Anda di halaman 1dari 11

MetaCommunication; Journal Of Communication Studies P-ISSN : 2356-4490

Vol 2 No 1 Maret 2017 E-ISSN : 2549-693X

Strategi Komunikasi Oleh Brand Presenter Dalam Memasarkan


Produk Kepada Konsumen
(The Communications Strategy by Brand Presenter in Marketing
Products to Consumers)

Anna Gustina Zainal, Yuni Septi


Program Studi Ilmu Komunikasi
FISIP Universitas Lampung
anna.gustina@fisip.unila.ac.id

Abstract

The purpose of this study was to describe the communication strategy undertaken by Brand Presenter at PT.
Hanjaya Mandala Sampoerna in marketing the product in the region of Bandar Lampung. Discussion of the
communication strategy under discussion, discussed using AIDDA theory. The amount of competition in the tobacco
industry makes every cigarette company makes its own communication strategy to attract consumers. Creating a
communication strategy is to make a careful calculation of the circumstances and conditions that will be pursued and
confronted in order to achieve an objective, or in other words that the use of a communication strategy means using
some way of communicating a conscious effort to create change in the audience easily and quickly. The method used
in this research is descriptive method with qualitative approach. The results of this study indicate that the
communication strategies used by brand presenter using the appropriate role play AIDDA theory. The conclusion of
this study is to promote products using a brand presenter theories have AIDDA so that products can be sold in
accordance with the desired target company.

Keywords: Strategy of communication, AIDDA Theory

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan strategi komunikasi yang dilakukan oleh Brand Presenter
pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna dalam memasarkan produk di wilayah Bandar Lampung. Pembahasan
mengenai strategi komunikasi dalam pembahasan, dibahas dengan menggunakan teori AIDDA. Banyaknya persaingan
dalam industri rokok membuat setiap perusahaan rokok membuat strategi komunikasi sendiri yang dapat menarik
konsumen. Membuat strategi komunikasi adalah membuat perhitungan yang cermat mengenai situasi dan kondisi
yang akan ditempuh dan dihadapi guna mencapai suatu tujuan, atau dengan kata lain bahwa menggunakan strategi
komunikasi berarti menggunakan beberapa cara berkomunikasi secara sadar untuk menciptakan perubahan pada
khalayak dengan mudah dan cepat. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi komunikasi yang digunakan oleh brand
presenter menggunakan role play yang sesuai teori AIDDA. Kesimpulan dari penelitian ini adalah brand presenter
mempromosikan produknya menggunakan toeri AIDDA sehingga produk dapat terjual sesuai dengan target yang
diinginkan perusahaan.

Keywords: Strategy of communication, AIDDA Theory

Pendahuluan rokok yang digunakan oleh PT. H.M.


Strategi komunikasi dalam Sampoerna Tbk. yaitu dengan menggunakan
menghadapi Peraturan Pemerintah yang strategi Marketing Public Relations yaitu kiat
mengatur persyaratan iklan dan promosi dan teknik promosi penjualan dan pengenalan
66
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies P-ISSN : 2356-4490
Vol 2 No 1 Maret 2017 E-ISSN : 2549-693X

