PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Instrumen atau alat penelitian termasuk kuesioner harus valid dan reliable.kuesionare
disebut valid jika pertanyaan kuesionere tersebut mampu mengungkapkan sesuatu yang akan
di ukur oleh kuesioner itu sendiri.kuesioner di katakan reliabel bila jawaban seseorang terhadap
pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Uji chi square adalah salah satu uji komparatif non parametris yang dilakukan pada dua
variabel, dimana skala data KEDUA VARIABEL adalah NOMINAL. Syarat uji ini frekuensi
responden/ sampel yang digunakan besar, Uji chi-square merupakan uji statistic non
parametik yang paling banyak di gunakan dalam penelitian bidang kesehatan masyarakat,
karena uji ini memiliki kemampuan membandingkan dua kelompok atau lebih pada data-data
yang telah di kategorikan.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian uji kuesioner ?
2. Bagaimana cara kerja uji chi square ?
3. Bagaimana langkah kerja uji T ?
4. Apakah pengertian uji anova satu arah ?
5. Bagaimana cara kerja uji anova satu arah dan dua arah ?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu uji kuesioner
2. Mengetahui cara kerja uji chi square
3. Mengetahui langkah kerja uji T
4. Mengetahui apa itu uji anova satu arah
5. Mengetahui cara kerja uji anova satu arah dan dua arah
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. UJI KUESIONER
Instrumen atau alat penelitian termasuk kuesioner harus valid dan reliable.kuesionare
disebut valid jika pertanyaan kuesionere tersebut mampu mengungkapkan sesuatu yang akan
di ukur oleh kuesioner itu sendiri.kuesioner di katakan reliabel bila jawaban seseorang
terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Contoh Kasus :
Untuk mengetahui bahwa perilaku konsumen terhadap pelayanan informasi obat di Apotek
X, maka manajemen mengukur dengan pendapat konsumen mengenai kepuasan terhadap
pelayanan, yang terdiri 10 butir.semua jawaban berupa pilihan ganda dengan skala liter, yaitu:
2
Tabel 1.
Data hasil uji coba instrumen angket kepuasan terhadap pelayanan
NO
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 TOTAL
Responden
1. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 38
2. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
3. 4 4 4 4 4 4 4 4 5 1 38
4. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 32
5. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
6. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39
7. 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 40
8. 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 41
9. 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 45
10. 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 40
11. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 47
12. 5 5 5 4 4 4 4 5 3 3 42
13. 5 5 5 4 4 5 5 4 4 3 44
14. 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 48
15. 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 47
16. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 49
17. 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 44
18. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 48
19 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 48
20 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 43
1) Uji Validitas
Dengan cara melakukan korelasi pearson atau produk momen.antar skor masing-masing
pertanyaan dengan skor total.pertanyaan dikatakan valid jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pertanyaan
yang tidak valid di perbaiki atau di buang.
Langkah SPSS :
Klik analyze, beri nama variable.
Klik data view, masukkan skor masing-masing variable dan skor total.
Pilih correlate.
Klik bivariate.
Pindahkan semua variable ke kolom variable.
Klik person.
Klik OK.
3
Berdasarkan output SPSS di peroleh uji validitas sebagai berikut :
4
Pertanyaan 𝒓𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Kesimpulan
1 0,650 0,444 Valid
2 0,706 0,444 Valid
3 0,621 0,444 Valid
4 0,874 0,444 Valid
5 0,877 0,444 Valid
6 0,889 0,444 Valid
7 0,832 0,444 Valid
8 0,877 0,444 Valid
9 0,732 0,444 Valid
10 0,256 0,444 Valid
Kesimpulan :
2) Uji reliabelitas
Langkah-langkah sebagai berikut :
1. Klik analyze,
2. Pilih scale
3. Klik reliability analysis
4. Pindahkan semua variable ke kolom item
5. Klik statistics
6. Klik descriptives : klik item, scale, scale if item deleted
7. Klik continue
8. Klik OK.
Pertanyaan di anggap reliabel jika, angka cronbach alpha besar dari 0,6
Dari hasil analisis di peroleh angka cronbach alpha =0,936> 0,6 maka angket kepuasan
pelayanan reliabel.
Kesimpulan :
Hasil uji validitas dan reliabilitas angket kepuasan layanan di peroleh bahwa pertanyaan 1-
9 valid, dengan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙= 0,444 sedangkan untuk pertanyaan 10 tidak valid akibatnya pertanyaan
ke-10 di buang. Sedangkan untuk uji reliabilitas diperoleh angka cronbach alpha>0,6
sehingga anget di katakana reliabel.
