Anda di halaman 1dari 65

ASKEP MARASMUS

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Keperawatan Keluarga
Yang dibina oleh Ibu Wahyuningsri, S.Pd.,M.Kes

Oleh :
Rohmatis Sania (P17211171008)

KEMENTERIAN KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN
September 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
kasih dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Penyakit Marasmus dan Asuhan Keperawatannya”. Dimana makalah ini
merupakan salah satu tugas dari matakuliah keperawatan anak.

Dengan penyelesain tugas ini, banyak bantuan yang kami terima dari
berbagia pihak yang telah berkontribusi dalam memberikan sumbangan materi,
kami ucapkan terimakasih khususnya kepada Ibu Wahyuningsri, S.Pd.,M.Kes
selaku dosen pembimbing matakuliah keperawatan anak yang telah memberikan
dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.

Dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahui


tentang informasi dasar penyakit marasmus dan bagaimana asuhan keperawatannya

Kritik dan saran dari berbagai pihak sangat saya butuhkan untuk
menambah wawasan dan memperluas ilmu pengetahuan dari makalah saya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca untuk
menambah akan wawasan tentang gangguan pada anak-anak yaitu penyakit
Marasmus. Mohon maaf apabila terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah
ini. Sekian dan terimakasih.

Malang, 21 Agustus 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................2
1.3 Tujuan ..................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI


2.1 Definisi Penyakit Marasmus ...............................................................4
2.2 Etiologi Penyakit Marsmus .................................................................5
2.3 Manifetasi Penyakit Marasmus ...........................................................6
2.4 Patofisiologi Penyakit Marasmus .......................................................8
2.5 Tanda dan Gejala Penyakit Marasmus................................................9
2.6 Komplikasi Penyakit Marsmus .........................................................10
2.7 Penatalaksanaan Penyakit Marasmus ...............................................10
2.8 Pencegahan Penyakit Marasmus .......................................................12

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Kasus .................................................................................................14
3.2 Askep ................................................................................................14
BAB IV PENUTUP
3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 53

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 54

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang terutama akibat
kekurangan kalori yang berat dan kronis terutama terjadi selama tahun
pertama kehidupan dan mengurusnya lemak bawah kulit dan otot. (Dorland,
1998:649).Marasmus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
kekurangan kalori protein. (Suriadi, 2001:196). Marasmus adalah malnutrisi
berat pada bayi sering ada di daerah dengan makanan tidak cukup atau
higiene kurang. Sinonim marasmus diterapkan pada pola penyakit klinis
yang menekankan satu ayau lebih tanda defisiensi protein dan kalori.
(Nelson, 1999:212)
Marasmus dapat terjadi pada segala umur, akan tetapi yang sering dijumpai
pada bayi yang tidak mendapat cukup ASI dan tidak diberi makanan
penggantinya atau sering diserang diare. Marasmus juga dapat terjadi akibat
berbagai penyakit lain seperti infeksi, kelainan bawaan saluran pencernaan
atau jantung, malabsorpsi, gangguan metabolik, penyakit ginjal menahun
dan juga gangguan pada saraf pusat. (Dr. Solihin, 1990:116).
Dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh selalu berusaha untuk
mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energi.
Kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak
merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan,
karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai
bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat
sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah dapat terjadi kekurangan.
Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam dengan
menghasilkan asam amino yang segera diubah jadi karbohidrat di hepar dan
ginjal. Selam puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak, gliserol
dan keton bodies. Otot dapat mempergunakan asam lemak dan keton bodies
sebagai sumber energi kalau kekurangan makanan ini berjalan menahun.

1
Keadaan ini memerlukan diet yang berisi jumlah cukup protein yang
kualitas biologiknya baik. Diit tinggi kalori, protein, mineral dan vitamin.
Pemberian terapi cairan dan elektrolit. Penatalaksanaan segera setiap
masalah akut seperti masalah diare berat.
Pengkajian riwayat status sosial ekonomi, kaji riwayat pola makan,
pengkajian antropometri, kaji manifestasi klinis, monitor hasil
laboratorium, timbang berat badan, kaji tanda-tanda vital.Penanganan KKP
berat Secara garis besar, penanganan KKP berat dikelompokkan menjadi
pengobatan awal dan rehabilitasi. Pengobatan awal ditujukan untuk
mengatasi keadaan yang mengancam jiwa, sementara fase rehabilitasi
diarahkan untuk memulihkan keadaan gizi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian penyakit Marasmus?
2. Bagaimana etiologi penyakit Marasmus?
3. Bagaimana manifestasi klinis penyakit Marasmus?
4. Bagaimana patofisiologi penyakit Marasmus?
5. Apa saja tanda dan gejala penyakit Marasmus?
6. Bagaimana komplikasi penyakit Marasmus?
7. Bagaimana penatalaksanaan penyakit Marasmus?
8. Bagaimana pencegahan Penyakit Marasmus?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian penyakit Marasmus.
2. Untuk mengetahui dan memahami etiologi penyakit Marasmus.
3. Untuk mengetahui dan memahami manifestasi klinis penyakit
Marasmus.
4. Untuk mengetahui dan memahami patofisiologi penyakit Marasmus.
5. Untuk mengetahui dan memahami tanda dan gejala penyakit
Marasmus.
6. Untuk mengetahui dan memahami komplikasi penyakit Marasmus.
7. Untuk mengetahui dan memahami penatalaksanaan penyakit
Marasmus.

2
8. Untuk mengetahui dan memahami pencegahan penyakit Marasmus.

BAB II

KONSEP TEORI

3
2.1 Pengertian Penyakit Marasmus
Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang terutama akibat
kekurangan kalori yang berat dan kronis terutama terjadi selama tahun
pertama kehidupan dan mengurusnya lemak bawah kulit dan otot. (Dorland,
1998:649).
Marasmus adalah malnutrisi berat pada bayi sering ada di daerah dengan
makanan tidak cukup atau higiene kurang. Sinonim marasmus diterapkan
pada pola penyakit klinis yang menekankan satu atau lebih tanda defisiensi
protein dan kalori. (Nelson, 1999:212).
Marasmus adalah MEP berat yang disebabkan oleh defisiensi makanan
sumber energi (kalori), dapat terjadi bersama atau tanpa disertai defsiensi
protein. Bila kekurangan sumber kalori dan protein terjadi bersama dalam
waktu yang cukup lama maka anak dapat berlanjut ke dalam status
marasmik kwashiorkor.( Mochtar, 2001). Marasmus adalah suatu penyakit
yang disebabkan oleh kekurangan kalori protein. (Suriadi, 2001:196).
Marasmus adalah malnutrisi berat pada bayi sering ada di daerah dengan
makanan tidak cukup atau higiene kurang. Sinonim marasmus diterapkan
pada pola penyakit klinis yang menekankan satu ayau lebih tanda defisiensi
protein dan kalori. Gizi buruk adalah bentuk terparah dari proses terjadinya
kekurangan gizi menahun. Status gizi balita secara sederhana dapat
diketahui dengan membandingkan antara berat badan menurut umur
maupun menurut panjang badannya dengan rujukan (standar) yang telah
ditetapkan. Apabila berat badan menurut umur sesuai dengan standar, anak
disebut gizi baik. Kalau sedikit di bawah standar disebut gizi kurang.
Apabila jauh di bawah standar dikatakan gizi buruk Gizi buruk yang disertai
dengan tanda-tanda klinis disebut marasmus atau kwashiorkor (Dorland,
2000).
Marasmus adalah salah satu bentuk kekurangan gizi Kurang Energi
Protein(KEP). Kurang Energi Protein terjadi saat kebutuhan tubuh akan
energi, protein, dan lemak tidak tercukupi oleh makanan. Marasmus terjadi
saat adanya kekurangan energi yang parah. Marasmus dapat disebabkan

4
oleh asupan makanan yang sangat kurang, penyakit infeksi, prematuritas,
maupun penyakit pada masa neonatus. Asupan makanan yang berkurang
dapat disebabkan oleh ketiadaan pangan ataupun kemiskinan yang
menyebabkan ketidakmampuan membeli makanan. Selain itu, penyakit
yang menyebabkan peningkatan kebutuhan energi, nafsu makan berkurang,
dan gangguan penyerapan zat gizi dapat pula menyebabkan kekurangan
energi protein.

