Anda di halaman 1dari 13

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENERAPAN SASARAN

KESELAMATAN PASIEN (PATIENT SAFETY) PADA PERAWAT DI RUANG RAWAT


INAP OBSTETRI DAN GINEKOLOGI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PROF. DR. R.D.
KANDOU MANADO
Michelle R. Toemandoek*), Erwin Kristanto*), Theo Lumunon*),

*)
Ilmu Kesehatan Masyarakat Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi

Abstrak
Keselamatan pasien merupakan isu global yang paling penting saat ini dimana sekarang banyak dilaporkan
bahwa tuntutan pasien atas medical error yang terjadi pada pasien. Saat ini keselamatan pasien belum
sepenuhnya menjadi budaya dalam pelayanan kesehatan. Oleh karena itu peneliti merasa perlu untuk
melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pemahaman perawat pelaksana di
lapangan, pemahaman perawat mengenai prinsip keselamatan pasien, pemahaman mengenai manajemen
keselamatan pasien, dan pemahaman mengenai keselamatan pasien dalam pelayanan keperawatan terhadap
budaya keselamatan pasien pada pelaskanaan perawat di Ruang Rawat Inap Obstetri dan Ginekologi Rumah
Sakit Umum Pusat Prof. dr. R.D. Kandou Manado.
Penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan
pendekatan cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Rawat Inap Obsgin Rumah Sakit
Umum Pusat Prof. DR. R. D. Kandou Manado, dan akan dilaksanakan pada bulan November 2016 sampai
Januari 2017. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh perawat yang bekerja di Ruang Rawat Inap Obsgin
RSUP Prof. DR. R.D. Kandou Manado dan sampel sebanyak 74 perawat. Data diambil dianalisis
menggunakan bantuan SPSS dari mulai analisis univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pemahaman perawat pelaksana,
pemahaman mengenai prinsip keselamatan pasien, pemahaman mengenai manajemen keselamatan pasien dan
pemahaman mengenai penerapan keselamatan pasien dalam pelayanan keperawatan dengan budaya
keselamatan pasien oleh perawat di Ruang Rawat Inap Obstetri Dan Ginekologi Rumah Sakit Umum Pusat
Prof. DR. R.D. Kandou Manado. Maka disarankan agar selalu mengingatkan pegawai rumah sakit untuk
melakukan standar keselamatan pasien bukan hanya untuk pasien tetapi juga untuk keamanan diri sendiri dan
lingkungan rumah sakit seperti kesadaran mencuci tangan sesuai dengan momen dan prosedur.

Abstract
Hospital health services are integrative intensive services with medical personnel simultaneously providing
services to patients. The purpose of health services is the achievement of satisfaction, hope and fulfillment of
patient needs, service personnel, and institutions. Patient safety is the most important global issue today where
there are many patients with medical errors that occur in patients. Currently patient safety has not. Therefore
the researchers felt it was necessary to conduct research on factors related to understanding of nurses in the
field, nurses' understanding of patient safety principles, notions of patient safety management, and
understanding of patient safety in nursing services to the patient's safety culture on the premises nurse in
Obstetrics and Gynecology Room of General Hospital of Prof. Center. dr. R.D. Kandou Manado.
This research is a quantitative research that is analytic descriptive by using cross sectional study
approach. This research was conducted in the Inpatient Room Obsgin General Hospital Prof. Center. DR. R.
D. Kandou Manado, and will be held in November 2016 until January 2017. The population in this study is the
overall nurses who work in the Inpatient Room Obsgin RSUP Prof. DR. R.D. Kandou Manado and 74 samples
of nurses. Data were analyzed using SPSS support from univariate, bivariate and multivariate analyzes.
The results of the analysis indicate a relationship between the understanding of the nurses of the
executor, the understanding of the patient safety principle, the understanding of patient safety management
and understanding of the patient's safety implementation in the care of the inpatient hospital of Obstetrics and
Gynecology of the Center General Hospital. DR. R.D. Kandou Manado. It is always recommended. For
patients also for personal safety and hospital environment.

