Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh:
Sandy Widodo
(03021381621095)
Kelas: A
FAKUKTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWJAYA
2019
Teknologi Pembakaran Batubara
Batubara memiliki berbagai penggunaan yang penting di seluruh dunia.
Penggunan yang paling penting adalah untuk membangkitkan tenaga listrik,
produksi baja, pembuatan semen dan proses industri lainnya serta sebagai bahan
bakar cair. Pada masa sekarang ini telah banyak terdapat industri penambangan
batubara dan industri pemanfaatan batubara, seperti yang telah dijelaskan diatas
bahwa salah satu pemanfaatan batubara adalah untuk membangkit tenaga listrik.
Pembangkit ini dilakukan dengan cara pembakaran batubara dengan berbagai
teknologi pembakaran batubara.
Proses pembakaran batubara akan berlangsung dengan baik jika tersedia
udara dalam jumlah yang cukup. Proses pembakaran dimulai dari terjadinya
oksidasi pada fase uap dan penyalaan volatile matter (zat terbang) yang terlepas
dari batubara yang selanjutnya menyebabkan menyalanya residu bahan padat
(residual char). Tahap penyalaan volatile matter menyebabkan kestabilan flame
(nyala) dan temperatur sehingga residu padat bisa menyala, sementara pada
penyalaan residu padat terjadi mekanisme reaksi-reaksi yang kompleks yang
selanjutnya menghasilkan panas pembakaran. Pembakaran batubara dapat
dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
Ada tiga pola dasar pengumpanan batubara dan udara yang telah dikembangkan:
a. Overfeed
Pada pola pengumpanan overfeed, aliran batubara dan udara saling
berlawanan (countercurrent). Bahan bakar diumpankan dari atas unggun (bed)
dan mengalir ke bawah sambil dikonsumsi, sementara udara mengalir dari atas
melewati lapisan abu, kokas dan batubara baru. Batubara baru yang telah
diumpankan dipanaskan lewat kontak dengan batubara yang sudah terbakar yang
ada dibawahnya dan juga oleh gas-gas pembakaran yang mengalir berlawanan
arah. Produk-produk sisa pembakaran yang dihasilkan selanjutnya turun ke bawah
sampai berbatasan dengan grate dan secara periodik produk sisa pembakaran ini
dikeluarkan dengan cara dumping, shaking dan vibrating dari grate atau pada
beberapa stoker dengan cara grate berjalan secara kontinyu
b. Underfeed
Pada pola pengumpanan underfeed, aliran batubara dan udara terjadi secara
paralel dan biasanya mengalir ke atas. Volatille matter, air, dan udara
pembakaran mengalir melalui lapisan bahan bakar yang terbakar. Tipe ini
menghasilkan lebih sedikit asap selama pengumpanan dan pengoperasian beban
yang rendah.
c. Crossfeed
Pola pengumpanan crossfeed merupakan pola pengumpanan udara dan
bahan bakar yang banyak diterapkan. Dalam hal ini batubara sebagai bahan
bakar bergerak secara horizontal, sementara udara bergerak dari bawah ke atas
dengan sudut yang tepat. Pola pembakaran ini terdiri dari stoker uang dilengkapi
dengan hopper untuk tempat pengumpanan, chain grate, travelling grate dan
vibrating, reciprocating atau oscilating grate.
Pada FBC, bila tekanan di dalam boiler sama dengan tekanan udara luar,
disebut dengan Atmospheric FBC (AFBC), sedangkan bila tekanannya lebih
tinggi dari pada tekanan udara luar, sekitar 1 MPa, disebut dengan Pressurized
FBC (PFBC). Faktor tekanan udara pembakaran memberikan pengaruh terhadap
perkembangan teknologi FBC ini. Untuk Bubbling FBC berkembang dari PFBC
menjadi Advanced PFBC (A-PFBC), sedangkan untuk CFBC selanjutnya
berkembang menjadi Internal CFBC (ICFBC) dan kemudian Pressurized ICFBC
(PICFBC).
PFBC
Pada PFBC, selain dihasilkan panas yang digunakan untuk memanaskan air
menjadi uap untuk memutar turbin uap, dihasilkan pula gas hasil pembakaran
yang memiliki tekanan tinggi yang dapat memutar turbin gas, sehingga PLTU
yang menggunakan PFBC memiliki efisiensi pembangkitan yang lebih baik
dibandingkan dengan AFBC karena mekanisme kombinasi (combined cycle) ini.
Nilai efisiensi bruto pembangkitan (gross efficiency) dapat mencapai 43%. Sesuai
dengan prinsip pembakaran pada FBC, SOx yang dihasilkan pada PFBC dapat
ditekan dengan mekanisme desulfurisasi bersamaan dengan pembakaran di dalam
boiler, sedangkan NOx dapat ditekan dengan pembakaran pada suhu relatif rendah
(sekitar 860℃) dan pembakaran 2 tingkat. Karena gas hasil pembakaran masih
dimanfaatkan lagi dengan mengalirkannya ke turbin gas, maka abu pembakaran
yang ikut mengalir keluar bersama dengan gas tersebut perlu dihilangkan lebih
dulu. Pemakaian CTF (Ceramic Tube Filter) dapat menangkap abu ini secara
efektif. Kondisi bertekanan yang menghasilkan pembakaran yang lebih baik ini
secara otomatis akan menurunkan kadar emisi CO2 sehingga dapat mengurangi
beban lingkungan.
Gambar Prinsip kerja PFBC
(Sumber: Coal Note, 2001)
ICFBC
Penampang boiler ICFBC ditampilkan pada gambar 11 di bawah ini.
Gambar Penampang boiler ICFBC
(Sumber: Coal Note, 2001)