Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

FILSAFAT ILMU

Tantangan dan Masa Depan Ilmu: Kemajuan Ilmu dan Krisis Kemanusiaan, ditinjau
dari Agama, Ilmu, dan Masa Depan Manusia

DOSEN PENGAMPU : NURMI FRIDA

Disusun Oleh

Kelompok 7 :

KHISTI ANISA MONICA PUTRI 17050534020

M. BADRONI 170505340

IVAN SETIYA ALDIYANSAH 17050534033

ALDI SURYO ARIANTO 170505340

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

TAHUN PELAJARAN 2017/2018


Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Tantangan dan Masa
Depan Ilmu: Kemajuan Ilmu dan Krisis Kemanusiaan, ditinjau dari Agama, Ilmu, dan
Masa Depan Manusia”
Ucapan terimakasih kami tunjukan kepada:

1. Ibu Nurmi Frida Dorintan Bertua P. selaku dosen pengampu mata kuliah Filsafat
Ilmu, yang telah membimbing kami dalam proses pembuatan makalah ini.
2. Teman-teman yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini

Kami menyadari bahwa, makalah ini tentu masih memiliki banyak


kekurangan. Karena itu, kritik dan saran kami harapkan demi tercapainya
kesempurnaan makalah ini dimasa mendatang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca dan penulisnya. Amin.

Penulis

Kelompok 7
Daftar Isi

HALAMAN JUDUL.................................................................................. i

KATA PENGANTAR................................................................................ iv

DAFTAR ISI............................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1

A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................... 1
C. Tujuan .......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 5

A. Kegiatan Outbound....................................................................... 5
1. Ceck In Peserta.................................................................. 5
2. Pemberangkatan Menuju Yogyakarta................................ 5
3. Tiba di Yogyakarta............................................................. 6
4. Kegiatan Out Bound........................................................... 7
a. Upacara Pembukaan............................................... 7
b. Prakondisi................................................................ 8
c. Sinergi Tim............................................................... 9
d. Sirkuit Game............................................................ 10
e. Kompetisi Game...................................................... 17
f. Pagelaran Bakat dan Seni....................................... 19
g. Senam Poco-Poco................................................... 20
h. Upacara Penutupan................................................. 21
BAB III PENUTUP.................................................................................... 28

A. Simpulan...................................................................................... 23
B. Saran............................................................................................ 29
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 30
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu adalah suatu hal yang pastinya tidak asing lagi untu kita dengar.
Makna ilmu itu sendiri adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,
menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi
kenyataan dalam alam manusia. Semakin lama, ilmu itupun mengalami
beberapa perkembangan dan perubahan. Inilah proses terbentuknya ilmu
secara berkesinambungan. Maka seiring dengan berkembangnya zaman,
makin berkembanglah ilmu-ilmu pengetahuan yang ada.
Tidak dapat kita pungkiri bahwa perkembangan peradaban manusia
yang ada pada saat ini merupakan bentuk desakan dari pengaruh
berkembangnya aspek-aspek kehidupan di masa lalu. Manusia dengan alam
pikirannya selalu melahirkan inovasi baru yang pada akhirnya memberikan
efek saling tular serta membentuk sikap tertentu pada lingkungannya.
Fenomena ini akan membawa kita kepada masa depan manusia yang berbeda
dan lebih kompleks. Hal ini dapat dilihat dari segala bidang Agama, Ilmu, dan
Masa Depan Manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari ilmu?
2. Bagaimana peranan ilmu dalam Kemajuan Ilmu dan Krisis Kemanusiaan?
3. Apa Hubungan antara Agama, Ilmu dan Masa Depan Manusia dalam
Kemajuan Ilmu dan Krisis Kemanusiaan?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa pengertian dari ilmu
2. Mengetahui peranan ilmu dalam Kemajuan Ilmu dan Krisis Kemanusiaan
3. Untuk mengetahui apa saja hubungan Antara Agama, Ilmu dan Masa
Depan Manusia dalam Kemajuan Ilmu dan Krisis Kemanusiaan
BAB II