82
PENDAHULUAN dunia terdapat 43 juta orang dirugikan setiap
Keselamatan pasien merupakan isu global tahun akibat perawatan dengan efek samping.
yang paling penting saat ini dimana sekarang (Jha et al, 2013) Data dari National Patient
banyak dilaporkan bahwa tuntutan pasien atas Safety Agency, menyebutkan dari kurun
medical error yang terjadi pada pasien. waktu April-September 2012 di London
Undang-undang Rumah Sakit nomor 44 tahun Inggris pada pelayanan kesehatan akut
2009 sudah jelas mengatakan bahwa spesialis terjadi insiden yang tidak diinginkan
keselamatan pasien adalah faktor yang harus sebanyak 56.1%. Persentase insiden tersebut
diutamakan oleh petugas kesehatan menimbulkan kerugian ringan sebanyak
dibandingkan faktor yang lain. Keselamatan 34.3%, kerugian sedang sebanyak 21.1%,
pasien di rumah sakit adalah suatu sistem kerugian berat sebanyak 0.5% dan sebanyak
dimana rumah sakit membuat asuhan pasien 0.2% berkibat fatal.
lebih aman yang meliputi asesmen risiko, Survey yang dilakukan pada rumah
identifikasi, dan pengelolaan hal yang sakit pendidikan Kairo Mesir didapatkan
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan, bahwa dimensi yang paling dominan terhadap
dan analisis insiden, kemampuan belajar dari peningkatan budaya keselamatan pasien
insiden dan tindak lanjutnya serta adalah pembelajaran organisasi/ perbaikan
implementasi solusi untuk meminimalkan terus – menerus sebanyak 78, 2% (Aboul-
timbulnya risiko dan mencegah terjadinya Fotouh, et al. 2012). Pengukuran pada rumah
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat sakit di Michigan didapatkan data bahwa
melaksanakan suatu tindakan atau tidak dimensi dominan adalah dimensi kerjasama
mengambil tindakan yang seharusnya diambil tim di dalam unit sebanyak 59,9% (McGuire
(Anonim, 2011). et al., 2013). Penelitian pada rumah sakit di
Saat ini keselamatan pasien belum Swedia didapatkan bahwa dimensi yang
sepenuhnya menjadi budaya dalam pelayanan tertinggi adalah komunikasi terbuka yaitu
kesehatan. Hal ini terlihat dari masih adanya 67,8% (Goras, et al. 2013).
kasus seperti malpraktik, diskriminasi, dan Ruang Obstetri dan Ginekologi adalah
lainnya. Setiap profesi kesehatan memiliki ruang pelayanan terpisah bagi ibu melahirkan
kode etik masing-masing dan seharusnya yang berada di dalam rumah sakit. Rumah
keberadaan kode etik menjadi aspek dalam sakit dikelola secara khusus untuk perawatan
penerapan budaya keselamatan pasien. pasien dengan kegawatan yang mengancam
Budaya keselamatan pasien yang baik nyawa akibat penyakit, pembedahan atau
dapat memperkecil insiden yang berhubungan trauma dengan harapan dapat melahirkan
dengan keselamatan pasien. Penelitian secara sempurna dan sehat serta menjalani
Harvard School of Public Health (HSPH) kehidupan social melalui terapi intensif yang
(2011) menyebutkan bahwa dari 421 juta menunjang (supporti fungsi vital tubuh) pada
pasien yang dirawat setiap tahun di seluruh
83
pasien selama masa kegawatan (Anonim, mengenai prinsip keselamatan pasien,
2006). pemahaman mengenai manajemen
Hasil data rekapitulasi jumlah tenaga keselamatan pasien, dan pemahaman
perawat di Rumah Sakit Umum Pusat Prof. dr. mengenai keselamatan pasien dalam
R.D. Kandou Manado selama 1 (satu) tahun pelayanan keperawatan terhadap budaya
terakhir khususnya di Ruang Obsgin yakni keselamatan pasien pada pelaskanaan perawat
pada tahun 2015 diperoleh sebanyak 79 di Ruang Rawat Inap Obstetri dan Ginekologi
tenaga perawat, dimana Rumah Sakit Umum Rumah Sakit Umum Pusat Prof. dr. R.D.
Pusat Prof. dr. R.D. Kandou Manado ini Kandou Manado.
membawahi tenaga kerja tetap (PNS) dan
tenaga honorer (Pegawai BLU) yaitu tenaga METODOLOGI PENELITIAN
perawat tetap sebanyak 61 perawat, tenaga Penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif yang
honorer perawat sebanyak 18 perawat bersifat deskriptif analitik dengan
(Anonim, 2015). menggunakan pendekatan cross sectional
Penerapan keselamatan pasien di study. Penelitian ini dilaksanakan di Ruang
Rumah Sakit Umum Pusat Prof. dr. R.D. Rawat Inap Obsgin Rumah Sakit Umum Pusat
Kandou Manado meliputi waktu pelayanan Prof. DR. R. D. Kandou Manado, dan akan
sebelum dikirim ke ruang perawatan terlalu dilaksanakan pada bulan November 2016
lama, sehingga pasien merasa jenuh disaat sampai Januari 2017. Populasi dalam
pasien tersebut terus merasa kesakitan karena penelitian ini yaitu seluruh perawat yang
terdesak sudah saat atau tibanya pasien bekerja di Ruang Rawat Inap Obsgin RSUP
melahirkan. Perawat di Rumah Sakit Umum Prof. DR. R.D. Kandou Manado dan sampel
Pusat Prof. DR. R.D. Kandou Manado terlalu sebanyak 74 perawat. Data diambil dianalisis
sibuk dengan kesibukannya masing-masing menggunakan bantuan SPSS dari mulai
tanpa berpikir harus mengutamakan analisis univariat, bivariat dan multivariat.
keselamatan pasien terlebih dahulu.
Hasil uraian di atas menunjukkan HASIL DAN PEMBAHASAN
adanya penerapan keselamatan pasien yang 1. Hubungan Antara Pemahaman Perawat
terlalaikan oleh perawat dalam menangani Pelaksana Dengan Penerapan Sasaran
kedaruratan utama dan kurang akan pelayanan Keselamatan Pasien Oleh Perawat Di
pada pasien di Rumah Sakit Umum Pusat Ruang Rawat Inap Obstetri Dan
Prof. Dr. R.D. Kandou Manado. Oleh karena Ginekologi Rumah Sakit Umum Pusat
itu peneliti merasa perlu untuk melakukan Prof. DR. R.D. Kandou Manado
penelitian tentang faktor-faktor yang
berhubungan dengan pemahaman perawat
pelaksana di lapangan, pemahaman perawat

