Anda di halaman 1dari 7

KANDUNGAN DARAH PADA URIN

DISUSUN OLEH :

Nama : Anya Roffey Vikri N. M. N.


NI : 17711121
Tutor : dr.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2017/2018
BAB 1
PENGAMBILAN SAMPEL

A. Tujuan Penelitian
Mengamati adanya darah pada urin orang puasa.
B. Alat dan Bahan
Alat : Bahan :
- Reagent strip - Urin saya
- Aqua 240 ml
- Colour chart

C. Langkah Kerja
1. Masukkan sampel urin kedalam gelas aqua.
2. Masukkan urin stick sampai semua reagent stripnya tercelup urine selama 2
menit lalu angkat sambil menyapukannya untuk membuang urin yang tersisa
di urin stick.
3. Amati dan bandingkan perubahan warna pada urine stick dengan colour chart.
Sampel urin sendiri diambil 2x dengan waktu yang berbeda namaun
pada hari yang sama yaitu hari kamis, 14 juni 2018. Untuk waktunya
pengambilan sampel urin diambil pada jam 05.13 WIB dan jam 17.53 WIB.

D. HASIL PENGAMATAN URINE

NO. Hal yang diamati Hasil Pengamatan


Setelah Sahur Menjelang Berbuka
1. Warna Kuning pekat Kuning
2.
3. Volume 240 mL - mL
4. Leukosit - -
5. Nitrit - -
6. Urobilinogen 0.2(3.5) 100.2(3.5)20
7. Protein (-) 100(1.0)++
8. pH 6.0 6.0
9. blood - -
10. Berat jenis gatau gatau
11. Keton - -
12. Bilirubin - 1(17)+
13.
14. Glukosa - -

E. BUKTI PENGAMATAN URINE

Setelah sahur

Sebelum buka puasa


BAB II
PEMBAHASAN
Urine adalah suatu produk zat sisa yang diproduksi oleh ginjal melalui 3 proses yaitu
filtrasi, reabsorbsi dan sekresi dan selanjutnya akan ditampung dalam vesika urinaria melalui
urater dan dikeluarkan melalui uretra, pengeluaran urin tersebut dikenal sebagai proses miksi.
Normalnya urin memiliki komposisi yang paling utama yaitu air yang presentasinya sebesar
90% sisanya disusun oleh urea, asam urat, ammonia, garam, zat beracun dari sisa obat obatan
dan zat warna empedu yang memberi warna pada urin. Namun susunan urun ini dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor fisiologis antara lain diet, suhu, stress dan faktor patologis
seperti gangguan sistim berkemih.

Jadi dapat disimpulkan bahwa urin secara normal tidak mengandung darah khususnya
eritrosit atau sel darah merah kecuali terjadi gangguan patologis pada sistim urinaria dan
seorang perempuan dalam fase menstruasi.. Hal tersebut terjadi didasarkan karena pada ginjal
memiliki proses filtrasi yaitu proses penyaringan darah yang terjadi di korpuskel renalis yaitu
glomerulus dan kapsula bowman. Membran kapiler glomerulus sendiri memiliki 3 lapisan
utama yaitu edotel kapiler, membran basalis dan lapisan sel epitel atau podosit yang
memgelilingi bagian luar kapiler glomerulus. Ketiga lapisan ini membentuk sawar filtrasi
yang dapat menyaring zat terlarut dan air lebih banyak dari pada membran kapiler biasa.

Untuk lapisan terdalam yaitu endotel kapiler mempunyai lapisan yang terdiri atas
ribuan lubang tipe fenestra tapi meskipun bertipe fenestra yang notabene memiliki banyak
lubang didinding kapilernya, sel endotel memiliki muatan negatif yang berfungsi
menghambat terfiltrasinya protein plasma. Begitu juga dengan lapisan yang lebih luar yaitu
membran basalis yang terdiri atas dua komponen yaitu pertama, serat kolagen yang memiliki
celah besar yang berfungsi untuk menyaring air dan zat terlarut kecil. Kedua adalah
proteoglikan. Proteoglikan disini berfungsi sebagai sumber muatan negatif untuk mencegah
filtrasi protein plasma. Selanjutnya lapisan yang terluar adalah sel epitel. Sel sel disini
memiliki permukaan yang tidak rata dan memiliki tonjolan berbentuk kaki yang biasanya
disebut podosit. Diantara podosit podosit ini terdapat celah pori-pori atau slit pores yang akan
dilalui oleh filtrat glomerulus. Lapisan ini juga memiliki muatan negatif yang mencegah
filtrasi protein plasma. Jadi ketiga lapisan kapiler glomerulus merupakan sawar untuk filtrasi
protein plasma namun demikian protein plasma tetap bisa lolos dari filtrasi karena ukuran
molekulnya hanya 6 nanometer sedangkan pori pori glomerulus memiliki diameter 8
nanometer namun lolosnya hanya terbatas karena ada muatan negatif dan normalnya
keseluruhanya akan hilang saat proses reabsorbsi di ginjal. Begitu juga dengan eritosit dan
leukosit yang memiliki ukuran molekul 7,5 mikrometer dan 9-15 mikrometer sehingga terlalu
besar untuk bisa difiltrasi oleh kapiler glomerulus.