produk atau perusahaan yang memadukan yaitu dengan menggunakan role play. Role
kekuatan publisitas dengan pendekatan play adalah suatu aturan komunikasi yang
teknik-teknik jurnalistik dan pemanfaatan dibuat oleh PT. Hanjaya Mandala Sampoerna
saluran khusus dengan mengadakan kegiatan untuk Brand Presenter yang disusun secara
atau event yang mengandung unsur rapi terstruktur untuk disampaikan kepada
penerangan tentang informasi produk-produk konsumen saat terjadi aktifitas penjualan.
baru dan hingga upaya mempengaruhi atau Didalamnya juga terdapat pesan inti brand
menciptakan opini publik yang dari masing-masing merek brand. Banyaknya
menguntungkan. persaingan dalam industri rokok membuat
Selain itu, untuk menyiasati adanya setiap perusahaan rokok membuat strategi
pelarangan iklan yaitu dengan melakukan komunikasi sendiri yang dapat menarik
branding/pemasangan merek pada seluruh konsumen. Membuat strategi komunikasi
kendaraan Sampoerna yang bertujuan untuk adalah membuat perhitungan yang cermat
meningkatkan brand awareness/kesadaran mengenai situasi dan kondisi yang akan
merek dari seluruh karyawan dan masyarakat ditempuh dan dihadapi pada masa yang akan
luas. Dan untuk personal selling nya, datang guna mencapai suatu tujuan, atau
Sampoerna menggunakan brand presenter dengan kata lain bahwa menggunakan
yang ditujukan untuk menarik konsumen baru strategi komunikasi berarti menggunakan
untuk melakukan uji coba terhadap suatu beberapa cara berkomunikasi secara sadar
produk serta memperkuat brand image dan untuk menciptakan perubahan pada khalayak
memperkuat brand relationship, karena dengan mudah dan cepat (Rahmat, 2005).
melalui promosi penjualan yang diadakan Berdasarkan latar belakang masalah
akan mampu untuk terus-menerus yang telah dijelaskan sebelumnya, maka
mengingatkan konsumen akan merek suatu rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
produk sehingga dapat membentuk image bagaimana strategi komunikasi yang
produk tersebut dan secara tidak langsung dilakukan oleh Brand Presenter dalam
membangun hubungan dengan pelanggan. memasarkan produk rokok di wilayah Bandar
Sampoerna juga membuat strategi Lampung. Tujuan dari penelitian ini adalah
komunikasinya sendiri untuk disampaikan untuk mendeskripsikan strategi komunikasi
oleh Brand Presenter kepada konsumen, yang dilakukan oleh Brand Presenter pada

67
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies P-ISSN : 2356-4490
Vol 2 No 1 Maret 2017 E-ISSN : 2549-693X

PT. Hanjaya Mandala Sampoerna dalam bicara dengan kata-kata yang baik, tetapi juga
memasarkan produk di wilayah Bandar dalam penampilan ketika menghadapi
Lampung. Dalam hal berbicara mengenai khalayak. Apabila perhatian sudah terwujud,
startegi, tak lengkap rasanya jika tidak maka menyusul upaya menumbuhkan minat.
menyinggung mengenai teori. Pada dasarnya, Upaya ini dapat berhasil, dengan
para ahli komunikasi cenderung berdapat mengutarakan hal-hal yang menyangkut
sama bahwa dalam berkomunikasi lebih baik kepentingan komunikan. (Effendy, 2007:51-
menggunakan pendekatan yang disebut A-A 52). Pertama memulai komunikasi dengan
procedure atau from attention to action membangkitkan perhatian (attention)
procedure yang berarti agar menjadi action komunikan. Apabila perhatian komunikan
pada komunikan, terlebih dahulu harus telah bangkit, kemudian disusul dengan
dibangkitkan attention. (Effendy, 2007:52) upaya menumbuhkan minat (interest) yang
A-A procedure merupakan memiliki derajat yang lebih tinggi dari
penyederhanaan dari suatu proses yang perhatian. Minat adalah kelanjutan dari
disingkat AIDDA. Formulasi AIDDA perhatian yang merupakan titik tolak bagi
merupakan kesatuan singkatan dari tahap- timbulnya hasrat (desire) untuk melakukan
tahap komunikasi persuasive sebagai berikut: suatu kegiatan yang diharapkan komunikator.
A: Attention (perhatian) Jika hanya terdapat hasrat dalam diri
I: Interest (minat) komunikan, hal tersebut belum berarti
D: Desire (hasrat) banyak, karena harus dilanjutkan dengan
D: Decision (keputusan) datangnya keputusan (decision), yakni
A: Action (kegiatan) keputusan untuk melakukan kegiatan (action)
Berdasarkan formulasi AIDDA, sebagaimana diharapkan komunikator.
singkatnya komunikasi persuasif didahului (Effendy, 2003: 304-305)
dengan upaya membangkitkan perhatian. Kerangka pikir dalam penelitian ini adalah :
Upaya ini tidak hanya dilakukan dalam gaya

68
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies P-ISSN : 2356-4490
Vol 2 No 1 Maret 2017 E-ISSN : 2549-693X

PT. Hanjaya Mandala


Sampoerna

Strategi komunikasi Brand


Presenter

Teori AIDDA (Attention,


Interest, Desire, Decision,
Action)