84
Tabel 1. Hubungan Antara Pemahaman Perawat Pelaksana Dengan Penerapan Sasaran
Keselamatan Pasien Oleh Perawat Di Ruang Rawat Inap Obstetri Dan Ginekologi
Rumah Sakit Umum Pusat Prof. DR. R.D. Kandou Manado
Penerapan Budaya Keselamatan Pasien Nilai p
Pemahaman Terpenuhi Belum Terpenuhi Total
perawat pelaksana n % n % n %
Paham 31 41,9 10 13,5 41 55,4 0,049
Tidak Paham 17 23,0 16 21,6 33 44,6
Total 48 64,9 26 35,1 74 100,0

Hubungan antara pemahaman perawat keselamatan pasien (SKP) pada instalasi rawat
pelaksana dengan penerapan sasaran inap di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
keselamatan pasien oleh perawat di ruang Subjek penelitian terdiri dari 42 perawat
rawat inap obstetri dan ginekologi Rumah pelaksana dan 60 pasien rawat inap di
Sakit Umum Pusat Prof. Dr. R.D. Kandou Instalasi Rawat Inap Mawar RSUD
Manado menunjukkan bahwa antara Dr.Moewardi Surakarta. Perawat diberikan
pemahaman perawat pelaksana dengan kuesioner pengetahuan dan dilakukan
penerapan budaya keselamatan pasien yang observasi sebanyak tindakan sasaran
paham sebanyak 41 responden (55,4) dengan keselamatan pasien. Pasien dan keluarga
terpenuhi sebanyak 31 responden (41,9% ) diberi kuesioner kepuasan. Hasil analisis
dan yang belum terpenuhi sebanyak 10 deskriptif menunjukkan pengetahuan perawat
responden (13,5%), sedangkan yang tidak di Instalasi Rawat Inap Mawar RSUD
paham ada 33 responden (44,6%) dengan Dr.Moewardi Surakarta tentang sasaran
terpenuhi sebanyak 17 responden (23,0%) dan keselamatan pasien pada kategori tinggi
yang belum terpenuhi sebanyak 16 responden (57,1%), pelaksanaan sasaran keselamatan
(21,6%). Berdasarkan hasil analisis uji chi- pasien pada kategori tinggi sebesar 50,0%,
square didapatkan hasil dengan nilai serta pasien yang merasa puas terhadap
p=0,049<α=0,05 yang menunjukkan terdapat pelayanan sebanyak 71,7%. Hasil analisis
hubungan antara pemahaman perawat bivariat menunjukkan ada hubungan
pelaksana dengan penerapan sasaran signifikan antara pengetahuan dan
keselamatan pasien oleh perawat di ruang pelaksanaan sasaran keselamatan pasien
rawat inap obstetri dan ginekologi Rumah (p=0,002), selain itu juga ada hubungan
Sakit Umum Pusat Prof. Dr. R.D. Kandou signifikan antara pelaksanaan sasaran
Manado. keselamatan pasien dengan kepuasan pasien
Penelitian berjenis observasional analitik, (p=0,024).
dengan rancangan penelitian cross sectional Tingkat pengetahuan tenaga medis
dilakukan oleh Prajani (2015) yang khususnya perawat sangatlah penting dalam
mengevaluasi pelaksanaan sasaran meiaksanakan asuhan keperawatan. Semakin

85
tinggi pengetahuan perawat tentang kode etik dibekali dengan pengetahuan tentang etika
dan hukum kesehatan maka semakin baik pula dan patient safity kinerja perawat dipengaruhi
kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan oleh faktor balas jasa yang adil dan layak
keperawatan. Untuk meningkatkan penempatan yang sesuai dengan keahliannya,
pengetahuan perawat mengenal kode etif din berat ringan pekerjaannya lingkungan,
hukum kesehatan maka perawat harus peralatan yang menunjan serta setiap
membaca buku mengenai kode etik pimpinan dalam memberikan bimbingan dan
keperawatan dan hukum kesehatan. Selain itu pembinaan
dapat juga melalui teknologi internet serta Penerapan keselamatan pasien perawatan
melalui teman seprofesinya. Upaya untuk tidak aman yang dilakukan oleh petugas
menambahkan tingkat pengetahuan perawat kesehatan dirumah sakit menjadi prioritas
atau tenaga kesehatan yang lain yaitu melalui masalah yang harus segera diselesaikan 83%
pelatihan atau seminar pelatihan dan seminar kejadian yang menyebabkan pasien tidak
dapat bermanfaat untuk melakukan evaluasi aman merupakan kejadian yang seharusnya
terhadap program-program dan standar- bisa dicegah dan 30% diantaranya berkaitan
standar termasuk standar asuhan keperawatan dengan kematian pasien. Adanya tindakan
standar asuhan keperawatan harus selalu yang tidak aman dikarenakan beberapa faktor
ditinjau keakuratannya sehingga tidak terjadi diantaranya tidak kurangnya pelatihan
suatu kesaiahan yang dapat merugikan pasien, pengawasan, kegagalan menindak lanjuti
selain itu perawat harus dibina untuk kebijakan.
mencapai kinerja yang professional dan Hubungan Antara Pemahaman Mengenai
bertanggung jawab tingkat pengetahuan yang Prinsip Keselamatan Pasien Degan Penerapan
tinggi akan mempengaruhi kinerja perawat Sasaran Keselamatan Pasien Oleh Perawat Di
sehingga asuhan keperawatan akan terlaksana Ruang Rawat Inap Obstetri Dan Ginekologi
dengan baik dan kemungkinan terjadinya Rumah Sakit Umum Pusat Prof. DR. R.D.
malpraktik atau kelalian rendah. Hal ini Kandou Manado
terjadi karena perawat atau tenaga medis telah

