Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Instrumen atau alat penelitian termasuk kuesioner harus valid dan reliable.kuesionare
disebut valid jika pertanyaan kuesionere tersebut mampu mengungkapkan sesuatu yang akan
di ukur oleh kuesioner itu sendiri.kuesioner di katakan reliabel bila jawaban seseorang terhadap
pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Uji chi square adalah salah satu uji komparatif non parametris yang dilakukan pada dua
variabel, dimana skala data KEDUA VARIABEL adalah NOMINAL. Syarat uji ini frekuensi
responden/ sampel yang digunakan besar, Uji chi-square merupakan uji statistic non
parametik yang paling banyak di gunakan dalam penelitian bidang kesehatan masyarakat,
karena uji ini memiliki kemampuan membandingkan dua kelompok atau lebih pada data-data
yang telah di kategorikan.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian uji kuesioner ?
2. Bagaimana cara kerja uji chi square ?
3. Bagaimana langkah kerja uji T ?
4. Apakah pengertian uji anova satu arah ?
5. Bagaimana cara kerja uji anova satu arah dan dua arah ?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu uji kuesioner
2. Mengetahui cara kerja uji chi square
3. Mengetahui langkah kerja uji T
4. Mengetahui apa itu uji anova satu arah
5. Mengetahui cara kerja uji anova satu arah dan dua arah

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. UJI KUESIONER
Instrumen atau alat penelitian termasuk kuesioner harus valid dan reliable.kuesionare
disebut valid jika pertanyaan kuesionere tersebut mampu mengungkapkan sesuatu yang akan
di ukur oleh kuesioner itu sendiri.kuesioner di katakan reliabel bila jawaban seseorang
terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

Contoh Kasus :

Untuk mengetahui bahwa perilaku konsumen terhadap pelayanan informasi obat di Apotek
X, maka manajemen mengukur dengan pendapat konsumen mengenai kepuasan terhadap
pelayanan, yang terdiri 10 butir.semua jawaban berupa pilihan ganda dengan skala liter, yaitu:

1. Sangat tidak setuju


2. Tidak setuju
3. Ragu-ragu
4. Setuju
5. Sangat setuju

2
Tabel 1.
Data hasil uji coba instrumen angket kepuasan terhadap pelayanan
NO
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 TOTAL
Responden
1. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 38
2. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
3. 4 4 4 4 4 4 4 4 5 1 38
4. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 32
5. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
6. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39
7. 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 40
8. 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 41
9. 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 45
10. 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 40
11. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 47
12. 5 5 5 4 4 4 4 5 3 3 42
13. 5 5 5 4 4 5 5 4 4 3 44
14. 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 48
15. 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 47
16. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 49
17. 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 44
18. 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 48
19 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 48
20 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 43

1) Uji Validitas
Dengan cara melakukan korelasi pearson atau produk momen.antar skor masing-masing
pertanyaan dengan skor total.pertanyaan dikatakan valid jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pertanyaan
yang tidak valid di perbaiki atau di buang.
Langkah SPSS :
 Klik analyze, beri nama variable.
 Klik data view, masukkan skor masing-masing variable dan skor total.
 Pilih correlate.
 Klik bivariate.
 Pindahkan semua variable ke kolom variable.
 Klik person.
 Klik OK.

3
Berdasarkan output SPSS di peroleh uji validitas sebagai berikut :

4
Pertanyaan 𝒓𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Kesimpulan
1 0,650 0,444 Valid
2 0,706 0,444 Valid
3 0,621 0,444 Valid
4 0,874 0,444 Valid
5 0,877 0,444 Valid
6 0,889 0,444 Valid
7 0,832 0,444 Valid
8 0,877 0,444 Valid
9 0,732 0,444 Valid
10 0,256 0,444 Valid

Kesimpulan :
2) Uji reliabelitas
Langkah-langkah sebagai berikut :
1. Klik analyze,
2. Pilih scale
3. Klik reliability analysis
4. Pindahkan semua variable ke kolom item
5. Klik statistics
6. Klik descriptives : klik item, scale, scale if item deleted
7. Klik continue
8. Klik OK.

