Anda di halaman 1dari 35

Materi 2

AIRWAY & BREATHING


MANAGEMENT

Ns. RUSLAN M, S.Kep., M.Kep.

Disampaikan pada :

Pelatihan Basic Life Support for Nurse/Provider Code Blue


RSUD MASSENRENG PULU KABUPATEN ENREKANG
26 AGUSTUS 2015
A. ANATOMI
ANATOMI DAN FISIOLOGI

ORGAN2 SISTEM PERNAFASAN


Rongga
hidung

Laring
Lubang hidung

Trakea

Faring

Bronkus

(sumber training ventilator servo/ PT Berca)


ANATOMI PLEURA DAN PARU

PLEURA
PARIETAL
PLEURA
VISERAL

KAVITAS PLEURA
+ CAIRAN PARU PARU
PLEURA DIAFRAGMA

( Sumber: Training vent Servo. PT. Berca)


CABANG BRONKUS
Trakea
Bronkus
Dari lubang hidung sampai primer
bronkiolus terminalis disebut Bronkus
area konduksi (penghantar), sekunder
sedangkan dari bronkiolus
sampai alveoli disebut area Bronkus
respirasi (tempat pertukaran tersier
gas)
Zona konduksi
Dari trakea sampai Bronkiolus
bronkiolus banyak
mengandung supporting
cartilage (tlg rawan) yg Bronkiolus
berfungsi menjaga agar terminalis
jalan nafas tetap
terbuka
Bronkiolus
Zona respirasi

respiratori
Dari bronkiolus sampai br.
Terminalis lebih banyak
Saccus
mengandung otot polos u/ alveolii
regulasi aliran udara
PENGKAJIAN AIRWAY
(JALAN NAFAS):

 Ada tidaknya sumbatan jalan nafas


 Distress pernafasan
 Kemungkinan fraktur servikal

Look, listen & feel


SUMBATAN JALAN NAFAS:

 Stridor  sumbatan oleh benda padat

 Gargling  sumbatan oleh benda cair

 Crowing  sumbatan oleh


pembengkakan mukosa.
MASALAH KEPERAWATAN

 Jalan nafas tidak efektif


 Gangguan bersihan jalan nafas
PENATALAKSANAAN

I. Tanpa alat ( manual )


II. Dengan menggunakan alat
Tanpa Alat (Manual)

1.Membersihkan jalan nafas


2.Membuka jalan nafas
3.Mengatasi sumbatan jalan nafas pada
tersedak (Chocking)
Membersihkan Jalan Nafas
 Sapuan Jari (Finger
sweep):
Jalan nafas yang
tersumbat karena
benda asing dalam
rongga mulut bagian
belakang (hipofaring)
Membuka Jalan Nafas
 Head-titl;  Chin-lift manouver;
dorong kepala kebelakang tindakan mengangkat dagu

 Head-titl - Chin-lift  Jaw-thrust manouver;tindakan


mengangkat sudut rahang bawah
Membuka jalan nafas
Mengatasi Sumbatan Jalan Nafas pada
Tersedak (Chocking)

Manual thrust;  Back blow


 Back blow
 Abdominal thrust
 Chest thrust
MANOUVER HEIMLICH PADA KORBAN SADAR
DENGAN POSISI BERDIRI ATAU DUDUK

Heimlich manuveur – Abdominal Thrust


 Rangkul korban dari belakang ke dua lengan
dengan mempergunakan kepalan ke
duantangan, hentakkan mendadak pada ulu
hati (abdominal thrust). Ulani hingga jalan
nafas bebas atau hentikan bila korban jatuh
tidak sadar, ulangi tindakan tersebut dengan
posisi korban terlentang.
 Segera panggil bantuan
MANUVER HEIMLICH PADA KORBAN SADAR
DENGAN POSISI BERDIRI ATAU DUDUK.
Manuver Heimlich pada korban yang
tergeletak ( tidak sadar )

 Tidurkan penderita terlentang


 Lakukan back blow / chest thrust atau
heimlich manouver – abdominal trust
II. Dengan Menggunakan Alat

1. Pengisapan benda cair (suctioning)


2. Membersihkan benda asing padat dalam
jalan nafas
3. Mempertahankan jalan nafas agar tetap
terbuka dengan memasang pipa
(Oro/Naso Pharingeal Airway).
4. Membuka jalan nafas dengan
Krikotiroidotomi
1. Pengisapan benda cair (suctioning)

 Sumbatan jalan nafas karena benda cair,


pada saat pengkajian akan didapatkan
suara nafas Gurgling  suctioning
 Penghisapan tidak boleh lebih dari 15
detik.
2. Mempertahankan jalan nafas agar tetap
terbuka dengan memasang pipa (Oro/Naso
Pharingeal Airway)
 Tujuannya:
mempertahankan
jalan nafas agar
tetap terbuka
dengan menahan
pangkal lidah tidak
jatuh ke belakang
yang dapat menutup
jalan nafas terutama
untuk pasien-pasien
tidak sadar
Mempertahankan jalan nafas agar tetap terbuka
dengan memasang pipa (Oro/Naso Pharingeal
Airway)
Membersihkan benda asing padat dalam
jalan nafas