2.2 Etiologi Penyakit Marasmus


Penyebab utama marasmus adalah kurang kalori protein yang dapat
terjadi karena : diet yang tidak cukup, kebiasaan makan yang tidak tepat
seperti yang hubungan dengan orangtua-anak terganggu,karena kelainan
metabolik, atau malformasi kongenital. (Nelson,1999).
Marasmus dapat terjadi pada segala umur, akan tetapi yang sering
dijumpai pada bayi yang tidak mendapat cukup ASI dan tidak diberi
makanan penggantinya atau sering diserang diare. Marasmus juga dapat
terjadi akibat berbagai penyakit lain seperti infeksi, kelainan bawaan saluran
pencernaan atau jantung, malabsorpsi, gangguan metabolik, penyakit ginjal
menahun dan juga gangguan pada saraf pusat. (Dr. Solihin, 1990:116).
Namun, secara garis besar sebab-sebab marasmus ialah sebagai berikut:
a. Masukan makanan yang kurang
Marasmus terjadi akibat masukan kalori yang sedikit, pemberian
makanan yang tidak sesuai dengan yang dianjurkan akibat dari
ketidaktahuan orang tua si anak; misalnya pemakaian secara luas
susu kaleng yang terlalu encer.

b. Infeksi
Infeksi yang berat dan lama menyebabkan marasmus, terutama
infeksi enteral misalnya infantil gastroenteritis,
bronkhopneumonia, pielonephritis dan sifilis kongenital.
c. Kelainan struktur bawaan

5
Misalnya: penyakit jantung bawaan, penyakit Hirschprung,
deformitas palatum, palatoschizis, micrognathia, stenosis pilorus,
hiatus hernia, hidrosefalus, cystic fibrosis pancreas.
d. Prematuritas dan penyakit pada masa neonates
Pada keadaan-keadaan tersebut pemberian ASI kurang
e. Penyebab utama marasmus adalah kurang kalori protein
Perilaku diet yang tidak cukup, kebiasaan makan yang tidak tepat
seperti yang hubungan dengan orangtua-anak terganggu,karena
kelainan metabolik, atau malformasi kongenital. (Nelson,1999).
f. Marasmus dapat terjadi pada segala umur, akan tetapi yang sering
dijumpai pada bayi yang tidak mendapat cukup ASI dan tidak
diberi makanan penggantinya atau sering diserang diare.
Marasmus juga dapat terjadi akibat berbagai penyakit lain seperti
infeksi, kelainan bawaan saluran pencernaan atau jantung,
malabsorpsi, gangguan metabolik, penyakit ginjal menahun dan
juga gangguan pada saraf pusat. (Dr. Solihin, 1990:116).

2.3 Manifestasi Klinis Penyakit Marasmus

Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori,
protein, atau keduanya tidak tercukupi oleh diet. (Arisman, 2004:92). Dalam
keadaan kekurangan makanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan
hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energi. Kemampuan tubuh
untuk mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal yang
sangat penting untuk mempertahankan kehidupan, karbohidrat (glukosa)
dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh Pada mulanya ada kegagalan
menaikkan berat badan, disertai dengan kehilangan berat badan sampai
berakibat kurus,dengan kehilangan turgor pada kulit sehingga menjadi
berkerut dan longgar karena lemak subkutan hilang dari bantalan pipi, muka
bayi dapat tetap tampak relatif normal selama beberaba waktu sebelum
menjadi menyusut dan berkeriput. Abdomen dapat kembung dan datar.
Terjadi atropi otot dengan akibat hipotoni. Suhu biasanya normal, nadi
mungkin melambat, mula-mula bayi mungkin rewe, tetapi kemudian lesu

6
dan nafsu makan hilang. Bayi biasanya konstipasi, tetapi dapat muncul apa
yang disebut diare tipe kelaparan, dengan buang air besar sering, tinja berisi
mukus dan sedikit. (Nelson,1999).

Selain itu manifestasi marasmus adalah sebagai berikut :

1. Badan kurus kering tampak seperti orangtua

2. Lethargi

3. Irritable

4. Kulit keriput (turgor kulit jelek)

5. Ubun-ubun cekung pada bayi

6. Jaringan subkutan hilang

7. Malaise

8. Kelaparan

9. Apatis

2.4 Patofisiologi Penyakit Marasmus


Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan
kalori, protein, atau keduanya tidak tercukupi oleh diet. (Arisman, 2004:92).
Dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh selalu berusaha untuk
mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energi.
Kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak
merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan,

7
karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai
bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat
sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah dapat terjadi kekurangan.
Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam dengan
menghasilkan asam amino yang segera diubah jadi karbohidrat di hepar dan
ginjal. Selam puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak, gliserol dan
keton bodies. Otot dapat mempergunakan asam lemak dan keton bodies
sebagai sumber energi kalau kekurangan makanan ini berjalan menahun.
Tubuh akan mempertahankan diri jangan sampai memecah protein lagi
seteah kira-kira kehilangan separuh dari tubuh. (Nuuhchsan Lubis an Arlina
Mursada, 2002:11).
Pada keadaan ini yang terlihat jelas ialah pertumbuhan yang kurang atau
terhenti disertai atrofi otot dan menghilangnya lemak di bawa kulit. Pada
mulanya kelainan demikian merupakan proses fisiologis. Untuk
kelangsungan hidup jaringan, tubuh memerlukan energi yang dapat dipenuhi
oleh makanan yang diberikan, sehingga harus didapat dari tubuh itu sendiri.
Hal ini menyebabkan cadangan protein digunakan juga untuk memenuhi
kebutuhan energi tersebut. Penghancuran jaringan pada defisiensi kalori
tidak hanya membantu memenuhi kebutuhan energi, tetapi juga untuk
memungkinkan sintesis glukosa dan metabolit esensial lainnya seperti asam
amino untuk komponen homeostatik. Oleh karena itu, pada marasmus berat
terkadang masih ditemukan asam amino yang normal, sehingga hati masih
dapat membentuk albumin yang cukup .
Proses metabolik anak pada dasarnya sama, akan tetapi relative lebih
aktif dibandingkan dengan orang dewasa. Anak membutuhkan lebih banyak
makanan untuk tiap kilogram berat badannya untuk pertumbuhan dan
pertukaran energi yang lebih aktif. Tubuh yang hidup seperti halnya dengan
mesin memerlukan bahan bakar dan bahan untuk pengganti maupun
perbaikan. Anak yang sedang tumbuh memerlukan makanan tambahan untuk
pertumbuhan. Keperluan ini dapat dipenuhi dengan pemberian makanan
yang mengandung cukup kalori. Dalam makanan tersebut harus cukup

8
tersedia protein, karbohidrat, mineral, air, vitamin dan beberapa macam asam
lemak dalam jumlah tertentu.
Pada keadaan awal, umumnya tidak ditemukan kelainan biokimia,
tetapi pada keadaan lanjut akan didapatkan kadar albumin yang rendah,
sedangkan globulin yang meninggi. Jika kebutuhan akan kalori telah
dipenuhi, tetapi makanan yang diberikan tidak mengandung semua nutrient
yang esensial untuk manusia, maka secara lambat kesehatan orang tersebut
akan terganggu. Gejala yang timbul tergantung kepada kekurangan jenis
nutrient dalam dietnya. Defisiensi protein akan mengakibatkan timbulnya
gejala defisiensi protein atau lebih dikenal dengan nama Kwashiorkor.
Defisiensi vitamin A yang berlangsung lama menimbulkan penyakit
defisiensi vitamin A atau Xeropthalmia. Defisiensi vitamin D
mengakibatkan penyakit yang disebut Rikets dan sebagainya.