Tabel 2. Hubungan Antara Pemahaman Mengenai Prinsip Keselamatan Pasien Degan Penerapan
Sasaran Keselamatan Pasien Oleh Perawat Di Ruang Rawat Inap Obstetri Dan Ginekologi
Rumah Sakit Umum Pusat Prof. DR. R.D. Kandou Manado
Penerapan Budaya Keselamatan Pasien Nilai p
Pemahaman Terpenuhi Belum Terpenuhi Total
Mengenai Prinsip n % n % n %
Keselamatan Pasien
Ada Prinsip 31 41,9 9 12,2 40 54,1 0,016
Tidak Ada Prinsip 17 23,0 17 23,0 34 45,9
Total 48 64,9 26 35,1 74 100,0

86
Hubungan antara pemahaman mengenai budaya keselamatan Rumah Sakit Perancis
prinsip keselamatan pasien degan penerapan digunakan untuk mengidentifikasi dimensi
budaya keselamatan pasien oleh perawat di budaya keselamatan pasien. Hasil penelitian
ruang rawat inap obstetri dan ginekologi menunjukkan bahwa area dengan potensi
Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr. R.D. perbaikan adalah keseluruhan persepsi
Kandou Manado menunjukkan bahwa antara keamanan, kerja tim dalam satuan,
pemahaman mengenai prinsip keselamatan pembelajaran organisasi / perbaikan terus-
pasien degan penerapan budaya keselamatan menerus, komunikasi terbuka dan pelaporan
pasien, yang memiliki prinsip sebanyak 40 kejadian yang tidak memadai. Kerja tim di
responden (54,1%) dengan terpenuhi seluruh unit rumah sakit memiliki skor
sebanyak 31 responden (41,9%) dan yang terendah. Tidak ada perbedaan signifikan
belum terpenuhi sebanyak 9 responden antara dokter dan perawat yang ditemukan
(12,2%), sedangkan yang tidak ada prinsip untuk semua komposit dalam penelitian ini.
sebanyak 34 responden (45,9%) dengan Peneliti menyimpulkan bahwa budaya
terpenuhi sebanyak 17 responden (23,0%) dan keselamatan pasien tetap terbelakang di
yang belum terpenuhi sebanyak 17 responden rumah sakit tersebut. Peneliti menganjurkan
(23,0%). Berdasarkan hasil analisis uji chi- agar pemimpin harus menerapkan strategi
square didapatkan hasil dengan nilai pembangunan dengan menciptakan budaya
p=0,016<α=0,05 yang menunjukkan terdapat dan komitmen yang diperlukan untuk
hubungan antara pemahaman mengenai mengidentifikasi dan mengatasi penyebab
prinsip keselamatan pasien degan penerapan sistemik yang mendasar yang terkait dengan
sasaran keselamatan pasien oleh perawat di keselamatan pasien.
ruang rawat inap obstetri dan ginekologi Di negara maju, keselamatan pasien
Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr. R.D. sekarang diakui sebagai prioritas utama dalam
Kandou Manado. sistem layanan kesehatan mereka.
Rejeb et al (2017) meneliti “Patient Keselamatan pasien bertujuan untuk
Safety Culture in a Tunisian Teaching melindungi pasien dari kejadian buruk terkait
Tertiary Care Hospital”. Tujuan penelitian ini perawatan. Sementara, 35 sampai 70%
untuk mengetahui sikap dan persepsi kejadian yang tidak diinginkan telah dinilai
keselamatan pasien di antara penyedia layanan dapat dicegah, mereka tampaknya
kesehatan di rumah sakit perawatan tersier bertanggung jawab atas 44.000 sampai 98.000
Tunisia. Penelitian cross-sectional ini kematian yang tidak disengaja dan lebih dari
dilakukan pada bulan Mei dan Juni 2015 di satu juta korban luka berlebih setiap tahun.
rumah sakit Universitas Sahloul di Sousse: Situasi ini dianggap lebih menantang di
rumah sakit tersier berkapasitas 630 tempat negara-negara berkembang dengan risiko
tidur di Tunisia Timur. Survei ini melibatkan rawan terhadap pasien yang lebih tinggi
344 penyedia layanan. Survei kuisioner
87
karena keterbatasan sumber daya dan penelitian yang ditinjau melaporkan bahwa
kurangnya infrastruktur yang memadai. pembelajaran organisasi dan perbaikan secara
Elmontsri (2017) meneliti “Status of terus-menerus memuaskan karena skor rata-
patient safety culture in Arab countries: a rata dimensi ini untuk semua penelitian
systematic review” melalui pelacakan sebesar 73,2%. Selain itu, tinjauan tersebut
elektronik dari MEDLINE, EMBASE, menemukan bahwa keterbukaan komunikasi
CINAHL, ProQuest and PsychINFO, Google tampaknya menjadi isu yang memprihatinkan
Scholar and PubMed databases. 18 studi bagi profesional kesehatan di negara-negara
memenuhi kriteria inklusi dan kajian tersebut Arab.
mengidentifikasi bahwa tanggapan terhadap
kesalahan yang tidak dihukum dipandang
sebagai masalah serius yang perlu dibenahi. 2. Hubungan Antara Pemahaman Mengenai
Profesional kesehatan di negara-negara Arab Manajemen Keselamatan Pasien Dengan
cenderung berpikir bahwa budaya Penerapan Sasaran Keselamatan Pasien
menyalahkan' masih ada dan hal ini yang Oleh Perawat Di Ruang Rawat Inap
mencegah mereka melaporkan insiden. Kerja Obstetri Dan Ginekologi Rumah Sakit
tim dalam unit ditemukan lebih baik daripada Umum Pusat Prof. DR. R.D. Kandou
kerja tim di seluruh unit rumah sakit. Semua Manado