5
2. UJI CHI SQUARE
adalah salah satu uji komparatif non parametris yang dilakukan pada dua variabel, dimana
skala data KEDUA VARIABEL adalah NOMINAL. Syarat uji ini frekuensi responden/
sampel yang digunakan besar, Uji chi-square merupakan uji statistic non parametik yang
paling banyak di gunakan dalam penelitian bidang kesehatan masyarakat, karena uji ini
memiliki kemampuan membandingkan dua kelompok atau lebih pada data-data yang telah di
kategorikan.
1. Jika nilai Asymp. Sig. < 0,05, maka terdapat hubungan yang signifikan antara baris dengan
kolom.
2. Jika nilai Asymp. Sig . > 0,05, maka tidak terdapat hubungan yang signifikan antara baris
dan kolom.
Contoh 1
Sebuah penelitian bertujuan untuk melihat perbedaan efektifitas dua jenis obat terdapat
penurunan kesembuhan pasien penyakit malaria
6
22 M -
23 M -
24 M -
25 M -
26 M -
27 M -
28 M -
29 M -
30 M -
Contoh 2 :
7
Koding :
1 :Ya
0 :Tidak
Uji Hipotesis
Taraf Kepercayaan 95% (𝛼 =0,05)
1. Hipotesis
𝐻 0 : tidak terdapat efek penggunaan aspirin terhadap pembentukan thrombus
Kesimpulan
3. Langkah-langkah analisis
Pilih analyze
Pilih describtive statistics
Klik crosstabs
Pindah 1 variabel ke row dan lainnya ke column
Klik statistics pilih chi-square
Klik cells centang expected
Klik continue
Klik ok
8
Chi-square dapat di gunakan untuk uji beda dan uji hubungan, bila uji hubungan klik
contingency coefficient © atau kuat tidak nya hubungan, tetapi bila untuk uji beda tidak perlu
pilih contingency coefficient. Pada table silang 2x2, bila ada 1 atau lebih cell expected
kurang dari 5 maka chi-square tidak boleh digunakan, tetapi dapat di pergunakan uji exact
fisher. Apabila table silang nya bukan 2x2, maka tidak bisa digunakan uji exact fisher, karena
uji exact fisher hanya untuk table 2x2 saja.
Contoh 2 :
Judul :pengaruh iklan obat di televisi terhadap ketepatan tindakan swamedikasi flu (common
cold).
Penilaian
No Pertanyaan
SS S TS STS
Iklan obat yang menarik dan buat responden
1 4 3 2 1
membeli obat tersebut
Iklan yang mudah dimengerti dan membuat
2 4 3 2 1
responden membeli obat tersebut
Iklan yang menjanjikan khasiat membuat
3 4 3 2 1
keinginan untuk membeli obat
Iklan yang sering muncul, membuat responden
4 4 3 2 1
tertarik membeli obat tersebut
Responden tidak membeli obat tersebut meski
5 1 2 3 4
iklannya menarik
Iklan obat tersebut mudah dimengerti namun
6 1 2 3 4
responden tetap membeli obat lain
Iklan obat yang menjanjikan khasiat, tidak
7 1 2 3 4
mempengaruhi pembelian obat
Iklan obat yang sering muncul tidak membuat
8 1 2 3 4
responden membeli obat tersebut
9
Kategori :
Tingkat Total
Pengaruh iklan pengetahuan
obat di TV swamedikasi flu
(common cold)
Baik Sedang buruk
Terpengaruh
0 2 2 4
iklan obat di TV
Tidak
terpengaruh 6 20 51 77
iklan obat di TV
Total 6 22 53 81
10
3. UJI T
STATISTIK
Statistik deskriptif
Macam statistik
untuk analisa data Statistik
parametris
Statistik
interesial
Statistik non
parametris
A. STATISTIK DESKRIPTIF
Adalah statistic yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan
atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum dan generalisasi. Termaksud dalam statistic
deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui table grafik, diagram, modus, mean,
median, dan presentase.
B. STATISTIK INFERENSIAL
Adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya di
berlakukan untuk populasi. Statistik ini akan cocok digunakan bila sampel di ambil dari
populasi yang jelas dan teknik pengambilan sampling di ambil secara random. Contohnya
seperti uji T, uji chi-square, uji Wilcoxon, uji mean whitney, spearman rank.