PEMBAHASAN

A. KEMAJUAN ILMU DAN KRISIS KEMANUSIAAN


1. Kemajuan Ilmu
Kata ilmu berasal dari bahasa Arab “Alima-ya’lamu, dan science dari bahasa
Latin Scio, scrie artinya to know. Sinonim yang paling akurat dalam bahasa
Yunani adalah epitisteme. Sedangkan secara terminology ilmu atau science
adalah semacam pengetahuan yang mempunyai cirri-ciri, tanda-tanda dan syarat-
syarat tertentu. Menurut ensiklopedia pengertian ilmu adalah “Ilmu pengetahuan
yaitu suatu system dari berbagai pengetahuan yang masing-masing mengenai
suatu lapangan pengetahuan tertentu, yang disusun sedemikian rupa menurut asas-
asas tertentu, sehingga menjadi kesatuan suatu system dari berbagai pengetahuan
yang masing-masing didapatkan sebagai hasil pemeriksaan yang dilakukan secara
teliti dengan memakai metode tertentu.
Dengan perkembangan zaman sekarang, ilmupun juga ikut berkembang.
Banyak tercipta para ilmuan baru dengan hasil temuan-temuan mereka. Dengan
perkembangan ilmu yang semakin lama semakin maju, maka hal ini dapat ikut
meningkatkan taraf hidup bagi manusia. Banyak ilmu-ilmu baru yang dapat
menambah pengetahuan mereka. Dengan perkembangan ilmupun juga dapat
menumbuhkan cara berfikr manusia yang lebih baik lagi.
Tidak terelakkan lagi dampak-dampak yang tercipta dari perkembangan ilmu
itu sendiri. Baik itu dampak positif, maupun dampak negative. Untuk dampak
positif yang dimunculkan sangan banyak. Seperti, berkembangnya pola fikir
manusia, bertambahnya ilmu pengetahuan, terciptanya pemikiran-pemkiran baru
dari hasil perkembangan ilmu tersebut, meningkatkan taraf hidup masyarakat,
memudahkan manusia dalam berbagai aktifitas atau kegiatan yang mereka
lakukan, dan masih banyak lagi yang lainnya. Untuk dampak negatifnya meliputi,
penyalah gunaan pemanfaatan ilmu pengetahuan, seperti pemboikotan,
pembobolan, penipuan, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Untuk itu, kita sebagai manusia yang hidup pada zaman modern dengan
perkembangan ilmu yang sudah sangat banyak ini harus selektif dalam
memilihnya. Dan sebaiknya, penggunaan ilmu itu sendiri digunakan untuk hal
kebaikan, jangan menyalahgunakan perkembangan ilmu yang sedag maraknya
sekarang ini.
2. Pengertian Krisis Kemanusiaan
Krisis adalah suatu keadaan dimana terjadinya peralihan dari keadaan lama
menuju keadaan baru yang belum pasti. Misalnya, metode lama telah
ditinggalkan, tetapi metode baru belum sepenuhnya dapat digunakan, sehingga
yang terjadi adalah kebingungan, karena belum adanya metodologi baru yang
memadai.
Krisis kemanusiaan merupakan suatu peristiwa atau runtutan peristiwa
ancaman kritis terhadap kesehatan, keamanan, dan keberadaan atau eksistensi
suatu komunitas atau suatu kelompok besar dalam suatu wilayah luas.
3. Pengertian Agama, Ilmu, dan Masa Depan Manusia
A. Pengertian Agama
Agama adalah sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan, sistem
budaya, dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan
tatanan/perintah dari kehidupan. Banyak agama memiliki narasi, simbol, dan
sejarah suci yang dimaksudkan untuk menjelaskan makna hidup dan / atau
menjelaskan asal usul kehidupan atau alam semesta. Dari keyakinan mereka
tentang kosmos dan sifat manusia, orang memperoleh moralitas, etika, hukum
agama atau gaya hidup yang disukai.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Agama adalah sistem yang
mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang
Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan
manusia serta lingkungannya. Kata "agama" berasal dari bahasa Sanskerta,
āgama yang berarti “tradisi”. Kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah
religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-
ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi,
seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.
Menurut filolog Max Müller, akar kata bahasa Inggris "religion", yang
dalam bahasa Latin religio, awalnya digunakan untuk yang berarti hanya
"takut akan Tuhan atau dewa-dewa, merenungkan hati-hati tentang hal-hal
ilahi, kesalehan" ( kemudian selanjutnya Cicero menurunkan menjadi berarti "
ketekunan ". Apa yang disebut agama kuno hari ini, mereka akan hanya
disebut sebagai "hukum".
Banyak bahasa memiliki kata-kata yang dapat diterjemahkan sebagai
"agama", tetapi mereka mungkin menggunakannya dalam cara yang sangat
berbeda, dan beberapa tidak memiliki kata untuk mengungkapkan agama sama
sekali. Sebagai contoh, dharma kata Sanskerta, kadang-kadang diterjemahkan
sebagai "agama", juga berarti hukum.
Ajaran agama yang universal mengandung kebenaran yang tidak dapat
dirubah meskipun masyarakat yang telah menerima itu berubah dalam struktur
dan cara berfikirnya. Maksud di sini adalah bahwa ajaran agama itu dapat
dijadikan pedoman hidup, bahkan dapat dijadikan dasar moral dan norma-
norma untuk menyusun masyarakat, baik masyarakat itu bersifat industrial
minded, agraris, buta aksara, maupun cerdik pandai (cendikiawan). Karena
ajaran agama itu universal dan telah estabilished, maka agama itu dapat
dijadikan pedoman yang kuat bagi masyarakat baik di waktu kehidupan yang
tenang maupun dalam waktu yang bergolak. Selain itu, agama juga menjadi
dasar struktur masyarakat dan member pedoman untuk mengatur
kehidupannya.
B. Pengertian Ilmu
Ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan
meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam
manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti.
Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan
kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum
sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat
secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang
ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia
berusaha berpikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya.
Ilmu merupakan pengetahuan khusus tentang apa penyebab sesuatu
dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat
ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu
alam yang telah ada lebih dahulu.
a. Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan
masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya
dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih
harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah
kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, sehingga disebut
kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau
subjek penunjang penelitian.
b. Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi
kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran.
Konsekuensinya, harus ada cara tertentu untuk menjamin kepastian
kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani “Metodos” yang berarti:
cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan
dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
c. Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan
suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang
teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara
utuh, menyeluruh, terpadu , dan mampu menjelaskan rangkaian sebab
akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis
dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
d. Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal
yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga
bersudut 180º. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat.
Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal)
yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya
adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas
dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.