Tabel 3. Hubungan Antara Pemahaman Mengenai Manajemen Keselamatan Pasien Dengan


Penerapan Sasaran Keselamatan Pasien Oleh Perawat Di Ruang Rawat Inap Obstetri Dan Ginekologi
Rumah Sakit Umum Pusat Prof. DR. R.D. Kandou Manado
Pemahaman Penerapan Budaya Keselamatan Pasien Nilai p
Mengenai Terpenuhi Belum Terpenuhi Total
Manajemen n % n % n %
Keselamatan Pasien
Ada Manajemen 30 40,5 8 10,8 38 51,4 0,014
Tidak Manajemen 18 24,3 18 24,3 36 48,6
Total 48 64,9 26 35,1 74 100,0

Hubungan antara pemahaman mengenai ada manajemen sebanyak 38 responden


manajemen keselamatan pasien dengan (51,4%) yang terpenuhi sebanyak 30
penerapan budaya keselamatan pasien oleh responden (40,5%) dan yang belum terpenuhi
perawat di ruang rawat inap obstetri dan sebanyak 8 responden (10,8%), sedangkan
ginekologi Rumah Sakit Umum Pusat Prof. yang tidak ada manajemen sebanyak 36
Dr. R.D. Kandou Manado menunjukkan responden (48,6%) terpenuhi sebanyak 18
bahwa antara pemahaman mengenai responden (24,3%) dan yang belum terpenuhi
manajemen keselamatan pasien dengan sebanyak 18 responden (24,3%). Berdasarkan
penerapan budaya keselamatan pasien, yang hasil analisis uji chi-square didapatkan hasil
88
dengan nilai p=0,014<α=0,05 yang organisasi memiliki hubungan yang signifikan
menunjukkan terdapat hubungan antara terhadap patient safety. Hasil eksplisit ulasan
pemahaman mengenai manajemen kasus catatan berisiko tinggi pada pasien
keselamatan pasien dengan penerapan sasaran medis menunjukkan praktek-praktek tertentu
keselamatan pasien oleh perawat di ruang ditingkatkan dari waktu ke waktu di kedua
rawat inap obstetri dan ginekologi Rumah rumah sakit tidak ada hal yang memburuk,
Sakit Umum Pusat Prof. Dr. R.D. Kandou namun tidak ada perbedaan yang signifikan
Manado juga antara kontrol dan rumah sakit.
Pengukuran sasaran keselamatan Komunikasi yang baik antar petugas
pasien dipengaruhi oleh sikap aman dan tidak medis dengan pasien akan memberikan
aman pegawai di level individu, unit kerja dan dampak yang positif terhadap mutu pelayanan
organisasi. Secara khusus di level manajemen kesehatan di suatu rumah sakit serta
senior dalam hal kepemimpinan dimungkinkan menurunkan kesalahpahaman
transformasional yang berbagai penelitian apabila terjadi kecelakaan, kelalaian dan
tentang budaya menunjukkan bahwa ataupun malpraktik. Pelayanan kesehatan
kepemimpinan transformasional sangat yang bermutu yaitu pelayanan kesehatan yang
berpengaruh dalam membangun suatu budaya: dapat memuaskan setiap pemakai jasa
Untuk mengukur kondisi iklim pelayanan sesuai dengan kode etik dan standar
keselamatan pasien di rumah sakit mencakup pelayanan yang telah ditetapkan. Pelayanan
4 hal yang terkait, yaitu kepemimpinan perawatan yang sesuai dengan standar
transformasional (di tingkat CEO/direksi RS), memiliki dampak yang lebih besar terhadap
kerjasama tim (di tingkat unit kerja), citra pelayanan rumah sakit.
kesadaran individual (di tingkat individu) Wami et al (2016) meneliti “Patient safety
serta iklim keselamatan pasien (di tingkat culture and associated factors: A quantitative
organisasi/ RS). and qualitative study of healthcare workers’
Dalam menjalankan fungsi view in Jimma zone Hospitals, Southwest
manajernen, rnanajemen, seorang manajer Ethiopia” Penelitian kuantitatif cross sectional
diharapkan memiliki kemampuan yang cukup berbasis triangulasi dengan pendekatan
dalam mengorganisasikan pegawainya. Salah kualitatif dilakukan dari bulan Maret sampai
satu kemampuan yang dimaksud adalah April 2015. Teknik pengambilan sampel
kemampuan motivasi SDM yang ada. bertingkat digunakan untuk memilih 637
Manajer dan asisten keperawatan peserta penelitian di antara 4 rumah sakit. Alat
sebaiknya memberikan motivasi untuk standar yang mengukur 12 komposit budaya
menimbulkan dorongan kepada perawat. keselamatan pasien digunakan untuk
Dengan diberikannya motivasi, diharapkan pengumpulan data. Hasil penelitian
perawat akan bersemangat dalam menunjukkan bahwa cakupan budaya
melaksanakan program patient safety. lklim keselamatan pasien sebesar 46,7% (95% CI:
89
43,0, 51,2). Faktor yang secara signifikan pelaporan kejadian, sumber daya, perilaku
terkait dengan budaya keselamatan pasien pekerja kesehatan dan keterlibatan pasien
ialah jam kerja per minggu (β = -0,06, 95% sebagai faktor penting yang mempengaruhi
CI: -0,12, -0.001), melaporkan efek samping budaya keselamatan pasien.
(β = 3,34, 95% CI: 2,12, 4,57), komunikasi
yang baik (β = 2 78, 95% CI : 2,29, 3,28), 3. Hubungan Antara Pemahaman Mengenai
kerja tim di dalam rumah sakit (β = 1,91, 95% Penerapan Keselamatan Pasien Dengan
CI: 1,37, 2,46), tingkatan kepegawaian (β = Penerapan Sasaran Keselamatan Pasien
1,32, 95% CI: 0,89, 1,75), pertukaran umpan Oleh Perawat Di Ruang Rawat Inap
balik tentang kesalahan (β = 1,37, 95% CI: Obstetri Dan Ginekologi Rumah Sakit
0,91, 1,83) dan partisipasi dalam program Umum Pusat Prof. DR. R.D. Kandou
keselamatan pasien (β = 1,3, 95% CI: 0,57, Manado
2,03). Wawancara mendalam menunjukkan