Konsumen membeli produk


rokok Sampoerna

Metode Penelitian keberhasilan penerimaan pesan


Pada penelitian ini menggunakan menggunakan role play saat memasarkan
metode penelitian deskriptif kualitatif yaitu produk yang dilakukan di Bandar Lampung
metode penelitian deskriptif sendiri adalah (Creswell, 2010).
suatu penelitian yang dilakukan untuk Penentuan informan akan dilakukan
melukiskan variabel demi variabel, satu demi pada 2 team dari masing-masing brand, 1
satu yang bertujuan untuk mengumpulkan team terdiri dari 3 orang brand presenter. Dan
informasi aktual secara rinci yang melukiskan informan juga harus team yg masih aktif
gejala yang ada. (Rahmat, 2004 : 25). Fokus dalam direct selling. Team pertama yaitu
penelitian adalah strategi komunikasi yang team A Mild yang beranggotakan Natasya
dilakukan oleh Brand Presenter dalam Anindya, Khalifah, dan Rena Faulina. Team
memasarkan produk dan untuk mengetahui kedua yaitu team Dji Sam Soe yang
penjualan yang mereka dapat dengan tingkat beranggotakan Ade Fatimah, Ayunana Lady
67
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies P-ISSN : 2356-4490
Vol 2 No 1 Maret 2017 E-ISSN : 2549-693X

Yuliana, dan Icha. Sumber data penelitian ini analisis kualitatif. Analisis data dalam
menggunakan data primer dan data sekunder. penelitian ini dilakukan berdasarkan teori
Teknik pengumpulan data dalam penelitian AIDDA.
ini adalah wawancara mendalam, observasi, Hasil dan Pembahasan
dan studi pustaka. Analisis data yang (1) Hasil
digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik
Tabel 1. Hasil Penelitian

No. Pertanyaan Kesimpulan Jawaban


1. Apa yang membuat anda Semua informan memiliki kesamaan dalam
tertarik bekerja sebagai Brand ketertarikan menjadi Brand Presenter yaitu
Presenter? untuk mencari pengalaman dalam bekerja dan
sallary yang cukup besar.
2. Apakah ada kiat-kiat khusus Brand Presenter mempunyai kiat-kiat
anda untuk menjadi seorang tersendiri untuk menjadi seorang Brand
Brand Presenter? Presenter. Pada dasarnya perusahaan juga
mempunyai suatu kriteria untuk menjadi Brand
Presenter yaitu seperti tinggi dan berat badan
yang sesuai, mampu bekerja sama dalam team,
dan memiliki komunikasi yang baik. Brand
Presenter merupakan sumber daya manusia
dengan peran penting dalam suatu proses
penjualan dan merupakan bagian dari divisi
ujung tombak perusahaan. Perusahaan
memiliki kriteria khusus untuk Brand
Presenter karena Brand Presenter berhadapan
langsung dengan konsumen dan Brand
Presenter sendiri juga harus memiliki kiat-kiat
khusus dalam menjadi Brand Presenter.
3. Bagaimanakah strategi Strategi komunikasi yang dilakukan Brand
komunikasi yang anda lakukan Presenter memiliki banyak kesamaan. Brand
saat menawarkan produk rokok Presenter melakukan komunikasi persuasif
kepada konsumen ? yang didahului dengan upaya membangkitkan
perhatian seperti memberikan sapaan yang baik
dengan senyuman, bersikap ramah dengan gaya
bicara dengan kata-kata yang baik. Tidak hanya
dengan menggunakan strategi komunikasinya,
Brand Presenter juga menggunakan
komunikasi non verbal yaitu dengan
memperhatikan penampilannya dalam make up
maupun cara berpakaian nya sehingga terlihat
menarik dan memperlihatkan sikap yang
68
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies P-ISSN : 2356-4490
Vol 2 No 1 Maret 2017 E-ISSN : 2549-693X

