53
KI N E R J A PE R E K O N O M I A N
NU S A TE N G G A R A TI M U R
2015
KINERJA PEREKONOMIAN
NUSA TENGGARA TIMUR
2015
ISSN : 2407-8336
Nomor Publikasi : 53550.1606
Katalog BPS : 9199006.53
Ukuran Buku : 21 Cm x 28 cm
Jumlah Halaman : x + 65
Naskah :
Bidang neraca Wilayah dan Analisis Statistik
Gambar Kulit :
Bidang neraca Wilayah dan Analisis Statistik
Diterbitkan Oleh:
© Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara
Timur
Editor : Sofan,S.Si,M.Si
KATA PENGANTAR
Pendapatan Asli Daerah (PAD) NTT dalam tiga tahun terakhir mengalami
peningkatan yang cukup berarti, terlebih pada tahun 2015 meningkat sebesar 15,88
persen. Peningkatan ini utamanya ditunjang oleh pajak daerah dan retribusi. Secara
keseluruhan penerimaan daerah pada tahun 2015 ditunjang oleh Dana Perimbangan
yang mencapai sebesar 44,09 persen sedangkan PAD hanya memberikan kontribusi
sebesar 26,68 persen.
Neraca perdagangan NTT pada tahun 2015 mengalami surplus sebesar US$
16,07 juta. Kondisi ini lebih baik daripada tahun sebelumnya yang mengalami defisit
sebesar US$ 11,13 juta.
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Lampiran ix
Pendahuluan 1
Tinjauan Ekonomi 5
vi
Daftar Tabel
DAFTAR TABEL
Halaman
Halaman
Tabel 5.1 Distribusi Persentase PDRB Nusa Tenggara Timur Atas Dasar
Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota, 2013-2015 ...................... 34
Tabel 5.2 Peranan Sektor Pertanian Terhadap PDRB Masing-Masing
Kabupaten/Kota di Nusa Tenggara Timur, 2013-2015 ..................... 36
Tabel 5.3 Laju Pertumbuhan Ekonomi Nusa Tenggara Timur Menurut
Kabupaten/Kota, 2013-2015............................................................... 38
Tabel 6.1 PDRB Perkapita Nusa Tenggara Timur Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Kabupaten/Kota, 2013-2015 ............................................... 40
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Tabel 1. Produk Domestik Regional Bruto Nusa Tenggara Timur Atas Dasar
Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, 2013-2015 ...................... 42
Tabel 2. Produk Domestik Regional Bruto Nusa Tenggara Timur Atas Dasar
Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha, 2013-2015 ............ 43
Tabel 3. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Nusa
Tenggara Timur Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan
Usaha, 2013-2015 .............................................................................. 44
Tabel 4. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Nusa
Tenggara Timur Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut
Lapangan Usaha, 2013-2015 .............................................................. 45
Tabel 5. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Nusa
Tenggara Timur Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan
Usaha, 2013-2015 .............................................................................. 46
Tabel 6. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Nusa
Tenggara Timur Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut
Lapangan Usaha, 2013-2015 ............................................................. 47
Tabel 7. Indeks Implisit Produk Domestik Regional Bruto Nusa Tenggara
Timur Menurut Lapangan Usaha, 2013-2015 ................................... 48
Tabel 8. Laju Indeks Implisit Produk Domestik Regional Bruto Nusa
Tenggara Timur Menurut Lapangan Usaha, 2013-2015 ................... 49
Tabel 9. Produk Domestik Regional Bruto Nusa Tenggara Timur Atas Dasar
Harga Berlaku Menurut Pengeluaran, 2013-2015 ............................. 50
Tabel 10. Produk Domestik Regional Bruto Nusa Tenggara Timur Atas Dasar
Harga Konstan 2010 Menurut Pengeluaran, 2013-2015 ................... 51
Tabel 11. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Nusa
Tenggara Timur Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran,
2013-2015 .......................................................................................... 52
Tabel 12. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Nusa
Tenggara Timur Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut
Pengeluaran, 2013-2015 ..................................................................... 53
Tabel 13. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Nusa
Tenggara Timur Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran,
2013-2015 .......................................................................................... 54
Tabel 14. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Nusa
Tenggara Timur Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut
Pengeluaran, 2013-2015 .................................................................... 55
Tabel 15. Indeks Implisit Produk Domestik Regional Bruto Nusa Tenggara
Timur Menurut Pengeluaran, 2013-2015 .......................................... 56
Tabel 16. Laju Indeks Implisit Produk Domestik Regional Bruto Nusa
Tenggara Timur Menurut Pengeluaran, 2013-2015 ........................... 57
Tabel 17. Produk Domestik Bruto Indonesia Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha, 2013-2015 ............................................... 58
Tabel 18. Produk Domestik Bruto Indonesia Atas Dasar Harga Konstan 2010
Menurut Lapangan Usaha, 2013-2015 ............................................... 59
Tabel 19. Distribusi Persentase Produk Domestik Bruto Indonesia Atas Dasar
Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, 2013-2015 ....................... 60
Tabel 20. Distribusi Persentase Produk Domestik Bruto Indonesia Atas Dasar
Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha, 2013-2015 ............. 61
Tabel 21. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia Atas Dasar
Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, 2013-2015 ....................... 62
Tabel 22. Laju Perumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia Atas Dasar
Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha, 2013-2015 ............. 63
Tabel 23. Indeks Implisit Produk Domestik Bruto Indonesia Menurut
Lapangan Usaha, 2013-2015 .............................................................. 64
Tabel 24. Indeks Implisit Produk Domestik Bruto Indonesia Menurut
Lapangan Usaha, 2013-2015 .............................................................. 65
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Otonomi daerah memberikan kewenangan yang luas, nyata dan bertanggung
jawab kepada daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan di
daerah. Salah satu dampak dari diberlakukannya otonomi daerah ini adalah semakin
meningkatnya kebutuhan data statistik bernuansa regional atau yang disajikan dalam
cakupan wilayah administrasi sekecil mungkin. Kebutuhan data statistik yang
demikian terutama diperlukan untuk mendukung perencanaan, evaluasi dan
pengendalian pelaksanaan pembangunan di tingkat daerah.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang hasil pembangunan ekonomi yang telah
dicapai di Nusa Tenggara Timur, diperlukan analisis yang secara umum mampu
menggambarkan kinerja perekonomian di wilayah ini. Hasil kajian antara lain dapat
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan evaluasi tentang berbagai kebijakan yang
telah dan akan diambil dalam mengembangkan perekonomian Nusa Tenggara Timur.
Dengan dilakukannya evaluasi semacam ini diharapkan dapat diperoleh masukan dan
pertimbangan dalam menyusun atau memperbaiki berbagai kebijakan agar lebih
sesuai dengan kebutuhan.
Dengan latar belakang tersebut maka dilakukan penyusunan buku 'Kinerja
Perekonomian Nusa Tenggara Timur 2015 yang diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan dalam mengamati perkembangan ekonomi Nusa Tenggara Timur selama
tahun 2015.
berlaku bagi penduduk Nusa Tenggara Timur dari sebesar 12,38 juta rupiah pada
tahun 2013 menjadi sebesar 14,93 juta rupiah pada tahun 2015.
Laju pertumbuhan harga dalam tiga tahun terakhir terus meningkat. NTT
pada tahun 2013 mengalami inflasi sebesar 8,41 persen, pada tahun 2014 meningkat
menjadi 7,76 persen dan pada tahun 2015 kembali mengalami laju inflasi sebesar
4,92 persen.
Bila dilihat dari sisi neraca perdagangan, ekspor dan impor Nusa Tenggara
Timur dalam tiga tahun terakhir mengalami fluktuasi. Neraca perdagangan pada
tahun 2013 mengalami defisit sebesar -5,82 juta US$ dan pada tahun 2014 kembali
mengalami defisit sebesar -11,13 juta US$ dan pada tahun 2015 mengalami surplus
sebesar 16,07 juta US$. Surplus neraca perdagangan pada tahun 2015 selain
disebabkan oleh kenaikan nilai ekspor, juga disebabkan oleh nilai impor yang
mengalami penurunan yang sangat tajam.
Perkembangan sektor pariwisata Nusa Tenggara Timur selama tiga tahun
terakhir mengalami kemajuan. Hal ini tergambar dari jumlah kunjungan wisatawan
asing yang sebanyak 45,1 ribu orang pada tahun 2013 kemudian pada tahun 2014
sedikit meningkat menjadi 48,3 ribu orang dan kodisi ini terus berlanjut pada tahun
2015 menjadi 66,9 ribu orang, peningkatan kunjungan wisatawan asing pada tahun
2015 sekitar 21 ribu orang dibanding tahun 2013. Promosi pariwisata, peningkatan
kualitas pelayanan serta sarana dan prasarana seperti hotel, akomodasi dan lainnya
perlu terus ditingkatkan untuk menjawab kebutuhan wisatawan asing. Di masa yang
akan datang agaknya sektor pariwisata perlu dibenahi dan digarap lebih serius karena
di banyak wilayah telah terbukti sektor ini mampu mendorong pertumbuhan sektor
ekonomi lain, khususnya sektor perdagangan dan kegiatan industri kerajinan rumah
tangga, yang akhirnya secara tidak langsung juga akan berpengaruh terhadap
peningkatan pendapatan asli daerah.
Tabel 1
Perkembangan Beberapa Indikator Ekonomi
Nusa Tenggara Timur
2013-2015
Produksi padi selama tiga tahun terakhir terus mengalami peningkatan. Pada
tahun 2013 produksi padi di Nusa Tenggara Timur mencapai 729,7 ribu ton gabah
kering giling meningkat menjadi 825,7 ribu ton pada tahun 2014 dan pada tahun
2015 kembali mengalami peningkatan menjadi 948,1 ribu ton.
Populasi ternak sapi, yang menjadi salah satu komoditas unggulan Nusa
Tenggara Timur, populasinya pada tahun 2013 mencapai 823,1 ribu ekor meningkat
menjadi 865,7 ribu ekor pada tahun 2014 dan pada tahun 2015 populasinya terus
meningkat hingga menjadi 899,6 ribu ekor.
Berdasarkan hasil SUSENAS, pada tahun 2013 proporsi penduduk miskin di
Provinsi Nusa Tenggara Timur mencapai 20,24 persen dan pada tahun 2014 turun
menjadi 19,60 persen, namun pada tahun 2015 proporsinya meningkat menjadi 22,58
persen. Garis kemiskinan penduduk miskin di Nusa Tenggara Timur berubah dari
tahun ke tahun sesuai dengan perkembangan harga inflasi yang erat kaitannya
dengan kemampuan daya beli masyarakat dan pola konsumsi penduduk referensi.