Tabel 4. Hubungan Antara Pemahaman Mengenai Penerapan Keselamatan Pasien Dengan Penerapan
Sasaran Keselamatan Pasien Oleh Perawat Di Ruang Rawat Inap Obstetri Dan Ginekologi
Rumah Sakit Umum Pusat Prof. DR. R.D. Kandou Kota Manado
Penerapan Budaya Keselamatan Pasien Nilai p
Pemahaman Mengenai Terpenuhi Belum Terpenuhi Total
Penerapan Keselamatan n % n % n %
Pasien
Ada Penerapan 43 58,1 16 21,6 59 79,7 0,007
Tidak Ada Penerapan 5 6,8 10 13,5 15 20,3
Total 48 64,9 26 35,1 74 100,0

Hubungan antara pemahaman mengenai dengan terpenuhi sebanyak 5 responden


penerapan keselamatan pasien dengan (6,8%) dan yang belum terpenuhi sebanyak 10
penerapan budaya keselamatan pasien oleh responden (13,5%). Berdasarkan hasil analisis
perawat di ruang rawat inap obstetri dan uji chi-square didapatkan hasil dengan nilai
ginekologi Rumah Sakit Umum Pusat Prof. p=0,007<α=0,05 yang menunjukkan terdapat
Dr. R.D. Kandou Manado menunjukkan hubungan antara pemahaman mengenai
bahwa antara pemahaman mengenai penerapan keselamatan pasien dengan
penerapan keselamatan pasien dengan penerapan sasaran keselamatan pasien oleh
penerapan budaya keselamatan pasien, yang perawat di ruang rawat inap obstetri dan
menerapkan sebanyak 59 responden (79,7%) ginekologi Rumah Sakit Umum Pusat Prof.
dengan terpenuhi sebanyak 43 responden Dr. R.D. Kandou Manado.
(58,1%) dan yang belum terpenuhi sebanyak Budaya keselamatan pasien
16 responden (21,6%), sedangkan yang tidak merupakan aspek penting untuk kualitas
menerapkan sebanyak 15 responden (20,3%) pemberian layanan kesehatan dan merupakan
90
masalah yang sangat memprihatinkan secara tematis dikategorikan sebagai faktor sistem,
global. Budaya keselamatan pasien adalah faktor profesional perawatan kesehatan dan
produk dari nilai individu, kelompok, sikap, faktor pasien.
persepsi, kompetensi, dan pola perilaku yang
menentukan komitmen, gaya dan kemampuan 4. Faktor-Yang Paling Berhubungan Dengan
manajemen keselamatan penyedia layanan. Penerapan Sasaran Keselamatan Pasien
Menetapkan budaya keselamatan (Patient Safety) Pada Perawat Di Ruang
pasien dalam perawatan kesehatan sangat Rawat Inap Obstetri Dan Ginekologi
penting untuk meningkatkan kualitas Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr. R.D.
perawatan dan meningkatkan keselamatan Kandou Manado.
pasien. Banyak faktor yang bisa dikaitkan
dengan budaya keselamatan pasien. Budaya Uji dilakukan dengan analisis regresi logistik
organisasi yang mendorong pelaporan dan untuk mengetahui variabel yang paling
menghindari kesalahan dan komunikasi yang berhubungan dengan penerapan sasaran
lebih baik dilaporkan sebagai faktor penting keselamatan pasien oleh perawat di ruang
untuk meningkatkan budaya keselamatan rawat inap obstetri dan ginekologi Rumah
pasien. Penelitian lain menunjukkan bahwa Sakit Umum Pusat Prof. Dr. R.D. Kandou
budaya keselamatan pasien dapat dipengaruhi Manado. Berdasarkan hasil analisis regresi
oleh karakteristik responden dan rumah sakit, logistik menunjukkan bahwa pemahaman
area kerja, posisi, tingkat partisipasi dalam mengenai penerapan keselamatan pasien
program keselamatan pasien, komunikasi, merupakan variabel yang paling dominan
manajemen dan sumber daya keselamatan berhubungan dengan penerapan sasaran
pasien. keselamatan pasien oleh perawat di ruang
Wami et al (2016) dalam penelitian rawat inap obstetri dan ginekologi Rumah
Budaya keselamatan pasien dan faktor terkait: Sakit Umum Pusat Prof. Dr. R.D. Kandou
Studi kuantitatif dan kualitatif tentang Manado yang dinilai dari nilai Wald sebesar
pandangan petugas layanan kesehatan di 2,845.
Rumah Sakit Jimma, Ethiopia Barat Daya Keselamatan pasien merupakan hal
menemukan, sebanyak 10 profesional yang penting. Budaya keselamatan pasien
perawatan kesehatan berhasil diwawancarai. akan menurunkan adverse event (AE)
Dari yang diwawancarai, 4 orang yang terdiri sehingga akuntabilitas rumah sakit di mata
dari perawat dan yang lainnya berasal dari pasien dan masyarakat akan meningkat.
dokter, bidan dan profesi farmasi klinis yang Budaya keselamatan pasien membantu