Dilakukan pada pasien tidak sadar


dengan sumbatan benda padat di
daerah hipofaring yang tidak mungkin
dilakukan dengan sapuan jari atau
secara Heimlich  Laringoscope, forcep
Membuka jalan nafas dengan
Krikotiroidotomi
 Krikotiroidotomi menggunakan jarum
besar No. 14-16
 Krikotiroidotomi dengan pembedahan
menggunakan pisau
PENGKAJIAN BREATHING (PERNAFASAN)

Look / Lihat
1. Perubahan status mental :
• Gelisah tanda hipoksemia
• Mengantuk tanda hiperkarbia

2. Gerakan nafas :
• Apa teratur, cheyne stokes, kusmaul
• Apakah pengembangan dada maksimal
• Ada tidaknya retraksi dinding dada
• Digunakan otot asesori pernafasan
• Apa ada tanda sianotik
PENGKAJIAN BREATHING (Lanjutan)

 Listen / dengar :
• Adakah aliran udara
• Apa bicaranya normal
• Adakah suara tambahan :
• Snoring (tanda ada sumbatan)
• Gurgling ( karena cairan )
• Stridor ( penyempitan jalan nafas )
• Apakah suara parau
PENGKAJIAN BREATHING (Lanjutan)

Feel / raba dan rasakan:


- Adanya aliran udara
- Adakah krepitasi
- Adakah pergeseran/ deviasi trakea
- Adakah pembengkakan di leher
GANGGUAN PERNAPASAN

• Oksigen yang diinspirasi untuk sampai ke


jaringan tergantung pada ventilasi dan difusi
yang adekuat antara alveoli dan darah.

• Gangguan pada parameter ini dapat


menyebabkan kedaruratan pernafasan seperti
gagal nafas
Prinsip Penatalaksanaan

• Mengobati penyebab kegagalan


pernapasan
• Menjamin ventilasi yang memadai
• Mempertahankan saluran udara bersih
Tanda-tanda Gangguan Pernapasan

• Keluhan sesak
• Frekuensi nafas meningkat, atau menurun
(tachipnea atau bradipnea)
• Penggunaan otot asesori pernapasan
• Gelisah
• Penurunan tingkat kesadaran
• Napas dangkal, mengantuk
• Pemeriksaan penunjang: AGD, oksmetri
memperlihatkan kelainan
DIAGNOSA KEPERAWATAN GANGGUAN
PERNAPASAN

 Pola napas tidak efektif


 Kerusakan pertukaran gas
Jenis Gagal Napas

- GAGAL NAPAS HIPOKSEMIA TANPA HIPERKAPNIA


• PaO2 rendah, dengan Pa CO2 normal atau rendah
• Penyebab: sebagian krn kelainan diffusi

- GAGAL NAPAS HIPOKSEMIA DENGAN


HIPERKAPNIA
• PaO2 rendah, dengan PaCO2 meningkat
• Penyebab: hipoventilasi alveolar krn obstruksi atau
restriksi saluran napas kronik
Penatalaksanaan

• Pengaturan posisi baring


• Oksigen terapi
• Menjaga kepatenan jalan nafas
• Hiperventilasi bila PCO2 tinggi
• Pemeriksaan AGD
Metode Pemberian Oksigen
1. Aliran rendah dengan konsentrasi rendah
(Low Flow Low Concentration):
• Kanul binasal

2. Aliran rendah dengan konsentrasi tinggi


(Low Flow Hight Concentration)
1. Sungkup muka sederhana
2. Sungkup muka dengan kantong rebreathing
3. Sungkup muka dengan kantong non rebreathing
Kanul Nasal atau Binasal

 Memberikan oksigen dengan


konsentrasi rendah (24-45%) dengan
kecepatan aliran 1-6 liter/menit.
 Nasal kanul mengalirkan oksigen sistem
aliran rendah, dengan konsentrasi <
40%
 Konsentrasi oksigen akan naik 4% pada
tiap kenaikan aliran 1 liter/mnt
Low flow high concentration
 Simple face mask (sungkup muka sederhana) :
Memberikan oksigen dengan konsentrasi mencapai
60 %, dengan kecepatan aliran 6-10 liter/menit.

 Rebreathing mask (sungkup muka dengan


kantong rebreathing): Memberikan oksigen dengan
konsentrasi oksigen mencapai 80%, dengan aliran 6-
10 liter/menit.

 Non rebreathing mask (sungkup muka dengan


kantong non rebreathing): Memberikan oksigen
dengan konsentrasi oksigen mencapai 100%, dengan
kecepatan aliran 8-12 liter/menit.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai