Anda di halaman 1dari 14

PENYAKIT KRONIS PADA ANAK

DISUSUN OLEH :

NAMA : SINARWATI

NIM : 70300116031

KELAS : KEPERAWATAN A

JURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT

dengan rahmat serta karunia-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan.

Salawat dan salam kita kirimkan kepada nabi Muhammad SAW. penulis

mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah membantu

dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini mungkin masih

banyak kekurangan, baik dari segi isi, penulisan maupun kata-kata yang

digunakan. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas

kepada pembaca. Walaupun makalah ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena

itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi

kesempurnaan makalah ini.Terimakasih.

Samata, 26 September 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI..........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................

A. Latar belakang...............................................................................

B. Rumusan masalah...........................................................................

C. Tujuan penulisan...........................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Penyakit Kronis Pada Anak............................................................

B. Trend Keberadaan Anak dengan Penyakit Kronis di Dunia dan di

Indonesia........................................................................................

C. Dampak Keberadaan Anak dengan Penyakit Kronis Terhadap Anak,

Orang Tua, Sibling dan Dampak Lainnya yang terkait....................

D. Manajemen Asuhan Keperawatan yang Tepat di Berikan pada

Anak Dengan Penyakit Kronis.........................................................

BAB III PENUTUP

Kesimpulan .............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit kronis pada anak merupakan kondisi yang memengaruhi

fungsi sehari-hari selama lebih dari 3 bulan dalam setahun, sehingga

menyebabkan anak menjalani proses hospitalisasi lebih dari 1 bulan dalam

1 tahun. Penyakit kronis yang sering terjadi pada anak, diantaranya

penyakit kardiovaskuler, penyakit kanker dan hematologi, penyakit kronis

pernafasan, gangguan endokrin, gangguan imunologi, penyakit gagal

ginjal, penyakit kulit, dan anak berkebutuhan khusus. Ada banyak faktor

yang menyebabkan penyakit kronis dapat menjadi masalah kesehatan yang

banyak ditemukan hampir di seluruh negara, di antaranya kemajuan dalam

bidang kedokteran modern yang telah mengarah pada menurunnya angka

kematian dari penyakit infeksi dan kondisi serius lainnya, nutrisi yang

membaik dan peraturan yang mengatur keselamatan di tempat kerja yang

telah memungkinkan orang hidup lebih lama, dan gaya hidup yang

berkaitan dengan masyarakat modern yang telah meningkatkan insiden

penyakit kronis

B. Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan penyakit kronis pada anak ?

2. Bagaimana trend keberadaan anak dengan penyakit kronis di dunia dan

di indonesia ?

3. Uraikan dampak keberadaan anak dengan penyakit kronis terhadap

anak, orang tua, sibling dan dampak lainnya yang terkait ?

4. Bagaimana manajemen Asuhan Keperawatan yang tepat diberikan

pada anak dengan penyakit kronis ?


C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu penyakit kronis pada anak

2. Mengetahui trend keberadaan anak dengan penyakit kronis di dunia dan

di indonesia

3. Mengetahui dampak keberadaan anak dengan penyakit kronis terhadap

anak, orang tua, sibling dan dampak lainnya yang terkait ?

4. Mengetahui manajemen Asuhan Keperawatan yang tepat diberikan

pada anak dengan penyakit kronis ?


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penyakit Kronis pada Anak

Penyakit kronis merupakan suatu kondisi yang mempengaruhi fungsi

sehari-hari dalam waktu lebih dari 3 bulan dalam setahun, yang menyebabkan

hospitalisasi lebih dari 1 bulan dalam setahun, atau (pada saat didiagnosis)

cendrung melakukan hospitalisasi (Wong, 2013).

B. Trend keberadaan anak dengan penyakit kronis di dunia dan di Indonesia

1. Di dunia

Dimana Berdasarkan data dari UNESCO pada tahun 2011 tercatat 35

juta orang penyandang autisme di seluruh dunia. Ini berarti rata-rata 6

dari 1000 orang di dunia mengidap autisme (Judarwanto, W.,,2015).