masing-masing diwakili oleh 2 responden. organisasi mengembangkan clinical
Faktor-faktor yang mempengaruhi budaya governance, organisasi dapat lebih menyadari
keselamatan pasien sebagaimana dirasakan kesalahan yang telah terjadi, menganalisis dan
oleh profesional perawatan kesehatan secara mencegah bahaya atau kesalahan yang akan
91
terjadi, mengurangi komplikasi pasien, Peserta menyelesaikan kuesioner dengan
kesalahan berulang serta sumber daya yang pertanyaan tentang demografi dan budaya
diperlukan untuk mengatasi keluhan dan keselamatan pasien. Secara keseluruhan,
tuntutan. (Cahyono, 2012) peserta studi menilai budaya keselamatan
Membangun budaya keselamatan pasien di dalam institusi kesehatan mereka
pasien yang memungkinkan seluruh tim sebesar 64,7%. Subskala budaya keselamatan
mendukung dan meningkatkan keselamatan pasien tertinggi dan terendah masing-masing
pasien dipengaruhi oleh Kepemimpinan yang adalah 73,8% dan 50,1% untuk "kerja tim
kuat. Lingkup kepemimpinan dalam dalam unit" dan "penempatan staf". Menurut
penerapan budaya keselamatan pasien salah temuan, ukuran rumah sakit (P <0,001) dan
satunya adalah kepemimpinan kepala ruang. daerah rumah sakit (P <0,001) memiliki
Upaya kepala ruang dalam melaksanakan hubungan yang signifikan dengan budaya
kepemimpinan yang efektif di ruangannya keselamatan pasien.
mempengaruhi penerapan budaya keselamatan Wami et al (2016) meneliti “Patient
pasien. Kepala ruang akan dapat safety culture and associated factors: A
mempengaruhi strategi dan upaya quantitative and qualitative study of
menggerakkan perawat dalam lingkup healthcare workers’ view in Jimma zone
wewenangnya untuk bersama-sama Hospitals, Southwest Ethiopia” Fasilitas
menerapkan budaya keselamatan pasien. penelitian kuantitatif cross sectional berbasis
Upaya untuk menjadi pemimpin yang triangulasi dengan pendekatan kualitatif
paling efektif yaitu perlunya menyesuaikan dilakukan dari bulan Maret sampai April
gaya-gaya kepemimpinannya terhadap situasi. 2015. Teknik pengambilan sampel bertingkat
Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku digunakan untuk memilih 637 peserta
yang dirancang untuk mengintegrasikan penelitian di antara 4 rumah sakit. Alat
tujuan organisasi dengan tujuan individu, standar yang mengukur 12 komposit budaya
untuk mencapai suatu tujuan. keselamatan pasien digunakan untuk
Habibi (2017) meneliti “Patient pengumpulan data. Analisis regresi linier
Safety Culture and Factors that Impact That bivariat dan multivariat dilakukan dengan
Culture inTehran Hospitals in 2013”. menggunakan SPSS versi 20. Panduan semi
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti budaya terstruktur dalam wawancara mendalam
keselamatan pasien dan faktor-faktor yang digunakan untuk mengumpulkan data
mempengaruhi budaya tersebut di dua rumah kualitatif. Analisis isi wawancara dilakukan.
sakit di kota Teheran. Penelitian cross- Tingkat keseluruhan budaya keselamatan
sectional dilakukan di dua rumah sakit pasien sebesar 46,7% (95% CI: 43,0, 51,2).
pendidikan pemerintah (135- dan 650 tempat Faktor yang secara signifikan terkait dengan
tidur) di kota Teheran dengan menggunakan budaya keselamatan pasien ialah jam kerja per
metode sampling proporsional bertingkat. minggu (β = -0,06, 95% CI: -0,12, -0.001),
92
melaporkan efek samping (β = 3,34, 95% CI: sasaran keselamatan pasien oleh perawat
2,12, 4,57), komunikasi yang baik (β = 2 78, di Ruang Rawat Inap Obstetri Dan
95% CI : 2,29, 3,28), kerja tim di dalam Ginekologi Rumah Sakit Umum Pusat
rumah sakit (β = 1,91, 95% CI: 1,37, 2,46), Prof. DR. R.D. Kandou Manado.
tingkatan kepegawaian (β = 1,32, 95% CI:
0,89, 1,75), pertukaran umpan balik tentang SARAN
kesalahan (β = 1,37, 95% CI: 0,91, 1,83) dan 1. Selalu mengingatkan pegawai rumah sakit
partisipasi dalam program keselamatan pasien untuk melakukan standar keselamatan
(β = 1,3, 95% CI: 0,57, 2,03). Wawancara pasien bukan hanya untuk pasien tetapi
mendalam menunjukkan pelaporan kejadian, juga untuk keamanan diri sendiri dan