2.5 Tanda dan Gejala Penyakit Marasmus


Menurut FKUI (1985 : 361), Ngastiyah (2005 : 259) dan Markum (1991
: 166) tanda dan gejala dari marasmus adalah :
1. Anak cengeng, rewel, dan tidak bergairah.
2. Diare.
3. Mata besar dan dalam.
4. Wajah seperti orang tua.
5. Pertumbuhan dan perkembangan terganggu.
6. Terjadi atrofi otot.
7. Jaringan lemak dibawah kulit akan menghilang, kulit keriput dan
turgor kulit menurun
8. Perut membuncit atau cekung dengan gambaran usus yang jelas.
9. Nadi lambat dan metabolisme basal menurun.
10. Vena superfisialis tampak lebih jelas.
11. Tulang pipi dan dagu kelihatan menonjol.
12. Anoreksia.
13. Sering bangun malam.

9
2.6 Komplikasi Penyakit Marasmus
Kompikasi yang dapat dialami oleh penderita gizi buruk sangatlah
bervariasi. Sistem organ yang terganggu akibat kurang gizi adalah
pencernaan, ginjal, jantung dan gangguan hormonal. Kematian juga dapat
terjadi jika derajat penyakitnya semakin berat dan disertai komplikasi
penyakit infeksi. Berikut komplikasi yang mungkin terjadi,
1. Infeksi tuberculosisi
2. Parasitosis, disentri
3. Malnutrisi kronik
4. Gagguan tumbuh kembang.
5. Hipoglikemia
6. Hipotermia
7. Dehidrasi
8. Gangguan fungsi vital
9. Gangguan keseimbangan elektrolit
2.7 Penatalaksanaan Penyakit Marasmus

Menurut Mansjoer (2000 : 514 – 517) penatalaksanan marasmus


adalah :

1. Atasi / cegah hipoglikemia

Periksa gula darah bila ada hipotermia (suhu aksila <>oC, suhu rektal
35,5oC). Pemberian makanan yang lebih sering penting untuk
mencegah kondisi tersebut.

2. Atasi/cegah hipotermia

a. Segera beri makanan cair/fomula khusus.

b. Hangatkan anak dengan pakaian atau selimut sampai menutup kepala.

3. Atasi/cegah dehidrasi

10
Lakukan pemberian cairan infus dengan hati-hati dengan tetesan pelan-
pelan untuk mengurangi beban sirkulasi dan jantung.

4. Koreksi gangguan keseimbang elektrolit

Pada marasmus berat terjadi kelebihan natrium tubuh, walaupun kadar


natrium plasma rendah.

a) Tambahkan Kalium dan Magnesium dapat disiapkan dalam bentuk


cairan dan ditambahkan langsung pada makanan. Penambahan 20
ml larutan pada 1 liter formula.

5. Obati / cegah infeksi dengan pemberian antibiotik

6. Koreksi defisiensi nutrien mikro, yaitu dengan :

Berikan setiap hari :

1). Tambahkan multivitamin.

2). Asam folat 1 mg/hari (5 mg hari pertama).

3). Seng (Zn) 2 mg/KgBB/hari.

4). Bila berat badan mulai naik berikan Fe (zat besi) 3 mg/KgBB/hari.

5). Vitamin A oral pada hari 1, 2, dan 14.

Umur > 1 tahun : 200 ribu SI (satuan Internasional).

Umur 6-12 bulan : 100 ribu SI (satuan Internasional).

Umur 0-5 bulan : 50 ribu SI (satuan Internasional).

6). Mulai pemberian makan

11
Pemberian nutrisi harus dimulai segera setelah anak dirawat dan
harus dirancang sedemikian rupa sehingga cukup energi dan
protein untuk memenuhi metabolisme basal.

2.9 Pencegahan Penyakit Marasmus


Tindakan pencegahan terhadap marasmus menurut (Lubis, U.N.http:
//www.cermin dunia kedokteran. diperoleh tanggal 4 Juni 2008) dapat
dilaksanakan dengan baik bila penyebab diketahui. Usaha-usaha tersebut
memerlukan sarana dan prasarana kesehatan yang baik untuk pelayanan
kesehatan dan penyuluhan gizi, antara lain :

1. Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber
energi yang paling baik untuk bayi.

2. Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada


umur 6 tahun ke atas.

3. Pencegahan penyakit infeksi, dengan meningkatkan kebersihan


lingkungan dan kebersihan perorangan.

.4. Pemberian imunisasi.

5. Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan


terlalu kerap.

6. Penyuluhan/pendidikan gizi tentang pemberian makanan yang


adekuat merupakan usaha pencegahan jangka panjang.

7. Pemantauan (surveillance) yang teratur pada anak balita di daerah yang


endemis kurang gizi, dengan cara penimbangan berat badan tiap bulan

12
BAB III
PEMBAHASAN

13
3.1 Kasus
An. Z (laki-laki) usia 2 tahun dirawat di Ruang anak RS Hidayah karena
kurang gizi ( KKP). Klien tampak lemah, rambut tipis kecoklatan, mata
cekung, mukosa mulut kering, wajah keriput, tulang iga tampak jelas, retraksi
dinding dada, perut buncit, turgor kurang elastis, edema di ekstremitas atas
dan bawah, pantat atropi, belum bisa berjalan, duduk harus dibantu dan bicara
belum jelas. An.Z anak ke lima dari keluarga yang kurang mampu, hanya
minum ASI, ibu An. Z umur 40 tahun, TB 150 cm, BB 40 kg, dari
pemeriksaan BB An. Z 8 kg.

3.2 Askep

A. Identitas
1. Identitas Klien
Nama : An. M
Umur : 2 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Suku bangsa : Jawa
Alamat : Sidoharum, Gunung kidul
No.RM : 20605
Ruang :Dahlia
Tanggal masuk RS : 11 November 2015
pukul 09.30 WIB
Dx. Medis : Marasmus

2. Identitas Penanggung jawab


Nama : Ny.N
Umur : 40 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam

14
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Sidoharum, Gunung kidul
Hubungan dengan klien : Ibu
B. Riwayat kesehatan
1. Keluhan Utama : Ibu klien mengatakan An. M tampak
lemah
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu klien mengatakan klien tampak lemah, badannya sangat kurus, nafsu makannya
menurun dan panas selama 2 hari kemudian diperiksakan di balai pengobatan desa,
menurut hasil dari pemeriksaan, klien didiagnosa Gizi buruk sehingga klien harus
menjalani pengobatan dan dokter menganjurkan agar klien dibawa ke RS Hidayah.
Pada tanggal 11 November 2015 pukul 09.30 WIB oleh keluarga klien dibawa ke
IGD RS Hidayah. Ibu klien mengatakan tampak lemah, badannya sangat kurus,
perut buncit, tangan dan kakinya tampak bengkak, belum bisa berjalan, duduk harus
dibantu dan bicara belum jelas. Di IGD TTV ; TD : 80/60 mmHg, Nadi : 80 x/menit,
Suhu : 38˚C, dan RR : 24 x/menit. Saat dikaji pada tanggal 11 November 2015
pukul 11.00 WIB Ibu klien mengatakan tampak lemah, badannya sangat kurus,
perut buncit,

3. Riwayat Penyakit Dahulu


Ibu klien mengatakan kemarin klien sering diare, tetapi klien tidak di bawa ke balai
pengobatan ataupun RS.

