Anda di halaman 1dari 19

XV.

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

HARI /
DX.
TANGGAL / TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL
KEP.
JAM
Senin, 25 Ansietas TUM Setelah diberikan asuhan 1. Ucapkan salam terapeutik 1. Memberikan kesan yang
Februari 2019 Pasien keperawatan selama 1 x 15 menit 2. Berjabat tangan positif pada awal pertemuan
Pukul 13.00 – memiliki dalam 1 x pertemuan, diharapkan 3. Perkenalkan identitas diri 2. Menumbuhkan sikap terbuka
13.15 WITA perasaan pasien dapat menjalin dan (nama lengkap, nama kepada pasien
tenang. membina hubungan saling panggilan) 3. Untuk menambah rasa
percaya dengan perawat dengan 4. Tanyakan nama lengkap percaya pasien terhadap
TUK 1 kriteria hasil : pasien dan nama panggilan perawat
Pasien dapat a. Menjawab salam yang disukai 4. Untuk saling mengenal dan
menjalin dan b. Mau berjabat tangan 5. Jelaskan tujuan pertemuan menambah rasa saling
membina c. Mau menyebutkan nama 6. Dengarkan pernyataan percaya
hubungan (identitas diri) pasien dengan sikap sabar, 5. Agar pasein lebih kooperatif
saling percaya d. Ekspresi wajah tenang dan empati dan lebih banyak 6. Untuk menumbukan sikap
dengan tersenyum kepada perawat. memakai bahasa non peduli dan antusias dalam
perawat e. Ada kontak mata verbal. Misalnya: berinteraksi dengan pasien.
f. Mau mengutarakan masalah sentuhan, anggukan
yang sedang dihadapi.
Selasa, 26 Ansietas TUK 2 Setelah diberikan asuhan 1. Bantu pasien untuk 1. Dapat mengetahui kapan
Februari 2019 Pasien dapat keperawatan selama 1 x 15 menit mengidentifikasi dan pasien mengalami kecemasan.
Pukul 09.00 – mengenal dan dalam 1 x pertemuan, diharapkan mengutarakan perasaannya 2. Ketika pasien telah mengenali
09.15 WITA memperluas pasien mengenal dan memperluas 2. Bantu pasien untuk tingkat ansietasnya,
kesadarannya kesadarannya mengenai menjelaskan kondisi dan diharapkan pasien untuk
mengenai perkembangan ansietasnya situasi yang menimbulkan mengelola penyebab
perkembangan dengan kriteria hasil: ansietas bagi dirinya ansietasnya
ansietasnya 1. Pasien mampu mengatakan 3. Bantu pasien mengenal 3. Untuk menghindari atau
kondisinya saat sedang cemas penyebab ansietas dan menekan hal-hal yang
2. Pasien mampu jelaskan pada pasien membuat atau memicu
mengidentifikasi atau mengenai penyakitnya ansietas
mengetahui penyebab 4. Kaitkan pengalaman yang 4. Diharapkan pasien mampu
kecemasannya baru terjadi dengan melakukan perawatan untuk
3. Pasien mengetahui tentang pengalaman masa lalu memberikan perubahan pada
perjalanan penyakitnya yang relevan tingkat ansietas yang dialami.
5. Bantu pasien untuk 5. Untuk menjadikan
menyadari perilaku akibat perbandingan dan pelajaran
ansietas cara menyikapi ansietas
Rabu, 27 Ansietas TUK 3 Setelah diberikan asuhan 1. Ajarkan pasien teknik 1. Bantuan teknik relaksasi dan
Februari 2019 Pasien dapat keperawatan selama 1 x 20 menit relaksasi atau distraksi distraksi dapat mengurangi
Pukul 08.00 – menunjukkan dalam 1 x pertemuan, diharapkan untuk meningkatkan tingkat ansietas kepada
08.20 WITA strategi koping pasien menunjukkan strategi kontrol ansietas dan rasa pasien.
efektif dalam koping efektif dalam menghadapi percaya diri
menghadapi ansietasnya dengan menggunakan 2. Dorong pasien untuk 2. Teknik relaksasi dan
ansietasnya teknik relaksasi nafas dalam atau menggunakan teknik distraksi sangat penting
dengan teknik distraksi, dengan kriteria relaksasi atau distraksi diajarkan oleh perawat agar
menggunakan hasil: dalam menurunkan tingkat pasien merasa nyaman
teknik 1. Tingkat ansietas pasien ansietas dengan kondisinya.
relaksasi nafas berkurang
dalam atau 2. Pasien mampu mengulangi
distraksi. teknik relaksasi dan mampu
menggunakan teknik
visualisasi yang telah diajarkan
perawat.
XVI. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
NO.
TGL/JAM IMPLEMENTASI RESPON PARAF
DX
Senin, 25 1 SP 1
Februari 2019 Pasien dapat menjalin dan membina
Pukul 13.00 – hubungan saling percaya dengan
13.15 WITA perawat
- Tahap Orientasi
“Om Swastiastu, Selamat siang ibu, “Om Swastiastu, Selamat siang, tiang Ny. L,
perkenalkan saya Ni Made Rasita panggil aja Ny. L Dik” (Pasien menjawab
Puspitaswari, ibu bisa memanggil saya sapaan perawat dan mau berjabat tangan)
Ita. Hari ini saya dinas dari pukul 07.00-
14.00 WITA. Nama ibu siapa dan
senang dipanggil siapa ya?”

