelajaran Pendidikan Agama
dan guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan di
Sekolah Dasar?
Alokasi waktu mata pelajaran Pendidikan Agama dan guru Pendidikan
Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan dalam struktur kurikulum SD
berdasarkan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Tahun 2006 tidak
mengalami perubahan, sehingga tidak ada masalah dalam pemenuhan
beban mengajar minimal 24 jam tatap muka per minggu jika rombongan
belajarnya mencukupi. Apabila rombongan belajarnya tidak mencukupi,
guru-guru mata pelajaran tersebut, terutama yang telah bersertifikat
pendidik tidak hanya dapat mengajar di sekolahnya, namun juga bisa
mengajar di SD lain, SMP, SMA, atau SMK untuk mata pelajaran yang
sama dengan sertifikat pendidiknya. Dengan demikian tidak diperlukan
kegiatan ekuivalensi dalam pemenuhan beban mengajarnya.
8. Apa dasar pemikirannya bahwa hanya mata pelajaran tertentu
saja di SMP/SMA/SMK yang dapat dilakukan ekuivalensi?
Adanya perbedaan alokasi waktu pada mata pelajaran tertentu di SMP/
SMA/SMK antara Kurikulum 2013 dengan Kurikulum Tahun 2006,
dimana secara umum jumlah alokasi waktu pada mata pelajaran
tertentu pada kurikulum 2013 lebih banyak dibandingkan dengan
kurikulum tahun 2006, misalnya dari 38 jam pelajaran menjadi 32 jam
pelajaran dengan bobot yang berbeda pada setiap mata pelajarannya.
9. Mengapa hanya mata pelajaran tersebut dan tidak bisa untuk
mata pelajaran lain?
Pada mata pelajaran tertentu tersebut dalam struktur Kurikulum Tahun
2006 alokasi waktu jam pelajaran per minggunya lebih kecil daripada
yang terdapat di dalam struktur program Kurikulum 2013, sedangkan
mata pelajaran lainnya tidak ada perubahan yang signifikan. Artinya,
karena tidak ada perubahan jumlah jam beban belajar peserta didik
maka tidak akan berdampak pada guru dalam memenuhi beban
mengajarnya.
10
10. Bagaimana dengan guru mata pelajaran lain yang memiliki
kekurangan beban mengajar guru?
Itu bisa saja terjadi, dan kondisinya disebabkan karena kelebihan
guru di sekolah dan tidak dilakukan penataan dan pemerataan guru di
daerahnya. Di sinilah letak koordinasi antara sekolah dengan Dinas
Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangannya
dalam melakukan penataan dan pemerataan kebutuhan guru.
Jadi, kekurangan jam mengajar pada guru mata pelajara lain yang tidak
terkena dampak perubahan kurikulum, mengikuti aturan yang berlaku.
Untuk memperoleh tunjangan profesi guru, mereka harus memenuhi
beban mengajar minimal 24 jam tatap muka per minggu.
11. Berapa banyak kegiatan pembelajaran/pembimbingan yang
dapat diekuivalensikan?
Ada 5 jenis kegiatan ekivalensi pembelajaran/pembimbingan yang dapat
dipilih oleh guru sesuai dengan kebutuhannya, yaitu guru menjadi:
a. walikelas,
b. pembina OSIS,
c. guru piket,
d. membina kegiatan ekstrakurikuler, seperti OSN, Keagamaan,
Pramuka, Olah raga, Kesenian, UKS, PMR, Pencinta Alam, dan
KIR, atau
e. menjadi tutor Paket A, Paket B, Paket C, Paket C Kejuruan, atau
program pendidikan kesetaraan.
12. Kegiatan pembelajaran/pembimbingan apa saja yang diakui
untuk diekuivalensikan dan bagaimana pengakuan
ekuivalensinya?
Kegiatan pembelajaran/pembimbingan yang diakui untuk
diekuivalensikan dan pengakuan ekuivalensinya dijelaskan sebagai
berikut.
