Abstract
The purpose of this study was to describe the communication strategy undertaken by Brand Presenter at PT.
Hanjaya Mandala Sampoerna in marketing the product in the region of Bandar Lampung. Discussion of the
communication strategy under discussion, discussed using AIDDA theory. The amount of competition in the tobacco
industry makes every cigarette company makes its own communication strategy to attract consumers. Creating a
communication strategy is to make a careful calculation of the circumstances and conditions that will be pursued and
confronted in order to achieve an objective, or in other words that the use of a communication strategy means using
some way of communicating a conscious effort to create change in the audience easily and quickly. The method used
in this research is descriptive method with qualitative approach. The results of this study indicate that the
communication strategies used by brand presenter using the appropriate role play AIDDA theory. The conclusion of
this study is to promote products using a brand presenter theories have AIDDA so that products can be sold in
accordance with the desired target company.
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan strategi komunikasi yang dilakukan oleh Brand Presenter
pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna dalam memasarkan produk di wilayah Bandar Lampung. Pembahasan
mengenai strategi komunikasi dalam pembahasan, dibahas dengan menggunakan teori AIDDA. Banyaknya persaingan
dalam industri rokok membuat setiap perusahaan rokok membuat strategi komunikasi sendiri yang dapat menarik
konsumen. Membuat strategi komunikasi adalah membuat perhitungan yang cermat mengenai situasi dan kondisi
yang akan ditempuh dan dihadapi guna mencapai suatu tujuan, atau dengan kata lain bahwa menggunakan strategi
komunikasi berarti menggunakan beberapa cara berkomunikasi secara sadar untuk menciptakan perubahan pada
khalayak dengan mudah dan cepat. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi komunikasi yang digunakan oleh brand
presenter menggunakan role play yang sesuai teori AIDDA. Kesimpulan dari penelitian ini adalah brand presenter
mempromosikan produknya menggunakan toeri AIDDA sehingga produk dapat terjual sesuai dengan target yang
diinginkan perusahaan.
produk atau perusahaan yang memadukan yaitu dengan menggunakan role play. Role
kekuatan publisitas dengan pendekatan play adalah suatu aturan komunikasi yang
teknik-teknik jurnalistik dan pemanfaatan dibuat oleh PT. Hanjaya Mandala Sampoerna
saluran khusus dengan mengadakan kegiatan untuk Brand Presenter yang disusun secara
atau event yang mengandung unsur rapi terstruktur untuk disampaikan kepada
penerangan tentang informasi produk-produk konsumen saat terjadi aktifitas penjualan.
baru dan hingga upaya mempengaruhi atau Didalamnya juga terdapat pesan inti brand
menciptakan opini publik yang dari masing-masing merek brand. Banyaknya
menguntungkan. persaingan dalam industri rokok membuat
Selain itu, untuk menyiasati adanya setiap perusahaan rokok membuat strategi
pelarangan iklan yaitu dengan melakukan komunikasi sendiri yang dapat menarik
branding/pemasangan merek pada seluruh konsumen. Membuat strategi komunikasi
kendaraan Sampoerna yang bertujuan untuk adalah membuat perhitungan yang cermat
meningkatkan brand awareness/kesadaran mengenai situasi dan kondisi yang akan
merek dari seluruh karyawan dan masyarakat ditempuh dan dihadapi pada masa yang akan
luas. Dan untuk personal selling nya, datang guna mencapai suatu tujuan, atau
Sampoerna menggunakan brand presenter dengan kata lain bahwa menggunakan
yang ditujukan untuk menarik konsumen baru strategi komunikasi berarti menggunakan
untuk melakukan uji coba terhadap suatu beberapa cara berkomunikasi secara sadar
produk serta memperkuat brand image dan untuk menciptakan perubahan pada khalayak
memperkuat brand relationship, karena dengan mudah dan cepat (Rahmat, 2005).
melalui promosi penjualan yang diadakan Berdasarkan latar belakang masalah
akan mampu untuk terus-menerus yang telah dijelaskan sebelumnya, maka
mengingatkan konsumen akan merek suatu rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
produk sehingga dapat membentuk image bagaimana strategi komunikasi yang
produk tersebut dan secara tidak langsung dilakukan oleh Brand Presenter dalam
membangun hubungan dengan pelanggan. memasarkan produk rokok di wilayah Bandar
Sampoerna juga membuat strategi Lampung. Tujuan dari penelitian ini adalah
komunikasinya sendiri untuk disampaikan untuk mendeskripsikan strategi komunikasi
oleh Brand Presenter kepada konsumen, yang dilakukan oleh Brand Presenter pada
67
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies P-ISSN : 2356-4490
Vol 2 No 1 Maret 2017 E-ISSN : 2549-693X
PT. Hanjaya Mandala Sampoerna dalam bicara dengan kata-kata yang baik, tetapi juga
memasarkan produk di wilayah Bandar dalam penampilan ketika menghadapi
Lampung. Dalam hal berbicara mengenai khalayak. Apabila perhatian sudah terwujud,
startegi, tak lengkap rasanya jika tidak maka menyusul upaya menumbuhkan minat.