“Bagaimana perasaan ibu sekarang? Apa “Tiang tadi malam bisa tidur Dik”
semalam ibu tidur nyenyak?”

“Bu, saya bertugas disini untuk merawat “Iya, Dik”


ibu selama 3 hari kedepan dari hari
Senin sampai Rabu, apabila dinas pagi
mulai dari jam 08.00 sampai dengan
14.00 WITA, apabila dinas siang dari
jam 14.00 – 20.00 WITA dan apabila
dinas malam 20.00 – 08.00 WITA, saya
harap selama saya merawat ibu, saya
dapat memberikan pelayanan yang
terbaik.”

“Apakah ibu mau mengobrol dengan “Iya Dik”


saya? ibu mau berbincang – bincang “Iya saya mau, silahkan Dik”
berapa lama? bagaimana kalau 15 menit
dari jam 13.00 sampai 13.15 WITA?

- Tahap Kerja
”Terimakasih ibu sudah mau menerima “Iya, Dik”
saya untuk berbincang-bincang selama
15 menit kedepan, kedatangan saya
kesini saya ingin mendengarkankan
keluh kesah yang ibu alami selama ini
dan kita bersama-sama mencari jalan
keluarnya untuk beberapa pertemuan ya
buk”
“Boleh saya tahu ibu dari mana nggih?” “Tiang dari Abuan, Susut Dik”

“Ibu berapa punya anak bu?” “Empat Dik, meninggal satu setelah
dilahirkan”

“Ibu kenapa bisa dirawat disini bu?” “Tiang sedang antre untuk kontrol kepoli
jantung Dik tiba-tiba tiang merasa sesak
napas, nyeri dada, nyeri dada seperti tertindih
sebelah kiri sampai menjalar kepunggung,
bahu, dan lengan sama mual dan muntah,
sebelum di rawat disini

“ibu sudah berapa lama disini?” “Sudah ada 5 hari Dik”

“Bagaimana perasaannya sekarang bu?” “Tiang merasa (inguh) gelisah Dik”

“Ibu ngerasa gelisah bagaimana bu?” “Udah dua kali di rawat disini tapi terus
kambuh dik. Kok penyakit tiang gak sembuh-
sembuh ya dik”

“Selain itu, ada lagi yang membuat ibu “Tiang kepikiran dan khawatir dengan
gelisah bu?” penyakit tiang dik kenapa tidak kunjung
sembuh, saya khawatir jika penyakit saya
akan bertambah parah”

“ Ohh jadi begitu masalah yang dihadapi “Iya terima kasih dik”
ibu, ada baiknya jika ibu jangan
memikirkan apa-apa dan rileks ya ibu
agar ibu bisa lekas sembuh”

- Tahap Terminasi
“Gak terasa bu, sudah 15 menit kita “Tiang merasa senang dik, agak lega juga
mengobrol, terima kasih ibu sudah mau bisa bercerita dengan Adik Mahasiswa”
bercerita kepada saya, bagaimana
perasaan ibu setelah kita mengobrol
tadi?”

“Besok pagi saya kesini lagi bu kira-kira “Inggih dik”


jam 09.00 WITA, saya ingin mengobrol
lagi dengan ibu tentang perasaan ibu saat
gelisah apakah ibu bersedia?”