Sedangkan data dari Center for Disease Control and Prevention

(CDC) di Amerika Serikat pada tahun 2012 telah diidentifikasi 1:68

dengan Kelainan Spektrum Autisme dimana kejadian pada anak laki 4.5

kali dari anak perempuan. Kira kira 1:6 anak mengalami gangguan tipe

ringan seperti gangguan bicara dan bahasa sampai tipe berat yaitu

gangguan intelektual, cerebral palsydan autisme.(CDC,2015). Menurut

Direktur Bina Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan mengatakan,

diperkirakan tahun 2013 terdapat 112.000 anak di Indonesia menyandang

autisme, pada rentang usia sekitar 5-19 tahun (Melisa, 2013). Tahun 2015

diperkirakan terdapat kurang lebih 12800 anak penyandang Autisme dan

134.000 penyandang spektrum Autisme (Judarwanto,W.,2015).


Autisme sebagai salah satu jenis Kelainan Spektrum Autisme

merupakan gangguan perkembangan persyarafan yang menetap, yang

secara klinik terjadi pada masa anak awal ( Baxter, Bregka, Ergline &

Scheurer, 2014).

2. Di Indonesia

Gizi kurang

Permasalahan status gizi balita yang terjadi di masyarakat meliputi

permasalahan status gizi akut (BB/TB) dan kronis (TB/U). Prevalensi

balita sangat kurus dan kependekan secara nasional masih cukup tinggi

yaitu 13,6% dan 36,8%. Beberapa telaah karakteristik telah dilakukan,

pada umumnya secara partial, pada klasifikasi status gizi tertentu. Telah

karakteristik secara komprehensif diharapkan mampu memberi saran

terhadap perbaikan status gizi balita. Oleh karena itu perlu mempelajari

karakteristik gizi akut dan kronis serta faktor-faktor yang berhubungan.

Analisis data sekunder Riskesdas 2010, dengan regresi logistik (uji kai

kuadrat). Variabel dependen, status gizi balita kronis dan akut. Variabel

independen, karakteristik orang tua balita pemanfaatan kesehatan,


kesehatan lingkungan dan tingkat konsumsi energi dan protein balita.

Status gizi anak balita diukur berdasarkan indikator antropometri

yaitu berat badan, dan tinggi badan menurut umur, serta berat badan .

Mengukur status gizi anak balita dengan indikator BB-TB

menggambarkan status gizi yang bersifat akut. Penggunaan indikator TB-

U menggambarkan status gizi yang bersifat kronis. (Supriasa dkk, 2010).

C. Dampak Keberadaan Anak dengan penyakit Kronis

1. Dampak terhadap Anak

a. Gangguan perkembangan sosial


Dampak penyakit kronis terhadap anak salah satunya dapat

mempengaruhi perkembangan sosial, hal ini dapat menimbulkan

masalah psikologis, gangguan fisik.

2. Dampak terhadap Orang Tua

Pada penyakit kronis yang tekanannya lebih pada perawatan,

orangtua seringkali merasa sendirian dalam berjuang menghadapi

stressor yang terus berlangsung dan beragam. Meskipun stressor ini

bervariasi sepanjang waktu, namun bisa dikategorisasikan dalam 4

macam situasi yaitu saat diagnosa, selama waktu transisi

perkembangan penyakit, hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan

perawatan kesehatan anak, dan ketika anak mengalami kekambuhan

penyakit dan rawat inap.

a. Saat Diagnosa

Saat diagnosa adalah saat yang paling menekan bagi orang

tua. Ketidak pastian tentang kondisi anak atau potensi yang

akan terjadi pada anak merupakan stressor terbesar bagi

orangtua. Selain itu, potensi berpisah dengan anak, perubahan


peran pengasuhan dan keterbatasan peran juga diidentifikasi

sebagai sumber stressor bagi orangtua dan kehiduapan

keluarga. Banyak saran perawatan kesehatan sehari-hari yang

cukup menyita waktu, tidak menyenangkan bahkan dirasakan

memberatkan. Melihat anak merasakan kesakitan akibat

perawatan ini sering kali membuat orang tua merasa bersalah

dan merasa kurang berharga (Melnyk, 2011).