4. Riwayat kesehatan keluarga


Ibu klien mengatakan keluarga tidak ada yang mengalami sakit seperti klien. Dan
keluarga tidak ada yang mengalami penyakit seperti TBC, DM, hipertensi maupun
penyakit serius lainnya.
5. Riwayat kehamilan
Anak laki laki dari ibu G5 P5 A0. Selama kehamilan klien, ibu klien mengatakan
tidak mempunyai masalah khusus, paling hanya mual-mual.
6. Riwayat Persalinan
Ibu klien mengatakan klien lahir secara normal dan spontan, tidak ada kelainan
bawaan dan tidak mempunyai gangguan selama proses persalinan. Klien lahir

15
secara prematur yaitu hamil usia 35 minggu, presentasi bawah kepala. BBL : 3200
gram.
7. Riwayat imunisasi
Klien mendapat imunisasi BCG dan Polio.
8. Riwayat tumbuh kembang
Ibu klien mengatakan klien mengalami keterlambatan dalm proses tumbuh
kembang.
Perkembangan motorik : klien belum bisa berjalan, dan duduk harus dibantu.
Perkembangan bahasa: bicara klien belum jelas
9. Kebutuhan cairan
Kebutuhan cairan klien = 100 cc/ kgBB/ hari
= 100 x 8
= 800 ml
10. Kebutuhan kalori
Kebutuha kalori klien = 1000 kalori + (100 x usia dalam tahun)
= 1000 + (100 x 2)
= 1000 + 200
= 1200 kalori/hari

C. Pola Pengkajian
1. Pola Persepsi kesehatan atau penanganan kesehatan
Sebelum sakit : ibu klien memgatakan klien tinggal di daerah yang jauh dari balai
pengobatan, dan klien dari keluarga yang tidak mampu.
Saat sakit : Ibu klien mengatakan sekarang klien mendapatkan perawatan setelah di
bantu desa.
2. Pola Nutrisi / Metabolik
Sebelum sakit : Ibu klien mengatakan klien selama ini hanya minum ASI yaitu 4-5
kali/hari. BB: tidak tahu.
Saat dikaji : Klien minum ASI 3-4 kali/hari. Dan makan pendamping ASI 2 kali
sesuai diit dari RS tetapi tidak habis. Minum air putih 1 gelas per hari. BB: 8 kg.
3. Pola Eliminasi

16
Sebelum sakit : BAB sering mengalami diare warna kuning, tidak ada darah, BAK
: 3-4 kali/hari, warna kuning jernih.
Saat dikaji : Klien belum BAB 1x lembek, kuning, BAK 2x/hari, warna kuning
berbau khas.
4. Pola aktivitas / latihan
Sebelum sakit : Klien dapat beraktifitas sesuai kemampuan.
Saat dikaji : Klien hanya terlihat berbaring ditempat tidur.
5. Pola Istirahat / tidur
Sebelum sakit : Klien tidur 9 jam sehari, tidur siang kurang lebih 2 jam.
Saat dikaji : Klien susah tidur dan sering terbangun pada malam hari. Lama tidur 7
jam sehari.
6. Pola perseptif kognitif
Sebelum sakit : Klien dapat melihat dengan normal dan bisa mendengarkan dengan
jelas, dalam pengecapan klien tidak ada masalah, klien bisa mengecap makanan
dengan baik.
Saat dikaji : Klien dapat melihat dengan normal dan bisa mendengarkan
dengan jelas, dalam pengecapan klien tidak ada masalah, klien bisa mengecap
makanan dengan baik.
7. Pola koping/toleransi stres
Sebelum sakit : Ibu klien mengatakan jika klien merasa tidak nyaman klien
menangis.
Saat dikaji : Klien hanya tiduran dan apabila klien kesakitan klien menangis dan
rewel.
8. Pola Konsep diri
Tidak terkaji
9. Pola Seksual dan Reproduksi
Klien berjenis kelamin laki-laki, dan tidak ada masalah dalam sistem reproduksi
klien.
10. Pola peran / hubungan
Sebelum sakit : Hubungan klien dengan orangtua dan keluarga baik.
Saat dikaji : Klien lebih nyaman ditemani oleh ibunya.
D. Pemeriksaan Fisik

17
1. TTV :
TD : 80/60 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 38˚C
RR : 24 x/menit
2. Antropometri :
Lingkar Kepala : 48 cm
Lingkar Lengan atas : 12 cm
BB : 8 Kg
TB : 84 cm
3. Kepala : mesosepal, rambut tipis kecoklatan
4. Wajah : tampak keriput
5. Mata : konjungtiva anemis, sklera Anikterik, reflek terhadap cahaya pupil
isokhor, mata cekung
6. Hidung : tidak ada polip, tidak ada cuping hidung
7. Mulut : bibir terlihat pucat dan kering
8. Telinga : normal, tidak ada sekret dan darah
9. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe
10. Dada :
- Paru
Inspeksi : tulang iga tampak jelas, tidak ada otot bantu pernafasan
Palpasi : retraksi dinding dada sama kanan dan kiri, terdapat vocal
fomitus kanan kiri
Perkusi : sonor
Auskultasi : bunyi vesikuler
- Jantung :
Inspeksi : tidak tampak ictus cordis
Palpasi : tidak terdapat pembesaran jantung
Perkusi : pekak
Auskultasi : S1 dan S2 bunyi reguler
- Abdomen :
Inspeksi : bentuk buncit

18
Auskultasi : bising usus 10 x/menit
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, cubitan perut lambat
Perkusi : timpani
11. Genetalia : laki laki, tidak terpasang DC
12. Anus : tidak ada lesi, pantat atropi
13. Ekstremitas : atas : akral dingin, CRT : 4 detik, terpasang infus RL 20 tpm,
terdapat edema
14. Kulit : turgor kulit kurang elastis
E. DATA FOKUS

Nama Px :An.M

No.Register :20605

Ruang :Dahlia

DATA SUBJEKTIF DATA OBYEKTIF


1. Ibu pasien mengatakan bahwa
anaknya tampak lemah 1. Hasil pengukuran TTV
2. Ibu pasien mengatakan bahwa TD:80/60 mmHg
pasien tangan dan kakinya Nadi:50x/menit
tampak bengkak Suhu:38oC
3. Ibu pasien mengatakan bahwa RR :24x/menit
anaknya semakin kurus 2. Pasien lemah
badannya 3. Kulit teraba hangat
4. Ibu pasien mengatakan bahwa 4. BB pasien 8 kg
perut anaknya buncit 5. Rambut pasien tipis kecoklatan
5. Ibu pasien mengatakan pasien 6. Mata pasien cekung
belum bisa berjalan 7. Mukosa mulut pasien kering
6. Ibu pasien mengatakan pasien 8. Wajah pasien terlihat keriput
duduk harus dibantu 9. Tulang iga pasien tampak jelas
10. Retraksi dinding dada

19
7. Ibu pasien mengatakan bicara 11. Perut pasien buncit
sang anak belum jelas 12. Turgor kulit pasien kurang
8. Ibu pasien mengatakan pasien elastis
panas selama 2 hari 13. Bicara pasien belum jelas
9. Ibu pasien mengatakan nafsu 14. Duduk pasien harus dibantu
makan pasien menurun
10. Ibu pasien mengatakan bahwa
warna rambut pasien berbeda
dari sebelumnya

F. ANALISIS DATA

Nama Px :An.M

No.Register :20605

Ruang :Dahlia

No Data Problem
1. DS : Kekurangan volume cairan
Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya
tampak lemah
DO :
- Pasien lemah
- Mata pasien cekung
- Mukosa mulut pasien kering
- Turgor kulit pasien kurang elastis
- Nadi 50x/menit
RR :24x/menit
TD:80/60 mmHg