Pertanyaan di anggap reliabel jika, angka cronbach alpha besar dari 0,6

Dari hasil analisis di peroleh angka cronbach alpha =0,936> 0,6 maka angket kepuasan
pelayanan reliabel.
Kesimpulan :
Hasil uji validitas dan reliabilitas angket kepuasan layanan di peroleh bahwa pertanyaan 1-
9 valid, dengan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙= 0,444 sedangkan untuk pertanyaan 10 tidak valid akibatnya pertanyaan
ke-10 di buang. Sedangkan untuk uji reliabilitas diperoleh angka cronbach alpha>0,6
sehingga anget di katakana reliabel.

5
2. UJI CHI SQUARE
adalah salah satu uji komparatif non parametris yang dilakukan pada dua variabel, dimana
skala data KEDUA VARIABEL adalah NOMINAL. Syarat uji ini frekuensi responden/
sampel yang digunakan besar, Uji chi-square merupakan uji statistic non parametik yang
paling banyak di gunakan dalam penelitian bidang kesehatan masyarakat, karena uji ini
memiliki kemampuan membandingkan dua kelompok atau lebih pada data-data yang telah di
kategorikan.

Melihat nilai Asymp. Sig. :

1. Jika nilai Asymp. Sig. < 0,05, maka terdapat hubungan yang signifikan antara baris dengan
kolom.
2. Jika nilai Asymp. Sig . > 0,05, maka tidak terdapat hubungan yang signifikan antara baris
dan kolom.

Contoh 1

Sebuah penelitian bertujuan untuk melihat perbedaan efektifitas dua jenis obat terdapat
penurunan kesembuhan pasien penyakit malaria

No. Pasien Jenis Obat Efek Kode ;


1 P +
2 P + Jenis Obat : P = 1
3 P +
4 P + M=2
5 P + Efek : + = Sembuh = 1
6 P +
7 P + - = Tetap = 0
8 P +
9 P +
10 P +
11 P + Langkah-langkah :
12 P -
1. Pilih Analye
13 P -
14 P - 2. Piilih descriptive statistics
15 M + 3. Klik Crosstabs
16 M + 4. Pindah 1 variabel ke row dan lainnya ke
17 M + column
18 M +
5. Klik statistics pilih Chi Square
19 M +
20 M - 6. Klik continue
21 M - 7. Klik Ok

6
22 M -
23 M -
24 M -
25 M -
26 M -
27 M -
28 M -
29 M -
30 M -

Contoh 2 :

Suatu penelitian di lakukan untuk mengetahui efek penggunaan aspirin terhadap


pembentukan thrombus, dalam hal ini ada 10 pasien menggunakan aspirin, sementara 8
orang tidak menggunakan. Kemudian di amati pada setiap pasien apakah terjadi
pembentukan thrombus atau tidak.adapun data terbagi sebagai berikut :

No Nama pasien Aspirin Pembentukan thrombus


1 A Ya Ya
2 B Ya Tidak
3 C Ya Tidak
4 D Ya Tidak
5 E Ya Tidak
6 F Ya Tidak
7 G Ya Tidak
8 H Ya Tidak
9 I Ya Tidak
10 J Ya Tidak
11 K Tidak Ya
12 L Tidak Ya
13 M Tidak Ya
14 N Tidak Ya
15 O Tidak Ya
16 P Tidak Ya
17 Q Tidak Tidak
18 R Tidak Tidak

7
Koding :
1 :Ya
0 :Tidak
 Uji Hipotesis
Taraf Kepercayaan 95% (𝛼 =0,05)
1. Hipotesis
𝐻 0 : tidak terdapat efek penggunaan aspirin terhadap pembentukan thrombus

𝐻1 : terdapat efek penggunaan aspirin terhadap pembentukan thrombus


2. Pengambilan kesimpulan
 Jika P < 0,05 −→maka 𝐻 0 di tolak / 𝐻1 diterima

 Jika P >0,05  maka 𝐻 0 diterima

Kesimpulan

contoh 1 di peroleh P=0,013<0,05 maka 𝐻1 diterima sehingga diperoleh kesimpulan


terdapat efek penggunaan aspirin terhadap pembentukan thrombus.

