Anda di halaman 1dari 15

Makalah Sosio Antropologi

“ Perubahan Sosial dan Gizi ”

Disusun oleh :

Kelompok 1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 12 November 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata pengantar ....................................................................................................... 2

Daftar isi................................................................................................................... 3

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar belakang ............................................................................. 4

1.2 Rumusan masalah ....................................................................... 5

1.3 Tujuan penulisan ........................................................................ 5

Bab II Pembahasan

2.1 Perubahan sosial........................................................................... 6

2.2 Bentuk-Bentuk perubahan sosial ................................................. 7

2.3 Faktor penyebab perubahan sosial ............................................... 8

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan ............................................................................... 14

Daftar Pustaka ........................................................................................................ 15


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan diri dari
hubungan dengan manusia lain. Sebagai akibat dari hubungan yang terjadi di antara
individu-individu (manusia) kemudian lahirlah kelompok-kelompok sosial (social group)
yangdilandasi oleh kesamaan-kesamaan kepentingan bersama. Namun bukan berarti
semua himpunan manusia dapat dikatakan kelompok sosial. Untuk dikatakan kelompok
sosial terdapat persyaratan-persyaratan tertentu. Dalam kelompok social yang telah
tersusun susunan masyarakatnya akan terjadinya sebuah perubahan dalam susunan
tersebut merupakan sebuah kemungkinan. Karena perubahan merupakan hal yang mutlak
terjadi dimanapun tempatnya.

Setiap saat masyarakat selalu mengalami perubahan. jika diabndingkan apa yang
terjadi saat ini dengann beberapa tahun yang lalu, maka akan banyak ditemukan
perubahan baik yang direncanakan atau tidak, kecil atau besar, serta cepat atau lambat.
perubahan – perubahan tersebut dilakukan sesua dengan kebutuhan dan kondisi
lingkungan sosial yang ada.

Perubahan sosial yang terjadi dimasyarakat tentu saja berkaitan pada gizi
masyarakat. Perubahan status gizi di Indonesia dapat terjadi karena adanya pengaruh
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahan pola produksi, konsumsi, dan
distribusi pangan juga dapat mempengaruhi terjadinya perubahan status gizi di Indonesia.
Pada zaman sekarang banyak sekali orang yang kekurangan gizi atau mengalami gizi
buruk. Masalah ini sangat meresahkan sekali, karena asupan gizi itu penting sekali bagi
kelangsungan hidup manusia. Dengan gizi yang baik, manusia dapat hidup sehat karena
dengan mengkonsumsi gizi yang baik dapat mencegah penyakit, meningkatkan daya
tahan tubuh sehingga bisa terhindar dari berbagai penyakit.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa itu perubahan sosial?
2. Apa saja bentuk-bentuk perubahan sosial?
3. Apa yang dimaksud perubahan structural?
4. Bagaimana faktor urbanisasi bisa menjadi faktor negative dan positif?

1.3 Tujuan penulisan

1. Mengetahui pengertian perubahan social


2. Mengetahui bentuk-bentuk perubahan social
3. Mengetahui perubahan structural
4. Mengetahui faktor urbanisasi bisa menjadi faktor negative dan positif
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perubahan Sosial


1. Pengertian Perubahan Sosial
Berikut ini beberapa pengertian perubahan sosial menurut pendapat ahlisocial.
a. Selo Soemardjan

Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga


kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk
nilai,sikap-sikap sosial, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

b. Mac Iver

Perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam hubungan (social


relation),atau perubahan terhadap keseimbangan hubungan social.

c. Gillin dan Gillin

Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi sebagai suatu variasi dari cara hidup yangtelah
diterima karena adanya perubahan kondisi geografi, kebudayaan material, komposisi penduduk,
ideologi, maupun adanya difusi atau penemuan penemuan baru dalam masyarakat.

d. William F. Ogburn

Perubahan sosial adalah perubahan yang mencakup unsur-unsur kebudayaan baik


materialmaupun immaterial yang menekankan adanya pengaruh besar dari unsur-unsur
kebudayaanmaterial terhadap unsur-unsur immaterial.

