DI LAHAN PERKEBUNAN
Larik Gogo (LARGO) adalah terobosan teknologi budidaya padi gogo dengan
merekayasa jumlah populasi per hektar minimal 200.000 rumpun dengan menerapkan cara
tanam jajar legowo. Penanaman dilakukan dengan alsin tabela larik pola jajar legowo 2 : 1.
Varietas unggul padi gogo yang potensi hasilnya tinggi adalah varietas Inpago 8, 9, 10 dan
IPB 9G. Provitas tinggi adalah kombinasi wajib larik gogo plus pupuk hayati, pestisida nabati
dan biodekomposer.
Varietas unggul padi gogo yang memiliki potensi hasil tinggi antara lain INPAGO
8 9, 10, dan 11. Hasil pengkajian BPTP Jawa Tengah bekerjasama dengan Balai
Besar Penelitian Padi masing-masing bisa menghasilkan : Inpago 8 : 5,0 t/ha,
Inpago 9: 6,1 t/ha, Inpago 10: 7,9 t/ha, dan Inpago 11: 7,1 t/ha.
Cara tanam jajar legowo merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
populasi tanaman. Jarak tanam dan populasi tanaman mempengaruhi (1)
penangkapan radiasi surya oleh individu tanaman, terutama daun untuk
fotosintesis, (2) efektivitas penyerapan hara oleh akar tanaman, (3) kebutuhan
air tanaman, (4) sirkulasi udara terutama CO2 untuk fotosintesis dan O2 untuk
hasil fotosintesis, (5) ketersediaan ruang yang menentukan populasi gulma, dan
(6) iklim mikro (kelembaban dan suhu udara) di bawah kanopi, yang juga
berpengaruh terhadap perkembangan organisme pengganggu tanaman (OPT).
Keenam faktor tersebut berpengaruh terhadap kualitas pertumbuhan individu
rumpun tanaman padi gogo.
Pada budidaya padi gogo, pengaturan jarak tanam dengan membentuk barisan
tanaman yang lurus bertujuan untuk mempermudah pemeliharaan (penyiangan,
penyemprotan dan pemupukan). Jarak tanam 25 x 20 cm, disesuaikan dengan
kesuburan tanah. Jumlah biji per lubang tanam sekitar 2-3 biji sehingga
kebutuhan benih sekitar 30 kg/ha.
3. Penggunaan Dekomposer
Aplikasi Agrimeth pada tanaman padi dilakukan sebelum jam 08.00 pagi atau
sore hari pukul 15.00-17.00 dan saat tidak hujan. Pupuk ini hanya diaplikasikan
sekali, yakni pada saat benih akan disemai dengan cara perlakuan benih ( seed
treatment)
Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK) adalah suatu alat untuk analisis kadar hara
tanah lahan kering, yang dapat digunakan di lapangan dengan cepat, mudah,
murah dan cukup akurat. PUTK dirancang untuk mengukur kadar P, K, C-organik,
pH dan kebutuhan kapur. Prinsip kerja PUTK adalah mengukur hara P, dan K
tanah yang terdapat dalam bentuk tersedia secara semi kuantitatif. Penetapan P
dan pH dengan metode kolorimetri (pewarnaan). Hasil analisis P dan K
tanah selanjutnya digunakan sebagai dasar penentuan rekomendasi pemupukan
P dan K spesifik lokasi untuk tanaman jagung, kedelai dan padi gogo.
Berdasarkan hasil uji PUTK pada lokasi pengkajian Largo Super di Kabupaten
Siak, diperoleh rekomendasi pemupukan Dolomit 2 t/ha, Pupuk kandang 3 ton/
ha, Urea 150 kg/ha, TSP 200 kg/ha, dan KCL 100 kg/ha.
6. Mekanisasi Pertanian
Dokumentasi Kegiatan