“Kalau begitu saya pamit dulu ya bu, “Iya, terima kasih dik”
sekarang ibu istirahat lagi supaya ibu bisa
cepet pulih”

“Saya pamit ya bu, selamat siang” “Iya, selamat siang dik”


Selasa, 26 1 SP 2
Februari 2019 Pasien dapat mengenal dan
Pukul 09.00 – memperluas kesadarannya mengenai
09.15 WITA perkembangan ansietasnya
- Tahap Orientasi
“Om Swastiastu ibu L, bagaimana kabar “Om Swastiastu, Baik dik”
ibu hari ini?”

“Apakah ibu masih ingat saya? Saya “Iya tiang masih ingat dik”
mahasiswa kemarin yang mengobrol
dengan ibu, sesuai kontrak yang kita buat
kemarin hari ini saya datang lagi untuk
mengobrol kurang kebih selama 15
menit tentang masalah yang ibu hadapi
serta mendiskusikan solusinya apakah
ibu ingat?”

“Bagus bu jika ibu ingat apakah ibu “Iya dik silahkan”


bersedia jika sekarang kita mulai
mengobrolnya?”
- Tahap Kerja
“ Bagaimana tidurnya semalam bu?” “Tiang bisa tidur tadi malam dik”

“Apakah ibu masih khawatir dengan “Iya dik, tiang juga merasa nyeri di dada
penyakit ibu saat ini?” terkadang”

“Boleh saya tau sebenarnya apa “Begini dik tiang takut penyakit tiang akan
penyebabnya ibu selalu memikirkan bertambah lebih parah sehingga tiang tidak
penyakit ibu sehingga ibu selalu gelisah bisa melakukan kegiatan seperti sebelum
dan cemas” sakitdan kasian keluarga tiang juga”

”Ohh jadi begitu bu, memangnya apa “Tiang mengurus rumah saja dik, tiang sudah
kegiatan ibu sehari-hari?” tidak berkerja soalnya ”

“Lalu apa yang ibu khawatirkan “Jadi begini dik jika penyakit tiang
sehingga ibu sering gelisah dan ekspresi bertambah parah tiang tidak akan bisa
ibu tampak memikirkan banyak hal” mengurus keluarga tiang nanti keluarga tiang
akan kesusahan. Tiang takut menjadi beban,
makanaya tiang kepikiran”

“Jadi ini yang biasanya ibu pikirkan “Inggih dik tiang khawatir”
ketika ibu gelisah dan murung?”

“Lalu apakah dikeluarga ibu hanya ibu “Iya dik, tiang tinggal hanya bersama suami
yang bisa mengurus keluarga?” saja, suami tiang bekerja sebagai petani.
Anak, menantu dan cucu tiang sering
berkunjung dan menginap dirumah. Menantu
tiang sering membantu tiang.”

Apakah terkadang ibu merasa kesepian “Tidak terlalu dik, soalnya anak, menantu
dirumah, karna hanya tinggal berdua dan cucu tiang sering berkunjung kerumah.
saja?” disekitaran rumah juga ramai ada anak-anak.”

“Ohh begitu, sebenarnya ibu tidak perlu “Nggih dik, tiang sampai pusing
khawatir dengan keadaan yang belum memikirkannya.”
pasti terjadi bu ya, tadi ibu juga
mengatakan bahwa masih ada menantu
ibu yang bisa mengurus keluarga dan
masih ada suami ibu yang
berpenghasilan, jadi ibu tidak perlu
khawatir semua akan baik-baik saja”

“Nah maka dari itu ibu jangan terlalu “Tetapi tetap saja tiang kepikiran dik”
banyak berfikir yang belum pasti terjadi,
lebih baik ibu fokus dengan pengobatan
ibu agar ibu lekas sembuh dan bisa
melakukan kewajiban ibu lagi sehingga
ibu bisa rileks, karena sebenarnya
sumber dari segala penyakit adalah
pikiran yang tidak baik ya bu jadi ibu
lebih baik fokus kepada pengobatan ibu
agar ibu lekas sembuh serta istirahat
yang cukup ya bu.”

“Oh begitu bu, saya memiliki beberapa “Jika itu membantu, tiang akan mengikuti
solusi bu, apakah ibu mau menerima saran Adik.”
solusi yang saya tawarkan?”

