Anda di halaman 1dari 10

15

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi Sendi Bahu


Anatomi sendi bahu terdiri dari tulang, sendi, ligamen, jaringan otot dan
saraf. Beberpaa komponen ini sesuai dengan fungsinya masing-maisng
memungkinkan terjadinya gerakan sendi bahu1.

Gambar 1. Anatomi Sendi Bahu1


A. Tulang
1. Tulang scapula
Merupakan tulang berbentuk pipih yang terletak pada aspek dorsal
thoraks dan mempunyai tiga proyeksi menonjol ke tulang belakang,
akromion, dan coracoid. Scapula sebagai tempat melekat beberapa otot
yang berfungsi menggerakkan bahu secara kompleks. Empat otot
rotator cuff yang berorigo pada skapula. Otot-otot tersebut adalah
supraspinatus, infraspinatus, teres minor dan subskapularis1.
2. Tulang Clavicula
Tulang berbentuk “S” yang terhubung dengan scapula pada sisi
lateral dan manubrium pada sisi medial. Menahan scapula untuk
mencegah tulang humerus bergeser berlebih1.

3. Humerus
Terdiri dari caput humeri yang membuat persendian dengan rongga
glenoidalis scapula. Terdapat tuberositas mayor dibagian luar dan
tuberositas minor dibagian dalam. Diantara kedua tuberositas terdapat
sulcus intertubercularis. Pada os humerus juga terdapat tuberositas
deltoid sebagi tempat melekatnya insertio otot deltoid. Pada bagian
distal humerus terdapat epikondilus lateral dan medial1.
B. Sendi
1. Sendi Sternoclavicular
16

Sendi ini merupakan sendi sinovial yang menghubungkan ujung


medial clavicula dengan sternum dan tulang rusuk pertama. Sendi ini
memiliki fungsi dalam membantu pergerakkan gelang bahu. Sendi
cromioclavicular menghubungkan scapula dan clavicula. Permukaan
dari sendi clavicularis merupakan cekung yang terletak di acromion1.
2. Sendi Glenohumeral
Merupakan jenis sendi ball and socket dimana caput humeri
yang berbentuk seperti bola bersendi dengan cavitas glenoidalis
yang merupakan bagian dari os scapula. Sendi ini merupakan sendi
paling mobile, namun salah satu sendi yang kurang stabil1.
C. Ligamen
1. Ligamen Glenohumeral
Fungsinya untuk memperkuat bagian anterior dari kapsul.
Bukan merupakan fungsi ligamen yang baik tapi merupakan lipit
lipatan kapsul1.
2. Coracohumeral Ligamen
Menempel dari sisi lateral prosesus coracoid dan mencakup
tuberkulum mayor. Memperkuat bagian atas kapsul sendi.
D. Otot
1. M. Pectoralis Major
-
Origo: Medial clavicula ketiga. Sternum, costal cartilago ribs
keenam
-
Insersio: Sulcus intertubercularis lateral
-
Fungsi : Fleksi shoulder sampai 600 , adduksi bahu dan rotasi
internal humerus.
2. M. Deltoideus
-
Origo : Anterior : Sepertiga antero lateral clavicula. Medial:
Lateral Acromion Posterior: Inferior spina scapula
-
Insesio : Tuberositas humerus
-
Fungsi: Anterior : Fleksi, abduksi, rotasi internal humerus.
Medial: Abduksi humerus Posterior: Ekstensi, abduksi, rotasi
ekternal humeru
3. M. Latisimmus Dorsi
-
Origo : Prosesus spinosus dari T7-L5 via dorsolumbar fascia,
posterior sacrum, illium.
-
Insesio : Medial inter tuberositas humerus.
-
Fungsi : Ekstensi, abduksi, internal rotasi humerus.
4. M. Seratus Anterior
-
Origo : Upper costae 1-9
-
Insersio : Anterior medial scapula
17

-
Fungsi : Protaksi dan upward scapula.
5. M. Levator Scapula
-
Origo : Prosesus tranversus C1-C4
-
Insersio : Medial atas spina scapula
-
Fungsi : Elevasi
6. M. Subscapularis
-
Origo : Fossa subscapularis scapula
-
Insersio : Tuberculus humeri.
-
Fungsi : Medial rotasi1

2.2. Definisi Frozen Shoulder


Frozen shoulder atau capsulitis adhesiva adalah suatu kondisi yang
menyebabkan keterbatasan gerak sendi bahu yang sering terjadi tanpa penyebab
yang pasti. Frozen shoulder menyebabkan kapsul yang mengelilingi sendi bahu
menjadi mengkerut dan membentuk jaringan parut. Capsulitis adhesiva adalah
suatu kondisi yang sangat nyeri ditandai dengan keterbatasan lingkup gerak sendi
(LGS) bahu baik gerakan aktif maupun pasif 3.