Disamping itu terjadinya fluktuasi jumlah penduduk miskin disebabkan karena
banyaknya penduduk yang berada dibawah sekitar garis kemiskinan.
TINJAUAN EKONOMI
2.1 Ekonomi Indonesia
Sampai saat ini perekonomian Indonesia ternyata masih sangat terkonsentrasi
di wilayah Sumatra, Jawa dan Bali. Hal ini dapat dilihat dari peranan wilayah-
wilayah tersebut dalam membentuk Produk Domestik Bruto (PDB), yaitu suatu
besaran yang umum digunakan untuk mengukur kapasitas suatu entitas ekonomi.
PDB adalah jumlah dari seluruh produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh setiap
unit ekonomi di suatu wilayah dalam suatu periode waktu tertentu.
Pada tahun 2015 wilayah Jawa menyumbang 58,29 persen terhadap PDB
nasional. Sementara sumbangan dari Sumatera mencapai 22,21 persen. Dengan kata
lain 80,5 persen dari pangsa PDB Indonesia berada pada wilayah-wilayah tersebut.
Sedangkan Kalimantan, Sulawesi dan wilayah lain (Bali Nusra, Maluku dan Papua)
masing-masing hanya memiliki peran sebesar 8,15; 5,92 dan 5,43 persen.
Gambar 2.1
Produk Domestik Bruto Indonesia, 2015
Peranan wilayah Jawa, Sulawesi dan Bali Nusra dalam pembentukan PDB
pada kurun 2013-2015 mengalami peningkatan. Namun untuk wilayah Sumatera dan
Kalimantan proporsinya menurun pada tahun 2015. Sedangkan pada wilayah
lainnya mengalami fluktuasi dalam peranannya pada kurun 2013-2015 (lihat Tabel
2.1).
Tabel 2.1
Distribusi Persentase PDRB Terhadap Jumlah PDRB Seluruh Propinsi
Atas Dasar Harga Berlaku**)
2013-2015
(persen)
Wilayah 2013 2014*) 2015**)
(1) (2) (3) (4)
Jawa 57,06 57,39 58,29
Sumatera 23,05 23,01 22,21
Kalimantan 9,25 8,76 8,15
Sulawesi 5,50 5,65 5,92
Bali Nusra 2,80 2,87 3,06
Maluku dan Papua 2,34 2,32 2,37
Jumlah 100,00 100,00 100,00
*) Angka sementara **) Angka sangat sementara
Pada tahun 2013 laju inflasi nasional mencapai 8,38 persen, lebih rendah dari
inflasi di NTT yang sebesar 8,41 persen persen (lihat Tabel 2.3). Hal yang berbeda
terjadi pada tahun 2015 dimana laju inflasi di tingkat nasional hanya sebesar 3,5
persen dan NTT 4,92 persen. Hal ini menunjukkan bahwa di level nasional terjadi
perubahan harga yang lebih rendah daripada di NTT.
Tabel 2.3
Laju Inflasi NTT dan Indonesia
2013-2015
(persen)
Tahun NTT Indonesia
(1) (2) (3)
Tabel 2.4
Realisasi Penerimaan dan Pengeluaran Daerah Otonom Tingkat I
Nusa Tenggara Timur
2013-2015
(Juta rupiah)
Komponen terbesar penerimaan daerah pada tahun anggaran 2015 adalah dari
Dana Perimbangan yang mencapai 1.461.922,4 juta rupiah (44,09 persen).
Sementara Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar 884.572,5 juta rupiah (26,68)
persen). Kondisi total penerimaan dalam tiga tahun terkahir mempertegas kenyataan
bahwa Nusa Tenggara Timur masih memiliki ketergantungan keuangan yang sangat
besar terhadap subsidi dan bantuan Pemerintah Pusat. Untuk meningkatkan peran
daerah yang utamanya melalui peningkatan PAD agaknya masih diperlukan kerja
lebih keras lagi.
2.3 Inflasi
Perkembangan inflasi NTT dari bulan ke bulan pada tahun 2015 dapat dilihat
pada tabel 2.5. Inflasi tertinggi terjadi pada bulan Desember sebesar 2,46 persen,
sementara bulan-bulan lainnya dibawah 1 persen kecuali bulan juli yang mencapai
1,06 persen. Bahkan pada bulan Februari dan Agustus terjadi deflasi.
Laju inflasi pada bulan Januari 2015 sebesar 0,61 persen, dan pada bulan
Februari terjadi deflasi sebesar 1,28 persen. Kemudian laju inflasi mengalami
peningkatan menjadi 0,21 persen pada bulan Maret. Selanjutnya pada bulan April
hingga Juli terjadi inflasi berturut-turut sebesar 0,21 persen, 0,45 persen, 0,59 persen,
dan 1,06 persen. Pada bulan Agustus terjadi deflasi sebesar 0,73 persen. Pada bulan
September kembali terjadi inflasi sebesar 0,26 persen. Pada bulan-bulan selanjutnya
terus terjadi inflasi dengan puncaknya pada bulan Desember sebesar 2,46.