sumber daya, perilaku pekerja kesehatan dan lingkungan rumah sakit seperti kesadaran
keterlibatan pasien sebagai faktor penting mencuci tangan sesuai dengan momen
yang mempengaruhi budaya keselamatan dan prosedur.
pasien. 2. Terus meningkatkan komunikasi antar
sesama tenaga kesehatan agar mengurangi
KESIMPULAN kecelakaan pasien sesuai dengan standar
1. Terdapat hubungan antara pemahaman keselamatan pasien
perawat pelaksana dengan sasaran 3. Selalu saling mengingatkan untuk
keselamatan pasien oleh perawat di Ruang melakukan keselamatan pasien sesuai
Rawat Inap Obstetri Dan Ginekologi dengan prosedur yang ada.
Rumah Sakit Umum Pusat Prof. DR. R.D.
Kandou Manado. DAFTAR PUSTAKA
2. Terdapat hubungan antara pemahaman Aboul-Fotouh, A. M., N. A. Ismail., H. S.
mengenai prinsip keselamatan pasien EzElarab, and G. O. Wassif. 2012.
dengan sasaran keselamatan pasien oleh Assessment Of Patient Safety Culture
perawat di Ruang Rawat Inap Obstetri Among Health-Care Providers At A
Dan Ginekologi Rumah Sakit Umum Teaching Hospital In Cairo, Egypt.
Pusat Prof. DR. R.D. Kandou Manado. Eastern Mediterranean Health
3. Terdapat hubungan antara pemahaman Journal, 18(4), 372-377.
mengenai manajemen keselamatan pasien Anonimous. 2017. Health Research &
dengan sasaran keselamatan kerja oleh Educational Trust. Culture of Safety
perawat di Ruang Rawat Inap Obstetri Change Package: 2017 Update.
Dan Ginekologi Rumah Sakit Umum Chicago, IL: Health Research &
Pusat Prof. DR. R.D. Kandou Manado. Educational Trust. Accessed at hret-
4. Terdapat hubungan antara pemahaman hiin.org.
mengenai penerapan keselamatan pasien _________. 2015. Rekapitulasi Jumlah
dalam pelayanan keperawatan dengan Tenaga Kerja Perawat di Rumah
93
Sakit. Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Patient Safety Culture and Factors
dr. R.D. Kandou. Manado. that Impact That Culture in Tehran
_________. 2011a. Peraturan Menteri Hospitals in 2013. Iran Red Crescent
Kesehatan RI Nomor 1691/ Menkes/ Med J. 2017 ;19(1):e30874. doi:
Per/ VIII/ 2011 tentang Keselamatan 10.5812/ircmj.30874.
Pasien Rumah Sakit. Jakarta : Jha, A. K., I. Larizgoitia., C. Audera-Lopez.,
Kementerian Kesehatan N. Prasopa-Plaizier., H. Waters, and
Canadian Institutes of Health Research - D. W. Bates. 2013. The Global
Institute of Population and Public Burden Of Unsafe Medical Care:
Health (CIHR-IPPH). 2012. Analytic Modelling Of Observational
Population and Public Health Ethics: Studies . BMJ Qual Saf 2013;22:809–
Cases from Research, Policy, and 815.
Practice, Toronto: University of Prajani, A. H. 2015. Evaluasi Pelaksanaan
Toronto Joint Centre for Bioethics; Sasaran Keselamatan Pasien (SKP)
Available from: Pada Instalasi Rawat Inap Di RSUD
http://www.jointcentreforbioethics.ca/ Dr. Moewardi Surakarta. S2
pubIications/documents/Population- Keperawatan FK UGM Yogyakarta.
and-Public-Health-Ethics- Rejeb, M. B., D. Chebil., L. Merzougui., B.
CasebookENGLISH.pdf. Kacem., S. Khefacha-Aissa., L.
Cinderasuci, R. 2012. Perbaikan Angka Dhida, and H. Said-Laatiri. 2017.
Kejadian Tidak Diharapkan Dengan Patient Safety Culture in a Tunisian
Metode Six Sigma di Instalasi Rawat Teaching Tertiary Care Hospital.
Inap Rumah Sakit Anna Medika Arch Nurs Pract Care 3(3): 077-083.
Bekasi Tahun 2011. Universitas Wami, S. D., A. F. Demssie., M. M. Wassie,
Indonesia. Jakarta and A. N. Ahmed. 2016. Patient
http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/2 safety culture and associated factors:
0298696- A quantitative and qualitative study of
T29985Rizki%20Cinderasuci.pdf. healthcare workers’ view in Jimma
Göras, C., F. Y. Wallentin., U. Nilsson, and zone Hospitals, Southwest Ethiopia.
A. Ehrenberg. 2013. Swedish BMC Health Services Research
Translation And Psychometric (2016) 16:495 DOI 10.1186/s12913-
Testing Of The Safety Attitudes 016-1757-z
Questionnaire (Operating Room
Version). BMC Health Services
Research, 13, 104-104.
Habibi, M., M. G. Fesharaki., H. Samadinia.,
M. Mohamadian, and S. Anvari. 2013.
94

Anda mungkin juga menyukai