No. Pertanyaan Kesimpulan Jawaban


meyakinkan saat melakukan komunikasi
kepada konsumen.
4. Apakah anda selalu Strategi komunikasi dengan role play yang
menggunakan role play saat dilakukan oleh Brand Presenter ditunjang
menawarkan produk rokok? dengan teori AIDDA. Pertama memulai
komunikasi dengan membangkitkan perhatian
(attention) komunikan. Apabila perhatian
komunikan telah bangkit, kemudian disusul
dengan upaya menumbuhkan minat (interest)
yang memiliki derajat yang lebih tinggi dari
perhatian. Minat adalah kelanjutan dari
perhatian yang merupakan titik tolak bagi
timbulnya hasrat (desire) untuk melakukan
suatu kegiatan yang diharapkan komunikator.
Jika hanya terdapat hasrat dalam diri
komunikan, hal tersebut belum berarti banyak,
karena harus dilanjutkan dengan datangnya
keputusan (decision), yakni keputusan untuk
melakukan kegiatan (action) sebagaimana
diharapkan komunikator. Role play yang
dikomunikasikan oleh Brand Presenter kepada
pembeli merupakan komunikasi antar pribadi
yang menjadi salah satu unsur berkomunikasi
dalam menawarkan produk kepada konsumen.
Adanya role play dapat mempermudah Brand
Presenter dalam menyampaikan atau
menawarkan produk.
5. Jika tidak, bagaimana strategi Brand Presenter yang tidak menggunakan role
komunikasi yang anda lakukan play mempunyai strategi komunikasinya
agar konsumen mau membeli sendiri dalam menawarkan produk yaitu
produk rokok? dengan mengajak ngobrol ataupun langsung
dengan menawarkan produk tanpa
memberitahukan product knowledge yang ada.
Jadi, Brand Presenter melakukan proses
komunikasinya dengan komunikasi antar
pribadi yang merupakan komunikasi yang
berlangsung antara dua orang atau lebih secara
tatap muka yang tidak berkaitan dengan teori
AIDDA.
6. Menurut anda, apakah Role play yang dilakukan oleh Brand Presenter
penggunaan role play sangat sangat efektif dalam melakukan proses
efektif dalam penawaran komunikasi. Brand Presenter menggunakan
produk rokok? role play karena lebih mudah dalam melakukan
proses komunikasinya. Brand Presenter bisa
69
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies P-ISSN : 2356-4490
Vol 2 No 1 Maret 2017 E-ISSN : 2549-693X

No. Pertanyaan Kesimpulan Jawaban


menyampaikan pesan inti brand dan
keunggulan dari produk rokok tersebut
sehingga menumbuhkan minat (interest) yang
memiliki derajat yang lebih tinggi dari
perhatian. Sehingga membuat konsumen untuk
melakukan suatu keputusan (decision) untuk
membeli produk rokok tersebut.
7. Bagaimana jika anda sudah Jika Brand Presenter sudah menggunakan role
melakukan role play, tetapi play untuk proses komunikasinya dengan baik
konsumen tetap tidak mau tetapi konsumen tetap tidak mau membeli
membeli produk rokok anda, produk maka Brand Presenter akan beralih dan
adakah cara lain yang anda mencari konsumen lainnya sebagai target
lakukan? penawaran produk selanjutnya. Dengan kata
lain disini Brand Presenter gagal dalam
penyampaian komunikasi persuasif yang
didahului dengan upaya membangkitkan
perhatian. Upaya ini tidak hanya dilakukan
dalam gaya bicara dengan kata-kata yang baik,
tetapi juga dalam penampilan ketika
menghadapi khalayak. Apabila perhatian sudah
terwujud, maka menyusul upaya
menumbuhkan minat. Upaya ini dapat berhasil,
dengan mengutarakan hal-hal yang
menyangkut kepentingan komunikan.
8. Apakah anda pernah Brand Presenter banyak memiliki hambatan
mengalami hambatan saat dalam melakukan proses komunikasinya,
menawarkan produk rokok? contohnya seperti banyaknya konsumen yang
hanya ingin menggoda atau mengajak ngobrol
Brand Presenter tanpa membeli produk rokok.
Adanya beberapa venue yang tidak
mengizinkan Brand Presenter untuk masuk
sehingga membuat team leader harus mencari
venue peralihan dan itu menghabiskan waktu
karena Brand Presenter dikejar target.