1. Statistic parametris
Syarat :
Data normal
Data homogen
11
a) Uji T berpasangan
Adalah salah satu pengujian hipotesis dimana data yang digunakan tidak bebas. Ciri-ciri
yang paling sering ditemui pada kasus yang berpasangan adalah objek penelitian dikenai 2
buah perlakuan yang berbeda. Walaupun menggunakan objek penelitian yang sama, peneliti
tetap memperoleh 2 macam data sampel yaitu data dari perlakuan pertama dan data dari
perlakuan kedua. Sering dikenal untuk rancangan pre-test.
Syarat :
Data berdistribusi normal
Skala data interval atau rasio
Sampel diambil secara random
Paired T test lebih di tujukan untuk menguji efektifitas suatu perlakuan terhadap suatu
besaran variable yang diinginkan.
Pengambilan keputusan
a. Jika P atau sig. <∝= maka 𝐻0 ditolak / 𝐻1 diterima
b. Jika P atau sig. >∝= maka 𝐻0 diterima/ 𝐻1 ditolak
12
2. Statistic non parametris
Tidak memiliki syarat dapat digunakan pada skala nominal dan ordinal berbentuk interval
atau rasio.
No Obat Q Obat D
1 130 120
2 168 120
3 158 125
4 169 168
5 179 118
6 365 133
7 167 114
8 181 122
9 150 160
10 167 135
11 116 99
12 196 112
13 90 126
14 135 130
15 148 132
16 157 150
17 168 138
18 110 157
19 170 130
20 198 116
Kesimpulan :
13
Obat q
Sig. 0,003 <0,5 maka 𝐻1 ditolak sehingga data tidak berdistribusi normal
Obat D
Sig. 0,02 > 0,05 maka 𝐻0 diterima sehingga data berdistribusi normal uji normalitas
𝐻0 : data berdistribusi normal
𝐻1 data tidak berdistribusi normal
Jika :P< 𝛼 maka 𝐻1 diterima
P> 𝛼 maka 𝐻0 diterima
Berikut merupakan data mengenai DDH ekstrak buah pare
Ulangan Konsentrasi 60% Konsentrasi 70%1
1 13,5 15,5
2 14 14
3 14 14
4 14,5 14,5
Tentukan apakah data DDH ekstrak buah etanol buah pare dengan konsentasi 60% dan
70%.
b) Uji T berpasangan
Peneliti meneliti apakah terdapat perbedaan kadar gula darah sebelum dan sesudah senam
diabetes pada pasien diabetes militus tipe 2 di RS KK. Desain experiment yang di gunakan
adalah the pretest-postest design tanpa grup control. Responden di berikan pretest berupa
dilakukan pengukuran gula darah dengan menggunakan glucometer sebelum dilakukan
senam kemudian responden melakukan senam. Senam diabetes di lakukan seminggu sekali
selama 3 minggu. selanjutnya, dilakukan pengukuran gula darah. instrument penelitian yang
digunakan adalah lembar observasi yang digunakan untuk mencatat hasil pengukuran gula
darah sebelum dan sesudah di lakukan senam diabetes. Hasil pengukuran gula darah sebelum
dan sesudah senam dapat dilihat pada table 5.
14
Tabel 5
Usia Jenis Kadar Kadar
No Tipe DM
(Tahun) Kelamin gula pre gula post
1 72 Laki-laki DM Tipe 2 244 208
2 61 Laki-laki DM Tipe 2 182 143
3 62 Perempuan DM Tipe 2 232 214
4 63 Perempuan DM Tipe 2 198 208
5 49 Perempuan DM Tipe 2 171 237
6 59 Perempuan DM Tipe 2 250 208
7 64 Perempuan DM Tipe 2 171 130
8 74 Perempuan DM Tipe 2 196 190
9 74 Perempuan DM Tipe 2 245 182
10 58 Perempuan DM Tipe 2 167 161
11 57 Perempuan DM Tipe 2 162 143
12 70 Perempuan DM Tipe 2 191 180
13 63 Perempuan DM Tipe 2 249 108
14 59 Perempuan DM Tipe 2 200 197
15 48 Laki-laki DM Tipe 2 204 198
15
Uji normalitas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
KESIMPULAN :
kadar gula pre diperoleh sig =0,064 >0,05 maka 𝐻0 diterima sehingga data berdistribusi
normal.
Kadar gula post diperoleh sig = 0,228 >0,05 maka 𝐻0 diterima sehingga data
berdistribusi normal. Karena kedua data berdistribusi normal maka syarat untuk uji T
berpasangan terpenuhi.