Tabel 2.5
Laju Inflasi Kota Kupang Menurut Kelompok Barang Kebutuhan
2013-2015
(persen)
Kelompok Barang Kebutuhan
Makanan
Pendidikan,
Jadi, Transportasi
Tahun Bahan
minuman
Peru-
Sandang
Kese- rekreasi
dan Umum
Makanan mahan hatan dan
rokok dan komunikasi
olahraga
tembakau
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
2013 4,57 9,97 8,89 5,71 4,33 7,12 16,22 8,41
2014 5,56 5,89 6,90 4,87 2,89 5,83 16,73 7,76
2015 8,95 8,50 3,16 5,71 5,32 5,91 -1,04 4,92
Januari
4,65 0,69 0,39 0,75 0,27 1,40 -4,43 0,61
Februari
-4,27 0,76 0,09 -0,06 0,61 0,28 -2,19 -1,28
Maret
-0,54 0,69 -0,12 -0,11 0,91 0,49 1,14 0,21
April
-1,18 0,67 0,12 0,53 0,16 0,14 1,81 0,21
Mei
0,62 0,64 -0,08 0,75 0,39 0,17 0,93 0,45
Juni
1,11 0,94 0,02 0,60 0,67 -0,04 0,71 0,59
Juli
-0,10 0,81 0,48 2,70 0,66 2,10 2,66 1,06
Agustus
-1,21 0,28 -0,31 -0,43 0,29 0,68 -2,36 -0,73
September
1,30 0,67 0,27 0,11 0,31 0,20 -1,31 0,26
Oktober
0,43 0,41 0,01 0,40 -0,09 0,23 0,55 0,32
Nopember
1,83 0,29 0,43 1,27 0,50 -0,01 0,14 0,70
Desember
6,38 1,32 1,81 -0,90 0,52 0,14 1,54 2,46
Sumber: BPS NTT, Statistik Harga Konsumen 2013, 2014 dan 2015
Secara keseluruhan, inflasi di NTT sepanjang tahun 2015 adalah sebesar 4,92
persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan laju inflasi pada tahun 2014
yang hanya mencapai 7,76 persen. Inflasi paling tinggi dalam tahun 2015 terjadi
pada kelompok Bahan Makanan yaitu sebesar 8,95 persen, kemudian diikuti oleh
kelompok Makanan Jadi, minuman rokok dan tembakau sebesar 8,50 persen. Inflasi
terendah pada tahun 2015 terjadi pada kelompok Transportasi dan Komunikasi
yakni sebesar -1,04 persen.
Pola tersebut berbeda dengan kondisi tahun 2014, dimana untuk kelompok
Transportasi dan Komunikasi yang justru mengalami inflasi tertinggi yakni sebesar
16,73 persen. Sedangkan kelompok Kesehatan pada tahun 2015 merupakan yang
terendah dengan laju sebesar 2,89 persen.
Tabel 2.6
Neraca Perdagangan Luar Negeri NTT dan Indonesia
2013-2015
Gambaran ekspor impor Nusa Tenggara Timur hampir sama dengan neraca
perdagangan luar negeri pada tingkat nasional. Pada level nasional nilai ekspor dan
Kinerja Perekonomian Nusa Tenggara Timur 2015 11
Tinjauan Ekonomi
Tabel 3.1
Distribusi Persentase PDRB Nusa Tenggara Timur
2013-2015
(persen)
kategori pertanian dan terus mengalami peningkatan hingga mencapai 15,94 persen
pada tahun 2015. Hal ini terjadi karena wilayah Provinsi NTT yang berupa
kepulauan yang memiliki wilayah laut yang cukup luas.
Beralih pada subkategori tanaman perkebunan dan hortikultura, peranan
subkategori ini terhadap pembentukan NTB kategori pertanian berkisar antara 17,53
sampai 17,88 persen dalam periode 2013-2015. Sedangkan peranan subkategori
kehutanan masih jauh lebih kecil (kurang dari 1 persen) dan cenderung bergerak naik
dengan rata-rata 0,49 persen dalam kurun waktu yang sama.
Tabel 3.2
Distribusi Persentase NTB Kategori Pertanian
2013-2015
(persen)
b. Kategori Perdagangan
Subkategori Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor
memiliki peranan yang sangat dominan dalam pembentukan NTB kategori
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor. Pada tahun 2013
NTB yang dihasilkan oleh subkategori ini sudah mencapai 71,89 persen dari seluruh
NTB kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor.
Tabel 3.3
Distribusi Persentase NTB Kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor 2013-2015
(persen)
c. Kategori Jasa-Jasa
Dari Tabel 3.4 dapat dilihat bahwa perkembangan kategori jasa-jasa di Nusa
Tenggara Timur sangat ditentukan oleh kategori pemerintahan umum. Peranan
kategori ini sekitar 46-47 persen terhadap penciptaan NTB kategori jasa-jasa dalam
kurun 2013-2015. Pada kurun 2013-2014 ini peranan subkategori jasa Perusahaan,
Pendidikan, Kesehatan dan Kegiatan Sosial serta Jasa Lainnya berada pada kisaran
52-53 persen dan memiliki kecenderungan mengalami peningkatan.
