DISUSUN OLEH:
AKUNTANSI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Jika proses sistem desain telah dijalankan dengan cermat dan penuh perhitungan,
tahap implementasi sistem akan berjalan mulus tanpa hambatan yang berarti. Oleh karena
itu penundaan dan permasalahan yang terkait dengan implementasi adalah sesuatu yang
rutin terjadi. Sebagai contoh, sebuah rencana desain mungkin membutuhkan instalasi
sebuah sistem komputer baru. Jika pengiriman sistem baru tersebut terlambat melebihi
waktu pengiriman yang telah ditentukan dalam rencana umum, maka seluruh implementasi
proyek dapat tertunda.
2. RUMUSAN MASALAH
1) Apa saja metode untuk mengakses file?
2) Apa saja manfaat manajemen database?
3) Apa saja pertimbangan-pertimbangan yang diperlukan untuk mendesain file dan
database berbasis komputer
3. TUJUAN
PEMBAHASAN
Pengelompokan logis atas field disebut Catatan (record). Berikut ini adalah struktur
catatan:
Nama-catatan adalah nama dari catatan, seperti misalnya pemasok atau karyawan.
Entri-entri merupakan nama field individual dalam catatan. Contohnya sebagai berikut:
Pelanggan merupakan nama catatan, dan nomor akun, nama, alamat, dan saldo
rekening merupakan nama field.
PART (101, 1)
PART (102, 2)
PART (103, 3)
PART (104, 4)
Dalam kasus ini, field pertama (PART_NO) disebut kunci sortir primer (atau
disebut kunci primer), dan field kedua (WARHSE) disebut kunci sortir sekunder (atau
kunci sekunder). Setiap tambahan field yang dibutuhkan untuk secara unik (khusus)
mengidentifikasikan dan menyortir catatan disebut kunci-kunci sortir tersier. Oleh karena
itu, kunci primer adalah field yang digunakan untuk menyortir catatan-catatan dalam file,
dan kunci sekunder digunakan untuk menentukan posisi relatif antar kumpulan catatan
manakala kunci primer memiliki nilai yang sama untuk setiap catatan-catatan dalam
kumpulan. Kita harus menandai field kunci dengan menggarisbawahinya. Sebagai contoh,
KUANTITAS (QUANTITY) adalah field kunci untuk catatan berikut ini:
dan
Secara umum, subkelas memiliki seluruh atribut dari kelas orang tuanya ditambah
dengan dengan atribut mereka sendiri.
Rasio aktivitas yaitu jumlah record yang diakses dibagi dengan jumlah
record dalam suatu file.
Waktu respons yang diinginkan untuk pemrosesan dan penempatan.
Berkaitan dengan database, waktu respon adalah lama waktu yang harus dihabiskan
oleh pengguna untuk menyelesaikan sebuah operasi, misal sebuah query. File-file akses-
langsung dibutuhkan untuk waktu respon yang sangat cepat karena waktu respon yang
lebih lama dapat ditangani dengan lebih ekonomis dengan menggunakan file-file yang
bersifat sekuensial. Ketika lama waktu respon dapat ditoleransi, pembaharuan query atau
file dapat disatukan dengan operasi pemrosesan batch.
2.6 Arsitektur Fisik, Perangkat Keras dan Waktu Respons
Waktu respon dapat menjadi sebuah permasalahan besar pada database besar yang
mungkin diakses oleh ratusan atau bahkan ribuan pengguna pada saat yang sama. Jika
sistem database dan perangkat keras komputer tidak sesuai dengan permintaan, maka
pengguna akan menunggu dengan sia-sia dalam waktu yang lama untuk query mereka.
Oleh karena itu, sistem database harus didesain dengan baik bagi penggunanya, dan
perangkat keras harus cukup cepat untuk mengerjakan semua pekerjaan yang diminta.
