PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
HUBUNGAN WAWASAN NUSANTARA, STRATEGI
NASIONAL, DAN KETAHANAN NASIONAL
Disusun Oleh :
Npm : 2112171021
Halaman
i
F. Aspek – Aspek Ketahanan Nasional ........................ 10
G. Geopolitik Bangsa ................................................... 11
1. Geoplitik .................................................... 11
2. Geostrategi .................................................. 11
H. Perkembangan Wilayah Indonesia Dan Dasar Hukumnya 12
1. Sejak 17 Agustus 1945 - 13 Desember 1957 12
2. Dari Deklarasi Juanda ................................. 12
3. Dari Deklarasi Landasan Kontinen .............. 12
4. Zona Ekonomi Ekslusif ............................... 13
I.Tinjauan Ketahanan Nasional Dari Aspek Trigatra ... 13
1. Geografi ..................................................... 13
2. Penduduk ................................................... 13
3. Keadaan Alam Dan Sumber Kekayaan Alam 14
J. Tinjauan Ketahanan Nasional Dari Aspek Trigatra . 14
1. Gatra Ideologi .............................................. 14
2. Gatra Politik ................................................ 15
3. Gatra Ekonomi ............................................ 16
4. Gatra Sosial Budaya .................................... 17
5. Gatra Pertahanan Keamanan........................ 18
ii
I. WAWASAN NUSANTARA
1
memiliki identitas yang khas yang dapat menjiwai setiap tindakan kebijakan bangsa Indonesia
dalam mencapai tujuan nasional.
1. Wilayah (Geografi)
a. Asas Kepulauan
Asas kepulauan atau yang biasa disebut archipelago, yang berasal dari kata ‘archi’
yaitu terpenting dan ‘pelagos’ yaitu wilayah lautan. Lahirnya asas ini memiliki arti bahwa
pulau-pulau selalu dalam kesatuan utuh, yang berfungsi sebagai penghubung dan bukan
pemisah antar pulau lainnya.
3
1.1 Peta wilayah NKRI
b. Kepulauan Indonesia
Wilayah yang dulunya adalah jajahan Belanda atau biasa disebut ‘Indische
Archipel’. Dan sekarang telah berubah nama menjadi Indonesia, yang memiliki arti
dalam bahasa Yunani; ‘Indo’ yaitu India dan ‘Nesia’ atau ‘Nesos’ yaitu pulau. Yang
dimana memiliki makna spiritual dan terdapat jiwa perjuangan menuju cita-cita luhur,
negara kesatuan, kemerdekaan dan kebangsaan.
Sebutan Indonesia dikemukakan oleh ilmuwan J.R. Logan pada tahun1850, dan
seorang ahli hukum hingga pada tahun 1882 mereka menerbitkan buku penuntun Bahasa
Indonesia dengan bantuan seorang etnolog, Adolf Bastian.
Berikutnya adala peristiwa Sumpah Pemuda pada tahun 1982 kata Indonesia juga
digunakan sebagai sebutan bangsa, tanah air, dan negara. Dan yang terakhir sejak
proklamasi kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945, Indonesia menjadi nama resmi
negara dan bangsa Indonesia sampai saat ini.
5
5) Landas Kontinen, meliputi dasar laut dan tanah yang terletak di luar laut teritorialnya.
Berjarak 200mil laut dari garis pangkal atau tidak melebihi 350 mil, tidak boleh
melebihi 100 mil dari garis batas kedalaman dasar laut sedalam 2500 meter.
d. Karakteristik Wilayah Nusantara
Luas wilayah Indonesia seluruhnya adalah 5.193.250 km². Terdiri dari daratan seluas
2.027.087 km² dan perairan 3.166.163 km². Kepulauan Indonesia terletak pada batas-
batas astronomi sebagai berikut:
6
Ancaman terhadap suatu pulau adalah ancaman bangsa bersama, tiap-tiap warga
negara memiliki hak dan kewajiban untuk ikut serta dalam pertahanan dan
keamanan ini.
3. Penerapan Wawasan Nusantara
Diterimanya konsepsi Wawasan Nusantara di Indonesia menjadi bagian integral
dari wilayah Indonesia. Pertambahan luas wilayah ini menghasilkan sumber daya
alam yang cukup besar untuk kesejahteraan bangsa Indonesia. Dimana pertambahan
wilayah ini telah diterima oleh bangsa-bangsa lain seperti Filipina, India, Australia,
dan Papua Nugini. Penerapan ini tampak pada berbagai proyek pembangunan agar
integrasi budaya dapat berjalan dengan lancar. Serta terlihat pada kebijakan untuk
pemerataan pendidikan dari tingkat dasar sampai ke perguruan tinggi. Penerapan ini
juga terlihat pada kesiapsiagaan dan kewaspadaan seluruh rakyat melalui Sistem
Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta untuk menghadapi berbagai ancaman bangsa
dan negara.