3. Langkah-langkah analisis
 Pilih analyze
 Pilih describtive statistics
 Klik crosstabs
 Pindah 1 variabel ke row dan lainnya ke column
 Klik statistics pilih chi-square
 Klik cells centang expected
 Klik continue
 Klik ok

8
Chi-square dapat di gunakan untuk uji beda dan uji hubungan, bila uji hubungan klik
contingency coefficient © atau kuat tidak nya hubungan, tetapi bila untuk uji beda tidak perlu
pilih contingency coefficient. Pada table silang 2x2, bila ada 1 atau lebih cell expected
kurang dari 5 maka chi-square tidak boleh digunakan, tetapi dapat di pergunakan uji exact
fisher. Apabila table silang nya bukan 2x2, maka tidak bisa digunakan uji exact fisher, karena
uji exact fisher hanya untuk table 2x2 saja.

Contoh 2 :

Judul :pengaruh iklan obat di televisi terhadap ketepatan tindakan swamedikasi flu (common
cold).

Berdasarkan hasil penilaian kuesioner diperoleh bahwa 4 responden terpengaruh iklan


obat di televisi dan 77 responden tidak terpengaruh iklan obat di televisi.dengan angket :

Table penilaian pada kuesioner pengaruh iklan obat di TV

Penilaian
No Pertanyaan
SS S TS STS
Iklan obat yang menarik dan buat responden
1 4 3 2 1
membeli obat tersebut
Iklan yang mudah dimengerti dan membuat
2 4 3 2 1
responden membeli obat tersebut
Iklan yang menjanjikan khasiat membuat
3 4 3 2 1
keinginan untuk membeli obat
Iklan yang sering muncul, membuat responden
4 4 3 2 1
tertarik membeli obat tersebut
Responden tidak membeli obat tersebut meski
5 1 2 3 4
iklannya menarik
Iklan obat tersebut mudah dimengerti namun
6 1 2 3 4
responden tetap membeli obat lain
Iklan obat yang menjanjikan khasiat, tidak
7 1 2 3 4
mempengaruhi pembelian obat
Iklan obat yang sering muncul tidak membuat
8 1 2 3 4
responden membeli obat tersebut

9
Kategori :

1. Terpengaruh iklan obat di TV jika responden memperoleh skor ≥24


2. Tidak terpengaruh iklan obat di TV bila responden memperoleh skor <24

Tingkat Total
Pengaruh iklan pengetahuan
obat di TV swamedikasi flu
(common cold)
Baik Sedang buruk
Terpengaruh
0 2 2 4
iklan obat di TV
Tidak
terpengaruh 6 20 51 77
iklan obat di TV
Total 6 22 53 81

10
3. UJI T

STATISTIK

Statistik deskriptif

Macam statistik
untuk analisa data Statistik
parametris
Statistik
interesial
Statistik non
parametris

A. STATISTIK DESKRIPTIF
Adalah statistic yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan
atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum dan generalisasi. Termaksud dalam statistic
deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui table grafik, diagram, modus, mean,
median, dan presentase.

B. STATISTIK INFERENSIAL
Adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya di
berlakukan untuk populasi. Statistik ini akan cocok digunakan bila sampel di ambil dari
populasi yang jelas dan teknik pengambilan sampling di ambil secara random. Contohnya
seperti uji T, uji chi-square, uji Wilcoxon, uji mean whitney, spearman rank.
1. Statistic parametris
Syarat :
 Data normal
 Data homogen

11
a) Uji T berpasangan
Adalah salah satu pengujian hipotesis dimana data yang digunakan tidak bebas. Ciri-ciri
yang paling sering ditemui pada kasus yang berpasangan adalah objek penelitian dikenai 2
buah perlakuan yang berbeda. Walaupun menggunakan objek penelitian yang sama, peneliti
tetap memperoleh 2 macam data sampel yaitu data dari perlakuan pertama dan data dari
perlakuan kedua. Sering dikenal untuk rancangan pre-test.
 Syarat :
 Data berdistribusi normal
 Skala data interval atau rasio
 Sampel diambil secara random

Paired T test lebih di tujukan untuk menguji efektifitas suatu perlakuan terhadap suatu
besaran variable yang diinginkan.