Pada sisi perangkat keras, waktu respon dipengaruhi oleh waktu akses fisik yaitu
waktu yang dibutuhkan oleh CPU untuk memunculkan sebuah blok data tunggal dari disket
yang disebut Disk Access Time. Salah satu masalahnya adalah CPU beroperasi jauh lebih
cepat dari yang dilakukan disket sehingga CPU harus menunggu sesaat sementara operasi
input/output disket sedang dijalankan. Hal ini berarti bila mampu meminimalisasi input
dan output disket, dalam beberapa kasus dapat meningkatkan waktu respons yang cukup
tinggi. Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi waktu respons adalah bagaimana record
data dapat didistribusikan secara fisik dalam disket.
Pada hardisk data yang berada di track atau silinder yang sama dapat diakses tanpa
perlu berpindah ketika membaca/menulis di atasnya. Hal ini berarti dalam beberapa kasus
dimunkinkan untuk meningkatkan kecepatan sebuah aplikasi database dengan menyimpan
record-record dalam sebuah file data secara berdekatan di satu atau lebih silinder disket.
Kebutuhan untuk menyimpan sebuah file secara berdekatan tergantung pada
arsitektur fisik database dan berkaitan dengan metode akses filenya. Jika database
menggunakan metode akses sekuensial, maka penempatan setiap record secara fisik
berdekatan sama lain dalam disket tentunya sesuatu yang diinginkan. Akan tetapi untuk
metode akses-berindeks, selalu perlu untuk menempatkan indeks-indeks dalam
penyimpanan yang berdekatan karena file-file tersebut sering dibaca secara sekuens dan
secara keseluruhan pada saat yang bersamaan. Namun demikian mungkin tidak perlu
menempatkan record dalam file data yang terkait sedekat mungkin satu sama lain dalam
disket karena record file tersebut diakses secara acak dalam dua tahap proses pencarian.
3. SISTEM MANAJEMEN DATABASE DAN DATABASE DALAM PRAKTIK
3.1 Apa yang Dilakukan Sistem Manajemen Database
Sistem manajemen database (DBMS) adalah program komputer yang
memampukan seorang pengguna untuk menciptakan dan memperbaruhi file-file,
menyeleksi dan memunculkan kembali data dan menghasilkan beragam output dan
laporan-laporan. DBMS memiliki tiga atribut untuk mengelola dan mengorganisasi data,
Data description language (DDL)
DDL memungkinkan administrator database (DBA) untuk
menentukan struktur logika database yang disebut skema. Hal-hal yang
perlu ditentukan ketika menentukan skema:
Nama elemen data
Jenis data (numerik, alfabetik, tanggal,dll) dan posisi jumlah
angka desimal jika data tersebut bersifat numerik
Posisi angka (misalnya sembilan posisi untuk Nomor
Jaminan Sosial)
DDL juga dapat digunakan untuk menentukan subskema, yaitu jumlah pengguna
individual database selain itu untuk menciptakan, memodifikasi dan menghapus tabel-tabel
dalam pengaturan relasional
c. ORDER BY
ORDER BY mengurutkan tampilan data dalam urutan tertentu
berdasarkan klausa. ORDER BY adalah opsional. Jika anda tidak
memasukkannya, data yang muncul tidak akan urut. Default urutan yang
digunakan adalah kecil-besar (A-Z, 0-9).
Queri ini menambahkan ORDER BY klausa nama untuk queri sebelumnya. SELECT nama,
negara, mata uang FROM perusahaan ORDER BY nama.
d. WHERE Condition
Anda dapat menggunakan WHERE untuk menentukan record mana
saja dari tabel yang tercantum dalam klausa FROM yang akan muncul
dalam hasil pernyataan SELECT. WHERE adalah opsional, namun bila
dimasukan. Ia akan mnegikuti FROM. Jika anda tidak memasukan
WHERE, seluruh record akan dipilih.
e. String Functions
Pernyataan SQL berikut ini mengilustrasikan sebuah pencarian kata.
Kata goodwill akan dicari dalam field Notes. Topic.