Bagaimana jika urin berwarna merah dan urin terdapat darah, makan ada beberapa
alasan akan hal tersebut. Penyebab warna urin berubah menjadi merah dapat diklasifikasikan
menjadi beberapa yaitu hematuria, hemoglobinuria, mioglobinuria, dan pseudohematuria. Hal
ini juga berhubungan dengan hasil dipstik positif atau negatif pada urinanalisis. Ada dua
alasan yang menyebabkan hasil dipstik positif yaitu pertama, keberadaan sel darah merah
pada urin hal ini dikenal sebagai hematuria. Kedua, keberadaan sel darah merah pada urin
yang hampir tidak ada atau sedikit yang mengindikasikan hemoglobinuria atau
myoglobinuria. Hemoglobin dan mioglobin adalah suatu pigmen yang ada dalam urin yang
akan dideteksi keberadaanya oleh reagen pada strip test. Untuk membedakan jenis pigmen ini
digunakan uji amonium sulfat yang disentrifugasi. Amonium sulfat mengendapkan Hb dan
tidak untuk Mb. Hasil sentrifugasi yaitu supernatan ada dua kemungkinan yaitu jelas/bersih
menandakan pigmennya Hb sedangkan merah menandakan Mb. Untuk dipstik negatif sendiri
dikarenakan tidak adanya sel darah merah pada urin yang dikenal sebagai pseudohematuria.

Tes diapstik sendiri dapat memberikan hasil negatif palsu ketika kadar asam
askorbat atau biasa disebut vitamin C tinggi dalam urin. Tes dipstik juga dapat memberikan
hasil positif palsu yaitu ketika urin terkontaminasi dengan bahan kimia seperti hipoklorit
yang digunankan dalam larutan pembersih dan bakteri peroksidase.

Hemogloninuria adalah keadaan dimana hb atau hemoglobin diekskresi ke dalam


urin. Hal ini terjadi karena proses hemolisis intevaskular atau pemecahan eritrosit didalam
pembulu darah yang menyebabkan pembebasan hb ke dalam plasma sehingga menyebabkan
hasil dipstik positif. Sedangkan mioglobulinuria adalah pelepasan mioglobin ke dalam
pembulu darah yang dikarenakan dikarenakan kerusakan otot dan juga dikarenakan karena
olahraga terlalu berat dan konvulsi. Mioglobin sendiri memiliki berat molekul yang kecil
sehingga dengan mudahnya terfiltrasi oleh ginjal dan masuk kedalam komposisi urin yang
menyebabkan hasil dipstik positif.
dapat dipastikan bahwa seseorang mengalami gangguan patologi pada sistim
berkemihnya seperti hematuria. Hamaturia adalah keberadaan darah atau eritrosit di dalam
urin. Hematuria terbagi menjadi dua jenis yaitu makroskopis dan mikroskopis atau terlihat
dan tidak terlihat.

Untuk hematuria makroskopis “terlihat” atau biasanya dikenal dengan gross


hematuria ditandai dengan tampak urin berubah warna menjadi pink atau kemerahan dan
pasien atau seseorang akan menyadari akan perubahan itu. Sedangkan hematuria
mikroskopis “tak trelihat” atau bisa dikenal dengan hematuria dipstick-positif terbagi lagi
menjadi beberapa tipe yaitu hematuria mikrospokopis yang dibarengi dengan gejala dan
hematuria mikroskopis yang tidak dibarengi dengan gejala. Hematuria makroskopios
memiliki resiko urologi yang lebih tinggi dibanding dengan hematuria mikroskopis.

Hematuria juga dapat didefinisikan sebagain suatu kondisi urologi yang umum dan
dapat ditemukan di semua kelompok usia manusia. Penyebab adanya darah dalam urin adalah
sangat bervariasi berdasarkan janis kelamin, durasi, dan berdasarkan usia. Penyebab
hematuria sendiri antara lain ISK atau infeksi saluran kemih, menstruasi dan olahraga.