2. DS: Ketidakseimbangan nutrisi:kurang d


kebutuhan tubuh

20
Ibu pasien mengatakan nafsu makan pasien
menurun
DO:
- BB pasien 8 kg
- Pasien lemah
3. DS: Hipertermia
Ibu pasien mengatakan pasien panas selama 2
hari
DO:
- Suhu: 38oC
- Kulit teraba hangat

4. DS: Keterlambatan pertumbuhan


Ibu pasien mengatakan pasien belum bisa perkembangan
berjalan dan duduk harus dibantu
DO:
- BB:8 kg,BB normal 12 kg

G. PRIORITAS MASALAH

Nama Px :An.M

No.Register :20605

Ruang :Dahlia

NO Prioritas Masalah
1. Kekurangan volume cairan b.d penurunan volume nadi ditandai
dengan nadi pasien 50x/menit dan mata pasien tampak cekung

21
2. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan b.d asupan kalori
dan protein yang tidak adekuat ditandai dengan berat badan pasien 8
kg

H. DIANGNOSA KEPERAWATAN

Nama Px :An.M

No.Register :20605

Ruang :Dahlia

No Tanggal Diangnosa Tanggal


ditemukan Teratasi
diangnosa
1. 02-09-2015 Kekurangan volume cairan b.d
penurunan volume nadi ditandai -
dengan nadi pasien 50x/menit dan mata
pasien tampak cekung

2. 02-09-2015 Ketidakseimbangan nutrisi:kurang dari


kebutuhan tubuh b.d Ketidakmampuan
mencerna makanan ditandai dengan -
BB pasien 8 kg dan pasien terlihat
lemah

22
3. 02-09-2015 Hipertermi b.d penyakit ditandai
dengan kulit teraba hangat dan suhu -
pasien 38oC
4. 02-09-2015 Keterlambatan pertumbuhan dan
perkembangan b.d asupan kalori dan -
protein yang tidak adekuat ditandai
dengan berat badan pasien 8 kg

I.INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama Px :An.M

No.Register :20605

Ruang :Dahlia

N Diagnosa Tujuan Tang Intervesi Rasional


O Kep/ Dan gal (NIC)
Masalah Kriteria
Kolabora Hasil
tif (NOC)
1. Kekurang Setelah 02/09 4120 - Untuk
an volume dilakukan /2015 Manajemen menge
cairan b.d tindakan Cairan tahui
penuruna keperawata data

23
n volume n selama 3 - Timban berat
nadi x 24 jam g berat badan
ditandai diharapkan badan pasien
dengan risiko setiap setiap
nadi perdarahan hari dan hari
pasien dapat monitor - Agar
50x/menit berkurang status asupan
dan mata dibuktikan pasien makan
pasien dengan - Jaga pasien
tampak kriteria intake/a bisa
cekung hasil: supan seimb
1008 yang ang
Status akurat - Untuk
Nutrisi:As dan menge
upan catat tahui
Makanan output data
dan pasien denyut
Cairan - Monito nadi
- Asu r status dan
pan hidrasi tekana
mak misalny n
ana a darah
n membr pasien
seca ane yang
ra mukosa adeku
oral lembab, at
dari denyut - Untuk
skal nadi menge
a 2 adekuat tahui
diti ,dan data
ngk tekanan pasien
atka darah menge

24
n ke ostortat nai
skal ik pening
a5 - Monito katan
- Asu r hasil berat,p
pan laborat eningk
Cair orium atan
an yang BUN,
seca relevan penuru
ra dengan nan
oral retensi hemat
dari cairan okrit
skal misalny dan
a 2 a,penin pening
diti gkatan katan
ngk berat,pe kadar
atka ningkat osmol
n ke an alitas
skal BUN,p urin
a5 enuruna yang
- Asu n ada di
pan hemato laborat
nutr krit,dan orium.
isi peningk - Untuk
pare atan menge
nter kadar tahui
al osmolal perke
dari itas mbang
skal urin. an data
a 1 - Monito tekana
diti r tanda- n
ngk tanda darah,
atka nadi,s

25
n ke vital uhu
skal pasien. dan
a5 - Monito pernap
0601 r asan
Keseimba perubah pasien
ngan an berat - Untuk
Cairan badan menge
- Kes pasien tahui
eim sebelu data
ban m dan pening
gan setelah katan
inta dianalis berat
ke is. badan
dan - Monito pasien
out r selama
put makana pemeri
dala n ksaan.
m /cairan - Untuk
24 yang menge
jam dikonsu tahui
dari msi dan makan
skal hitung an
a 3 asupan /cairan
diti kalori yang
ngk harian. dikons
atka - Monito umsi
n ke r status dan
skal gizi jumlah
a5 - Berikan asupan
- Tur cairan kalori
gor dengan harian.
kuli tepat

26
t - Distrib - Untuk
dari utorkan menge
skal asupan tahui
a 3 cairan status
diti selama gizi
ngk 24 jam pasien
atka - Dukung - Untuk
n ke pasien menge
skal dan tahui
a5 keluarg cairan
- Kel a untuk yang
emb memba tepat
apa ntu yang
n dalam dibutu
me pember hkan
mbr ian oleh
an makan pasien
mu dengan - Untuk
kos baik. menge
a tahui
dari perke
skal mbang
a 3 an
diti asupan
ngk cairan
atka pasien
n ke selama
skal 24 jam
a5 - Agar
- Bol keluar
a ga
mat memb

27
a antu
cek dalam
ung pembe
dan rian
lem makan
bek denga
dari n baik
skal kepad
a 3 a
diti pasien
ngk
atka
n ke
skal
a5

2. Ketidakse Setelah 02/09 5240 5240


imbangan dilakukan /2015 Konseling Konseling
nutrisi:kur tindakan Nutrisi Nutrisi
ang dari keperawata - Bina - Agar
kebutuhan n selama 3 hubun pasien
tubuh b.d x 24 jam gan dapat
Ketidakm diharapkan terapeu menga
ampuan risiko tik takan
mencerna perdarahan berdas denga
makanan dapat arkan n jujur
ditandai berkurang rasa dan
dengan dibuktikan percay nyama
BB pasien dengan a dan n
8 kg dan kriteria saling ketika
pasien hasil: mengh ditany
ormati. a oleh

28
terlihat 1009 - Kaji peraw
lemah Status asupan at
Nutrisi:As makan - Untuk
upan an dan meng
Nutrisi kebias etahui
- Asu aan asupa
pan makan n
kalo pasien maka
ri - Fasilita nan
dari si dan
skal untuk kebias
a 2 mengi aan
diti dentifi maka
ngk kasi n
atka perilak pasien
n ke u - Untuk
skal makan menge
a5 yang tahui
- Asu harus fasilita
pan diubah. s apa
Prot 1100 saja
ein Manajemen untuk
dari Nutrisi mengu
skal - Tentuk bah
a 2 an perilak
diti status u
ngk gizi makan
atka pasien an
n ke dan 1100
skal kemam Manajemen
a5 puan Nutrisi
paasien

29
- Asu untuk - Untuk
pan menent menge
n ukan tahui
Kar status status
boh gizi gizi
idra - Intruksi pasien
t kan dan
dari pasien kema
skal mengen mpuan
a 2 ai pasien
diti kebutuh untuk
ngk an menen
atka nutrisi tukan
n ke yaitu:m status
skal embaha gizi
a5 s - Untuk
- Asu pedoma menge
pan n diet tahui
sera dan sebera
t piramid pa
dari a paham
skal makana pasien
a 2 n menge
diti - Bantu nai
ngk pasien pedom
atka dalam an diet
n ke menent dan
skal ukan pirami
a5 pedoma da
- Asu n atau makan
pan piramid an
vita a