Fungsi Instr akan mencari sebuah filed khusus (“topic” dalam queri)
untuk sebuah deret ( string) karakter tertentu yang ada dalam kutipan
(“goodwill”) dengan mulai pada posisi tertentu dalam field (1
mengindikasikan posisi pertama, awal, dan string).
+ Tambah
- Kurang
* Kali
/ Bagi
ORDER BY position
g. Operator Pembanding
setiap operator pembanding berikut ini dapat digunakan:
= Sama dengan
AND
OR
j. Fungsi Agregat
anda dapat memilih sejumlah nilai yang dihitung dengan fungsi
agregat. Fungsi COUNT (*) AS tally mengilustrasikan bagaimana
menghitung jumlah occurrence dalam sebuah tabel hasil dan nama hasil (AS
tally).
k. GROUP BY
l. Inner Join
Mengombinasikan field-field dari beberapa tabel. Contoh berikut ini
memasukan nama perusahaan untuk perusahaan 15 untuk setiap topiknya
dalam tabel notes.
m. Nested Queries
Seseorang dapat menentukan sebuah queri dalam klausa WHERE
yang dijalankan sebelum queri yang berada di luar menghasilkan satu atau
lebih baris yang kemudian dibandingkan dengan baris yang dihasilkan oleh
queri yang berada diluar. Contoh berikut ini menemukan nama perusahaan
yang memiliki kod SIC Max (yang paling besar).
SELECT name
FROM Company
Perhatikan bahwa nested query SELECT MAX (SIC) FROM company berada dalam
Tanda kurung.
Spesifikasi
- Nama
- Definisi
- Alias
Karakteristik
· Ukuran
· Rentang nilai
· Pengkodean
· Editing data
Utilisasi
- Pemilik
- Di mana digunakan
- Kode keamanan
- Diperbarui terakhir kali
Sebuah alias muncul ketika para pengguna yang berbeda menggunakan field yang
sama, namun memiliki nama yang berbeda. Sebagai contaoh, sebuah gudang dapat dipanggil
oleh penjualan dengan nama “Order Number”. Alias juga muncul disebabkan item data yang
sama disebut sebagai hal yang berbeda oleh program-program yang berbeda, dalam bahasa
yang berbeda, oleh para pembuat program yang berbeda pula. Penggkodean (encoding)
merujuk kepada bentuk fisik item data yang akan disimpulkan dalam BCD atau EBDIC.
Pemilik (owner) merujuk kepada pengguna yang memiliki tanggung jawab akhir atau
kepentingan utama berkenaan dengan integritas occurrence sebuah item data.
Tujuan utama sebuah kamus data adalah mengurangi atau paling tidak mengawasi inkosistensi
penggunaan yang dihasilkan dari pemrosesan alias dan mengurangi kelebihan data sejauh
mungkin. Tanggung jawab untuk kamus data harus disentralisasikan pada seorang administrator
database (DBA). Administrasi database bertanggung jawab menanggulangi ketidak cocokan dan
maslah koordinasi dan komunikasi antara kelompok-kelompok pengguna ketika memakai brsama
sebuah database. Tugas utama DBA adalah menetapkan standar, konvensi, dan dokumentasi
sumber-sumber data. Administrasi kamus data merupakan alat utama yang digunakan DBA untuk
melaksanakan tugas tersebut. Pengawasan data yang efektif merupakan pendekatan database yang
paling penting untuk pemrosesan data. Ketidak cocokan (inkompatibilitas) dan redundansi
senantiasa ada dalam sebuah sistem berorientasi file yang tradisional, yang didalamnya para
pengguna menyimpan dan memproses file data miliknya.
Kamus data dapat dikelola secara manual, namun biasanya ia terkomputerisasi dan diproses seperti
halnya file-file komputer lainnya. Jika kamus digunakan bersama-sama dengan sebuah DBMS, ia
akan disimpan dalam DBMS.