Gambar 2 . Gambaran Frozen Shoulder

2.3. Etiologi
Penyebab dari frozen shoulder belum diketahui pasti. Bahu memiliki kapsul
pelindung berupa jaringan yang saling berhubungan. Kapsul ini melindungi
tulang, ligamen, dan tendon pada bahu. Frozen shoulder terjadi karena jaringan
parut membuat kapsul pelindung menebal dan menempel di sekitar sendi bahu,
sehingga membatasi pergerakan bahu. Namun demikian, belum diketahui apa
yang menyebabkan jaringan parut tersebut terbentuk3.
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya frozen shoulder, antara
lain:
- Usia di atas 40 tahun.
- Perempuan.
18

- Menderita penyakit sistemik seperti diabetes, penyakit Parkinson,


tuberkulosis, penyakit jantung, atau gangguan hormon tiroid (hipertiroid
dan hipotiroid).
- Tidak dapat bergerak dalam jangka waktu lama akibat stroke, patah tulang
lengan, pemulihan pasca operasi, atau cedera pada rotator cuff atau otot di
sekitar bahu 2,3.

2.4. Patofisiologi
Frozen Shoulder dapat terjadi karena penimbunan kristal kalsium fosfat dan
kalsium karbonat. Penimbunan pertama kali ditemukan pada tendon dan biasanya
menyebar menuju ruang bawah bursa subdeltoideus sehingga terjadi radang bursa.
Radang bursa terjadi berulang-ulang karena adanya penekanan yang terus
menerus dapat menyebabkan penebalan dinding dasar dengan bursa akhirnya
terjadi perikapsulitis adhesiva 4.

Gambar 3. Patofisiologi Terjadinya Frozen Shoulder 8


2.5. Manifestasi Klinis
Frozen shoulder sangat mengganggu aktivitas penderitanya, terutama saat
berkendara, berpakaian, dan saat tidur. Bahkan hanya untuk menggaruk punggung
atau merogoh kantong belakang, penderita akan sangat kesulitan. Pada beberapa
orang, gejala akan cenderung memburuk, terutama di malam hari. Gejala frozen
shoulder umumnya berkembang perlahan dalam tiga tahapan, yang setiap
tahapannya bisa berlangsung selama beberapa bulan, yaitu:
a. Tahap pertama atau freezing stage
Bahu mulai terasa nyeri tiap digerakkan dan pergerakan bahu mulai
terbatas. Periode ini biasanya berlangsung 2-9 bulan.
19

b. Tahap kedua atau frozen stage


Nyeri mulai berkurang, namun bahu menjadi makin kaku atau tegang
sehingga sulit digerakkan. Periode ini bisa berlangsung selama 4 bulan
hingga 1 tahun.
c. Tahap ketiga atau thawing stage
Pada periode ini, kondisi dan gerakan bahu mulai membaik. Tahap ini
umumnya terjadi dalam 1 hingga 3 tahun 2,4.

2.6. Penegakan Diagnosa


Penegakan diagnosa frozen shoulder melipuri anamnesa, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang.
a. Anamnesa
Pada anamnesa didapatkan menifestasi klinis yang sudah dijelaskan
sebelumnya.
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang dilakukan adalah dengan memeriksa gerakan
sendi bahu. Pemeriksaan tersebut dilakukan untuk mengetahui kemampuan
jangkauan lengan pada gerakan aktif dan gerakan pasif. Pada frozen
shulder biasanya didapatkan gerakan pasif dan aktif terbatas, pertama-tama
pada gerakan elevasi dan rotasi interna lengan, tetapi kemudian untuk
semua gerakan sendi bahu3.
Tes Appley scratch merupakan tes yang berguna untuk mengevaluasi
lingkup gerak sendi aktif pasien. Pasien diminta menggaruk daerah angulus
medialis scapula dengan tangan sisi kontra lateral melewati belakang
kepala.Pada Frozen shoulder pasien tidak dapat melakukan gerakan ini.
Bila sendi dapat bergerak penuh pada bidang geraknya secara pasif, tetapi
terbatas pada gerak aktif, maka kemungkinan kelemahan otot bahu sebagai
penyebab keterbatasan3.
20

Gambar 4. Tes Appley Scratch

c. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah pemeriksan radiologi,
seperti foto rontgen, MRI dan USG. Pemeriksaan ini bertujuan untuk
mengetahui penyebab atau keadaan lain pada bahu2,4.

2.7. Penalatalaksanaan
Frozen shoulder biasanya akan sembuh dengan sendiriya namun akan
memakan waktu yang lama, kadang hingga 2-3 tahun. Terapi yang dilakukan
bertujuan untuk mengontrol nyeri dan memulihkan pergerakan.
1. Terapi Medikamentosa
Beberapa peneliti telah melaporkan adanya komponen inflamasi pada
frozen shoulder syndrome. Oleh karena itu, penggunaan obat-obat non
steroid dalam tahap pengobatan awal frozen shoulder dianjurkan.
Pemberian obat-obatan nonsteroid dapat mengurangi peradangan dan
nyeri dan pasien lebih mampu mentolerir terapi fisik yang agresif 5.
2. Terapi Rehabilitasi
a. Modalitas Terapi Short Wave Diathermy
Modalitas ini menggunakan arus listrik dengan frekuensi tinggi
dengan panjang gelombang 11 m yang diubah menjadi panas sewaktu
21

melewati jaringan. Pada umumnya pemanasan ini paling banyak


diserap jaringan dibawah kulit dan otot yang terletak di permukaan5.