30
min makana - Untuk
dari n yang menge
skal paling tahui
a 2 cocok sebera
diti dalam pa
ngk memen paham
atka uhi kah
n ke kebutuh pasien
skal an dalam
a5 nutrisi menen
- Asu dan tukan
pan prefere pedom
min nsi an atau
eral misalan pirami
dari ya,pira da
skal mida makan
a 2 makana an
diti n yang
ngk vegetari paling
atka an,pira cocok
n ke mida dalam
skal pandua meme
a5 n nuhi
- Asu makana kebutu
pan n. han
zat - Tentuk nutrisi
besi an dan
dari jumlah prefer
skal kalori ensi
a 2 dan misala
diti jenis nya,pir
ngk nutrisi amida

31
atka yang makan
n ke dibutuh an
skal kan vegeta
a5 untuk rian,pi
- Asu memen ramida
pan uhi pandu
kals persyar an
ium atan makan
dari gizi. an.
skal - Berikan - Untuk
a 2 pilihan menge
diti makana tahui
ngk n jumlah
atka sambil kalori
n ke menaw dan
skal arkan jenis
a5 bimbin nutrisi
- Asu gan yang
pan terhada dibutu
natr p hkan
ium pilihan untuk
dari makana meme
skal n yang nuhi
a 2 lebih persya
diti sehat,ji ratan
ngk ka gizi.
atka diperlu - Untuk
n ke kan menge
skal - Tawark tahui
a5 an makan
1004 makana an
n yang

32
- Asu ringan sehat
pan yang dan
gizi padat yang
dari gizi. dieperl
skal ukan
a 2 pasien
diti - Untuk
ngk menge
atka tahui
n ke makan
skal an
a5 ringan
- Asu n yang
pan padat
mak gizi
ana dan
n yang
dari diperl
skal ukan
a 2 oleh
diti pasien
ngk
atka
n ke
skal
a5
- Asu
pan
cair
an
dari
skal

33
a 2
diti
ngk
atka
n ke
skal
a5
- Asu
pan
ener
gy
dari
skal
a 2
diti
ngk
atka
n ke
skal
a5
- Ras
io
bera
t
bad
an/t
ing
gi
bad
an
dari
skal

34
a 2
diti
ngk
atka
n ke
skal
a5
3. Hiperterm Setelah 02/09 3900 3900
i b.d dilakukan /2015 Pengaturan Pengaturan
penyakit tindakan Suhu Suhu
ditandai keperawata - Monito - Untuk
dengan n selama 3 r suhu menge
kulit x 24 jam paling tahui
teraba diharapkan tidak suhu
hangat risiko setiap 2 setiap
dan suhu perdarahan jam 2 jam
pasien dapat sesuai sesuai
38oC berkurang kebutuh kebutu
dibuktikan an han
dengan - Monito - Untuk
kriteria r suhu menge
hasil: tubuh tahui
0800 dan suhu
Termoreg warna tubuh
ulasi kulit dan
- Tin - Monito warna
gkat r dan kulit
per laporka - Untuk
nafa n menge
san adanya tahui
dari tanda adany
skal dan a tanda

35
a 3 gejala dan
diti dari gejala
ngk hipoter dari
atka mia dan hipote
n ke hiperter rmia
skal mia dan
a5 - Tingkat hiperte
- Mel akan rmia
apo intake - Untuk
rka cairan menge
n dan tahui
ken nutrisi sebera
yam adekuat pa
an - Diskusi banya
suh kan k
u penting intake
dari nya cairan
skal termore dan
a 3 gulasi nutrisi
diti dan yang
ngk kemung dibutu
atka kinan hkan
n ke efek - Untuk
skal negativ menge
a5 e dari tahui
- Hip demam pentin
erte yang gnya
rmi berlebi termor
dari han egulas
skal ,sesuai i dan
a 3 kebutuh kemun
diti an gkinan

36
ngk - Sesuaik efek
at an suhu negati
kan lingkun ve dari
ke gan dema
skal untuk m
a5 kebutuh yang
sn berlebi
pasien han
3740 - Untuk
Perawatan menge
Demam tahui
- Pantau kebutu
suhu han
dan suhu
tanda- pasien
tanda yang
vital sesuai
lainnya denga
- Monito n
r warna lingku
kulit ngan
dan 3740
suhu Perawatan
- Tutup Demam
pasien - Untuk
dengan menge
selimut tahui
atau tanda-
pakaian tanda
ringan vital
,tergant pasien
ung seperti

37
pada TD,R
fase R,Nad
demam i dan
(yaitu suhu
membe pasien
rikan - Untuk
selimut menge
hangat tahui
untuk warna
fase kulit
dingin, dan
menyed suhu
iakan pasien
pakaian - Untuk
atau menge
linen tahui
tempat apa
tidur yang
ringan dibutu
untuk hkan
demam pasien
dan pada
fase saat
bergejo dema
lak/flus m
h)
4. Keterlam 1826 02/09 8274 8274
batan Pengetahu /2015 Peningkatan Peningkatan
pertumbu an Perkembanga Perkembang
han dan Pengasuh n Anak an Anak
perkemba - Pert - Bangun - Agar
ngan b.d um hubung pasien

38
asupan buh an mau
kalori dan an saling mengi
protein dan percaya kuti
yang tidak per dengan semua
adekuat kem anak perinta
ditandai ban - Ajarkan h dari
dengan gan orang peraw
berat yan tua at
badan g mengen - Agar
pasien 8 nor ai orang
kg mal tingkat tua
dari perkem menge
skal bangan tahui
a 2 normal menge
diti dari nai
ngk anak tingkat
atka dan perke
n ke perilak mbang
skal u yang an
a5 berhub norma
- Peri ungan l dari
laku - Demon anak
ana strasika - Agar
k n orang
yan kepada tua
g orang menge
nor tua tahui
mal mengen menge
dari ai nai
skla kegiata kegiat
2 n yang an
diti menduk yang

39
ngk ung mendu
atka tumbuh kung
n ke kemban tumbu
skal g anak h
a5 kemba
- Keb ng
utu anak
han
aka
n
pen
gaw
asa
n
kes
ehat
an
dari
skal
a 2
diti
ngk
atka
n ke
skal
a5

J. IMPLEMENTASI

40
Nama Px :An.M

No.Register :20605

Ruang :Dahlia

N Diangnosa Intervensi (NIC) Tgl/Ja Implementasi Ttd


o m
1. Kekurangan 4120 Manajemen 02/09/2 - Menimbang
volume Cairan 015 dan
cairan b.d - Timbang 08.00 memonitor
penurunan berat badan status berat
volume nadi setiap hari badan pasien
ditandai dan monitor setiap hari.
dengan nadi status pasien - Menjaga
pasien - Jaga intake/asupa
50x/menit intake/asupa n makan
dan mata n yang pasien dan
pasien akurat dan mencatat
tampak catat output output
cekung pasien pasien
- Monitor - Memonitor
status status
hidrasi hidrasi
misalnya pasien
membrane seperti
mukosa membrane
lembab,deny mukosa
ut nadi lembab,deny
adekuat,dan ut nadi
tekanan adekuat,dan
tekanan

41
darah darah
ostortatik ostortatik
- Monitor - Memonitor
hasil hasil
laboratoriu laboratoriu
m yang m yang
relevan relevan
dengan dengan
retensi retensi urin
cairan cairan
misalnya,pe misalnya,pe
ningkatan ningkatan
berat,pening berat,pening
katan katan
BUN,penuru BUN,penuru
nan nan
hematokrit,d hematokrit,d
an an
peningkatan peningkatan
kadar kadar
osmolalitas osmolalitas
urin. urin.
- Monitor - Memonitor
tanda-tanda tanda-tanda
vital pasien. vital pasien
- Monitor seeperti
perubahan TD,nadi,RR,
berat badan dan suhu
pasien - Memonitor
sebelum dan perubahan
setelah berat badan
dianalisis. pasien