“Solusinya berupa teknik pernafasan “Inggih dik”


dalam agar ibu lebih rileks serta teknik
distraksi bu, tetapi saya bisa ajarkan ibu
di pertemuan kita besok karena kita
sudah mengobrol kurang lebih selama 15
menit dan ibu juga butuh istirahat”
- Tahap Terminasi
“Tidak terasa kita sudah mengobrol “Tiang senang berbincang-bincang dengan
kurang lebih selama 15 menit, Adik.”
bagaimana perasaan ibu?”

“Besok saya akan datang kesini untuk “Iya dik, tiang bersedia”
mengajari ibu tekni nafas dalam serta
relaksasi agar ibu bisa tenang dan rilek,
apakah ibu bersedia?”

“Jika ibu bersedia, besok saya jaga pagi “Ya dik, tiang mau”
jadi saya akan ke ruangan ibu pukul
08.00 WITA, saya akan mengajari ibu
kurang lebih selama 20 menit apakah ibu
mau?”

“Terimakasih ibu, maaf saya “Inggih dik, terimakasih kembali sudah


menganggu, ibu bisa melanjutkan membantu tiang”
istirahat, ibu lekas sembuh bu nggih,
permisi.”
Rabu, 27 Februari 1 SP 3
2019 Pukul 08.00 Pasien dapat menunjukkan strategi
– 08.20 WITA koping efektif dalam menghadapi
ansietasnya dengan menggunakan
teknik relaksasi nafas dalam atau
distraksi.

- Tahap Orientasi
“Om Swastiastu bu, bagaimana keadaan “Om swastiastu dik, sudah lebih baik”
ibu?”

“Ibu masih ingat kontrak kita hari ini “Iya dik, tiang sudah menunggu Adik, tiang
kan? Tentang saya akan mengajari ibu bersedia”
teknik relaksasi dan distraksi selama 20
menit di ruangan ibu, apakah ibu
bersedia ?”

“Saya akan mengajarkan ibu kurang “Inggih dik”


lebih selama 20 menit dari pukul 08.00-
08.20 WITA nggih bu?”
- Tahap Kerja
“Apakah ibu masih merasa gelisah akibat “Tentu masih dik”
ibu kepikiran dengan masalah kesehatan,
keluarga serta keuangan ibu?”

“Baik bu jika ibu masih kepikiran pada “Inggih dik”


kesempatan ini saya kan mengajari
teknik nafas dalam tujuan dari teknik ini
agar ibu merasa rileks serta ibu merasa
tenang nggih buk”

“Jadi setiap ibu merasa cemas ataupun “Iya tiang akan mengikutinya dik”
khawatir dengan kesehatan ibu, ibu bisa
melakukan teknik ini agar ibu bisa lebih
tenang dan rileks, jadi begini caranya ibu
bisa ikuti ya”
a. Cobalah Ibu untuk tenang dan
santai
b. Duduk atau berdiri, menegakkan
punggung, dan sedikit mengangkat
dagu.
c. Di awal-awal latihan letakkan
telapak tangan kiri di perut dan
tangan kanan sedikit di bawah
diafragma
d. Tarik nafas melalui hidung secara
perlahan-lahan sampai ke perut,
rasakan tangan kiri terangkat
seolah-olah perut mengembang
seperti balon
e. Tahan nafas selama 3 detik
f. Lalu hembuskan secara perlahan
melalui hidung, rasakan seolah-
olah jari-jari tangan terlipat satu
sama lain karena dada dan
lambung membentuk sebuah cela”

“Wahh bagus sekali ibu jadi ibu bisa (Pasien dapat mengikuti tehnik nafas dalam
melakukan ini saat ibu merasa cemas yang diberikan oleh perawat)
atau kepikiran dengan masalah ibu ya”

“Selanjutnya saya memiliki solusi kedua, “Tiang suka bermain dengan cucu tiang”
jadi jika ibu merasa cemas ibu bisa
melakukan teknik ini. Sebelumnya apa
yang ibu sukai atau ibu memiliki hobby
buk?”