11
Wali Kelas
JUMLAH
KEGIATAN/ EKUIVALENSI
BEBAN
TUGAS KELAS/
KERJA
BUKTI FISIK
KELOMPOK/
PER MINGGU
ORANG
12
Membina Osis
JUMLAH
KEGIATAN/ EKUIVALENSI
BEBAN
TUGAS KELAS/
KERJA
BUKTI FISIK
KELOMPOK/
PER MINGGU
ORANG
Guru Piket
JUMLAH
KEGIATAN/
EKUIVALENSI
BEBAN
TUGAS KELAS/
KERJA BUKTI FISIK
KELOMPOK/ PER MINGGU
ORANG
13
Membina Ekstrakurikuler
JUMLAH
KEGIATAN/ EKUIVALENSI
BEBAN
TUGAS KELAS/
KERJA
BUKTI FISIK
KELOMPOK/
PER MINGGU
ORANG
14
13. Apakah beban mengajar guru minimal 24 jam tatap muka per
minggunya dapat dipenuhi dari kegiatan ekuivalensi
seluruhnya? Berapa pengakuan maksimalnya?
Tidak.
Ekuivalensi kegiatan pembelajaran/pembimbingan diakui paling banyak
25% dari beban mengajar minimal 24 jam tatap muka per minggu atau 6
jam tatap muka per minggu yang dibuktikan dengan bukti fisik.
16
Kewajiban Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota sesuai dengan
kewenangannya melakukan:
a. penataan dan pemerataan guru agar tidak terjadi kelebihan guru
di sekolah-sekolah tertentu;
b. verifikasi bukti fisik ekivalensi kegiatan pembelajaran/
pembimbingan yang disampaikan oleh kepala sekolah; dan
c. pemantauan dan pengendalian dalam pembinaan kepada guru-
guru di wilayahnya.
20. Apakah kegiatan pembelajaran/pembimbingan yang
diekuivalensi ini bersifat permanen?
Tidak.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4
Tahun 2015 tentang Ekuivalensi Kegiatan Pembelajaran/Pembimbingan
bagi Guru yang Bertugas pada SMP/SMA/SMK yang Melaksanakan
Kurikulum 2013 pada Semester Pertama Menjadi Kurikulum Tahun
2006 pada Semester Kedua Tahun Pelajaran Tahun 2014/2015, kegiatan
ekuivalensi hanya berlaku sampai dengan tanggal 31 Desember 2016.
17
WALI KELAS
18
d. Pertemuan dapat dilakukan dengan mengundang orang
tua/walipeserta didik ke sekolah atau mengunjungi kediaman
peserta didik,
e. Pertemuan dapat dilakukan secara individu, kelompok, atau
seluruh orang tua/wali peserta didik.
4. Apa saja yang dibicarakan dalam pertemuan antara wali
kelas dengan orang tua/wali peserta didik?
Hal-hal yang dibicarakan dalam pertemuan antara wali kelas dengan
orang tua/wali peserta didik antara lain:
a. Kegiatan /pertemuan rutin antara wali kelas dengan orang tua/
wali peserta didik
b. Kebijakan dan program kegiatan sekolah dan kelas dalam bulanan,
semester, dan tahunan
c. Kondisi, potensi, tantangan, dan peluang di kelas dan peserta didik,
d. Perkembangan peserta didik baik akademis maupun
keperibadiannya,
e. Hasil laporan koordinasi dengan BK/Wkl Kepala sekolah Bidang
Kesiswaan, dan/atau pihak terkait lainnya.
Dalam pertemuan wali kelas dengan orang tua/wali peserta didik
hendaknya didiskusikan antara lain hal-hal yang berkaitan dengan
perlunya keterlibatan bersama antara sekolah dengan rumah mengenai:
a. pembentukan karakter building;b. menjunjung tinggi budaya
bangsa;
c. hormat kepada orang tua;
d. pendidikan seks yang sesuai dengan norma dan agama;
e. bahaya Narkoba bagi anak-anak;
f. cinta lingkungan hidup; g. kerukunan umat;
h. keterlibatan masyarakat dalam pendidikan.
19
a. Memanggil peserta didik yang bermasalah.
b. Mencatat permasalahan dalam buku pembinaan peserta didik.
c. Berkoordinasi dengan guru BK atau pihak terkait.
d. Berkomunikasi dengan orang tua/wali peserta didik.
e.Melaksanakan bimbingan dan tindak lanjut hasil pertemuan wali kelas
dan peserta didik.