42
- Monitor sebelum dan
makanan setelah
/cairan yang dianalisis.
dikonsumsi - Memonitor
dan hitung makanan
asupan /cairan yang
kalori dikonsumsi
harian. - Melakukan
- Monitor monitor
status gizi status gizi
- Berikan setiap
cairan harinya
dengan tepat - Melakukan
- Distributork monitor
an asupan makanan/cai
cairan ran yang
selama 24 dikonsumsi
jam dan
- Dukung menghitung
pasien dan asupan
keluarga kalorinya
untuk - Melakukan
membantu monitor
dalam status gizi
pemberian yang baik
makan - Memberikan
dengan baik. cairan secara
tepat yaitu
100
cc/kgBB/har
i

43
- Mendistribu
tor asupan
cairan
selama 24
jam
- Mendukung
pasien dan
keluarga
untuk
membantu
dalam
pemberian
makan
dengan baik.
2. Ketidakseim 5240 Konseling 02/09/2 5240 Konseling
bangan Nutrisi 015 Nutrisi
nutrisi:kuran - Bina 13.00 - Membina
g dari hubungan hubungan
kebutuhan terapeutik terapeutik
tubuh b.d berdasarkan berdasarkan
Ketidakmam rasa rasa
puan percaya dan percaya dan
mencerna saling saling
makanan menghorma menghorma
ditandai ti. ti.
dengan BB - Kaji asupan - Mengkaji
pasien 8 kg makanan asupan
dan pasien dan makanan
terlihat lemah kebiasaan dan
makan kebiasaan
pasien makan
pasien

44
- Fasilitasi - Memfasilita
untuk si untuk
mengidentif mengidentif
ikasi ikasi
perilaku perilaku
makan yang makan yang
harus harus
diubah. diubah
1100 Manajemen seperti
Nutrisi makanan 4
- Tentukan sehat 5
status gizi sempuran.
pasien dan - Memfasilita
kemampuan si untuk
pasien untuk mengidentif
menentukan ikasi
status gizi perilaku
- Intruksikan makan yang
pasien harus
mengenai diubah
kebutuhan seperti
nutrisi makan
yaitu:memb makanan
ahas yang sehat.
pedoman 1100 Manajemen
dietdan Nutrisi
piramida - Menentukan
makanan status gizi
- Bantu pasien pasien dan
dalam kemampuan
menentukan pasien untuk
pedoman

45
atau menentukan
piramida status gizi
makanan - Mengintruks
yang paling ikan pasien
cocok dalam mengenai
memenuhi kebutuhan
kebutuhan nutrisi
nutrisi dan yaitu:memb
preferensi ahas
misalanya,pi pedoman
ramida dietdan
makanan piramida
vegetarian,p makanan
iramida - Membantu
panduan pasien
makanan. dalam
- Tentukan menentukan
jumlah pedoman
kalori dan atau
jenis nutrisi piramida
yang makanan
dibutuhkan yang paling
untuk cocok
memenuhi seperti
persyaratan piramida
gizi. makanan,
- Berikan vegetarian,d
pilihan an piramida
makanan panduan
sambil makanan.
menawarkan - Menentukan
bimbingan jumlah

46
terhadap kalori yaitu
pilihan kebutuhan
makanan kalori
yang lebih pasien=1000
sehat,jika kalori
diperlukan +(100x usia
- Tawarkan dalam
makanan tahun)
ringan yang - Memberikan
padat gizi. pilihan
makanan
yang sehat
- Menawarka
n makanan
ringan yang
padat gizi ke
pasien.

3. Hipertermi 3900 Pengaturan 02/09/2 3900 Pengaturan


b.d penyakit Suhu 015 Suhu
ditandai - Monitor 07.00 - Melakukan
dengan kulit suhu paling monitor
teraba hangat tidak setiap suhu setiap 2
dan suhu 2 jam sesuai jam sesuai
pasien 38oC kebutuhan kebutuhan
- Monitor - Melakukan
suhu tubuh monitor
dan warna suhu tubuh
kulit dan warna
- Monitor dan kulit
laporkan - Melakukan
adanya monitor dan

47
tanda dan laporkan
gejala dari adanya
hipotermia tanda dan
dan gejala dari
hipertermia hipotermia
- Tingkatkan dan
intake cairan hipertermia
dan nutrisi - Meningkatk
adekuat an intake
- Diskusikan cairan dan
pentingnya nutrisi
termoregula adekuat
si dan - Mendiskusi
kemungkina kan dengan
n efek keluarga
negative dari pentingnya
demam yang termoregula
berlebihan si dan
,sesuai kemungkina
kebutuhan n efek
- Sesuaikan negative dari
suhu demam yang
lingkungan berlebihan
untuk ,sesuai
kebutuhan kebutuhan
pasien - Menyesuaik
3740 Perawatan an suhu
Demam lingkungan
- Pantau suhu dengan
dan tanda- kebutuhan
tanda vital pasien
lainnya

48
- Monitor 3740 Perawatan
warna kulit Demam
dan suhu - Memantau
- Tutup pasien suhu dan
dengan tanda-tanda
selimut atau vital lainnya
pakaian seperti
ringan RR,TD,dan
,tergantung Nadi
pada fase - Melakukan
demam monitor
(yaitu warna kulit
memberikan dan suhu
selimut pasien
hangat untuk - Menutup
fase pasien
dingin,meny dengan
ediakan selimut atau
pakaian atau pakaian
linen tempat ringan agar
tidur ringan suhu pasien
untuk bisa
demam dan menurun
fase
bergejolak/fl
ush)
4. Keterlambata 8274 Peningkatan 02/09/2 8274 Peningkatan
n Perkembangan 015 Perkembangan
pertumbuhan Anak 10.00 Anak
dan - Bangun - Membangun
perkembanga hubungan hubungan
n b.d asupan saling saling

49
kalori dan percaya percaya
protein yang dengan anak dengan anak
tidak adekuat - Ajarkan - Mengajarka
ditandai orang tua n orang tua
dengan berat mengenai mengenai
badan pasien tingkat tingkat
8 kg perkembang perkembang
an normal an normal
dari anak dari anak
dan perilaku dan perilaku
yang yang
berhubunga berhubunga
n n
- Demonstrasi - Melakukan
kan kepada demonstrasi
orang tua kepada
mengenai orang tua
kegiatan mengenai
yang kegiatan
mendukung yang
tumbuh mendukung
kembang tumbuh
anak kembang
anak

50
K. EVALUASI KEPERAWATAN

Nama Px :An.M

No.Register :20605

Ruang :Dahlia

N Tanggal/jam Diangn Implementasi Evaluasi Ttd


o osa
1. Kekuran - Menimbang S : Pasien
gan dan mengatakan
volume memonitor bahwa volume
cairan status berat nadi dan mata
b.d badan pasien yang terlihat
penurun setiap hari. cekung sudah
an - Menjaga mulai normal
volume intake/asupa O : Bekas mata
nadi n makan cekung yang ada
ditandai pasien dan pada pasien
dengan mencatat sudah mulai
nadi output pasien menghilang
pasien - Memonitor A : Masalah
50x/men status hidrasi teratasi sebagian
it dan pasien seperti P : Melanjutkan
mata membrane implementasi
pasien mukosa yaitu
tampak lembab,deny - Menimba
cekung ut nadi ng dan
adekuat,dan memonito
tekanan r status
darah berat
ostortatik badan

51
- Memonitor pasien
hasil setiap
laboratorium hari.
yang relevan - Menjaga
dengan intake/asu
retensi urin pan
cairan makan
misalnya,pen pasien
ingkatan dan
berat,pening mencatat
katan output
BUN,penuru pasien
nan - Memonito
hematokrit,d r makanan
an /cairan
peningkatan yang
kadar dikonsum
osmolalitas si
urin. - Menduku
- Memonitor ng pasien
tanda-tanda dan
vital pasien keluarga
seeperti untuk
TD,nadi,RR, membant
dan suhu u dalam
- Memonitor pemberia
perubahan n makan
berat badan dengan
pasien baik.
sebelum dan - Memonito
setelah r tanda-
dianalisis. tanda vital

52
- Memonitor pasien
makanan seeperti
/cairan yang TD,nadi,
dikonsumsi RR,dan
- Melakukan suhu
monitor
status gizi
setiap
harinya
- Melakukan
monitor
makanan/cair
an yang
dikonsumsi
dan
menghitung
asupan
kalorinya
- Melakukan
monitor
status gizi
yang baik
- Memberikan
cairan secara
tepat yaitu
100
cc/kgBB/hari
- Mendistribut
or asupan
cairan selama
24 jam

53
- Mendukung
pasien dan
keluarga
untuk
membantu
dalam
pemberian
makan
dengan baik.