b. TENS (transcutaneous electrical nerve stimulation)


TENS adalah terapi yang dilakukan dengan mengantarkan arus
listrik kecil melalui elektroda yang ditempelkan pada kulit. Arus
listrik tersebut akan merangsang pelepasan molekul penghambat
nyeri (endorfin) sehingga menghalangi timbulnya nyeri2,5.
c. Ultrasound
Pelaksanaannya posisi pasien supine lying, posisi terapis
disamping pasien. Sebelum terapi terapis memberikan penjelasan
kepada pasien bahwa efek dari modalisas ultra sound ini adalah
hangat bukan panas. Sebelum terapi terlebih dahulu berikan gel pada
area yang akan diterapi atur waktu, dan intensitas. Waktu terapi 7
menit, dan intensitas 2 MHz. Tranduser harus kontak langsung
dengan kulit kemudian klik star dan tranduser digerakkan sirkuler
atau memutar sesuai dengan jarum jam. Apabila pasien merasakan
terlalu panas intensitas dapat diturunkan2,5.
Efek USD pada Capsulitis adhesive atau frozen shoulder
adalah:
-
Meningkatkan aliran darah
-
Meningkatkan metabolisme jaringan
-
Mengurangi spasme otot
-
Mengurangi perlekatan jaringan
-
Meningkatkan ekstensibilitas jaringan

d. Microwave diathermy (MWD)


Merupakan modalitas yang menggunakan energi
elektromagnetik dalam rentang frekuensi microwave (300 MHz
sampai 300 GHz) dan disetujui oleh seluruh dunia digunakan pada
frekuensi 2450 MHz untuk tujuan terapeutik. Perangkat microwave
diathermy bekerja dengan cara menghasilkan radiasi
microwave melalui kabel coaxial dan antena kemudian akan
22

dipancarkan ke daerah yang akan diobati. Antena yang tergabung


dalam aplikator yang memiliki fungsi mengarahkan radiasi terhadap
area yang akan diobati.
Efek MWD pada Capsulitis adhesive adalah:
-
Meningkatkan aliran darah
-
Meredakan nyeri
-
Mengurangi spasme otot
-
Mengurangi inflamasi 2,5

e. Terapi Manipulasi
1) Glide ke arah posterolateral
Posisi pasien berbaring dengan posisi lengan di tepi bed,
terapis disamping pasien, sendi glenohumeral dalam posisi rileks.
Pegangan terapis di proksimal lengan atas dan siku pasien
diletakkan pada bahu terapis kemuudian terapis menarik lengan
pasien ke arah posterolateral. Dipertahankan selama 6 detik dan
diulangi 8 kali.
2) Glide ke arah anterolateral
Posisi pasien tidur tengkurap dengan posisi lengan di tepi
bed, terapis disamping pasien, sendi glenohumeral dalam
keadaan rileks. Pegangan terapis pada proximal humerus
kemudian terapis menarik lengan pasien ke arah anterolateral.
Dipertahankan selama 6 detik dan diulangi 8 kali 2,5.

f. Terapi latihan
1) Free active exercise
Posisi pasien berdiri atau duduk, terapis disamping pasien,
terapis meminta pasien untuk menggerakkan lengan secara aktif
ke arah fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, eksorotasi dan
endorotasi. Pengulangan 8 kali.
2) Ressisted active exercise
Posisi pasien berdiri atau duduk, terapis disamping pasien,
pegangan terapis pada lengan bawah kiri pasien. Pasien diminta
23

untuk menggerakkan ke arah abduksi, fleksi shoulder dengan


diberikan tahanan sepanjang gerakan. Pengulangan 8 kali.
Dibawah ini merupakan gambar berbagai macam gerakan
exercise pada pasien frozen shoulder 2,5.

Gambar 5. Berbagai Gerakan Exercise pada Frozen Shoulder

g. Pencegahan
Pencegahan frozen shoulder adalah dengan selalu berusaha
menggerakkan lengan meski sedang dalam proses pemulihan pasca
operasi. Jika Anda sulit menggerakkan bahu, diskusikan dengan
dokter mengenai jenis gerakan yang bisa diterapkan untuk melatih
bahu2,5.

2.8. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin muncul akibat frozen shoulder adalah kaku dan
nyeri pada bahu yang berlangsung lama. Pada beberapa kasus, pasien mengalami
kaku atau nyeri bahu hingga 3 tahun pasca mendapat penanganan. Komplikasi
24

lain dapat terjadi pasca menjalani manipulasi bahu, yaitu patah pada tulang lengan
atas (humerus) atau terjadi robekan pada otot biseps6,7.

2.9. Prognosis
Apabila dilakukan tindakan sendiri mungkin secara tepat
maka prognosis gerak dan fungsi dari kasus frozen shoulder adalah baik.
Penderita sebaiknya diberitahu bahwa akan dapat menggerakkan bahu kembali
tanpa rasa nyeri tetapi memerlukan waktu beberapa bulan 7.

Anda mungkin juga menyukai