(2) Pembahasan observasi menggunakan teori


Hasil penelitian ini menunjukkan AIDDA, dimana para Brand
bahwa proses komunikasi para Brand Presenter melakukan komunikasi
Presenter Sampoerna, peneliti persuasif yang didahului dengan
memperhatikan dari wawancara dan upaya membangkitkan perhatian.

70
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies P-ISSN : 2356-4490
Vol 2 No 1 Maret 2017 E-ISSN : 2549-693X

Upaya ini tidak hanya dilakukan tamah merupakan salah satu hal
dalam gaya bicara dengan kata-kata penting yang juga dapat menciptakan
yang baik, tetapi juga dalam suasana yang nyaman dalam
penampilan ketika menghadapi berinteraksi.
khalayak. Peneliti memperhatikan Apabila sudah munculnya perhatian
keenam informan menggunakan dari konsumen, maka dapat
tahap-tahap seperti yang dijelaskan dilanjutkan dengan upaya
dalam teori AIDDA. menumbuhkan minat (interest).
Tahap pertama yang terdapat pada Upaya yang dilakukan Brand
teori AIDDA yaitu mengundang Presenter diantaranya adalah
perhatian (attention) konsumen melakukan penawaran produk rokok
sebagai awal suksesnya komunikasi. dengan menjelaskan sesuai KBM
Adapun perhatian (attention) yang (Key Brand Message) yang ada.
dilakukan oleh Brand Presenter Pemilihan kata, intonasi dan cara
adalah sebagai berikut, pertama menjelaskan yang baik juga sangat
penampilan yang baik. diperlukan agar konsumen dapat
Berpenampilan baik merupakan salah dengan mudah memahami informasi
satu strategi yang dilakukan Brand yang diberikan seputar produk rokok
Presenter. Seragam dan tatanan tersebut.
wajah yang Brand Presenter kenakan Setelah munculnya minat, maka dapat
dapat menarik perhatian dan disusul dengan hasrat (desire) yang
menimbulkan perasaan nyaman pada merupakan kelanjutan dari minat.
saat berlangsungnya komunikasi. Pada fase ini sudah tumbuh keinginan
Kedua, menyapa konsumen. Demi konsumen untuk tahu lebih dalam
terciptanya kesan positif dan mengenai produk rokok tersebut dan
mendapatkan perhatian dari ini merupakan kesempatan yang dapat
konsumen, Brand Presenter menyapa digunakan Brand Presenter untuk
setiap konsumen yang mereka layani. menjelaskan kelebihan dan
Ketiga, sopan santun dan ramah keunggulan produk rokok sedetail
tamah, kesopan santunan dan ramah mungkin dengan kalimat yang

71
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies P-ISSN : 2356-4490
Vol 2 No 1 Maret 2017 E-ISSN : 2549-693X

persuasif dan sugestif agar munculnya produsen pasti menjalankan berbagai


hasrat dari konsumen. strategi agar konsumen memutuskan
Kemudian dilanjutkan fase keempat untuk membeli produknya. Berbagai
yakni keputusan (decision). Fase ini faktor yang mempengaruhi konsumen
merupakan fase yang sangat dalam melakukan pembelian suatu
menentukan hasil dari proses produk atau jasa, biasanya konsumen
penawaran. Pada fase ini konsumen selalu mempertimbangkan kualitas,
menentukan keputusannya, apakah harga dan produk sudah yang sudah
akan membeli atau tidak untuk dikenal oleh masyarakat Sebelum
produk rokok tersebut. Pada fase ini konsumen memutuskan untuk
Brand Presenter berusaha membeli, biasanya konsumen melalui
mempengaruhi dan meyakinkan beberapa tahap terlebih dahulu yaitu,
konsumen untuk membeli produk (1) pengenalan masalah, (2) pencarian
rokok. informasi. (3) evaluasi alternatif, (4)
Kegiatan (action) merupakan fase keputusan membeli atau tidak, (5)
terakhir dari rangkaian teori AIDDA perilaku pasca pembelian.
dimana konsumen akan membeli Menurut Bramson (2005:22) perilaku
produk rokok atau tidak membeli. pembelian konsumen dipengaruhi
Apabila konsumen memutuskan oleh empat faktor, diantaranya
untuk membeli maka Brand Presenter sebagai berikut:
akan melanjutkan proses pembelian 1. Faktor budaya
dengan pelayanan yang baik sesuai Budaya, sub budaya, dan kelas
dengan ketentuan yang berlaku. sosial sangat penting bagi perilaku
Peneliti menjelaskan bahwa peran pembelian karena menentukan
perilaku konsumen juga sangat keinginan dan perilaku paling
penting dalam pelaksanaan strategi dasar. Sebuah tatanan kehidupan
komunikasi. Keputusan pembelian dalam bermasyarakat terdapat
konsumen merupakan sebuah sebuah tingkatan (strata) sosial
tindakan yang dilakukan konsumen dengan sistem kasta. Kelas sosial
untuk membeli suatu produk. Setiap tidak hanya mencerminkan