Perubahan sosial adalah proses di mana terjadi perubahan struktur dan fungsi suatu sistemsosial.
Perubahan tersebut terjadi sebagai akibat masuknya ide-ide pembaruan yang diadopsioleh para
anggota sistem sosial yang bersangkutan. Proses perubahan sosial biasa tediri daritiga tahap:

1) Invensi, yakni proses di mana ide-ide baru diciptakan dan dikembangkan.


2) Difusi, yakni proses di mana ide-ide baru itu dikomunikasikan ke dalam sistem sosial.
3) Konsekuensi, yakni perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem sosial sebagai akibat
pengadopsian atau penolakan inovasi. Perubahan terjadi jika penggunaan atau penolakan
ide baru itu mempunyai akibat.
2.2 Bentuk – Bentuk Perubahan Sosial
a. Perubahan Lambat (Evolusi)
Perubahan yang terjadi lama, menggunakan/membutuhkan waktu yang lama
untuk terjadinya perubahan. Contoh : Zaman PraAksara menjadi zaman modern.
b. Perubahan Cepat (Revolusi)
Perubahan yang terjadi sangat cepat, menggunakan/membutuhkan waktu yang
singkat. Contoh : Bencana Alam dan Globalisasi.
c. Perubahan Kecil
Perubahan yang terjadi pada unsur - unsur sosial yang tidak membawa pengaruh
langsung pada masyarakat. Contoh : Mode pakaian, mode rambut, tren sepatu, dll.
d. Perubahan Besar
Perubahanyang terjadi unsur - unsur sosial yang membawa pengaruh
langsung/berarti bagi masyarakat. Contoh, pengelolaan pertanian dengan
pemakaian alat pertanian dan mesin (traktor) pada masyarakat agraris merupakan
perubahan yang membawa pegaruh besar.
e. Perubahan diKehendaki
Perubahan yang sudah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang ingin
melakukan perubahan dalam masyarakat. Contoh, Program KB dan lahirnya UU
pemilu yang merubah tata cara pemilihan Capres dan Cawapres dengan memilih
secara langsung lewat rakyat.
f. Perubahan Tidak diKehendaki
Perubahan yang terjadi diluar rencana, sering membawa masalah yang memicu
kekacauan/kendala dalam masyarakat, oleh karna itu sulit ditebak. Contoh:
Bencana Alam (Tsunami) dan Meletus Gunung Merapi (2010) di Yogyakarta.
g. Perubahan Structural
Perubahan yang sangat mendasar yang menyebabkan timbul Re-organisasi dalam
masyarakat. Contoh: Perubahan sistem pemerintahan monarki menjadi sistem
pemerintahan republik.
h. Perubahan Proses
Perubahan yang tidak mendasar, dan hanya peyempurnaan dari perubahan
sebelumnya. Contoh : Perubahan Kurikulum dalam pendidikan.

2.3 Faktor Penyebab Perubahan Sosial


a. Faktor Internal
berikut ini sebab-sebab perubahan sosial yang bersumber dari dalam
masyarakat.

1) Dinamika penduduk
yaitu pertambahan penduduk yang sangat cepat dipulau jawa
menyebabkan perubahan dalam struktur masyarakat,
dan penurunan jumlah penduduk akibat perpindahan penduduk desa ke
kota meyebabkan kekosongan.
2) Penemuan-penemuan baru
Seperti penemuan mobil, misalnya dimulai dari usaha seorang Austria,
yaitu S. Marcus (1857) yang membuat motor gas pertama.
3) Pertentangan (conflict) dalam masyarakat.
Pertentangan masyarakat mungkin terjadi antara individu dengan
individu yang lain atau kelompok dengan kelompok lain, tidak jarang
terjadi pertentangan antara kepentingan individu dengan kelompok.
4) Terjadinya pemberontakan atau revolusi
Revolusi rusia Oktober 1917 telah menyulut perubahan besar negara
rusia yang mula-mulanya bentuk kerajaan absolute berubah menjadi
dictator proletariat yang dilandaskan pada doktrin Marxis.
b. Faktor Eksternal
Berikut ini sebab-sebab perubahan sosial yang bersumber dari luar masyarakat
(sebabekstern).
1) Adanya pengaruh bencana alam.
2) Adanya peperangan, baik perang saudara maupun perang antar
negara dapat menyebabkan perubahan, rubahan yang sangat berarti.
3) Adanya pengaruh kebudayaan lain.