b. Selama transisi perkembangan penyakit

Anak yang menderita sakit kronis tetap perlu mencapai


perkembangan seperti anak yang sehat pada umumnya. Hanya
saja kondisi sakit kronis ini sering kali menghambat mereka

dalam memenuhi tuntutan perkembangan kognitif, fisik dan

emosi. Hal inilah yang sering kali membuat orang tua berulang

kali merasakan kesedihan (Melnyk (2011)).

c. Berkaitan dengan kebutuhan perawatan anak

Seringkali perawatan anak sehari-hari dirasa cukup

menantang dan memberikan pengaruh dalam hubungan antar

pasangan, termasuk kurangnya waktu untuk pasangan, problem

komunikasi, angka perceraian lebih tinggi, meningkatnya

konflik dalam hubungan, meningkatnya tuntutan peran yang

berlebihan dan menurunnya kepuasan hubungan. Selain yang

berkaitan dengan hubungan antar orangtua, penyakit kronis

anak juga berdampak pada kondisi ekonomi keluarga.

menyebutkan perawatan pada anak dengan penyakit kronis

sering kali sangat mahal, dan biaya ini menjadi lebih mahal

lagi karena penyakit ini tetap ada selama periode yang panjang

(Stein (Bulletin Australian Institute of Health and Welfare

2015))

d. Ketika anak mengalami kekambuhan dan rawat inap

Kekambuhan merupakan sebuah situasi yang terkadang

mengharuskan anak untuk menjalani rawat inap rumah sakit.

Rawat inap ini akan mengganggu rutinitas keluarga dan

menempatkan orangtua pada posisi membagi waktu antara

tanggung jawab normal dan anak yang di rumah sakit. Selain

itu, kehilangan kontrol dan perasaan tidak berdaya membuat


orangtua melakukan perilaku mengontrol yang berlebihan dan

terlalu melindungi anak (Faulner, dalam Melnyk 2011) .

3. Dampak Terhadap Sibling

Sama halnya dengan anak yang sakit dan orang tuanya, sibling

juga akan berespon terhadap perawatan (hospitalisasi) anak yang

sakit. Orang tua yang memiliki anak sakit dan dirawat di rumah sakit

cenderung untuk memberikan perhatian dan waktu yang lebih kepada

anak yang sakit, sehingga kebutuhan anak lainnya sering terabaikan

Reaksi sibling terhadap perawatan anak, yaitu: marah, cemburu,

benci, merasa bersalah, dan merasa kesepian/sendiri. Ada beberapa

faktor yang mempengaruhi yaitu : usia, sibling relationship dengan

anak yang dirawat di rumah sakit, penjelasan yang diberikan, takut

mendapatkan penyakit, tempat tinggal sibling dan perubahan pola

pengasuhan yang dirasakan dalam mengasuh anak.

D. Manajemen Asuhan Keperawatan yang Tepat diberikan pada Anak

1. Normalisasi
Strategi kognitif & perilaku yang digunakan oleh keluarga yang

memiliki anak dengan penyakit kronik untuk terlihat hidup secara

normal. Perawat perlu mengetahui kekuatan dan kelemahan keluarga,

memberikan dukungan dan terbuka tentang kondisi dan pengobatan

anak, aktif dalam melibatkan keluarga dalam semua aspek perawatan

anak. Beberapa petunjuk dalam meningkatkan normalisasi pada anak

meliputi:

a. Persiapan

b. Partisipasi

c. Sharing
d. Kontrol

e. Harapan

f. Sikap positif

2. Developmental fokus

Berfokus pada tingkat perkembangan anak bukan usia kronologis

atau diagnosis menekankan pada kemampuan dan kekuatan anak

bukan keterbatasannya. perhatian diarahkan untuk normalisasi

pengalaman mengadaptasi lingkungan, dan meningkatkan

keterampilan koping (Hockenberry dan Wilson, 2011).