72
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies P-ISSN : 2356-4490
Vol 2 No 1 Maret 2017 E-ISSN : 2549-693X

penghasilan, tetapi juga indikator psikologis. Faktor ini dipengaruhi


lain seperti pekerjaan, pendidikan, oleh empat faktor utama
perilaku dalam berbusana, cara diantaranya sebagai berikut:
bicara, rekreasi dan lain-lainya. a. Motivasi
2. Faktor Sosial b. Persepsi
Selain faktor budaya, perilaku Simpulan dan Saran
pembelian konsumen juga Berdasarkan hasil penelitian dan
dipengaruhi oleh faktor sosial pembahasan diatas maka dapat disimpulkan
diantarannya sebagai berikut: bahwa strategi komunikasi yang dilakukan
a. Kelompok acuan oleh brand presenter untuk mempromosikan
b. Keluarga produk adalah dengan menggunakan teori
c. Peran dan status AIDDA. Fase pertama pada Teori AIDDA
3. Pribadi adalah membangkitkan perhatian (Attention)
Keputusan pembelian juga dapat konsumen sebagai awal dari suksesnya
dipengaruhi oleh karakterisitik sebuah komunikasi. Apabila perhatian telah
pribadi diantaranya usia dan tahap timbul maka dilanjutkan dengan upaya
siklus hidup, pekerjaan, keadaan menumbuhkan minat (interest) konsumen.
ekonomi, gaya hidup, serta Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang
kepribadian dan konsep-diri merupakan awal dari tumbuhnya hasrat
pembeli. (desire). Hasrat harus dilanjutkan ke tahap
a. Usia dan siklus hidup keputusan (decision) untuk mengetahui
keluarga. keputusan konsumen apakah akan membeli
b. Pekerjaan dan lingkungan produk atau tidak. Fase selanjutnya yaitu
ekonomi kegiatan (Action) yang merupakan tingkatan
c. Gaya hidup akhir dalam rangkaian teori AIDDA.
d. Kepribadian Brand Presenter diharapkan aktif
4. Psikologis dalam mengkomunikasikan berbagai
Terakhir, faktor yang dapat informasi tentang produk rokok dengan
mempengaruhi keputusan berbagai strategi komunikasi pemasaran yang
pembelian konsumen adalah faktor efisien dan mudah diterima oleh konsumen.

73
MetaCommunication; Journal Of Communication Studies P-ISSN : 2356-4490
Vol 2 No 1 Maret 2017 E-ISSN : 2549-693X

Brand Presenter juga diharapkan dapat


memastikan pesan yang diterima dari
perusahaan selalu dapat disampaikan dan
dimengerti dengan komunikasi yang baik
pada konsumen.

Daftar Pustaka

Bramson, Robert. 2005. Customer Loyalti.


Edisi Pertama. Jakarta: Alih Bahasa: A.B
Susanto,
Prestasi Pustaka.
Creswell, John W. 2010. Research Design:
Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
Mixed.
Yogakarta: Pustaka Pelajar.
Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu
Komunikasi. ; Ilmu Teori & Filsafat
Komunikasi. Bandung : Citra
Aditya Bhakti
------------------------------. 2007. Komunikasi
Teori dan Praktek. Jakarta :
Grasindo Rosdakarya
Rahmat, Jalaludin. 2004. Metode Penelitian
Komunikasi. Bandung : Rosdakarya
------------------------2005. Psikologi
Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

74

Anda mungkin juga menyukai