Adapun faktor-faktor yang mendorong dan menghambat perubahan sosialialah sebagai


berikut:

a. Faktor Pendukung Proses Perubahan


Faktor pendorong tersebut menurut Soerjono Soekanto antara lain:
1) Kontak dengan kebudayaan lain.
2) Sistem pendidikan formal yang maju
3) Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju.
4) Sistem terbuka pada lapisan masyarakat.
5) Adanya penduduk yang heterogen.
6) Adanya orientasi ke masa depan.

b. Faktor Penghambat Proses Perubahan


1) Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat.
2) Sikap masyarakat yang tradisonal
3) Adanya kepentingan yang telah tertanam dengan kuatnya.
4) Adanya prasangka buruk terhadap hal-hal baru.
5) Adat atau kebiasaan

A. Refleksi Pola Pangan


Status gizi adalah keadaan tubuh yang merupakan refleksi dari apa yang kita
makan sehari-hari, status gizi dikatakan baik apabila pola makan kita seimbang, artinya
banyak dan jenis makanan yang nkita maakan sesuai dengan yang dibutuhkan tubuh.
Apabila yang dimakan melebihi kebutuhan tubuh maka tubuh akan kegemukan,
sebaliknya bila yang dimakan kurang dari yang dibutuhkan maka tubuh akan kurus dan
sakit-sakitan. Kedua keadaan tersebut sama tidak baiknya sehingga disebut gizi salah.
Status gizi seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain tingkat
pendapatan, pengetahuan gizi dan budaya setempat. Tingginya pendapatan yang tidak
diimbangi pengetahuan gizi yang cukup, akan menyebabkan seseorang jadi konsumtif
dalam pola makanya sehari-hari. Dapat dipastikan bahwa pemilihan suatu bahan
makanan lebih didasarkan kepada pertimbangan selera ketimbang gizi.

B. Perubahan Sosial Dan Kebudayaan Berkaitan Dengan Pola Konsumsi Pangan Dan Gizi
Penduduk.
Perubahan sosial dan kebudayaan yang berkembang di masyarakat tidak hanya
mengubah pola pangan tetapi juga dapat mengubah status gizi, resiko terhadap penyakit,
dan gaya hidup tidak sehat yang semakin merugikan.