 Pengambilan keputusan
a. Jika P atau sig. <∝= maka 𝐻0 ditolak / 𝐻1 diterima
b. Jika P atau sig. >∝= maka 𝐻0 diterima/ 𝐻1 ditolak

12
2. Statistic non parametris

Tidak memiliki syarat dapat digunakan pada skala nominal dan ordinal berbentuk interval
atau rasio.

No Obat Q Obat D
1 130 120
2 168 120
3 158 125
4 169 168
5 179 118
6 365 133
7 167 114
8 181 122
9 150 160
10 167 135
11 116 99
12 196 112
13 90 126
14 135 130
15 148 132
16 157 150
17 168 138
18 110 157
19 170 130
20 198 116
Kesimpulan :

Jika R ≥ 40 → kolmogorof smirnov


Jika R < 40  Shapiro-wilk

13
 Obat q
Sig. 0,003 <0,5 maka 𝐻1 ditolak sehingga data tidak berdistribusi normal
 Obat D
Sig. 0,02 > 0,05 maka 𝐻0 diterima sehingga data berdistribusi normal uji normalitas
𝐻0 : data berdistribusi normal
𝐻1 data tidak berdistribusi normal
Jika :P< 𝛼 maka 𝐻1 diterima
P> 𝛼 maka 𝐻0 diterima
Berikut merupakan data mengenai DDH ekstrak buah pare
Ulangan Konsentrasi 60% Konsentrasi 70%1
1 13,5 15,5
2 14 14
3 14 14
4 14,5 14,5
Tentukan apakah data DDH ekstrak buah etanol buah pare dengan konsentasi 60% dan
70%.

b) Uji T berpasangan
Peneliti meneliti apakah terdapat perbedaan kadar gula darah sebelum dan sesudah senam
diabetes pada pasien diabetes militus tipe 2 di RS KK. Desain experiment yang di gunakan
adalah the pretest-postest design tanpa grup control. Responden di berikan pretest berupa
dilakukan pengukuran gula darah dengan menggunakan glucometer sebelum dilakukan
senam kemudian responden melakukan senam. Senam diabetes di lakukan seminggu sekali
selama 3 minggu. selanjutnya, dilakukan pengukuran gula darah. instrument penelitian yang
digunakan adalah lembar observasi yang digunakan untuk mencatat hasil pengukuran gula
darah sebelum dan sesudah di lakukan senam diabetes. Hasil pengukuran gula darah sebelum
dan sesudah senam dapat dilihat pada table 5.

14
Tabel 5
Usia Jenis Kadar Kadar
No Tipe DM
(Tahun) Kelamin gula pre gula post
1 72 Laki-laki DM Tipe 2 244 208
2 61 Laki-laki DM Tipe 2 182 143
3 62 Perempuan DM Tipe 2 232 214
4 63 Perempuan DM Tipe 2 198 208
5 49 Perempuan DM Tipe 2 171 237
6 59 Perempuan DM Tipe 2 250 208
7 64 Perempuan DM Tipe 2 171 130
8 74 Perempuan DM Tipe 2 196 190
9 74 Perempuan DM Tipe 2 245 182
10 58 Perempuan DM Tipe 2 167 161
11 57 Perempuan DM Tipe 2 162 143
12 70 Perempuan DM Tipe 2 191 180
13 63 Perempuan DM Tipe 2 249 108
14 59 Perempuan DM Tipe 2 200 197
15 48 Laki-laki DM Tipe 2 204 198

15
 Uji normalitas

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

KADAR_GULA_PRE .168 15 .200* .889 15 .064


KADAR_GULA_POST .162 15 .200* .943 15 .428

*. This is a lower bound of the true significance.


a. Lilliefors Significance Correction

KESIMPULAN :
 kadar gula pre diperoleh sig =0,064 >0,05 maka 𝐻0 diterima sehingga data berdistribusi
normal.
 Kadar gula post diperoleh sig = 0,228 >0,05 maka 𝐻0 diterima sehingga data
berdistribusi normal. Karena kedua data berdistribusi normal maka syarat untuk uji T
berpasangan terpenuhi.