Tabel 3.4
Distribusi Persentase NTB Kategori Jasa-Jasa
2013-2015
(persen)
Tabel 3.5
Laju Pertumbuhan Ekonomi Nusa Tenggara Timur
Menurut Lapangan Usaha
2013-2015
(persen)
persen dan pada tahun 2014 kembali tumbuh menjadi 1,59 persen, pada tahun 2014
pertumbuhan subkategori ini melambat menjadi sebesar 1,34 persen. Subkategori
perkebunan mengalami pertumbuhan sebesar 2,25 persen pada tahun 2013 dan pada
tahun 2014 mengalami peningkatan perlambatan sebesar 1,89 persen sedangkan pada
tahun 2015 mengalami pertumbuhan sebesar 3,53 persen. Subkategori peternakan
mengalami pertumbuhan sebesar 4,17 persen pada tahun 2013 dan pada tahun 2014
mengalami peningkatan pertumbuhan sebesar 8,63 persen sedangkan pada tahun
2015 mengalami perlambatan pertumbuhan sebesar 4,28 persen. Subkategori jasa
pertanian mengalami pertumbuhan sebesar 2,09 persen pada tahun 2013 dan pada
tahun 2013 mengalami peningkatan pertumbuhan sebesar 3,27 persen sedangkan
pada tahun 2015 mengalami perlambatan pertumbuhan sebesar 1,61 persen.
Tabel 3.6
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kategori Pertanian
2013-2015
(persen)
pada tahun berikutnya mengalami pertumbuhan sebesar 6,99 persen pada, sedangkan
pada tahun 2015 pertumbuhan subkategori ini melambat menjadi 4,92 persen.
Tabel 3.7
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kategori Perdagangan Besar dan Eceran,
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 2013-2015
(persen)
c. Kategori Jasa-Jasa
Kategori jasa-jasa mengalami pertumbuhan positif pada kurun 2013-2015.
Kategori Jasa Perusahaan pada tahun 2013 bertumbuh sebesar 5,12 persen kemudian
pada tahun 2014 melambat menjadi sebesar 4,90 persen, pada tahun 2015 kembali
Tabel 3.8
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kategori Jasa-Jasa
2013-2015
(persen)
Lapangan Usaha 2013 2014*) 2015**)
(1) (2) (3) (4)
Tabel 3.9
PDRB Perkapita Nusa Tenggara Timur dan
PDB Perkapita Indonesia, 2013-2015
(Rupiah)
PDRB Perkapita PDB Perkapita
Tahun
NTTa) Indonesia
(1) (2) (3)
2013 12.379.020 38.365.915
kemudian pada tahun 2014 turun menjadi 74,28 persen dan terus mengalami
penurunan menjadi 73,30 persen pada 2015.
Pada komponen penggunaan konsumsi rumahtangga secara rata-rata dalam
kurun waktu 2013-2015 sebesar 74,93 persen ternyata 30,92 persen digunakan untuk
makanan sedangkan non makanan 44,01 persen. Jika dilihat dari perkembangan pada
tahun berjalan maka pada tahun 2013 komponen untuk makanan sebesar 32,84
persen dan non makanan sebesar 44,36 persen dari total komponen konsumsi
rumahtangga pada tahun tersebut sebesar 77,20 persen. Selanjutnya pada tahun 2014
dimana komponen penggunaan untuk konsumsi rumahtangga menjadi 74,28 persen
ternyata kebutuhan makanan mengalami penurunan yaitu sebesar 44,17 persen. Pada
tahun 2015 konsumsi makanan menjadi 29,81 persen sementara untuk komponen
konsumsi non makanan sebesar 43,49 persen.
Gambaran terakhir sebagaimana grafik berikut, memperlihatkan
perekonomian Nusa Tenggara Timur dalam kurun waktu 2013-2015 sangat
dipengaruhi oleh konsumsi rumah tangga.
Gambar 4.1
Persentase Penggunaan PDRB NTT, 2013-2015
80,00
70,00
60,00
50,00
40,00
30,00
20,00
10,00
0,00
Konsumsi Pemerintah:
Komponen penggunaan konsumsi pemerintah dalam kurun waktu 2013-2015
terus mengalami peningkatan. Tingkat komponen konsumsi pemerintah tahun 2013
sebesar 27,86 persen dari PDRB Nusa Tengggara Timur. Proporsi Komponen
Kondisi ini terus berlanjut pada tahun-tahun berikutnya, pada tahun 2014 porsinya
naik menjadi sebesar 30,02 persen dan pada tahun 2015 proporsi konsumsi
pemerintah naik menjadi 31,01 persen dari PDRB Nusa Tenggara Timur.
Tabel 4.1
Distribusi PDRB Nusa Tenggara Timur
Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Komponen Penggunaan 2013-2015
(Persen)
Perubahan Inventori/Stok:
Tabel 4.2
Laju Pertumbuhan PDRB Nusa Tenggara Timur
Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Komponen Penggunaan 2013-2015
(Persen)
Konsumsi Pemerintah:
Laju pertumbuhan komponen penggunaan konsumsi pemerintah dalam
kurun waktu 2013-2015 mengalami fluktuasi dengan pertumbuhan tertinggi terjadi
pada tahun 2013 dengan nilai sebesar 12,52 persen. Pada tahun 2014 laju
pertumbuhan komponen penggunaan konsumsi pemerintah sebesar 2,41 persen
menguat menjadi 7,97 persen pada tahun 2015. Pertumbuhan komponen Konsumsi
Pemerintah dibentuk oleh sub komponen Konsumsi Kolektif dan Konsumsi Individu,
sub komponen Konsumsi Kolektif dalam tiga tahun terakhir semakin menguat
dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2015 dengan nilai sebesar 9,94
persen, sedangkan untuk komponen Konsumsi Individu pertumbuhan tertinggi
terjadi pada tahun 2013 dengan nilai sebesar 23,79 persen dan terendah pada tahun
2014 saat mengalami kontraksi sebesar 2,81 persen.