Hal yang paling penting ketika wali kelas menemukan permasalahan
peserta didik adalah bagaimana guru dapat berlaku sebagai motivator
dan dapat melibatkan pihak-pihak terkait agar peserta didik menjadi
insan yang baik.
6. Bagaimana mengerjakan administrasi kelas?
Kegiatan yang harus dilakukan dalam mengerjakan administrasi kelas
adalah mengisi buku jurnal kelas, agenda kelas, buku penghubung, dan
daftar hadir.
20
PEMBINA OSIS
21
4. Bagaimana sistematika penyusunan laporan hasil
kegiatan pembinaan OSIS yang dapat dijadiikan bukti fisik?
Sistematika penyusunan program pembinaan OSIS antara lain: Cover,
kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran, Maksud dan Tujuan, Manfaat,
Ruang Lingkup kegiatan,Tempat, Strategi pelaksanaan, Jadwal
Kegiatan, Peserta, Indikator Keberhasilan, Pendanaan, Sarana
Prasarana yang dibutuhkan, Hasil Pelaksanaan kegiatan, Dampak
Kegiatan, Hambatan pelaksanaan, Solusi atas hambatan pelaksanaan
Penutup, Kesimpulan, Rekomendasi, dan Lampiran- lampiran.
22
GURU PIKET
23
5. Jika kekurangan beban mengajar 5 jam, dapatkah
kekurangan ini diatasi dengan 5 hari sebagai guru piket?
Tidak bisa, yang diakui adalah pelaksanaan tugas piket 1 hari atau lebih
dalam seminggu yang dihitung dalam satu bulan, kemudian baru
diekuivalensikan dengan 1 jam mengajar.
6. Berapa lama masa berlaku SK Guru Piket?
SK berlaku selama 1 (satu) semester.
7. Dapatkah diperhitungkan sebagai ekuivalensi, jika guru
tidak dapat menjalankan tugas sebagai guru piket sehari
penuh sesuai dengan jadwal piket (dari jam pertama sampai
jam terakhir)?
Tidak dapat diekuivalensikan.
24
MEMBINA
EKSTRAKURIKULER
25
Krida, misalnya: Kepramukaan, Latihan Kepemimpinan Siswa (LKS),
Palang Merah Remaja (PMR), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS),
Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), dan lainnya;
26
5. Komponen apa saja yang terdapat dalam Program
Kegiatan Ekstrakurikuler?
Komponen Program Kegiatan Ekstrakurikuler sekurang-kurangnya
memuat:
a. rasional dan tujuan umum;
b. deskripsi setiap Kegiatan Ekstrakurikuler;
c. pengelolaan;
d. pendanaan; dan e. evaluasi
27
9. Unsur apa saja yang terlibat dalam pengembangan Kegiatan
Ekstrakurikuler?
Unsur-unsur yang terlibat dalam pengembangan kegiatan
ekstrakurikuler adalah:
a. Satuan Pendidikan,
b. Komite Sekolah
c. Orangtua,
d. Dunia usaha dan dunia industri.
10. Berapa banyak Kegiatan Ekstrakurikuler bagi guru mata
pelajaran terkait ekuivalensi?
Bagi guru yang memilih untuk membina kegiatan ekstrakurikuler sebagai
ekuivalensi kegiatan pembelajaran/pembimbingan untuk memenuhi
beban mengajar minimal 24 jam tatap muka per minggu, guru yang
bersangkutan maksimal melaksanakan tiga kegiatan ekstrakurikuler
yang berbeda sesuai dengan kemampuannya.
11. Berapa jam yang diakui bagi guru mata pelajaran yang
membina kegiatan ekstrakurikuler?
Guru mata pelajaran yang membina kegiatan ekstrakurikuler sebagai
bagian dari pemenuhan beban mengajar guru dengan beban mengajar
paling banyak 2 (dua) jam pelajaran per minggu.
28
TUTOR
PAKET A, B, ATAU C
29
3. Berapa jumlah kegiatan/kelas/kelompok/orang yang diakui
sebagai jam ekuivalensi?
Jumlah kegiatan/kelas/kelompok/orang yang diakui sebagai jam
ekuivalensi adalah berdasarkan jam pelajaran per minggu sesuai dengan
matapelajaran yang diampunya.
4. Berapa ekuivalensi beban kerja per minggu?
Sesuai dengan alokasi jam pelajaran per minggu, maksimal 6 jam
pelajaran.
5. Bukti fisik apa yang diperlukan untuk perhitungan
ekuivalensi?
Bukti fisik yang diperlukan adalah:
a) SK mengajar sebagai tutor.
b) Jadwal kegiatan yang ditandatangani oleh kepala PKBM/SKB.
c) Laporan pelaksanaan tugas sebagai tutor.
30
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
31
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4586);
3.Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
194, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4941);
5.Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Organisasi Kementerian Negara;
6.Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
7. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang
Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri
Kabinet Kerja;
8.Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun
2009 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru dan Pengawas
Satuan Pendidikan, sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 30 Tahun
2011;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun
2006 dan Kurikulum 2013;
32
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : P E R AT U R A N M E N T E R I P E N D I D I K A N D A N
KEBUDAYAAN TENTANG EKUIVALENSI KEGIATAN
PEMBELAJARAN/ PEMBIMBINGAN BAGI GURU YANG
B E R T U G A S PA D A S M P / S M A / S M K YA N G
MELAKSANAKAN KURIKULUM 2013 PADA SEMESTER
G A N J I L M E N J A D I K U R I K U L U M TA H U N 2 0 0 6
PADA SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN
2014/2015.
Pasal 1
(1) Beban belajar peserta didik SMP berdasarkan Struktur Kurikulum 2013
meliputi sepuluh mata pelajaran berjumlah 38 jam pembelajaran per
minggu.
(2) Pada struktur kurikulum SMA:
a.Beban belajar peserta didik Kelas X SMA berdasarkan Kurikulum 2013
meliputi dua belas mata pelajaran yang berbeda pada peminatan
MIPA dan IPS, sebelas mata pelajaran yang berbeda pada peminatan
Bahasa dan Budaya dengan minimal 42 jam pelajaran per minggu.
b. Beban belajar peserta didik Kelas XI dan Kelas XII SMA berdasarkan
Kurikulum 2013 meliputi dua belas mata pelajaran yang berbeda pada
peminatan MIPA dan IPS, sebelas mata pelajaran yang berbeda pada
peminatan Bahasa dan Budaya dengan minimal 44 jam pelajaran
per minggu.
(3) Pada struktur kurikulum SMK:
Beban belajar peserta didik SMK berdasarkan Kurikulum 2013 sesuai
dengan kelompok peminatan yang mengacu pada Spektrum Keahlian yang
mencakup Bidang Keahlian, Program Keahlian, dan Paket Keahlian
dengan jumlah 48 jam pembelajaran per minggu.
(4) Peserta didik SMP/SMA/SMK berdasarkan Kurikulum 2013 mendapat
layanan bimbingan dan konseling dari guru Bimbingan dan
Konseling/ Konselor.
(5) Peserta didik SMP/SMA/SMK berdasarkan Kurikulum 2013 mendapat
layanan bimbingan Teknologi Informasi dan Komunikasi/Keterampilan
Komputer dan Pengelolaan Informasi (TIK/KKPI) dari guru TIK/KKPI.
33
(6) Satuan pendidikan SMP, SMA, dan SMK sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) dapat menambah beban belajar per minggu
sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan
akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting, namun
yang diperhitungkan Pemerintah maksimal 2 (dua) jam/minggu.
Pasal 2
(1) Beban belajar peserta didik SMP berdasarkan Struktur Kurikulum Tahun
2006 meliputi sepuluh mata pelajaran ditambah muatan lokal dan
pengembangan diri berjumlah 32 jam pembelajaran per minggu.
(2) Pada struktur kurikulum SMA:
a. Beban belajar peserta didik Kelas X SMA berdasarkan Kurikulum Tahun
2006 meliputi enam belas mata pelajaran ditambah muatan lokal dan
pengembangan diri berjumlah 38 jam pembelajaran per minggu.
b. Beban belajar peserta didik Kelas XI dan Kelas XII SMA Program IPA,
Program IPS, dan Program Bahasa berdasarkan Kurikulum Tahun 2006
meliputi masing-masing tiga belas mata pelajaran ditambah muatan
lokal dan pengembangan diri berjumlah 39 jam pembelajaran per
minggu.
(3) Pada struktur kurikulum SMK:
a. Beban belajar peserta didik SMK berdasarkan Kurikulum Tahun
2006 meliputi sepuluh mata pelajaran ditambah muatan lokal dan
pengembangan diri, masing-masing berdasarkan kelompok
kejuruannya.
b. Jumlah jam Kompetensi Kejuruan pada dasarnya sesuai dengan
kebutuhan standar kompetensi kerja yang berlaku di dunia kerja tetapi
tidak boleh kurang dari 1044 jam per tahun.
(4) Peserta didik SMP/SMA/SMK berdasarkan Kurikulum Tahun 2006
mendapat layanan bimbingan dan konseling dari guru Bimbingan dan
Konseling/ Konselor.
(5) Satuan pendidikan SMP dan SMA sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran
per minggu secara keseluruhan.
34
Pasal 3
(1) Perubahan beban belajar peserta didik dalam struktur kurikulum
dari Kurikulum 2013 ke Kurikulum Tahun 2006 sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 1 dan Pasal 2 berdampak tidak terpenuhinya beban mengajar
minimal 24 (dua puluh empat) jam tatap muka per minggu bagi guru mata
pelajarantertentu di SMP/SMA/SMK.
(2) Mata pelajaran tertentu di SMP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam, Matematika,
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan, Seni Budaya, dan TIK.
(3) Mata pelajaran tertentu di SMA sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi Geografi, Matematika, Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan, Sejarah, dan TIK.
(4) Mata pelajaran tertentu di SMK sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan, Sejarah, dan TIK/KKPI.
(5) Bagi guru mata pelajaran tertentu di SMP/SMA/SMK sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak dapat diterbitkan Keputusan Tunjangan
Profesinya.
(6) SMP/SMA/SMK wajib melakukan optimalisasi penataan dan pemerataan
beban mengajar guru.
(7) Dalam hal telah dilakukan optimalisasi penataan dan pemerataan beban
mengajar guru dan masih terdapat guru mata pelajaran tertentu di SMP/
SMA/SMK yang tidak dapat memenuhi beban mengajar minimal 24
(dua puluh empat) jam tatap muka per minggu, pemenuhan beban
mengajar dilakukan m e l a l u i ekuivalensi kegiatan
pembelajaran/pembimbingan sebagaimana tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(8) Ekuivalensi kegiatan pembelajaran/pembimbingan sebagaimana
dimaksud pada ayat (7) diakui paling banyak 25% beban mengajar guru
atau 6 jam tatap muka per minggu yang dibuktikan dengan bukti fisik.
(9) Bukti fisik ekuivalensi kegiatan pembelajaran/pembimbingan sebagaimana
dimaksud pada ayat (8) berupa fotokopi/salinan yang dilegalisasi
oleh kepala sekolah dan disampaikan ke dinas pendidikan kabupaten/kota/
provinsi sesuai dengan kewenangannya untuk diverifikasi.
35
(10)Dinas pendidikan melaporkan hasil verifikasi ke Direktorat terkait yang
menangani guru sebagai dasar penerbitan Keputusan Tunjangan Profesi.
Pasal 4
Pemenuhan beban mengajar melalui Ekuivalensi Kegiatan Pembelajaran/
Pembimbingan berlaku sampai dengan 31 Desember 2016.