C. Masa Depan Manusia


Masa depan manusia sangat memiliki dampak dari adanya
perkembangan zaman. Semakin lama zaman semakin maju, sehingga masa
depan manusiapun menjadi lebih baik dari zaman yang lampau. Dapat dilihat
dari perkembangan ilmu pengetahuannya, sifat masyarakat, pola fikir,
kebudayaan, adat dan kebiasaan dari masyarakat itu sendiri.
Membicarakan masa depan manusia, dapat dipastika kehidupan yang
dijalani akan mengalami peningkatan, ilmu pengetahuan dan teknologi yang
merupakan salah satu faktor pendukungnya.
Apabila masa depan diartikan secara salah, seperti diartikan masa
rumah tangga, atau masa tua, maka persiapan seseorang akan dikonsentrasikan
secara penuh kepada hal-hal yang di atas. Akibatnya ia mungkin akan berhasil
pada masa itu tetapi akan mendapatkan kehancuran ketika ia memasuki
kepada masa depan yang sesungguhnya, karena mereka sebelumnya tidak
mempersiapkan ke arah sana.
Di dalam kondisi industrialisasi seperti sekarang ini, tidak sedikit para
orang tua dan generasi muda yang memandang kehidupan di dunia ini
dipandang sebagai masa depannya, sehingga seluruh kegiatan-kegiatan mereka
mengacu pada hal-hal yang dapat meningkatkan prestasi kehidupan duniawi,
mereka tidak segan-segan mengorbankan segala yang dimiliki untuk
kesuksesan dunia. dan kami rasa banyak sekali contoh-contoh sosial yang
menggambarkan kejadian-kejadian di atas. mari kita renungkan bersama lagi,
rencana apa yang akan kita lakukan untuk menyongsong kehidupan lebih baik
di masa mendatang , dimana era globalisasi dan perkembangan teknologi
yang sangat pesat ini
4. Hubungan Agama, Ilmu, dan Masa Depan Manusia
Perkembangan ilmu pengetahuan di satu sisi memang berdampak positif,
yakni dapat memperbaiki kualitas hidup manusia. Tapi di sisi lain, tidak jarang
ilmu pengetahuan berdampak negatif karena merugikan dan membahayakan
kehidupan dan martabat manusia.
Di sinilah, peran agama sebagai pedoman hidup menjadi sangat penting untuk
ditengok kembali. Dapatkah agama memberi tuntunan agar kita memperoleh
dampak ilmu pengetahuan yang positif saja, seraya mengeliminasi dampak
negatifnya semiminal mungkin. Pola hubungan pertama adalah pola hubungan
yang negatif, saling tolak. Apa yang dianggap benar oleh agama dianggap tidak
benar oleh ilmu pengetahuan dan teknologi.
Demikian pula sebaliknya. Dalam pola hubungan seperti ini, pengembangan
ilmu pengetahuan akan menjauhkan orang dari keyakinan akan kebenaran agama
dan pendalaman agama dapat menjauhkan orang dari keyakinan akan kebenaran
ilmu pengetahuan. Pola hubungan ke dua adalah perkembangan dari pola
hubungan pertama. Ketika kebenaran ilmu pengetahuan yang bertentangan dengan
kebenaran agama makin tidak dapat disangkal sementara keyakinan akan
kebenaran agama masih kuat di hati, jalan satu-satunya adalah menerima
kebenaran keduanya dengan anggapan bahwa masing-masing mempunyai wilayah
kebenaran yang berbeda. Pola ke tiga adalah pola hubungan netral. Dalam pola
hubungan ini, kebenaran ajaran agama tidak bertentangan dengan kebenaran ilmu
pengetahuan tetapi juga tidak saling mempengaruhi. Kendati ajaran agama tidak
bertentangan dengan iptek, ajaran agama tidak dikaitkan dengan iptek sama sekali.
Mendukung ajaran agama tapi ajaran agama tidak mendukung pengembangan
iptek, dan ajaran agama mendukung pengembangan iptek dan demikian pula
sebaliknya. Pola hubungan yang ke empat adalah pola hubungan yang positif.
Terjadinya pola hubungan seperti ini mensyaratkan tidak adanya pertentangan
antara ajaran agama dan ilmu pengetahuan serta kehidupan masyarakat yang tidak
sekuler. Secara teori, pola hubungan ini dapat terjadi dalam tiga wujud: ajaran
agama mendukung pengembangan ilmu pengetahuan tapi pengembangan ilmu
pengetahuan tidak mendukung ajaran agama, pengembangan ilmu pengetahuan.
Karena adanya ilmu pengetahuan dan agama dapat berdampak pada masa
depan manusia. Langkah yang kita ambil dari ilmu pengetahuan itu sendiri dan
keyakinan atas agama dapat berpengaruh terhadap masa depan manusia. Sehingga
ketiga faktor tersebut saling berhubungan.

Anda mungkin juga menyukai