BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pneumonia
Infeksi saluran napas bawah masih tetap merupakan masalah utama dalam
sudah maju. Dari data SEAMIC Health Statistic 2001, influenza dan
di Amerika adalah 12 kasus per 1000 orang per tahun dan merupakan
penyebab kematian utama akibat infeksi pada orang dewasa di negara itu.
kematian bila tidak segera diobati, maka pada pengobatan awal pneumonia
paru (alveoli), dengan gejala batuk pilek yang disertai nafas sesak atau
Secara klinis pada anak yang lebih tua selalu disertai batuk dan nafas
cepat dan tarikan dinding dada kedalam. Namun pada bayi seringkali
Pada rawat jalan jenis patogen tidak diketahui pada 40% kasus.
Patogen pada PK rawat inap diluar ICU. Pada 20-70% tidak diketahui
berikut :
1. Pneumonia berat
2. Peumonia ringan
Nosocomial Pneumonia)
c. Pneumonia aspirasi
Chlamydia
c. Pneumonia virus
(immunocompromised)
pada bayi dan orang tua. Pneumonia yang terjadi pada satu
proses keganasan
berat sakit, jenis patogen, onset dan hal itu dapat dilihat pada tabel berikut:
2.1.5 Patogensis
1. Inokulasi langsung
sebagian kecil sekret orofaring terjadi pada orang normal waktu tidur
10/ml, sehingga aspirasi dari sebagian kecil sekret (0,001 - 1,1 ml)
2.1.6 Epidemiologi
mortalitas juga lebih tinggi ditemukan pada negara berkembang, pada usia
muda, dan pada usia lanjut, bervariasi dari 10 – 40 orang tiap 1000
berkembang setelah 48 jam setelah masuk rumah sakit dan tidak terjadi
atau tidak terinkubasi pada saat masuk rumah sakit (Tablan, 2004).
dan penanda inflamasi seperti sel darah putih atau C-reaktif protein
(Mahabee, 2002).
2.1.8.1 Anamnesis
atau purulen kadang-kadang disertai darah, sesak napas dan nyeri dada
(PDPI,2003).
Pada pneumonia berat gejala timbul gejala berupa nafas cepat, tarikan
terdapat gejala nafas cepat dan apabila tidak ada gejala nafas cepat
Gejala peneumonia yang tidak khas sering terdapat pada anak dibawah
luas lesi di paru. Pada inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit
2003).
1. Pemeriksaan Radiologi
17
2. Pemeriksaan Laboratorium
(PDPI,2003).
18
Indonesia, ditegakkan jika pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau
1. Batuk-batuk bertambah
terakhir
c. Pecandu alkohol
3. Pseudomonas aeruginosa
a. Bronkiektasis
19
terakhir
d. Gizi kurang
di bawah ini :
Menurut ATS tahun 2005 kriteria pneumonia berat bila dijumpai salah
a. Kriteria minor:
dirawat inap bila dijumpai salah satu dari kriteria dibawah ini :
vasopressor >4 jam (syok sptik) atau 2 dari 3 gejala minor tertentu
(PDPI, 2003).
4. Uji serologi
5. Cold agglutinin
Micobacterium pneumoniae
Chlamydia pneumoniae
gejala-gejala tersebut.
oksigen < 92% pada saat benapas dengan udara kamar harus diberikan
terapi oksigen dengan kanul nasal, head box, atau sungkup untuk
Rawat jalan
gatifloksasin).
klaritromisin, azitromosin)
24
Rawat inap
respirasi i.v
panas
jam
elektrolit
elektrolit
2.2 Antibiotika
Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi,
antibiotik dewasa ini dibuat secara semisintetik atau sintetik yang tidak
yaitu:
terhadap Gram negatif, volume distribusi yang lebih luas serta waktu
eritromisin. Lebih jauh lagi derivat baru tersebut bisa diberikan satu
(Kemenkes, 2005).
(Handayani, 2013).
(Farmakologi, 2007).
aminoglikosida adalah :
bakteri mati.
.
31
(Kemenkes, 2011).
pemberian obat yang tepat pada paisien, tepat obat, tepat waktu, tepat
(2007):
33
Tabel 5. Profil obat terapi pneumonia komuniti sesuai dengan PDPI dan
ATS (Sumber : ATS, 2007 dan Farmakologi, 2009).
2.3.1 Definisi
oleh pasien yang disebabkan oleh terapi obat sehingga dapat berpotensi
2.3.2 Klasifikasi
3. Masalah Dosis
Pasien mendapat P3.1 Dosis obat terlalu rendah atau
lebih atau kurang dari pemberian dosis tidak mencukupi
jumlah obat yang dia P3.2 Dosis obat terlalu tinggi atau pemberian
butuhkan. dosis berlebihan
P3.3 Lama pengobatan terlalu pendek
P3.4 Lama pengobatan terlalu lama
37
4. Masalah
penggunaan obat
Kesalahan atau tidak P4.1 Obat tidak diambil atau diberikan sama
adanya obat yang sekali
diambil atau P4.2 Kesalahan pengambilan atau
diberikan administrasi obat
5. Interaksi
Adanya manifestasi P5.1 Potensi interaksi.
atau potensial P5.2 Manifestasi interaksi
interaksi obat-obat
atau obat-makanan
Kerangka teori adalah kerangka akan teori yang telah ada yang berhubungan
yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli) dengan gejala batuk pilek yang
disertai nafas sesak dan nafas cepat (Pamungkas, 2012). Dalam menentukan
(WHO,2006).
kejadian DRPs.
dalam PCNE (2006) adalah pemilihan obat, dosis obat, indikasi obat, dan
interaksi obat. Namun dalam penelitian ini tidak diteliti mengenai interaksi
Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau ikatan
antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atan antara varibael yang
satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti.
PNEUMONIA
KOMUNITI
2.6 Hipotesis
Hipotesis yang dapat diambil dari penelitian ini ada 2 jenis yaitu hipotesis