 Uji T berpasangan
Hipotesis
𝐻0 : tidak terdapat perbedaan kadar gula darah sebelum dan sesudah senam diabetes.
𝐻1 : terdapat perbedaan kadar gula sebelum dan sesudah senam diabetes.
Pengambilan keputusan
Jika P >0,05 maka 𝐻0 diterima
Jika P<0,05 maka 𝐻1 diterima

16
 Langkah-langkah uji T :
 Klik analyze compare means paired-samples T test klik kedua variable
pindahkan ke kolom paired variable option tentukan confident interval continue
Ok.

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

KADAR_GULA_PRE 204.13 15 31.944 8.248


Pair 1
KADAR_GULA_POST 180.47 15 36.109 9.323

Paired Samples Test

Kesimpulan uji T berpasangan :


Di peroleh P =0,048 <0,05 maka 𝐻0 ditolak sehingga terdapat perbedaan kadar gula darah
sebelum dan sesudah senam diabetes.

1. Uji Independent
Uji beda untuk mencari apakah perbedaan nilai rata-rata (mean) bermakna antara 2
kelompok yang saling bebas. Skala data yang digunakan adalah interval atau rasio.
Syarat uji independent T test :
 Sampel saling bebas
 Skala data rasio atau interval
 Data setiap kelompok berdistribusi normal
 Varians antar kelompok homogen
Contoh :
Seorang peneliti ingin menganalisa perbedaan jus mentimun dan 15 responden kelompok jus
tomat. Diperoleh data sbb :tekanan darah pada kelompok yang mendapat jus mentimun dengan
kelompok yang mendapat jus tomat pada penderita hipertensi di desa RR.

17
TD kel. Jus TD kel. Jus
No.R
mentimun tomat
1 150 132
2 140 130
3 130 152
4 130 160
5 160 161
6 144 145
7 133 157
8 134 162
9 152 166
10 161 149
11 132 160
12 130 150
13 135 142
14 145 135
15 152 147

Tests of Normality

D KEL JUS MENTIMUN .201 15 .107 .889 15 .066


D
KEL JUS TOMAT .146 15 .200* .939 15 .373
H

*. This is a lower bound of the true significance.


a. Lilliefors Significance Correction
Karena kedua data berdistribusi normal maka syarat uji independent T bebas terpenuhi.
a. Uji homogenitas
Tujuan : untuk melihat sampel-sampel mempunyai variansi yang sama dan syarat untuk
uji homogenitas data harus brdistribusi normal.

18
Perumusan hipotesis :
a. 𝐻0 : varians antar sampel identic
b. 𝐻1 : varians antar sampel tidak identic
Pengambil keputusan :
Jika P >0,05 maka 𝐻0 diterima
Jika P <0,05 maka 𝐻1 diterima
Langkah uji homogenitas : (memakai data spss yang uji normalitas )
 Klik analyze descriptive statistics explore plots power estimation

Test of Homogeneity of Variance

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Based on Mean .014 1 28 .905

Based on Median .004 1 28 .951


TD Based on Median and with
.004 1 27.627 .951
adjusted df

Based on trimmed mean .012 1 28 .914

Karena hasil P > 0,05 maka 𝐻0 diterima sehingga varians antar sampel identic.karena data normal
dan homogen maka uji T independent dapat di lanjutkan.

b. Uji T independent
Langkah uji T :
 Klik analyze compare means independent samples T test
 Pindahkan tekanan darah ke kolom test variable (s) dan kel. Jus kedalam grouping
variable
 Klik define group klik 1 pada group 1, klik 2 pada group 2 continue
 Klik OK

19
Rumusan hipotesis :
a. 𝐻0 : tidak terdapat perbedaan antara kel.jus mentimun dan kel. Jus tomat dalam
menurunkan tekanan darah.
b. 𝐻1 : terdapat perbedaan antara kel. Jus mentimun dan kel. Jus tomat dalam menurunkan
tekanan darah.
Dari hasil spss diperoleh P =0,061>0,05 maka 𝐻0 diterima sehingga tidak terdapat
perbedaan antara kel.jus mentimun dan kel. Jus tomat dalam menurunkan tekanan darah.