Perubahan Inventori :
Laju pertumbuhan komponen penggunaan dari aspek Perubahan Inventori
dalam kurun waktu 2013-2015 selalu mengalami kontraksi dengan puncaknya pada
tahun 2013 dengan nilai sebesar 64,97 persen. Pada tahun 2014 komponen ini
mengalami kontraksi sebesar 18,87 persen yang berlanjut pada tahun 2015
mengalami kontraksi sebesar 15,22 persen.
KINERJA PEREKONOMIAN
ANTAR KABUPATEN/KOTA
Perekonomian suatu wilayah pada dasarnya merupakan gabungan dari
perekonomian pada wilayah-wilayah yang lebih kecil di bawahnya. Oleh karena itu
PDRB propinsi sebenarnya merupakan penjumlahan dari seluruh PDRB kabupaten
atau kota pada propinsi tersebut.
Ulasan pada bab ini dimaksudkan untuk mengetahui lebih jauh tentang
kinerja ekonomi dari masing-masing kabupaten/kota yang ada di Nusa Tenggara
Timur. Ulasan akan dibagi menjadi tiga, yaitu peranan masing-masing kabupaten/
kota se-Nusa Tenggara Timur terhadap pembentukan PDRB Nusa Tenggara Timur,
perkembangan sektor dominan di masing-masing kabupaten/kota, dan laju
pertumbuhan ekonomi di masing-masing kabupaten/kota. Dalam pembahasan ini
propinsi Nusa Tenggara Timur telah dibagi ke dalam 21 kabupaten dan 1 kota.
Tabel 5.1
Distribusi Persentase PDRB Nusa Tenggara Timur
Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota
2013-2015
(Persen)
PERINGKAT
KABUPATEN/KOTA 2013 2014*) 2015**) 2015
(1) (2) (3) (4) (5)
Tabel 5.2
Peranan Kategori Pertanian Terhadap PDRB
Masing-Masing Kabupaten/Kota di Nusa Tenggara Timur 2013-2015
(persen)
PERINGKAT
KABUPATEN/KOTA 2013 2014*) 2015**) 2015
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Sumba Barat 28,54 28,39 28,22 17
2. Sumba Timur 26,55 26,85 26,63 18
3. Kupang 44,71 44,74 44,72 5
4. Timor Tengah Selatan 47,00 46,34 45,93 4
5. Timor Tengah Utara 44,18 43,35 42,83 6
6. Belu 24,22 23,75 23,22 21
7. Alor 31,88 31,82 31,88 15
8. Lembata 35,38 35,17 35,15 14
9. Flores Timur 28,44 28,58 29,20 16
10. Sikka 35,89 35,87 35,40 13
11. Ende 26,99 26,88 26,45 19
12. Ngada 36,41 36,45 36,45 11
13. Manggarai 25,52 24,58 24,03 20
14. Rote Ndao 47,82 47,65 48,05 2
15. Manggarai Barat 43,42 43,24 42,36 7
16. Sumba Tengah 41,72 41,29 41,12 9
17. Sumba Barat Daya 44,32 43,38 42,28 8
18. Nagekeo 55,97 54,86 54,03 1
19. Manggarai Timur 48,20 47,50 47,09 3
20. Sabu Raijua 41,49 38,55 36,18 12
21. Malaka 42,07 41,28 40,32 10
22. Kota Kupang 2,37 2,36 2,35 22
NTT 29,80 29,81 29,65
*) Angka Sementara
**) Angka sangat sementara
Sumber: BPS NTT, PDRB NTT Menurut Kabupaten dan Kota 2015
Pada Tabel 5.3 menunjukkan bahwa terdapat 12 (dua belas) kabupaten yang
menikmati laju pertumbuhan dibawah rata-rata pertumbuhan ekonomi Nusa
Tenggara Timur yang mencapai 5,02 persen pada tahun 2015. Pertumbuhan ekonomi
tertinggi pada tahun 2015 terjadi di Kota Kupang sebesar 6,95 persen sedangkan
pertumbuhan terendah terjadi di Kabupaten Manggarai Barat yang mengalami
pertumbuhan sebesar 4, 14 persen.
Tabel 5.3
Laju Pertumbuhan Ekonomi Nusa Tenggara Timur
Menurut Kabupaten/Kota
2013-2015
(Persen)
Peringkat
Kabupaten/Kota 2013 2014*) 2015**) 2015
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Sumba Barat 5,16 4,76 4,82 14
2. Sumba Timur 5,07 4,99 5,04 8
3. Kupang 5,07 5,10 5,03 9
4. Timor Tengah Selatan 4,25 4,36 4,40 19
5. Timor Tengah Utara 4,40 4,43 4,52 18
6. Belu 6,04 5,57 5,49 2
7. Alor 4,24 4,40 4,21 21
8. Lembata 4,96 5,09 5,01 11
9. Flores Timur 4,82 4,88 4,94 12
10. Sikka 4,20 4,47 4,30 20
11. Ende 5,33 5,18 5,29 3
12. Ngada 5,09 4,83 4,86 13
13. Manggarai 5,43 5,09 5,14 5
14. Rote Ndao 4,25 4,86 5,07 6
15. Manggarai Barat 4,49 3,62 4,14 22
16. Sumba Tengah 4,39 4,22 4,79 15
17. Sumba Barat Daya 5,54 4,01 4,62 17
18. Nagekeo 4,54 4,60 4,65 16
19. Manggarai Timur 5,34 5,30 5,27 4
20. Sabu Raijua 5,04 5,16 5,05 7
21. Malaka 5,65 5,08 5,02 10
22. Kota Kupang 7,20 6,98 6,95 1
NTT 5,41 5,05 5,02
*) Angka Sementara
**) Angka sangat sementara
Sumber: BPS NTT, PDRB NTT Menurut Kabupaten/Kota 2015
PDRB PERKAPITA
KABUPATEN/KOTA
Untuk mengetahui gambaran kasar tingkat kemakmuran di masing-masing
kabupaten/kota di Nusa Tenggara Timur maka pada bab ini akan diulas tentang
PDRB dan pendapatan perkapita. Pembahasan akan dibagi menjadi dua, yaitu
tentang PDRB perkapita dan tentang pendapatan perkapita.