1. Urbanisasi (Perubahan Jumlah Penduduk)


Beberapa faktor penyebab urbanisasi adalah peluang ekonomi di kota lebih besar
bila dibanding pedesaan. Pertumbuhan penduduk kota karena urbanisasi akan
membawa dampak positif maupun negatif. Dampak positif menyangkut banyaknya
tenaga kerja sebagai modal pembangunan, sebaliknya urbanisasi juga dapat
menimbulkan kemiskinan kota yang akhirnya memberikan konsekuensi terhadap pola
kehidupan perkotaan yang jelek seperti pemukiman kumuh dan perilaku kesehatan
yang buruk.
Jadi Urbanisasi berpengaruh pada status gizi di karenakan jika suatu keluarga
melakukan urbanisasi tetapi tidak memiliki keahlian saat berada di kota orang yang
menyebabkan pengangguran, sehingga meakibatkan anaknya kurang mengkomsumsi
makanan cukup gizi lalu bisa berdampak pada status gizi anak tersebut.
2. Pendidikan (Perubahan Kualitas Penduduk)
Secara umum adalah upaya persuasi atau pembelajaran yang direncanakan untuk
mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga mau
melakukan tindakan-tindakan (praktik) untuk memelihara (mengatasi masalah-
masalah), dan meningkatkan kesehatannya. Perubahan atau tindakan pemeliharaan
dan peningkatan kesehatan yang dihasilkan oleh pendidikan kesehatan ini didasarkan
kepada pengetahuan dan kesadarannya melalui proses pembelajaran.
Perlu dipertimbangkan bahwa faktor tingkat pendidikan turut pula menentukan
mudah tidaknya sesorang menyerap dan memahami pengetahuan gizi yang mereka
peroleh. Dalam kepentingan gizi keluarga pendidikan amat diperlukan agar seseorang
lebih tanggap terhadap adanya masalah gizi didalam keluarga dan bisa mengambil
tindakan secepatnya. Dan pendidikan yang dimiliki oleh seorang ibu akan
mempengaruhi pengetahuan dalam pengambilan keputusan dan juga akan
berpengaruh pada prilakunya. Ibu dengan pengetahuan gizi yang baik kemungkinan
akan memberikan gizi yang cukup bagi dia dan bayinya pada masa mendatang yang
akan membantu perubahan gizi menjadi lebih baik.
3. Pendapatan (Perubahan Mata Pencaharian)
Faktor yang berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang adalah
tingkat sosial ekonomi, dalam hal ini adalah daya beli keluarga. Kemampuan
keluarga untuk membeli bahan makanan antara lain tergantung pada besar kecilnya
pendapatan keluarga dan harga bahan makanan itu sendiri. Keluarga dengan
pendapatan terbatas kemungkinan besar kurang dapat memenuhi kebutuhan
makanannya terutama untuk memenuhi kebutuhan zat gizi dalam tubuhnya.
Pendapatan merupakan faktor yang paling menentukan kualitas dan kuantitas
hidangan. Semakin banyak mempunyai uang berarti semakin baik makanan yang
diperoleh. Dengan kata lain semakin tinggi penghasilan, semakin besar pula
persentase dari penghasilan tersebut untuk membeli daging, buah, sayuran dan
beberapa jenis bahan makanan lainnya. Kemiskinan sebagai penyebab gizi kurang
menduduki posisi pertama pada kondisi umum di masyarakat. Masalah utama
penduduk miskin pada umumnya sangat tergantung pada pendapatan perhari yang
pada umumnya tidak mencukupi kebutuhan dasar secara normal. Penduduk miskin
cenderung tidak mempunyai cadangan panagan karena daya belinya rendah.
4. Perubahan karena Adanya Teknologi
Peralatan yang digunakan dalam proses produksi pangan secara tradisional
adalah alat yang sederhana. Contohnya adalah kompor tungku, pemanggang yang
menggunakan bara api, piring yang terbuat dari tanah, dan sebagainya. Sedangkan
produksi secara modern menggunakan teknologi yang canggih. Kelebihan
menggunakan teknologi adalah dapat mempermudah dan mempecepat proses
produksi pangan. Contohnya adalah oven, kompor listrik, mikrowave, dan
sebagainya.
Produksi pangan yang dilakukan secara modern dapat mempermudah proses
produksi. Hal tersebut juga dapat mempengaruhi perubahan sosial dan kebudayaan.
Contohnya adalah jika produksi pangan dilakukan secara tradisional maka
masyarakat akan saling bekerja sama dan saling bergotong-royong, dan dapat