Uji T berpasangan
Hipotesis
𝐻0 : tidak terdapat perbedaan kadar gula darah sebelum dan sesudah senam diabetes.
𝐻1 : terdapat perbedaan kadar gula sebelum dan sesudah senam diabetes.
Pengambilan keputusan
Jika P >0,05 maka 𝐻0 diterima
Jika P<0,05 maka 𝐻1 diterima
16
Langkah-langkah uji T :
Klik analyze compare means paired-samples T test klik kedua variable
pindahkan ke kolom paired variable option tentukan confident interval continue
Ok.
1. Uji Independent
Uji beda untuk mencari apakah perbedaan nilai rata-rata (mean) bermakna antara 2
kelompok yang saling bebas. Skala data yang digunakan adalah interval atau rasio.
Syarat uji independent T test :
Sampel saling bebas
Skala data rasio atau interval
Data setiap kelompok berdistribusi normal
Varians antar kelompok homogen
Contoh :
Seorang peneliti ingin menganalisa perbedaan jus mentimun dan 15 responden kelompok jus
tomat. Diperoleh data sbb :tekanan darah pada kelompok yang mendapat jus mentimun dengan
kelompok yang mendapat jus tomat pada penderita hipertensi di desa RR.
17
TD kel. Jus TD kel. Jus
No.R
mentimun tomat
1 150 132
2 140 130
3 130 152
4 130 160
5 160 161
6 144 145
7 133 157
8 134 162
9 152 166
10 161 149
11 132 160
12 130 150
13 135 142
14 145 135
15 152 147
Tests of Normality
18
Perumusan hipotesis :
a. 𝐻0 : varians antar sampel identic
b. 𝐻1 : varians antar sampel tidak identic
Pengambil keputusan :
Jika P >0,05 maka 𝐻0 diterima
Jika P <0,05 maka 𝐻1 diterima
Langkah uji homogenitas : (memakai data spss yang uji normalitas )
Klik analyze descriptive statistics explore plots power estimation
Karena hasil P > 0,05 maka 𝐻0 diterima sehingga varians antar sampel identic.karena data normal
dan homogen maka uji T independent dapat di lanjutkan.
b. Uji T independent
Langkah uji T :
Klik analyze compare means independent samples T test
Pindahkan tekanan darah ke kolom test variable (s) dan kel. Jus kedalam grouping
variable
Klik define group klik 1 pada group 1, klik 2 pada group 2 continue
Klik OK
19
Rumusan hipotesis :
a. 𝐻0 : tidak terdapat perbedaan antara kel.jus mentimun dan kel. Jus tomat dalam
menurunkan tekanan darah.
b. 𝐻1 : terdapat perbedaan antara kel. Jus mentimun dan kel. Jus tomat dalam menurunkan
tekanan darah.
Dari hasil spss diperoleh P =0,061>0,05 maka 𝐻0 diterima sehingga tidak terdapat
perbedaan antara kel.jus mentimun dan kel. Jus tomat dalam menurunkan tekanan darah.
Beberapa syarat asumsi dasar yang mesti dipenuhi pada uji ANOVA adalah:
20
Langkah – langkah uji anova satu arah berikut :
1. Masukan data di bawah. Pastikan melakukan pengkodean data kategori.
2. Klik menu Analyze > Compare Means > One-Way ANOVA
3. Masukan variable tekanan darah pada kotak Dependent List, masukan variable jenis obat
pada kotak factor. Kotak factor digunakan untuk memasukkan data kategori. Lalu klik
menu Options.
4. Aktifkan pilihan Descriptive dan Homogeneity of variance test. Klik continue.
5. Klik menu Post Hoc.
6. Aktifkan pilihan Bonferroni dan Tukey. Klik Continue untuk kembali ke kotak dialog
utama.
7. Klik tombol OK untuk proses selanjutnya maka pada jendela output akan muncul 5 hasil
analisa sekaligus.
Contoh :
21
1. untuk mengetahui 125 2 efek dari 3 macam merek
obat penurun tekanan 125 2 darah. Pasien
140 2
dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu
140 2
pasien peminum obat 130 3 merek A, pasien peminum
obat merek B dan 145 3 pasien peminum obat merek
145 3
C Berikut data tekanan darah dari 3
150 3
kelompok pasien.
150 3
170 3
175 3
Karena dilakukan pengelompokan, maka data kelompok pasien perlu dikodekan sebagai
berikut :
Kelompok 1 : pasien minum obat A
Kelompok 2 : pasien minum obat B
Kelompok 3 : pasien minum obat C
22
2. Seorang farmasis ingin meneliti empat macam dosis obat benzimidazol baru (diberi
kode A, B, C, dan D) diuji kemampuannya dalam membunuh cacing usus. Dalam suatu
penelitian klinis, sebanyak 28 ternak ditulari cacing usus dan diberikan dosis
benzimidazol tertentu. Tabel dibawah ini menunjukkan banyaknya cacing dewasa pada
setiap hewan, delapan hari setelah pengobatan.
Dosis A Dosis B Dosis C Dosis D
229 378 199 358
238 289 165 304
330 400 100 340
208 286 145 451
201 350 198 384
262 365 225 351
287 365 204 316
Kesimpulan :
23
d. Kons. 70% diperoleh sig. 0,161 >0,05
e. Control positif diperoleh sig. 0,850 >0,05
Dari kelima data berdistribusi normal P >0,05 maka syarat uji anova terpenuhi.
UJI HOMOGEN
UJI ANOVA
Kesimpulan hipotesis :
𝐻0 : Tidak terdapat perbedaan bermakna antar kelompok perlakuan
Doperoleh sig. 0,000< 0,05 maka 𝐻1 diterima sehingga terdaoat perbedaan bermakna antar
kelompok perlakuan.
24
Control Control
Kon.30% Kons.40% Kons.60% Kons.70%
positif negatif
1 12 12 13,5 15,5 43,5 0
2 10,5 12,5 13 14 45,5 0
3 11,5 12,5 12,5 14 44,5 0
4 12 13 14 14,5 44 0
Kesimpulan :
Dari table uji Duncan dapat kita lihat bahwa DDH ekstrak buah pare pada kosentrasi
40% dan 60% tidak berbeda secara signifikan. Kosentrasi 70% adalah kosentrasi yang
paling dapat menghambat pertumbuhan bakteri streptococcus mutans, dari table diatas juga
dapat dilihat bahwa rata-rata kosentrasi untuk 30% adalah 11,5, 40% =12,5, 60% =13,5
dan 70% =14,5 sehingga dapat di simpulkan bahwa semakin tinggikosentrasi maka
semakin tinggi pula maka semakin besar DDH bakteri tersebut.
25
UJI ANOVA 2 ARAH
Syarat :
Skala variable dependent rasio/interval
Dua variable independent skala kategorikal
Residual standart berdistribusi normal
Varians homogen
Contoh :
Suatu syarat sintesis yang karena kemiripan nya dengan rambut ternyata cocok dijadikan
sebagai wig.untuk itu dilakukan proses dengan cara mencelupkan serat itu ke dalam larutan
kimia untuk mempertahankan kemilauan nya dan dikeringkan dalam oven dengan suhu
tinggi dan kosentrasi bahan kimia yang digunakan dapat mempengaruhi ke efektifan proses
pengerutan. Sebuah percobaan dilakukan dengan menggunakan 3 jenis bahan kimia dengan
3 kosentrasi selanjutnya serat dicelupkan ke dalam air selama beberapa waktu kemudian di
jemur di bawah sinar matahari dan diperoleh presentasi pengerutan sbb :
Presentasi
Jenis Kosentrasi (%)
kerutan (%)
6 3,6 3,9 3,6
A 8 4,6 4,5 4,8
10 5,5 5,3 5,7
6 2,9 2,7 3,1
B 8 3,7 3,9 3,5
10 4,8 5,0 4,6
6 1,8 1,4 1,7
C 8 2,6 2,4 2,4
10 3,9 3,2 4,0
26
Pada table diperoleh nila sig. 0,081 > 0,05 maka distribusi data residual standar normal
sehingga asumsi data residul standar berdistribusi normal terpenuhi.
Pada table ini nilai sig. 0,241 > 0,05 maka varians data identic sehingga asumsi varians
homogeny terpenuhi.
Kesimpulan :
1. karena sig. dari jenis bahan kimia 0,000< 0,05 maka terdapat pengaruh jenis bahan
kimia terhadap presentase pengerutan.
27
2. dan sig dari kosentrasi 0,000<0,05 maka terdapat pengaruh kosentrasi terhadap
presentase pengerutan.
3. Sig. kosentrasi antara jenis bahan kimia dan kosentrasi 0,693 >0,05 maka tidak terdapat
pengaruh interaksi jenis dan kosentrasi terhadap presentase pengerutan.
BIODATA PENGETIK
28
Agama : Islam
29