Berdasarkan angka-angka PDRB perkapita di setiap kabupaten/kota di Nusa
Tenggara Timur seperti yang disajikan pada Tabel 6.1 tampak bahwa tingkat
kemakmuran di wilayah ini masih cukup bervariasi. Pada kurun 2013-2015 ada
wilayah yang memiliki PDRB perkapita lebih dari 15 juta rupiah tetapi masih ada
kabupaten lain yang PDRB perkapitanya berada di bawah 10 juta rupiah.
PDRB perkapita di Kota Kupang merupakan yang tertinggi pada tahun 2015,
yaitu sekitar 42,52 juta rupiah. Angka PDRB perkapita yang dicapai Kota Kupang
ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan PDRB perkapita propinsi Nusa
Tenggara Timur pada tahun yang sama dengan pencapaian sebesar 14,93 juta rupiah.
Selain Kota Kupang masih terdapat lima kabupaten lain yang PDRB perkapitanya
melampaui PDRB perkapita Nusa Tenggara Timur pada tahun 2015, secara
berturut-turut yaitu Kabupaten Sumba Timur (18,52 juta rupiah), Kabupaten Ende
(16,97 juta rupiah), Kabupaten Ngada (16,42 juta rupiah), Kabupaten Flores Timur
(15,73 juta rupiah), dan Kabupaten Kupang (15,63 juta rupiah).
Sementara itu PDRB perkapita di Kabupaten Manggarai Timur merupakan
yang paling rendah pada tahun 2015, yaitu sebesar 8,35 juta rupiah. Kabupaten lain
yang PDRB perkapitanya dibawah 10 juta rupiah adalah Kabupaten Sumba Barat
Daya (8,43 juta rupiah) dan Kabupaten Manggarai Barat (9,31 juta rupiah).
Tabel 6.1
PDRB Perkapita Nusa Tenggara Timur
Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota 2013-2015
(Rupiah)
Administrasi Pemerintahan,
O 7.592.137,26 8.392.731,64 9.399.571,62
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Jasa Pendidikan
P 5.679.554,08 6.568.193,09 7.367.665,84
Jasa lainnya
R,S,T,U 1.361.280,87 1.496.973,45 1.639.515,41
Keterangan :
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
Kinerja Perekonomian Nusa Tenggara Timur 2015 42
LAMPIRAN
TABEL 2.
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
ATAS DASAR HARGA KONSTAN MENURUT LAPANGAN USAHA
2013-2015
(Juta Rupiah)
Administrasi Pemerintahan,
O 6.405.820,0 6.785.670,3 7.266.516,7
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Jasa Pendidikan
P 4.490.436,3 4.770.352,0 5.001.580,6
Jasa lainnya
R,S,T,U 1.123.026,8 1.172.220,5 1.215.833,8
Keterangan :
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
Kinerja Perekonomian Nusa Tenggara Timur 2015 43
LAMPIRAN
TABEL 3.
DISTRIBUSI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA
2013-2015
(Persen)
Administrasi Pemerintahan,
O 12,38 12,23 12,30
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Jasa Pendidikan
P 9,26 9,57 9,64
Jasa lainnya
R,S,T,U 2,22 2,18 2,15
Keterangan :
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
Kinerja Perekonomian Nusa Tenggara Timur 2015 44
LAMPIRAN
TABEL 4.
DISTRIBUSI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
ATAS DASAR HARGA KONSTAN MENURUT LAPANGAN USAHA
2013-2015
(Persen)
Administrasi Pemerintahan,
O 12,44 12,54 12,79
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Jasa Pendidikan
P 8,72 8,82 8,80
Jasa lainnya
R,S,T,U 2,18 2,17 2,14
Keterangan :
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
Kinerja Perekonomian Nusa Tenggara Timur 2015 45
LAMPIRAN
TABEL 5.
PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA
2013-2015
(Persen)
Administrasi Pemerintahan,
O 12,66 10,55 12,00
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Jasa Pendidikan
P 15,80 15,65 12,17
Jasa lainnya
R,S,T,U 12,06 9,97 9,52
Keterangan :
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
Kinerja Perekonomian Nusa Tenggara Timur 2015 46
LAMPIRAN
TABEL 6.
PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
ATAS DASAR HARGA KONSTAN MENURUT LAPANGAN USAHA
2013-2015
(Persen)
Administrasi Pemerintahan,
O 7,33 5,93 7,09
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Jasa Pendidikan
P 6,49 6,23 4,85
Jasa lainnya
R,S,T,U 3,84 4,38 3,72
Keterangan :
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
Kinerja Perekonomian Nusa Tenggara Timur 2015 47
LAMPIRAN
TABEL 7.
INDEKS IMPLISIT PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
MENURUT LAPANGAN USAHA
2013-2015
(Persen)
Administrasi Pemerintahan,
O 118,52 123,68 129,35
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Jasa Pendidikan
P 126,48 137,69 147,31
Jasa lainnya
R,S,T,U 121,22 127,70 134,85
Keterangan :
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
Kinerja Perekonomian Nusa Tenggara Timur 2015 48
LAMPIRAN
TABEL 8.
LAJU INDEKS IMPLISIT PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
MENURUT LAPANGAN USAHA 2013-2015
(Persen)
Administrasi Pemerintahan,
O 4,96 4,36 4,59
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Jasa Pendidikan
P 8,75 8,86 6,99
Jasa lainnya
R,S,T,U 7,91 5,35 5,59
Keterangan :
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
Kinerja Perekonomian Nusa Tenggara Timur 2015 49
LAMPIRAN
TABEL 1
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT PENGELUARAN
2013-2015
(Juta Rupiah)
Komponen Pengeluaran 2013 2014*) 2015**)
(1) (2) (3) (4)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 47.342.068,60 50.952.750,40 56.027.892,30
1.a. Makanan, Minuman, dan Rokok 20.136.370,20 20.652.675,20 22.787.208,20
1.b. Pakaian dan Alas Kaki 2.088.295,90 1.981.603,90 2.221.723,50
1.c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan
8.473.297,00 9.354.500,40 9.643.623,50
dan Penyelenggaraan Rumah Tangga
1.d. Kesehatan dan Pendidikan 3.291.512,50 3.717.430,80 4.358.223,80
1.e. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi
10.395.506,40 11.639.659,10 12.141.936,50
dan Budaya
1.f. Hotel dan Restoran 1.114.699,30 1.311.689,20 2.683.934,20
1.g. Lainnya 1.842.387,30 2.295.191,70 2.191.242,50
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 1.868.304,90 2.323.762,10 2.539.407,90
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 17.083.005,20 20.592.320,40 23.705.393,10
3.a. Konsumsi Kolektif 10.242.122,50 11.865.894,70 13.704.949,60
3.b. Konsumsi Individu 6.840.882,70 8.726.425,70 10.000.443,40
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 20.620.336,30 26.693.028,80 32.505.797,20
4.a. Bangunan 14.581.857,40 20.049.428,90 24.648.097,40
4.b. Non Bangunan 6.038.478,80 6.643.600,00 7.857.699,80
5. Perubahan Inventori 1.164.331,70 1.024.331,70 967.561,90
6. Ekspor Luar Negeri 1.196.294,00 1.382.327,80 1.608.842,00
6.a. Barang 534.572,40 515.252,80 647.746,80
6.b. Jasa 661.721,50 867.075,00 961.095,20
7. Impor Luar Negeri 923.528,50 527.152,30 261.548,50
7.a. Barang 817.695,10 372.451,10 105.674,90
7.b. Jasa 105.833,40 154.701,20 155.873,70
8. Net Ekspor Antar Daerah -27.025.557,00 -33.842.869,20 -40.660.868,50
8.a. Ekspor 8.310.390,60 15.930.140,50 11.134.185,20
8.b. Impor 35.335.947,60 49.773.009,80 51.795.053,80
PDRB 61.325.255,20 68.598.499,70 76.432.477,30
Keterangan :
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
Keterangan :
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
Kinerja Perekonomian Nusa Tenggara Timur 2015 58
LAMPIRAN
TABEL 18.
PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA
ATAS DASAR HARGA KONSTAN MENURUT LAPANGAN USAHA
2013-2015
(Miliar Rupiah)
Keterangan :
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
Kinerja Perekonomian Nusa Tenggara Timur 2015 59
LAMPIRAN
TABEL 19.
DISTRIBUSI PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA
ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA
2013-2015
(Persen)
Keterangan :
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
Kinerja Perekonomian Nusa Tenggara Timur 2015 60
LAMPIRAN
TABEL 20.
DISTRIBUSI PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA
ATAS DASAR HARGA KONSTAN MENURUT LAPANGAN USAHA
2013-2015
(Persen)
Keterangan :
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
Kinerja Perekonomian Nusa Tenggara Timur 2015 61
LAMPIRAN
TABEL 21.
PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA
ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA
2013-2015
(Persen)
Keterangan :
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
Kinerja Perekonomian Nusa Tenggara Timur 2015 62
LAMPIRAN
TABEL 22.
PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA
ATAS DASAR HARGA KONSTAN MENURUT LAPANGAN USAHA
2013-2015
(Persen)
Keterangan :
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
Kinerja Perekonomian Nusa Tenggara Timur 2015 63
LAMPIRAN
TABEL 23.
INDEKS IMPLISIT PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA
MENURUT LAPANGAN USAHA
2013-2015
(Persen)
Keterangan :
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
Kinerja Perekonomian Nusa Tenggara Timur 2015 64
LAMPIRAN
TABEL 24.
LAJU INDEKS IMPLISIT PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA
MENURUT LAPANGAN USAHA 2013-2015
(Persen)
Keterangan :
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara