TINJAUAN PUSTAKA
2. Pondasi sumuran
Pondasi sumuran adalah pondasi yang dibangun dengan menggali
cerobong tanah berpenampang lingkaran dan dicor dengan beton atau
campuran batu dan mortar, pondasi sumuran digunakan apabila tanah
dasar yang kuat terletak pada kedalaman yang relatifdalam. Pondasi
sumuran merupakan bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan
pondasi tiang.
Pada gambar 2.29, dapat dilihat bahwa kurva kapasitas dukung izin
pada penurunan I umumnya tidak tergantung pada lebar pondasi asalkan
lebar pondasi lebih besar dari 6,50 meter. Dengan dasar ini, Peck et al.
(1953) menyarankan persamaan kapasitas dukung izin (Qa) untuk
pondasi rakit yang lebar sebagai berikut :
Qa =
Dengan N adalah jumlah pukulan per 30 cm dalam uji SPT. Peck et al.
(1953) menyarankan nilai N digunakan harus dikoreksi terhadap
pengaruh pasir halus yang terletak di bawah muka air tanah dan
pengaruh tekanan overburden efektif.
Jika nilai N < 5, maka pasir sangat tidak padat. Oleh karena itu pasir
tidak baik untuk mendukung pondasi rakit. Jika pada tanah tersebut
akan diletakkan pondasi rakit harus dipadatkan hingga N mencapai
minimum 10.
dimana :
= kapasitas dukung ultimit (kN/m2)
= kedalaman pondasi (m)
= faktor kedalaman
=
Tabel 2.6 Faktor bentuk, kedalaman dan kemiringan pada pondasi
Daya dukung ijin pondasi dangkal dan pondasi rakit didapat dengan
dibagi dengan faktor keamanan (SF) yakni :
qa = qult / SF
dimana :
= kapasitas dukung ijin netto
SF = faktor keamanan (nilai 3)
dimana :
= penurunan
N = jumlah pukulan dalam uji SPT
q = tegangan tanah
B = lebar pondasi
dimana :
= penurunan
= fungsi dari Df/B (gambar 2.18)
= fungsi dari H/B dan L/B (gambar 2.18)
H = ketebalan lapisan tanah lempung
q = tegangan tanah
B = lebar pondasi
E = modulus elastisitas tanah (tabel 2.5)
mv=
dimana :
mv = koofisien kemampatan
e = perubahan angka pori
e0 = angka pori pada tekanan awal
Δp = tambahan tekanan akibat beban
∆p = 4 q l
dimana :
q = tambahan tegangan dari luar
I = faktor pengaruh tegangan vertikal (gambar 2.49)
Gambar 2.49 Pengaruh tegangan vertikal
dimana :
Cc = Indek pemampatan
P0 = tekanan overboden
Untuk lempung konsolidasi berlebihan yaitu p1’ > po’,
perubahan angka pori (∆e) dapat dipertimbang dalam dua
kondisi
1. Jika p1’ < pc’
Dengan p1’ = po’ + ∆p
Jika po’ < pc’ < p1’
Setelah mengetahui nilai mv yang mewakili setiap lapisan tanah yang dibebani,
maka settlement oedometer (Soed) dapat dihitung dengan persamaan
Soed = mv x Δp x H
dimana :
soed = settlement oedometer
H = ketebalan lapisan tanah pendukung
Settlement oedometer perlu dikoreksi dengan faktor geologi μg untuk
memperoleh harga consolidaton lapangan.
Sc = μg Soed
dimana :
Sc = penurunan konsolidasi
μg = faktor geologi (tabel 2.50)
In clay 45 mm
Raft in sand 51 – 76 mm
A b
Gambar 2.51 Pondasi yang menahan gaya
uplift (Teng, 1962 ;
Bowles 1996)
a. Prisma tanah yang terangkat (sudut terangkat umumnya 600)
b. Tahanan gesek sepanjang tanah yang tergesek (Fr)
dimana :
q = Tegangan dukung
= Beban total bangunan
= Berat sendiri pondasi rakit
= Lebar pondasi rakit
= Panjang pondasi rakit
B2L/6 , = BL2/6
Dimana :
= Momen penahan guling
= Wg x d
= Berat sendiri pondasi, berat tanah dan berat air permukaan
(jika ada)
= Jarak dari titik berat beban ke titik guling
= Momen penyebab guling (output MS. Tower dengan momen
maksimal)
dimana :
q = daya dukung tekan tiang
qc = tahanan ujung konus sondir
Ap = luas penampang tiang
Tf = total frediksi/ jumlah hambatan pelekat
Ast = keliling penampang tiang
FK1,FK2 = Faktor keamanan, 3 dan 5
2. Berdasarkan data N SPT (Mayerhof)
Pa = +
Dimana :
Pa = daya dukung tekan tiang
Qc = 20 N, untuk silt/clay
= 40 N, untuk sand
Ap = luas penampang tiang
Tf = total frediksi / jumlah hambatan pelekat
Ast = keliling penampang tiang
Li = panjang segmen tiang yang ditinjau
Fi = gaya geser pada selimut segmen tiang
= N maksimum 12 ton/m2, untuk silt/clay
= N/5 maksimum 10 ton/m2, untuk sand
FK1,FK2 = factor keamanan, 3 dan 5
3. Berdasarkan kekuatan material
q= x Ap
dimana:
q = daya dukung ijin tekan tiang
Dimana :
Q ta = daya dukung ijin tarik tiang
Wp = berat pondasi
2. Data N SPT (Mayerhof)
Np =
Dimana :
Np = jumlah tiang
P = gaya aksial yang terjadi
Pall = daya dukung ijin tiang