2. Ketidakseimb 5240 Konseling S : Pasien


angan Nutrisi mengatakan
nutrisi:kurang - Membina bahwa nutrisi
dari hubungan yang dibutuhkan
kebutuhan terapeutik sudah memenuhi
tubuh b.d berdasarkan kebutuhan tubuh.
Ketidakmamp rasa percaya O : Berat badan
uan mencerna dan saling pasien sudah
makanan menghormat mulai meningkat
ditandai i. dari 8kg ke 10 kg
dengan BB - Mengkaji A : Masalah
pasien 8 kg asupan sudah mulai
dan pasien makanan teratasi
terlihat lemah dan P : Melanjutkan
kebiasaan implementasi
makan yaitu
pasien - Memfasil
- Memfasilita itasi
si untuk untuk
mengidentifi mengide
kasi perilaku ntifikasi

54
makan yang perilaku
harus diubah makan
seperti yang
makanan 4 harus
sehat 5 diubah
sempuran. seperti
- Memfasilita makanan
si untuk 4 sehat 5
mengidentifi sempuran
kasi perilaku .
makan yang - Memfasil
harus diubah itasi
seperti untuk
makan mengide
makanan ntifikasi
yang sehat. perilaku
1100 Manajemen makan
Nutrisi yang
- Menentukan harus
status gizi diubah
pasien dan seperti
kemampuan makan
pasien untuk makanan
menentukan yang
status gizi sehat.
- Mengintruksi
kan pasien
mengenai
kebutuhan
nutrisi
yaitu:memba
has pedoman

55
dietdan
piramida
makanan
- Membantu
pasien dalam
menentukan
pedoman
atau piramida
makanan
yang paling
cocok seperti
piramida
makanan,
vegetarian,da
n piramida
panduan
makanan.
- Menentukan
jumlah kalori
yaitu
kebutuhan
kalori
pasien=1000
kalori +(100x
usia dalam
tahun)
- Memberikan
pilihan
makanan
yang sehat
- Menawarkan
makanan

56
ringan yang
padat gizi ke
pasien.

3. Hipertermi 3900 Pengaturan S : Pasien


b.d penyakit Suhu mengatakan suhu
ditandai - Melakukan badan pasien
dengan kulit monitor suhu sudah mulai
teraba hangat setiap 2 jam normal dari pada
dan suhu sesuai sebelumnya
pasien 38oC kebutuhan O : Suhu badan
- Melakukan pasien sudah
monitor suhu menurun dari
tubuh dan 38oC ke 36,5oC
warna kulit A : Masalah
- Melakukan sudah teratasi
monitor dan P : Pertahankan
laporkan implementasi
adanya tanda yaitu
dan gejala - Menyesua
dari ikan suhu
hipotermia lingkunga
dan n dengan
hipertermia kebutuhan
- Meningkatka pasien
n intake - Memanta
cairan dan u suhu
nutrisi dan tanda-
adekuat tanda vital
- Mendiskusik lainnya
an dengan seperti

57
keluarga RR,TD,da
pentingnya n Nadi
termoregulas - Melakuka
i dan n monitor
kemungkinan warna
efek negative kulit dan
dari demam suhu
yang pasien
berlebihan - Menutup
,sesuai pasien
kebutuhan dengan
- Menyesuaika selimut
n suhu atau
lingkungan pakaian
dengan ringan
kebutuhan agar suhu
pasien pasien
3740 Perawatan bisa
Demam menurun
- Memantau
suhu dan
tanda-tanda
vital lainnya
seperti
RR,TD,dan
Nadi
- Melakukan
monitor
warna kulit
dan suhu
pasien

58
- Menutup
pasien
dengan
selimut atau
pakaian
ringan agar
suhu pasien
bisa menurun
4. Keterlambata 8274 Peningkatan S: Pasien
n Perkembangan mengatakan
pertumbuhan Anak bahwa asupan
dan - Membangun kalori dan protein
perkembanga hubungan sudah terpenuhi
n b.d asupan saling O: Berat badan
kalori dan percaya pasien sudah
protein yang dengan anak meningkat dari
tidak adekuat - Mengajarkan 8kg ke 12 kg
ditandai orang tua A: Masalah
dengan berat mengenai sudah teratasi
badan pasien tingkat P: Melanjutkan
8 kg perkembanga implementasi
n normal dari yaitu
anak dan - Membang
perilaku yang un
berhubungan hubungan
- Melakukan saling
demonstrasi percaya
kepada orang dengan
tua mengenai anak
kegiatan
yang
mendukung

59
tumbuh
kembang
anak

60
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang terutama akibat


kekurangan kalori yang berat dan kronis terutama terjadi selama tahun
pertama kehidupan dan mengurusnya lemak bawah kulit dan otot. (Dorland,
1998:649).Marasmus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
kekurangan kalori protein. Namun, secara garis besar sebab-sebab
marasmus adalah masukan makanan yang kurang,infeksi,kelainan struktur
bawaan,prematuritas dan penyakit pada masa neonates,dan kurang kalori
protein
Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan
kalori, protein, atau keduanya tidak tercukupi oleh diet. (Arisman, 2004:92).
Selain itu manifestasi marasmus adalah badan kurus kering tampak seperti
orang tua, Lethargi,irritable,kulit keriput (turgor jelek),ubun-ubun cekung
dan jaringan subkutan hilang
Tanda dan gejala dari marasmus yaitu anak cengeng, rewel, dan tidak
bergairah diare mata besar dan dalam wajah seperti orang tua.pertumbuhan
dan perkembangan terganggu terjadi atrofi otot jaringan lemak dibawah
kulit akan menghilang, kulit keriput dan turgor kulit menurun perut
membuncit atau cekung dengan gambaran usus yang jelas. Kompikasi yang
dapat dialami oleh penderita gizi buruk sangatlah bervariasi. Sistem organ
yang terganggu akibat kurang gizi adalah pencernaan, ginjal, jantung dan
gangguan hormonal. Kematian juga dapat terjadi jika derajat penyakitnya
semakin berat dan disertai komplikasi penyakit infeksi

61
DAFTAR PUSTAKA

Dorland. Kamus Saku Kedokteran Dorland, ed.25. Jakarta: EGC. 1998

Mansjoer, Arif. 2007. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid II. Jakarta: Media
Aesculapius

Markum, A. H. 1991. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: FK UI

Nelson, & behrman, kliegman, 2000, Nelson teks book of pediatric 15/e, vol. 2, Ed
15, alih bahasa A Samik Wahab, Jakarta, EGC

Ngastiyah . 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC

Nuchsan .A, 2002, Penatalaksanaan Busung lapar pada balita, Cermin Dunia
Kedokteran no. 134, 2002 : 10-11

Suriadi, Rita Yuliani. 2001. Asuhan Keperawatan Pada Penyakit Dalam. Edisi 1.
Jakarta: Agung Setia.

62

Anda mungkin juga menyukai