Case Report Jiwa Cindy Fix
Case Report Jiwa Cindy Fix
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, Case Report mengenai ”Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat
Psikoaktif”, dapat terselesaikan. Case Report ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk menyelesaikan stase Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Jiwa pada Program Pendidikan Dokter
Umum Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sangatlah sulit
bagi penulis untuk menyelesaikan Case Report ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. dr. Gerald Mario Semen, Sp.KJ. (K), S.H. selaku dokter pembimbing yang telah banyak
memberikan bimbingan dan ilmu pengetahuan dalam mengikuti kepaniteraan ilmu kedokteran
jiwa.
2. dr. Imelda Wijaya, Sp.KJ. selaku dokter pembimbing yang telah menyediakan waktu dan
pikiran untuk mengarahkan dan membimbing penulis dalam penyusunan case report ini.
3. dr. Herny Taruli Tambunan, M.Ked.(KJ), Sp.KJ selaku dokter pembimbing yang telah banyak
memberikan bimbingan dan ilmu pengetahuan dalam mengikuti kepaniteraan ilmu kedokteran
jiwa.
4. Para staf, seluruh karyawan, dan perawat yang telah banyak membantu dan banyak
memberikan saran-saran yang berguna bagi penulis dalam menjalani kepaniteraan di Rumah
Sakit Ketergantungan Obat
5. Teman-teman penulis yang sama-sama menjalankan kepaniteraan di Rumah Sakit
Ketergantungan Obat
Akhir kata, penulis berharap semoga Case Report ini membawa manfaat bagi pengembangan
ilmu.
Penulis
Nama Pasien : Tn. A
Nama Dokter yang merawat : dr. Herny Taruli Tambunan, M. Ked (KJ)
Nama Dokter muda : Cindy Herti Sirait S.Ked
Masuk RS pada tanggal : 27 Juli 2018
Rujukan / datang sendiri / keluarga : Datang bersama keluarga
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. A
Usia : 37 tahun
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 16 Juni 1981
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku Bangsa : Batak (Warga Negara Indonesia)
Agama : Protestan
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Pedagang Daging
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Cipayung, Jakarta Timur
Alloanamnesis :
- 20 Agustus 2018 (via telfon )
Keluhan Utama
Pasien datang dengan riwayat penggunaan sabu-sabu.
Trihead,gorilla
Rokok
Shabu-shabu
ganja
Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Perkembangan Fisik
Pasien tidak pernah mengalami masalah pertumbuhan dan perkembangan. Pasien
dilahirkan secara normal dan cukup bulan, ditolong oleh dokter di Rumah Sakit .
4. Riwayat Pekerjaan
Pasien sudah sangat jarang pergi ke pasar untuk berdagang
5. Kehidupan Beragama
Selama ini pasien masih beribadah setiap hari minggu. Semenjak ada keluhan,
pasien jarang ke gereja.
Riwayat Keluarga
Pohon Keluarga
Pasien merupakan anak ketiga dari 3 bersaudara. Kakek dan nenek pasien dari pihak
ibu maupun dari pihak ayah telah meninggal dunia. Ayah dan Ibu pasien tidak ada yang
memiliki riwayat gangguan jiwa, begitu pula dengan saudara kandung pasien tidak ada yang
memiliki riwayat gangguan jiwa. Di keluarga pasien tidak pernah ada yang memiliki riwayat
penyalahgunaan NAPZA.
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Seorang pria 37 tahun dengan penampilan fisik sesuai usianya. Rambut
pendek rapi berwarna hitam dan kulit sawo matang. Pada saat wawancara pasien
mengenakan kaos merah ,celana jeans pendek 3/4 dengan alas kaki berupa sandal.
Kebersihan diri dan kerapihan cukup. Pasien berjalan dengan baik.
2. Kesadaran
a. Kesadaran Neurologis : Composmentis.
b. Kesadaran Psikiatrik : Jernih, tampak tidak terganggu.
5. Pembicaraan
a. Cara Berbicara
Pasien kooperatif dalam menjawab pertanyaan yang diajukan. Pasien berbicara
dengan lancar meskipun berbicara seperlunya tergantung pertanyaan dari
pemeriksa.
b. Gangguan Berbicara
Tidak terdapat gangguan bicara.
B. Alam Perasaan
1. Mood : Eutimia
2. Afek :
a. Arus : Normal
b. Stabilitas : Stabil
c. Kedalaman : Dalam
d. Keserasian : Serasi
e. Pengendalian Impuls : Terkendali
f. Ekspresi : Tenang
g. Dramatisasi : Tidak Ada
h. Empati : Dapat diraba-rasakan
C. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : Ada.
- Halusinasi auditorik : Mendengar suara orang (pria ) berbicara suara-suara
yang menjelek-jelekan dirinya..
2. Ilusi : Tidak ada (saat pemeriksaan)
3. Depersonalisasi : Tidak ada (saat pemeriksaan)
4. Derealisasi : Tidak ada (saat pemeriksaan)
E. Proses Pikir
1. Arus Pikir
a. Produktivitas : Pasien menjawab sesuai pertanyaan
b. Kontinuitas Pikir : Koheren
c. Hendaya Berbahasa : Tidak ada.
2. Isi Pikir : Tidak ada waham (saat diperiksa)
F. Pengendalian Impuls
Impuls terkendali. Selama wawancara, pasien tidak menunjukkan gejala agresif
terhadap pemeriksa.
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium : Tidak dilakukan.
IX. PROGNOSIS
Ad Vitam : Bonam
Ad Fungsionam : Dubia ad Bonam
Ad Sanactionam : Dubia
X. DAFTAR MASALAH
1. Organobiologi
Tidak ada
2. Psikiatri / psikologi
Pasien merasa mudah marah
Pasien merasa gelisah
Pasien sulit memulai tidur dan sering terbangun di tengah tidur
Pasien mengalami halusinasi auditorik : Mendengar suara orang (pria) berbicara
suara-suara yang menjelek-jelekan dirinya.
3. Sosial / keluarga
Pasien lebih sering diluar rumah
Pasien merasa tidak enakan dengan teman-temannya bila diajak kumpul
Pasien memutuskan untuk jarang berdagang
XI. TERAPI
1. Farmakoterapi
Risperidone 2 x 1 mg
Clozapine 1 x 1 mg
2. Psikoterapi
Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan masalah dan
meyakinkan pasien bahwa ia dapat mengatasi masalah tersebut.
Memotivasi pasien untuk tidak berpikiran buruk tentang diri sendiri dan orang lain.
Memotivasi pasien untuk menggali kegiatan yang membuat pasien senang.
Memotivasi pasien supaya minum obat secara teratur
Memotivasi pasien untuk sedikit demi sedikit mengurangi konsumsi rokok.
3. Sosioterapi
Memotivasi pasien untuk tetap melanjutkan pekerjaannya.
Memotivasi untuk kembali membuka diri terhadap pergaulan dan mencari teman
yang dapat dipercaya dan dapat membantu pasien menjalani kegiatan sehari-hari.
Memotivasi pasien untuk lebih terbuka terhadap keluarga bila terdapat masalah di
kehidupan pasien.
Memotivasi pasien melanjutkan hobinya yang positif.
4. Terapi keluarga
Memotivasi keluarga pasien untuk terus mendukung pasien agar mau untuk
beraktivitas kembali.
Memotivasi keluarga pasien agar memberi semangat pada pasien, serta
memberitahukan pentingnya keteraturan pasien dalam melakukan kontrol dan
mengkonsumsi obat secara teratur dan berlanjut.