4. UJI ANOVA SATU ARAH


A. Pengertian
uji ANOVA (Analisis of Variance) atau sering juga diistilahkan sebagai uji sidik ragam,
dikembangkan oleh Ronald Fisher. Prinsip pengujiannya adalah menganalisis variabilitas
atau keragaman data menjadi dua sumber variasi, yaitu variasi dalam kelompok (within) dan
variasi antar kelompok (between). Bila variasi within dan between sama maka rata-rata yang
dihasilkan tidak ada perbedaan, sebaliknya bila hasil perbandingan kedua varian tersebut
menghasilkan nilai lebih dari 1, maka rata-rata yang dibandingkan menunjukkan adanya
perbedaan.

Beberapa syarat asumsi dasar yang mesti dipenuhi pada uji ANOVA adalah:

a) Data sampel yang digunakan berdistribusi normal atau dianggap normal,


b) Populasi tersebut memiliki varian yang homogen,
c) Sampel tidak berhubungan satu dengan lain (independen), sehingga uji ANOVA tidak
bisa digunakan untuk sampel berpasangan (paired).

20
Langkah – langkah uji anova satu arah berikut :
1. Masukan data di bawah. Pastikan melakukan pengkodean data kategori.
2. Klik menu Analyze > Compare Means > One-Way ANOVA
3. Masukan variable tekanan darah pada kotak Dependent List, masukan variable jenis obat
pada kotak factor. Kotak factor digunakan untuk memasukkan data kategori. Lalu klik
menu Options.
4. Aktifkan pilihan Descriptive dan Homogeneity of variance test. Klik continue.
5. Klik menu Post Hoc.
6. Aktifkan pilihan Bonferroni dan Tukey. Klik Continue untuk kembali ke kotak dialog
utama.
7. Klik tombol OK untuk proses selanjutnya maka pada jendela output akan muncul 5 hasil
analisa sekaligus.

Contoh :

Tekanan darah kelompok


110 1
115 1
120 1
125 1
130 1
135 1
140 1
105 2
115 2
125 2

21
1. untuk mengetahui 125 2 efek dari 3 macam merek
obat penurun tekanan 125 2 darah. Pasien
140 2
dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu
140 2
pasien peminum obat 130 3 merek A, pasien peminum
obat merek B dan 145 3 pasien peminum obat merek
145 3
C Berikut data tekanan darah dari 3
150 3
kelompok pasien.
150 3
170 3
175 3

Karena dilakukan pengelompokan, maka data kelompok pasien perlu dikodekan sebagai
berikut :
 Kelompok 1 : pasien minum obat A
 Kelompok 2 : pasien minum obat B
 Kelompok 3 : pasien minum obat C

22
2. Seorang farmasis ingin meneliti empat macam dosis obat benzimidazol baru (diberi
kode A, B, C, dan D) diuji kemampuannya dalam membunuh cacing usus. Dalam suatu
penelitian klinis, sebanyak 28 ternak ditulari cacing usus dan diberikan dosis
benzimidazol tertentu. Tabel dibawah ini menunjukkan banyaknya cacing dewasa pada
setiap hewan, delapan hari setelah pengobatan.
Dosis A Dosis B Dosis C Dosis D
229 378 199 358
238 289 165 304
330 400 100 340
208 286 145 451
201 350 198 384
262 365 225 351
287 365 204 316

5. UJI ANOVA DUA ARAH

Kesimpulan :

a. Kons. 30% diperoleh sig. 0,161 >0,05


b. Kons. 40% diperoleh sig. 0,683 >0,05
c. Kons. 60% dieproleh sig. 0,972 >0,05

23
d. Kons. 70% diperoleh sig. 0,161 >0,05
e. Control positif diperoleh sig. 0,850 >0,05

Dari kelima data berdistribusi normal P >0,05 maka syarat uji anova terpenuhi.

