CRS Kulit Cover-Bab 1
CRS Kulit Cover-Bab 1
Oleh:
Hidayanti Br Siregar, S.Ked*
G1A217103
Pembimbing:
dr. Fitriyanti, Sp.KK, FINSDV**
Oleh:
Hidayanti Br Siregar, S.Ked
G1A217103
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Yang Maha Esa
sebab karena rahmatnya, tugas kasus atau Case Report Session (CRS) yang
berjudul “Tinea Corporis dan Tinea Cruris” ini dapat terselesaikan. Tugas ini
dibuat agar penulis dan teman – teman sesama koass periode ini dapat memahami
tentang diagnosis, komplikasi, dan pengobatan dari kasus ini. Selain itu juga
sebagai tugas dalam menjalankan Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu
penyakit Kulit dan Kelamin RSUD Raden Mattaher Jambi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Fitriyanti, Sp.KK, FINSDV
selaku pembimbing dalam kepaniteraan klinik senior ini dan khususnya
pembimbing dalam tugas kasus ini. Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari
sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran agar lebih baik
kedepannya. Akhir kata, semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua dan dapat
menambah informasi serta pengetahuan kita.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
4
kotor mempengaruhi kebersihan perorangan dalam perkembangan penyakit pada
kulit manusia. Keturunan tidak berpengaruh pada penyakit ini.1,2,5,6
Tinea kruris adalah dermatofitosis pada lipat paha, daerah perineum, dan
sekitar anus. Kelainan ini dapat bersifat akut atau menahun, bahkan dapat
merupakan penyakit yang berlangsung seumur hidup. Lesi akut dapat terbatas
pada daerah genitor-krural saja, atau meluas ke daerah sekitar anus, daerah gluteus
dan perut bagian bawah, atau bagian tubuh yang lain. Kelainan kulit yang tampak
pada sela paha merupakan lesi berbatas tegas. Peradangan pada tepi lebih nyata
daripada daerah tengahnya. Efloresensi terdiri atas macam-macam bentuk yang
primer dan sekunder (polimorfi). Bila penyakit ini menjadi menahun dapat berupa
bercak hitam disertai sedikit sisik. Erosi dan keluarnya cairan biasanya akibat
garukan.2
Diagnosa pasien, ditegakkan berdasarkan: anamnesa didapatkan rasa gatal
yang sangat mengganggu, dan gatal bertambah apabila berkeringat, dan
pemeriksaan laboratorium (kerokan kulit dengan KOH 10% bila sensitif
memperlihatkan elemen jamur berupa hifa, sebagai dua garis sejajar, terbagi oleh
sekat dan bercabang, maupun spora berderet (artrospora) pada kelainan kulit lama
dan atau sudah diobati. Penatalaksanaan secara umum perlu diberikan edukasi
kepada pasien untuk meningkatkan kebersihan badan dan menghindari pakaian
yang tidak menyerap keringat, dan penatalaksanaan secara khusus meliputi
sistemik dan topikal. 1,2,4,6
Berdasarkan hal tersebut, laporan ini akan membahas mengenai kedua
penyakit tersebut, yaitu tinea korporis dan tinea cruris berdasarkan temuan kasus
pada pasien. Laporan ini akan membahas:
5
6
7
AR PUSTAKA