Respon adaptif adalah respon individu dalam menyelesaikan dengan cara yang
dapat diterima oleh norma-norma masyarakat.
c. Data Subyektif:
1) Mengekpresikan perasaan kesendirian
2) Mengekpresikan perasaan penolakan
3) Minat tidak sesuai dengan umur perkembangan
4) Tujuan hidup tidak ada atau tidak adekuat
5) Tidak mampu memenuhi harapan orang lain
6) Ekspresi nilai sesuai dengan sub kultur tetapi tidak sesuai dengan kelompok
kultur dominant
7) Ekspresi peminatan tidak sesuai dengan umur perkembangan
8) Mengekpresikan perasaan berbeda dari orang lain
9) Tidak merasa aman di masyarakat
5. Penatalaksanaan
a. Farmakologi
1) Haloperidol (HPD)
a) Indikasi, Berdaya berat dalam kemampuan, menilai realitas dalam fungsi
internal serta dalam fungsi kehidupan sehari-hari.
b) Mekanisme kerja, Obat anti psikosi dalam memblokade dopamine pada
reseptor pasca sinoptik neuron di otak khususnya system limbik dan
system ekstra piramidal.
c) Efek samping, Sedasi gangguan otonomik, gangguan endokrin.
d) Kontra indikasi, Penyakit hati, penyakit darah, epilepsi, dan kelainan
jantung.
2) Trihexipenidyl (THP)
a) Indikasi, Segala jenis penyakit Parkinson, termasuk pasca encephalitis
dan idiopatik
b) Mekanisme kerja, Sinergis dengan kinidine, obat anti depresi dan anti
kolinergik lainnya.
c) Efek samping, Mulut kering, penglihatan kabur, pusing, mual, muntah,
binggung, takikardi, retensi urine.
d) Kontra indikasi, Hipersensitif terhadap trihexipenidyl, psikosis berat,
psikoneurosis, dan obstruksi saluran cerna.
3) Risperidone
a) Indikasi, Untuk skizofreniaakut dan kronik, keadaan psikotik lain dengan
gejala (halusinasi, delusi, curiga, gangguan emosi) atau mengurangi
gejala afektif berhubungan dengan skizofrenia.
b) Efek samping, Insomnia, agitasi, cemas, sakit kepala, somnolen, lelah,
takikardi.
c) Kontra indikasi, Hipotensi, penyakit ginjal, lanjut usia, Parkinson,
epilepsi.
b. Terapi somatic
Terapi somatis adalah terapi yang diberikan kepada klien dengan gangguan
jiwa dengan tujuan mengubah perilaku yang maladaptif menjadi perilaku adaptif
dengan melakukan tindakan yang ditujukan pada kondisi fisik klien. Walaupun
yang diberikan perlakuan fisik adalah fisik klien, tetapi target terapi adalah
perlakuan klien. Jenis terapi somatik adalah meliputi pengikatan, ECT, isolasi,
dan fototerapi
c. Pengikatan
Pengikatan adalah terapi menggunakan alat mekanik atau manual untuk
membatasi mobilitas fisik klien yang bertujuan untuk melindungi cedera fisik
pada klien sendiri atau orang lain.
d. Terapi Kejang Listrik/Elektro Convulsive Therapy (ECT)
Adalah bentuk terapi kepada klien dengan menimbulkan kejang (Grandmal)
dengan mengalirkan arus listrik kekuatan rendah (2-3 joule) melalui electrode
yang ditempelkan di bebrapa titik pada pelipis kiri/kanan (lobus frontalis) klien.
e. Isolasi
Isolasi adalah bentuk terapi dengan menempatkan klien sendiri di ruangan
tersendiri untuk mengendalikan perilakunya dan melindungi klien, orang lain, dan
lingkungan dari bahaya potensial yang mungkin terjadi.
f. Fototerapi
Fototerapi adalah terapi yang diberikan dengan memaparkan klien pada sinar
terang 5-10 x lebih terang daripada sinar ruangan dengan posisi klien duduk, mata
terbuka, pada jarak 1,5 meter di depan klien diletakkan lampu setinggi mata.
g. Terapi Modalitas
Terapi modalitas adalah terapi utama dalam keperawatan jiwa. Tetapi ini
diberikan dalam upaya mengubah perilaku klien dari perilaku yang maladaptif
menjadi perilaku adaptif. Jenis-jenis terapi modalitas antara lain:
1) Aktifitas Kelompok
Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) adalah suatu bentuk terapi yang
didasarkan pada pembelajaran hubungan interpersonal. Fokus terapi aktifitas
kelompok adalah membuat sadar diri (self-awereness), peningkatan hubungan
interpersonal, membuat perubahan, atau ketiganya.
2) Terapi keluarga
Keluarga merupakan sistem pendukung utama yang memberi
perawatan langsung pada setiap keadaan (sehat-sakit) klien. Perawat
membantu keluarga agar mampu melakukan lima tugas kesehatan yaitu
mengenal masalah kesehatan, membuat keputusan tindakan kesehatan,
memberi perawatan pada anggota keluarga yang sehat, menciptakan
lingkungan yang sehat, dan menggunakan sumber yang ada dalam
masyarakat.
h. Terapi Rehabilitasi
Program rehabilitasi dapat digunakan sejalan dengan terapi modalitas lain atau
berdiri sendiri, seperti Terapi okupasi, rekreasi, gerak, dan musik.
i. Terapi Psikodrama
Psikodrama menggunakan struktur masalah emosi atau pengalaman klien
dalam suatu drama. Drama ini memberi kesempatan pada klien untuk menyadari
perasaan, pikiran, dan perilakunya yang mempengaruhi orang lain.
j. Terapi Lingkungan
Terapi lingkunagan adalah suatu tindakan penyembuhan penderita dengan
gangguan jiwa melalui manipulasi unsur yang ada di lingkungan dan berpengaruh
terhadap proses penyembuhan. Upaya terapi harus bersifat komprehensif, holistik,
dan multidisipliner.
Pohon Masalah
Masalah keperawatan
a. Kerusakan interaksi sosial: menarik diri.
b. Harga diri rendah
c. Perubahan persepsi sensori: halusinasi
d. Resiko perilaku kekerasan
e. Defisit perawatan diri
2. Diagnosa Keperawatan
a. Kerusakan interaksi social : menarik diri ( core problem )
b. Gangguan konsep diri : harga diri rendah ( etiologi )
c. Perubahan sensori persepsi :halusinasi(akibat)
d. Deficit perawatan diri
3. Rencana tindakan keperawatan pada klien dengan isolasi sosial : menarik diri
Isolasi social
SP 1 PASIEN SP 1 KELUARGA
1. Mengidentifikasi penyebab isolasi social 1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat
2. Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan tidak berinteraksi dengan
pasien.
orang lain 2. Menjelaskan pengertian,tanda dan gejala isolasi social yang dialami
3. Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang
pasien beserta proses terjadinya.
lain 3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien dengan isolasi social
4. Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang
dengan orang lain dalam kegiatan harian
SP 2 PASIEN SP 2 KELUARGA
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien 1. Melatih keluarga mempraktikan cara merawat pasien dengan isolasi
2. Memberikan kesempatan kepada pasien mempratikan cara berkenalan
social.
dengan satu orang 2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung pada pasien
3. Membantu pasien memasukkan kegiatan bercakap-cakap dengan orang
isolasi sosial
lain sebagian salah satu kegiatan harian
SP 3 PASIEN SP 3 KELUARGA
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien 1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk
2. Memberikan kesempatan kepada pasien berkenalan dengan dua orang atau
minum obat (perencanaan pulang)
lebih 2. Menjelaskan tindakan tindak lanjut pasien setelah pulang.
3. Menganjurkan pasien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian
5. Evaluasi
Selanjutnya, setelah dilakukan tindakan keperawatan, evaluasi dilakukan terhadap kemampuan pasien menarik diri serta kemampuan perawat dalam
merawat pasien dengan menarik diri
a. klien dapat membina hubungan saling percaya (BHSP)
b. Klien dapat menyebutkan penyebab isolasi sosial
c. klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
d. klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap
e. klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain
f. Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atahu keluarga atahu keluarga mampu mengembangkan kemampuan klien untuk berhubungan dengan
orang lain
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, 2009. Diagnosis Keperawatan Aplikasi Pada Praktik Klinis. Jakarta : EGC.
Keliat,Budi Ana. 2006. Proses keperawatan kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta, EGC
RSJ Prof. Dr. Soeroyo Magelang, 2007. Workshop Standar Asuhan & Bimbingan Keperawatan
Jiwa RSJ Prof. Dr. Soeroyo Magelang. Magelang
Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, 2005 – 2006. Jakarta : Prima
Medika.
Stuart & Sundeen, 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC
Sujono & Teguh , 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa Edisi 1. Yogyakarta : Graha Ilmu.