7
II. GEOSTRATEGI INDONESIA (KETAHANAN NASIONAL)
10
G. Geopolitik Bangsa
a. Geopolitik
Bangsa Indonesia memandang geopolitik berdasarkan nilai-nilai keTuhanan
dan Kemanusiaan dalam UUD 1945. Oleh karena itu Bangsa Indonesia menolak
paham ekspansi dan paham rasialisme, karena semua memiliki hak yang sama.
Bangsa Indonesia menduduki paham kebangsaan nasionalisme yang membentuk
wawasan kebangsaan yang selalu terbuka untuk mewujudkan perdamaian dan
ketertiban dunia yang abadi.
b. Geostrategi
Upaya dalam menetapkan sasaran sesuai dengan yang telah ditetapkan. Suatu
seni yang implementasinya didasari oleh intuisi, perasaan dan hasil pengalaman yang
langkah-langkahnya berkaitan dengan fakta yang ada. Berikut adalah pertimbangan
geostrategis untuk negara dan bangsa Indonesia:
1) Geografi, Indonesia terletak diantara benua Asia dan Australia. Dan
diantara samudera Pasifik dan Hindia
2) Demografi, terletak diantara penduduk jarang di Australia dan penduduk
padat di utara RRC dan Jepang
3) Ideologi, terletak diantara liberalisme diselatan (Australia dan Selandia
Baru) dan komunisme di utara (RRC, Vietnam, Korea Utara)
4) Politik, demokrasi pancasila terletak diantara demokrasi liberal diselatan
dan demokrasi rakyat di utara
5) Ekonomi, terletak diantara ekonomi Kapitalis dan selatan Sosialis di Utara
6) Sosial, masyarakat Indonesia terletak di antara masyarakat individualisme
di selatan dan sosialisme di utara
7) Budaya, terletak diantara budaya Barat diselatan dan budaya timur di utara
8) Hankam, Geopolitik dan geostrategi Hankam terletak diantara wawasan
kekuatan maritim di selatan dan wawasan kekuatan kontinental di utara
Strategi menjangkau masa depan, sehingga disusun secara bertahap dengan berbagai
pertimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dengan demikian geostrategi
adalah perumusan strategi nasional dengan perhitungan kondisi dan konstelasi geografi
sebagai faktor utamanya.
11
H. Perkembangan Wilayah Indonesia dan Dasar Hukumnya
1. Sejak 17 Agustus 1945 sampai dengan 13 Desember 1957
Pada masa Indonesia ketika merdeka meliputi wilayah bekas Hindia Belanda
berdasarkan ketentuan tentang batas wilayah laut teritorial sejauh 3 mil dari garis pantai
ketika surut, dengan asal pulau demi pulau secara terpisah-pisah.
Sebagian besar wilayah perairan dalam pulau-pulau merupakan perairan bebas.
Hal ini tentu tidak sesuai dengan kepentingan keselamatan dan keamanan negara
kesatuan RI.
2. Dari Deklarasi Juanda
Pada tanggal 13 Desember 1957 dikeluarkan deklarasi Juanda sebagai pengganti
Ordonansi tahun 1939 dengan tujuan;
1) Terbentuk perwujudan wilayah NKRI yang utuh dan bulat
2) Penentuan batas wilayah yang sesuai dengan asas negara kepulauan
3) Pengaturan lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin keselamatan dan
keamanan NKRI
Deklarasi Juanda kemudian dikukuhkan dengan UUD tentang perairan yang
diukur sejauh 12 mil dari titik pulau terluar sehingga merupakan satu kesatuan wilayah
yang utuh dan bulat. Rincian perhitungannya adalah daratan 2.027.087 km² + perairan
3.166.163 km² = 5.193.250 km². Untuk mengatur lalu lintas perairan maka dikeluarkan
peraturan sebagai berikut:
1) Semua pelayaran dari laut bebas ke suatu pelabuhan Indonesia
2) Semua pelayaran dari pelabuhan Indonesia ke laut bebas, dan
3) Semua pelayaran dari dan ke laut bebas dengan melintasi perairan Indonesia
15
politik diatur, ditentukan dan dilaksanakan. Kultur politik adalah mekanisme yang menentukan
dan mengatur bagaimana keputusan politik atau kebijaksanaan umum ditentukan.