Peran perawat mengarahkan perhatian dari kondisi patologis

dengan fokus pada kelemahan dan masalah pada anak ke

perkembangan & pemenuhan kebutuhan unik dari anak dan keluarga.

Juga memperhatikan perkembangan keluarga (Hockenberry dan

Wilson, 2011).

3. Ongoing Care

Yaitu evaluasi dan modivikasi rencana keperawatan senantiasa


mengikuti perubahan kondisi fisik anak yang sering berubah-ubah

4. Palliative care

Tujuan perawatan paliatif ini adalah guna untuk meningkatkan

kualitas hidup anak dengan kematian minimal mendekati normal,

diupayakan dengan perawatan yang baik hingga pada akhirnya menuju

pada kematian. sehingga palliative care diharapkan akan menambah

kualitas hidup (anak) pada kondisi terminal, perawatan paliatif

berfokus pada gejala rasa sakit (nyeri, dypsnea) dan kondisi

(kesendirian) dimana pada kasus ini mengurangi kepuasan atau

kesenangan hidup anak, mengontrol rasa nyeri dan gejala yang lain
fokus masalah psikologi,social atau spiritualnya dari anak dalam

kondisi terminal. Prinsip dari perawatan palliative care adalah :

a. Menghargai martabat dan harga diri dari pasien dan keluarga pasien

b. Dukungan untuk caregiver

c. Palliative care merupakan accses yang competent

d. Mengembangkan professional dan social support untuk pediatric

palliative care

e. Melanjutkan serta mengembangkan pediatrik palliative care melalui

penelitian dan pendidikan

Rencana asuhan perawatan palliative yaitu

a. Melibatkan seorang partnership antara anak, keluarga, orang tua,

pegawai, guru, staff sekolah dan petugas kesehatan yang professional

b. Suport fisik, emosinal, psychososial dan spiritual khususnya

c. Melibatkan anak pada self care

d. Anak membutuhkan gambaran dan kondisi (kondisi penyakit

terminalnya) secara bertahap, tepat dan sesuai

e. Menyediakan diagnostic atau kebutuhan intervensi terapeutik guna


memperhatikan/memikirkan konteks tujuan dan pengaharapan dari

anak dan keluarga


BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Penyakit kronis merupakan suatu kondisi yang mempengaruhi

fungsi sehari-hari dalam waktu lebih dari 3 bulan dalam setahun, yang

menyebabkan hospitalisasi lebih dari 1 bulan dalam setahun, atau (pada

saat didiagnosis) cendrung melakukan hospitalisasi


DAFTAR PUSTAKA

Bowden,V, R & Greenberg C, S (2010). Children and their families: The

continum of Care (2nd ed). Philadelphia : Wolters Kluwer Health

Potts,N.L & Mandleco B.I (2012). Pediatric nursing caring for children and

methods(erd ed) USA : Delmar Cengage Learning

Wong D.L (2013). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC

Jurnal : Pengalaman Saudara . Lina Dewi Anggraeni (2012)

Jurnal : Dinamika permasalahan pada orang tua yang memiliki anak dengan

penyakit kronis. Setia Arsyanti

Baxter,A.J.,Bregka,T.S.,Ergline, H.E.,and Scheurer, R.W.(2014). The

Epidemiology and Global Burden of Autism Spectrum Disorders. Journal

Psychological Medicine. Published online 1 Agustus 2014 Vol.45

Sadock, B. J., & Sadock, V. A. (2013). Kaplan dan Sadock Buku Ajar Psikiatri

Kkinis, Edisi 2, diterjemahkan oleh Profitasari dan Tiara Mahatmi Nisa. Jakarta:

EGC.

Anda mungkin juga menyukai