“Selain bermain dengan cucu ibu apakah “Tiang suka mendengarkan kekidungan
ada hal lain yang ibu sukai? karena jika (nyanyian-nyanyian suci agama hindu) dik”
cucu ibu dibawa kerumah sakit akan
berbahaya untuk kesehatannya”

“Oh begitu bu jadi jika ibu merasa cemas “Iya dik”


dan banyak pikiran ibu bisa melakukan
hal yang ibu sukai agar pikiran ibu
teralihkan sehingga ibu tidak
memikirkan masalah ibu jadi ibu merasa
lebih tenang ini yang dinamakan teknik
distraksi ya bu”

“Tadi ibu mengtakan bahwa ibu suka “Iya dik, saran adik akan tiang ikuti”
mendengarakan kekidungan, jadi di
ruangan ini ibu bisa memutar music
kekidungan pelan-pelan dan ibu
dengarkan agar ibu merasa tenang
sehingga ibu tidak khawatir dan ibu
merasa tenang dan rileks ya bu”

Tahap Terminasi
“Tidak terasa kita sudah berinteraksi “Iya dik, adik sudah membantu tiang banyak
selama 20 menit, baik bu jika ibu merasa sekali selama tiang di rawat disini”
khawatir ibu bisa mempraktekan teknik-
teknik yang saya ajarkan agar ibu merasa
lebih tenang, ibu juga bisa menceritakan
keluh kesah ibu kepada orang terdekat
agar ibu tidak memendam permasalahan
ibu sendiri ya”

“Iya ibu, besok-besok saya akan “Terimakasih sekali dik, saran dan anjuran
keruangan ibu untuk memberikan adik akan tiang ikuti. Inggih dik”
pelayanan kesehatan yang lain seperti
pemeriksaan tekanan darah dan
pemberian obat, saya harap ibu tidak
khawatir berlebihan lagi dan tidak cemas
serta semoga ibu cepat sembuh. Maaf
jika saya mengganggu, permisi bu,
silahkan beristirahat”
XVII. EVALUASI KEPERAWATAN

TGL/JAM NO.DX TUK EVALUASI PARAF


Senin, 25 1 TUK 1 ( S : Pasien mengangguk dan tersenyum, menyebutkan namanya Bu
Februari Membina L pasien lebih lega setelah mengobrol dengan perawat
2019 Pukul hubungan
13.15 WITA saling percaya ) O : Pasien mau membalas salam dan berjabat tangan, kontak mata
kurang, sesekali pasien memerhatikan lingkungan sekitar,
pasien mau mengutarakan masalahnya, ekspresi wajah pasien
gelisah, sesekali tersenyum kepada perawat dan pasien mau
menjawab semua pertanyaan perawat.

A : TUK 1 (Membina hubungan saling percaya) tercapai.

P : Lanjutkan tindakan keperawatan untuk mencapai TUK 2 (


Pasien Mengenal Ansietas).
Selasa, 25 1 TUK 2 (Pasien S : Pasien mengatakan gelisah, dada terasa nyeri
Februari mengenal
2019 Pukul ansietasnya) O : Kontak mata cukup, pasien mampu mengatakan kondisinya
09.15 WITA saat sedang cemas, pasien mengetahui penyebab
kecemasannya pasien terlihat sedikit tenang.
A : TUK 2 (Pasien mengenal ansietasnya) tercapai

P : Lanjutkan tindakan keperawatan untuk mencapai TUK 3


(Pasien dapat menunjukan strategi koping efektif dalam
menghadapi ansietasnya dengan menggunakan teknik relaksasi
atau teknik visualisasi)
Rabu, 25 1 TUK 3 (Pasien S : Pasien mengatakan mau melakukan relaksasi nafas dalam dan
Februari dapat mengalihkan cemasnya ketika sedang khawatir, dan mencoba
2019 Pukul menunjukan untuk tenang, pasien juga mengatakan lebih merasa tenang
08.20 WITA strategi koping
efektif dalam O : Pasien mau memperhatikan perawat, pasien mampu
menghadapi mempraktikkan teknik relaksasi nafas dalam. Pasien tampak
ansietasnya lebih tenang
dengan
menggunakan A : TUK 3 (Pasien dapat menunjukan strategi koping efektif dalam
teknik relaksasi menghadapi ansietasnya dengan menggunakan teknik relaksasi
atau tehnik atau teknik distraksi) tercapai
distraksi)
P : Pertahankan kondisi sehat pasien.

Anda mungkin juga menyukai