3. Gatra ekonomi
Ketahanan nasional Indonesia dibidang ekonomi diartikan sebagai kondisi dinamik bangsa
Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional dalam mengahadapi dan mengatasi segala tantangan,
ancaman, hambatan dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam yang langsung atau
tak langsung yang membahayakan kelangsungan kehidup ekonomi bangsa dan negara Indonesia.
Adanya perbedaan pada aspek alamiah dan sosial yang dimiliki oleh masing-masing negar telah
menimbulkan kondisi, situasi serta akibat yang berbeda terhadap kehidupan ekonomi suatu
negara. Adapun faktor eksternal dan internal yang secara subyektif berpengaruh yaitu:
a. Sifat keterbukaan ekonomi. Sistem ekonomi yang dianut oleh suatu negara akan
bercorak terhadap kehidupan ekonomi negara tersebut. selain itu sistem ekonomi ini
juga sangat dipengaruhi oleh ideologi negara tersebut.
b. Struktur ekonomi. Struktur ekonomi suatu negara akan menentukan sampai seberapa
jauh negara tersebut mampu menghadapi pengaruh yang timbul baik dari dalam
maupun dari luar negeri.
c. Potensi dan pengelolaan SDA. Negara dengan potensi SDA yang beraneka ragam
akan mampu menghadapi ATHG yang ditambah dengan kemampuan untuk mengelola
SDA ini yang didukung dengan potensi dari sumber daya yang lain seperti SDM,
modal, dan teknologi yang maju.
d. Potensi dan pengelolaan SDM. Sumber daya manusia yang berkualitas mempunyai
nilai yang positif bagi pembinaan dan pengembangan ketahanan nasional.
e. Teknologi. Kemajuan teknologi akan sangat berpengaruh pada kehidupan ekonomi
suatu negara tersebut. namun kemajuan ini juga akan menimbulkan kerawanan, karena
ketergantungan yang besar terhadap teknologi dari luar karena kurangnya kemampuan
menguasai teknologi yang diperlukan serta pemanfaatannya (penggunaan teknologi
maju oleh negara berkembang).
f. Birokrasi dan sikap masyrakat. Sistem birokrasi yang baik akan memberikan dampak
yang baik pula terhadap kondisi kehidupan ekonomi, karena mampu menciptakan iklim
yang sehat dan dinamis. Atau sebaliknya.
16
g. Manajemen. Penerapan manajemen yang tepat dan memadai akan sangat berpengaruh
terhadap kegiatan ekonomi dimana tujuannya untuk meningkatkan produktivas dan
mutu produksi barang dan jasa.
h. Infrastruktur. Infrastruktur ini akan sangat berpengaruh terhadap kelancaran arus
barang dan jasa.
i. Hubungan ekonomi luar negeri. Jalinan antara suatu negara dengan negara yang lain
akan memberikan pengaruh perekonomian terhadap negara tersebut, misalnya dalam
bidang perdagangan.
j. Diversifikasi pemasaran. Peningkatan produksi akan berarti jika pemasaranya dilakukan
baik ke dalam maupun ke luar negeri, pemasaran ini akan menimbulkan persaingan
sehingga diperlukannya diversifikasi pemasaran barang dan jasa.
4. Gatra sosial budaya.
Ketahanan nasional Indonesia dibidang sosial budaya adalah kondisi dinamik bangsa
Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional dalam mengahadapi dan mengatasi segala tantangan,
ancaman, hambatan dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam yang langsung atau
tak langsung yang membahayakan kelangsungan hidup sosial budaya bangsa dan negara
Indonesia. Kehidupan sosial budaya bangsa dan negara Indonesia adalah kehidupan yang
menyangkut aspek kemasyarakatan dan kebudayaan yang dijiwai oleh falsafah Pancasila. Faktor-
faktor yang mempengaruhi ketahanan keamanan di bidang sosial budaya dapat bersumber dari
aspek-aspek lain dari luar sosial budaya. Faktor-faktor tersebut yaitu:
a. Agama. Dalam negara Pancasila peranan agama sangat besar, dimana setiap umat
beragama diakui sepenuhnya akan haknya untuk memeluk agamanya dan menjalaninya
sesuai kepercayaanya. Denga ini maka masyarakat dan negara yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 akan bertambah kuat.