Pasal 5
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 13 Februari 2015
ANIES BASWEDAN
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 18 Februari 2015
YASONNA H. LAOLY
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR
36
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 4 TAHUN 2015
TENTANG
Jumlah Ekuivalensi
No Kegiatan Tugas Kegiatan/ Kelas/ Beban Bukti Fisik
Kelompok/ Kerja Per
Orang Minggu
1. Menjadi wali a. Pengelolaan Kelas Satu kelas per 2 jam a. Surat tugas
kelas b. Berinteraksi dengan orang tua/ tahun pelajaran sebagai wali kelas
wali peserta didik dari kepala sekolah
c. Penyelenggaraan Administrasi
Kelas b. Program dan jadwal
kegiatan yang
d. Penyusunan dan laporan
ditandatangani oleh
kemajuan belajar peserta didik
kepala sekolah.
e. Pembuatan catatan khusus
c. Laporan hasil
tentang peserta didik
kegiatan wali kelas
37
38
Jumlah Ekuivalensi
No Kegiatan Tugas Kegiatan/ Kelas/ Beban Bukti Fisik
Kelompok/ Kerja Per
Orang Minggu
f. Pencatatan mutasi peserta
didik
g. Pengisian dan pembagian
buku laporan penilaian hasil
belajar
h. dan lain-lain tugas
kewalikelasan
2. Membina OSIS a. Menyusun program pembinaan Pengurus OSIS 1 jam a. Surat tugas sebagai
OSIS pelajaran pembina OSIS dari
b. Mengkoordinasikan kegiatan kepala sekolah
upacara rutin dan hari besar b. Program dan jadwal
nasional kegiatan yang
c. Penyelenggaraan latihan ditandatangani oleh
kepemimpinan dasar kepala sekolah.
bagi peserta didik c. Laporan hasil
d. Mengkoordinasikan berbagai kegiatan pembinaan
OSIS
kegiatan ekstrakurikuler dan
class meeting
e. Kegiatan lainnya yang
berkaitan dengan
pembinaan OSIS
Jumlah Ekuivalensi
No Kegiatan Tugas Kegiatan/ Kelas/ Beban Bukti Fisik
Kelompok/ Kerja Per
Orang Minggu
3. Menjadi guru a. Meningkatkan pelaksanaan Satu kali dalam 1 jam a. Surat tugas per
piket keamanan, kebersihan, seminggu pelajaran semester
ketertiban, keindahan, sebagai guru
kekeluargaan, piket dari kepala
kerindangan, kesehatan, sekolah
keteladanan, dan b. Jadwal piket yang
keterbukaan (9K) ditandatangani oleh
b. Mengadakan pendataan dan kepala sekolah.
mengisi buku piket c. Laporan hasil piket
c. Menjadi guru pengganti di per tugas
kelas kosong
d. Mencatat warga sekolah
yang tidak disiplin
e. Melaporkan kasus-kasus yang
bersifat khusus kepada
kepala sekolah
f. Melakukan kegiatan lainnya
4 Membina kegiatan a. Menyusun program pembinaan Satu paket per 2 jam a. Surat tugas
ekstrakurikuler, ekstrakurikuler tertentu tahun pelajaran sebagai pembina
seperti OSN,
b. Melaksanakan pembinaan ekstrakurikuler
Keagamaan,
Pramuka, Olah kegiatan ekstrakurikuler tertentu dari kepala
raga, Kesenian, tertentu sekolah
UKS, PMR, c. Melaporkan pelaksanaan
Pencinta Alam,
dan KIR kegiatan ekstrakurikuler
tertentu
39
40
Jumlah Ekuivalensi
No Kegiatan Tugas Kegiatan/ Kelas/ Beban Bukti Fisik
Kelompok/ Kerja Per
Orang Minggu
b. Program dan jadwal
kegiatan yang
ditandatangani oleh
kepala sekolah.
c. Laporan hasil
kegiatan pembinaan
ekstrakurikuler
5 Menjadi tutor Mengajar peserta didik Paket A, Jam pelajaran Sesuai a. SK mengajar
Paket A, Paket Paket B, atau Paket C di PKBM/ per minggu dengan sebagai tutor.
B, Paket C, Paket alokasi jam
SKB b. Jadwal kegiatan
C Kejuruan, pelajaran
atau program per minggu, yang
pendidikan maksimal ditandatangani oleh
kesetaraan 6 jam kepala PKBM/SKB.
pelajaran c. Laporan
pelaksanaan
tugas sebagai
ANIES BASWEDAN