 UJI HOMOGEN

 UJI ANOVA

Kesimpulan hipotesis :
𝐻0 : Tidak terdapat perbedaan bermakna antar kelompok perlakuan

𝐻1 : terdapat perbedaan bermakna antar kelompok perlakuan

Doperoleh sig. 0,000< 0,05 maka 𝐻1 diterima sehingga terdaoat perbedaan bermakna antar
kelompok perlakuan.

Dengan uji perbedaan Duncan :


1. Contoh uji anova
Seorang peneliti ingin menentukan kosentrasi ekstrak buah pare yang paling efektif
menghambat pertumbuhan bakteri S.mutans diambil ekstrak buah pare dengan kosentrasi 30%
, 40%, 60%, dan 70% dan dilakukan pengulangan sebanyak 4 kali diperoleh data sbb :
Ulangan Diameter Daerah Hambat

24
Control Control
Kon.30% Kons.40% Kons.60% Kons.70%
positif negatif
1 12 12 13,5 15,5 43,5 0
2 10,5 12,5 13 14 45,5 0
3 11,5 12,5 12,5 14 44,5 0
4 12 13 14 14,5 44 0

Kesimpulan :
Dari table uji Duncan dapat kita lihat bahwa DDH ekstrak buah pare pada kosentrasi
40% dan 60% tidak berbeda secara signifikan. Kosentrasi 70% adalah kosentrasi yang
paling dapat menghambat pertumbuhan bakteri streptococcus mutans, dari table diatas juga
dapat dilihat bahwa rata-rata kosentrasi untuk 30% adalah 11,5, 40% =12,5, 60% =13,5
dan 70% =14,5 sehingga dapat di simpulkan bahwa semakin tinggikosentrasi maka
semakin tinggi pula maka semakin besar DDH bakteri tersebut.

25
UJI ANOVA 2 ARAH

Syarat :
 Skala variable dependent rasio/interval
 Dua variable independent skala kategorikal
 Residual standart berdistribusi normal
 Varians homogen

Contoh :
Suatu syarat sintesis yang karena kemiripan nya dengan rambut ternyata cocok dijadikan
sebagai wig.untuk itu dilakukan proses dengan cara mencelupkan serat itu ke dalam larutan
kimia untuk mempertahankan kemilauan nya dan dikeringkan dalam oven dengan suhu
tinggi dan kosentrasi bahan kimia yang digunakan dapat mempengaruhi ke efektifan proses
pengerutan. Sebuah percobaan dilakukan dengan menggunakan 3 jenis bahan kimia dengan
3 kosentrasi selanjutnya serat dicelupkan ke dalam air selama beberapa waktu kemudian di
jemur di bawah sinar matahari dan diperoleh presentasi pengerutan sbb :

Presentasi
Jenis Kosentrasi (%)
kerutan (%)
6 3,6 3,9 3,6
A 8 4,6 4,5 4,8
10 5,5 5,3 5,7
6 2,9 2,7 3,1
B 8 3,7 3,9 3,5
10 4,8 5,0 4,6
6 1,8 1,4 1,7
C 8 2,6 2,4 2,4
10 3,9 3,2 4,0

26
Pada table diperoleh nila sig. 0,081 > 0,05 maka distribusi data residual standar normal
sehingga asumsi data residul standar berdistribusi normal terpenuhi.

Pada table ini nilai sig. 0,241 > 0,05 maka varians data identic sehingga asumsi varians
homogeny terpenuhi.

Kesimpulan :
1. karena sig. dari jenis bahan kimia 0,000< 0,05 maka terdapat pengaruh jenis bahan
kimia terhadap presentase pengerutan.

27
2. dan sig dari kosentrasi 0,000<0,05 maka terdapat pengaruh kosentrasi terhadap
presentase pengerutan.
3. Sig. kosentrasi antara jenis bahan kimia dan kosentrasi 0,693 >0,05 maka tidak terdapat
pengaruh interaksi jenis dan kosentrasi terhadap presentase pengerutan.

BIODATA PENGETIK

Nama : ALDI SYADILARAMA


NIM : 171210001
TTL : Pangkalan Bun, 24 januari 1999
Alamat : Pangkut

28
Agama : Islam

29

Anda mungkin juga menyukai