menyinggung mengenai teori. Pada dasarnya, Upaya ini dapat berhasil, dengan
para ahli komunikasi cenderung berdapat mengutarakan hal-hal yang menyangkut
sama bahwa dalam berkomunikasi lebih baik kepentingan komunikan. (Effendy, 2007:51-
menggunakan pendekatan yang disebut A-A 52). Pertama memulai komunikasi dengan
procedure atau from attention to action membangkitkan perhatian (attention)
procedure yang berarti agar menjadi action komunikan. Apabila perhatian komunikan
pada komunikan, terlebih dahulu harus telah bangkit, kemudian disusul dengan
dibangkitkan attention. (Effendy, 2007:52) upaya menumbuhkan minat (interest) yang
A-A procedure merupakan memiliki derajat yang lebih tinggi dari
penyederhanaan dari suatu proses yang perhatian. Minat adalah kelanjutan dari
disingkat AIDDA. Formulasi AIDDA perhatian yang merupakan titik tolak bagi
merupakan kesatuan singkatan dari tahap- timbulnya hasrat (desire) untuk melakukan
tahap komunikasi persuasive sebagai berikut: suatu kegiatan yang diharapkan komunikator.
A: Attention (perhatian) Jika hanya terdapat hasrat dalam diri
I: Interest (minat) komunikan, hal tersebut belum berarti
D: Desire (hasrat) banyak, karena harus dilanjutkan dengan
D: Decision (keputusan) datangnya keputusan (decision), yakni
A: Action (kegiatan) keputusan untuk melakukan kegiatan (action)
Berdasarkan formulasi AIDDA, sebagaimana diharapkan komunikator.
singkatnya komunikasi persuasif didahului (Effendy, 2003: 304-305)
dengan upaya membangkitkan perhatian. Kerangka pikir dalam penelitian ini adalah :
Upaya ini tidak hanya dilakukan dalam gaya
68
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies P-ISSN : 2356-4490
Vol 2 No 1 Maret 2017 E-ISSN : 2549-693X
Yuliana, dan Icha. Sumber data penelitian ini analisis kualitatif. Analisis data dalam
menggunakan data primer dan data sekunder. penelitian ini dilakukan berdasarkan teori
Teknik pengumpulan data dalam penelitian AIDDA.
ini adalah wawancara mendalam, observasi, Hasil dan Pembahasan
dan studi pustaka. Analisis data yang (1) Hasil
digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik
Tabel 1. Hasil Penelitian
70
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies P-ISSN : 2356-4490
Vol 2 No 1 Maret 2017 E-ISSN : 2549-693X
Upaya ini tidak hanya dilakukan tamah merupakan salah satu hal
dalam gaya bicara dengan kata-kata penting yang juga dapat menciptakan
yang baik, tetapi juga dalam suasana yang nyaman dalam
penampilan ketika menghadapi berinteraksi.
khalayak. Peneliti memperhatikan Apabila sudah munculnya perhatian
keenam informan menggunakan dari konsumen, maka dapat
tahap-tahap seperti yang dijelaskan dilanjutkan dengan upaya
dalam teori AIDDA. menumbuhkan minat (interest).
Tahap pertama yang terdapat pada Upaya yang dilakukan Brand
teori AIDDA yaitu mengundang Presenter diantaranya adalah
perhatian (attention) konsumen melakukan penawaran produk rokok
sebagai awal suksesnya komunikasi. dengan menjelaskan sesuai KBM
Adapun perhatian (attention) yang (Key Brand Message) yang ada.
dilakukan oleh Brand Presenter Pemilihan kata, intonasi dan cara
adalah sebagai berikut, pertama menjelaskan yang baik juga sangat
penampilan yang baik. diperlukan agar konsumen dapat
Berpenampilan baik merupakan salah dengan mudah memahami informasi
satu strategi yang dilakukan Brand yang diberikan seputar produk rokok
Presenter. Seragam dan tatanan tersebut.
wajah yang Brand Presenter kenakan Setelah munculnya minat, maka dapat
dapat menarik perhatian dan disusul dengan hasrat (desire) yang
menimbulkan perasaan nyaman pada merupakan kelanjutan dari minat.
saat berlangsungnya komunikasi. Pada fase ini sudah tumbuh keinginan
Kedua, menyapa konsumen. Demi konsumen untuk tahu lebih dalam
terciptanya kesan positif dan mengenai produk rokok tersebut dan
mendapatkan perhatian dari ini merupakan kesempatan yang dapat
konsumen, Brand Presenter menyapa digunakan Brand Presenter untuk
setiap konsumen yang mereka layani. menjelaskan kelebihan dan
Ketiga, sopan santun dan ramah keunggulan produk rokok sedetail
tamah, kesopan santunan dan ramah mungkin dengan kalimat yang
71
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies P-ISSN : 2356-4490
Vol 2 No 1 Maret 2017 E-ISSN : 2549-693X
72
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies P-ISSN : 2356-4490
Vol 2 No 1 Maret 2017 E-ISSN : 2549-693X
73
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies P-ISSN : 2356-4490
Vol 2 No 1 Maret 2017 E-ISSN : 2549-693X
Daftar Pustaka
74