Insfeksi saluran kemih biasanya ditandai dengan berkembangnya mikroorganisme


dalam saluran kemih yang normalnya tidak terdapat bakteri,virus maupun mikroorganisme.
Infeksi saluran kemih dapat terjadi di semua jenis kelamin baik pria maupun wanita namun
wanita lebih sering menderita penyakit ini. Infeksi saluran kemih pada wanita mengalami
peningkatan sesuai dengan peningkatan aktifitas seksual dan bertambahnya umur.

Selain ISK, Olahraga yang sangat berat seperti berenang dan lari dengan jarak jauh
dapat menyebabkan hematuria namun biasanya hematuria ini bersifat transien atau sementara
yang biasanya akan hilang dalam waktu 24-48 jam. Untuk jenis kelamin sendiri perempuan
sendiri lebih beresiko mengalami hematuria dari pada laki-laki. Mengapa hal ini bisa terjadi
karena perempuan lebih mudah terkena infeksi saluran kemih seperti cystitis adalah
peradangan atau infeksi pada vesika urinaria yang merupakan penyebab paling umum dari
terdapatnya darah pada urin. Hal tersebut bisa terjadi karena dalam segi anatomi uretra
perempuan lebih pendek dan tegak dari pada laki-laki dan juga vagina lebih dekat dengan
anus yang merupakan tempat yang banyak akan bakteri yang menyebabkan peningkatan
resiko perempuan menmgalami infeksi saluran kemih. Dalam segi pemeriksaan, urinanalisi
diharapkan dapat dilakukan ketika perempuan tidak sedang fase menstruasi untuk
mengurangi potensi kesalahan diagnosis dan untuk menghindari bias pada hasil pengamatan
karena tercampurnya urin dengan darah menstruasi.

Berdasarkan usia, orang yang sudah menginjak umur 60 tahun keatas lebih sering
mengalami hematuria hal ini disebabkan oleh dua hal yaitu nyeri atau kolik renal yang
disebabkan oleh batu ginjal dan hematuria yang tidak nyeri yang dapat mingindikasikan
sebagai tumor. Pada pasien yang hasil urinanalisis mencurigakan atau positif hematuria dan
dikonfirmasi mengalami tumor, pasien harus ditindak lanjuti. Untuk tumor superfisial ( tidak
di otot) pasien akan melakukan pemeriksaan blue light cystoscopy menggunakan
photodinamik detection (PDD) untuk meningkatkan diagnosis dan identifikasi. Selanjutnya
untuk menghilangkan tumor superfisial akan dilakukan pembedahan yang dikenal sebagai
TURBT atau trans urethal resection of bladder tumor yg berfungsi menghilankan atau
mengangkat sel `yang bertumbuh tidak biasa dari dinding vesika urinaria. Selain itu juga
didukung dengan mitomycin C atau kemoterapi untuk mencegah perkembangan sel tumor.

Sedangkan untuk tumor yang lebih agresif dari kandung kemih pasien akan diberikan
kemoterapi yang berfungsi mengecilkan kanker dan selanjutnya diikuti dengan pembedahan
atau radioterapi. Radioterapi berguna untuk mengirimkan radiasi yang bersumber dari energi
radioaktif ke jaringan tumor yang berfungsi menghancurkan atau mengurangi jaringan tumor.
Namun tidak hanya sel tumor yang terkena dampak dari radiasi sel normal disekitarnya juga
akan terkena tetapi sel normal jika terkena akan pulih sendir dari efek radiasi. jika tumor
sudah semakin parah maka akan dilakukan kistektomi yang merupakan pengangkatan
sebagian atau seluruh bagian vesika urinaria dengan dibuatnya ileosotomy yaitu suatu lubang
pada abdomen yang digunakan ebagai tempat keluarnya limbah dari tubuh selama oprasi.

Dari penyebab yang sudah disebutkan diparagraf-paragraf sebelumnya hasil positif


reagen dipstick blood tidak dipengaruhi oleh waktu, sehingga pemeriksaan tersebut dapat di
lakukan saat menjalankan puasa. Puasa merupakan ibadah wajib seorang muslim untuk
menahan nafsu khususnya menahan makan dan minum selama 11-18 jam. Oleh karena itu
dapat diasumsikan bahwa terdapat perubahan fisiologis selama aktifitas puasa di bulan
ramadhan baik terhadap komposisi urin ataupun volume urin.

Efek puasa terhadap ada tidaknya darah dalam urin sendiri tidak berhubungan karena
normalnya urin tidak menggandung darah atau eritrosit. Tetapi puasa memiliki efek
lain....KURANG INI NYAAAAA
reagen strip test yang digunakan untuk pemeriksaan darah dalam urine dapat mendeteksi
adanya eritrosit, hemoglobin, dan mioglobin

Anda mungkin juga menyukai