meningkatkan hubungan sosial antar masyarakat. Sedangkan produksi pangan yang
dilakukan secara modern menggunakan alat-alat canggih dapat meregangkan
hubungan antar masyarakat. Karena dalam proses produksi hanya dibutuhkan tenaga
kerja dengan jumlah yang relatif sedikit. Dengan adanya perkembangan teknologi
yang dapat menghasilkan produksi lebih efisien, munculah makanan-makanan cepat
saji (Fast Food/Junk food) Cepat saji maksudnya adalah makanan yang singkat dalam
penyajiannya dan tidak perlu menunggu proses pemasakan yang lama.
Di samping itu juga ada makanan cepat saji yang pembungkusnya menggunakan
aluminium foil, sterofoam, dan lain sebagainya, yang berbahaya untuk tubuh, padahal
makanan-makanan tradisional (zaman lampau) lebih menggunakan dedaunan
(contoh: daun pisang dan jati) sebagai pembungkus.
5. Perubahan Budaya
Budaya berperan dalam status gizi masyarakat karena ada beberapa kepercayaan,
seperti tabu mengonsumsi makanan tertentu oleh kelompok umur tertentu yang
sebenarnya makanan tersebut justru bergizi dan dibutuhkan oleh kelompok umur
tersebut.
Pantangan atau tabu adalah suatu larangan untuk mengkonsumsi jenis makanan
tabu makanan adalah suatu kebudayaan yang menentukan kapan seseorang boleh atau
tidak boleh memakan suatu makanan.
Di dalam wilayah Indonesia ada keyakinan bahwa wanita yang masih hamil tidak
boleh makan lele, ikan sembilan, udang, telur, dan nanas. Sayuran tertentu tak boleh
dikonsumsi, seperti daun lembayung, pare, dan makanan yang digoreng dengan
minyak. Setelah melahirkan atau operasi hanya boleh makan tahu dan tempe tanpa
garam/nganyep, dilarang banyak makan dan minum, makanan harus disangan/dibakar
(Dinkes Pemalang, 2000). Hasil penelitian yang dilakukan Harnany di kota
Pekalongan tahun 2006 dibuktikan responden yang memiliki pantangan makan
sebagian besar (85%) masuk kelompok anemia.
Namun sekarang tidak sedikit orang yang sudah tidak menghiraukan pantangan –
pantangan orang zaman dulu (leluhur) mereka lebih berpikir logis dan mempercayai
pengetahuan yang sudah terbukti risetnya mengenai komposisi nutrisi pada makanan
yang sesuai untuk kebutuhan tubuhnya, dan memilih pergi kedokter untuk
berkonsultasi langsung.
Dampak perubahan budaya terhadap gizi ada dampak buruk dan baiknya.
Dampak buruk pengaruh budaya terhadap gizi bagi kesehatan masyarakat adalah
timbulnya masalah kekurangan gizi dimasyrakat sekitar, karena masih banyak
masyarakat yang mempercayai hal-hal tabu dalam budaya mereka. Sehingga
membuat apa yang seharusnya dibutuhkan oleh tubuh tidak terpenuhi, yang
menyebabkan timbulnya penyakit-penyakit gizi contohnya Akseptabilitas (daya
terima) Aseptabilitas menyangkut penerimaan atau penolakan terhadap makanan yang
terkait dengan cara memilih dan menyajikan pangan.
BAB II

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perubahan sosial adalah perubahan unsur-unsur sosial didalam masyarakat sehingga muncul
tata kehidupan yang baru.
Perubahan budaya adalah perubahan unsur-unsur kebudayaankarena perubahan pola pikir
masyarakat sebagai pendukungkebudayaan.
Perubahan sosial budaya adalah perubahan situasi di dalammasyarakat secara bertahap akibat
adanya ketidaksesuaianunsur-unsur sosial maupun budaya sehingga muncul tatakehidupan yang
baru.
Perubahan sosial dan budaya memberikan dampak positif dannegatif terhadap kehidupan.
Kembangkan dan lestarikanlah perubahan yang mengarah kehal yang positif dan waspada juga
berantaslah perubahanyang mengarah ke hal yang negatif
Daftar Pustaka

Masmedia, Sosiologi Kurikulum 2013.

https://prezi.com/obvedjx66tvt/perubahan-pendapatan-status-sosial-dan-gizi/

http://tiarameilita.blogspot.com/2011/03/perubahan-sosial-budaya-berkaitan.html

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/37295/Chapter%20II.pdf;sequence=4

http://dede-mustagfiroh.blogspot.com/2013/02/hubungan-budaya-dan-gizi.html

Anda mungkin juga menyukai