b. Tradisi. Nilai-nilai, norma, dan lembaga-lembaga yang terkandung dalam tradisi di
setiap masyarakat akan sangat mempengaruhi ketahanan nasional Indonesia di bidang
sosial budaya. Hal ini juga tergantung pada tolak tradisi pada ukuran dari
pengejawatahan nilai-nilai luhur dalam falsafah dan ideologi Pancasila dan UUD 1945.
c. Pendidikan, IPTEK. Pendidikan berfungsi mengembangkan tingkah laku dalam wujud
nyata nilai-nilai falsafah Pancasila dan juga berfungsi mengembangkan nilai-nilai lain
yang menunjang. Pendidikan juga dapat merubah dan meniadakan nilai-nilai sosial
budaya yang kurang atau tidak menunjang dalam ketahanan nasional di bidang sosial
17
budaya. Sejalan dengan itu, pengembangan dan penerapan IPTEK akan sangat
berpengaruh juga baik itu bersifat positif atau negatif.
5. Gatra pertahanan keamanan
Ketahanan pertahanan keamanan adalah kondisi daya tangkal bangsa yang dilandasi
kesadaran bela negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas
pertahanan keamanan yang dinamis, mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya, serta
kemampuan mempertahankan kedaulatan negara dan menangkal segala bentuk ancaman. Faktor-
faktor yang mempengaruhi ketahanan pertahanan nasional yaitu:
a. Doktrin. Doktrin Hankam merupakan asas dan pedoman perwujudan sistem pertahanan
keamanan dengan perbidangan dari berbagai masalah yang timbul.
b. Wawasan Nasional. Wawasan yang dianaut di doktrin pertahanan keamanan adalah
wawasan nasional dari negara yang bersangkutan.
c. Sistem Pertahanan Keamanan. Untuk mewujudkan itu maka diperlukannya suatu
sistem yang mampu untuk menumbuhkan dan meningkatkan daya tangkal jika terjadi
sesuatu. Sistem pertahanan ini berupa perpaduan serasi antar sistek dan sissos yang
bersumber pada falsafah hidup bangsa, ideologi negara dan perjuangan bangsa agar
dapat dimanfaatkan secara ampuh dan cocok disamping pengunaan sistek.
d. Geografi. Kondisi geografi suatu negara juga sangat diperlukan guna memenuhi
kekuatan pertahanan keamanan yang baik.
e. Manusia. Manusia yang memiliki jasmani dan rohani yang sehat, motivator, disiplin,
etos kerja serta jiwa kejuangan merupakan faktor yang sangat menentukan.
f. Kesemestaan upaya pertahanan keamanan. Sifat kesemestaan ditentukan oleh falsafah
bangsa dan ideologi negara sebagai landasan indiil nasional.
g. Pendidikan pendahuluan bela negara. Pertahanan keamanan diproyeksikan maksimal
kepada perang rakyat sehingga diperlukan pendidikan yang memiliki misi bela negara
dalam lembaga pendidikan nasional.
h. Materiil. Pengunaan segala alat-alat, pendidikan, sistem pertahanan sangat memerlukan
material yang tidak sedikit. Sehingga materiil itu sangat diperlukan sekali guna
menunjang hal diatas.
i. Ilmu pengertahuan dan teknologi. Penguasaan IPTEK sangat diperlukan guna
menghubungkan dengan peralatan pertahanan keamanan tersebut.
j. Manajemen. Kemampuan dan keterampilan manajemen di semua jenjang kepemimpinan
sangat penting terutama berkaitan dengan kordinasi, sinkronasi, intergrasi.
18
III. Kesimpulan
Wawasan Nusantara menumbuhkan dorongan agar diwujudkan aspirasi bangsa dan
kepentingan tujuan Nasional yang dilakukan dengan pembangunan nasional yang harus
berpedoman pada wawasan nasional.
Untuk mencapai semua ini diperlukan ketahanan nasional agar meningkatkan kondisi
dinamikkehidupan nasional dalam wujud ketahanan nasional yang tangguh. Wawasan Nusantara
ini merupakan pedoman bagi proses pembangunan nasional menuju tujuan nasional. Sedangkan
ketahanan nasional adalah kondisi agar pencapaian dapat berjalan dengan sukes.
Dapat disimpulkan bahwa Wawasan Nusantara dan ketahanan nasional merupakan dua
hal dasar yang memiliki peran bagi penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara agar
tetap bersatu dan berkembang.
19