HARI /
DX.
TANGGAL / TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL
KEP.
JAM
Senin, 25 Ansietas TUM Setelah diberikan asuhan 1. Ucapkan salam terapeutik 1. Memberikan kesan yang
Februari 2019 Pasien keperawatan selama 1 x 15 menit 2. Berjabat tangan positif pada awal pertemuan
Pukul 13.00 – memiliki dalam 1 x pertemuan, diharapkan 3. Perkenalkan identitas diri 2. Menumbuhkan sikap terbuka
13.15 WITA perasaan pasien dapat menjalin dan (nama lengkap, nama kepada pasien
tenang. membina hubungan saling panggilan) 3. Untuk menambah rasa
percaya dengan perawat dengan 4. Tanyakan nama lengkap percaya pasien terhadap
TUK 1 kriteria hasil : pasien dan nama panggilan perawat
Pasien dapat a. Menjawab salam yang disukai 4. Untuk saling mengenal dan
menjalin dan b. Mau berjabat tangan 5. Jelaskan tujuan pertemuan menambah rasa saling
membina c. Mau menyebutkan nama 6. Dengarkan pernyataan percaya
hubungan (identitas diri) pasien dengan sikap sabar, 5. Agar pasein lebih kooperatif
saling percaya d. Ekspresi wajah tenang dan empati dan lebih banyak 6. Untuk menumbukan sikap
dengan tersenyum kepada perawat. memakai bahasa non peduli dan antusias dalam
perawat e. Ada kontak mata verbal. Misalnya: berinteraksi dengan pasien.
f. Mau mengutarakan masalah sentuhan, anggukan
yang sedang dihadapi.
Selasa, 26 Ansietas TUK 2 Setelah diberikan asuhan 1. Bantu pasien untuk 1. Dapat mengetahui kapan
Februari 2019 Pasien dapat keperawatan selama 1 x 15 menit mengidentifikasi dan pasien mengalami kecemasan.
Pukul 09.00 – mengenal dan dalam 1 x pertemuan, diharapkan mengutarakan perasaannya 2. Ketika pasien telah mengenali
09.15 WITA memperluas pasien mengenal dan memperluas 2. Bantu pasien untuk tingkat ansietasnya,
kesadarannya kesadarannya mengenai menjelaskan kondisi dan diharapkan pasien untuk
mengenai perkembangan ansietasnya situasi yang menimbulkan mengelola penyebab
perkembangan dengan kriteria hasil: ansietas bagi dirinya ansietasnya
ansietasnya 1. Pasien mampu mengatakan 3. Bantu pasien mengenal 3. Untuk menghindari atau
kondisinya saat sedang cemas penyebab ansietas dan menekan hal-hal yang
2. Pasien mampu jelaskan pada pasien membuat atau memicu
mengidentifikasi atau mengenai penyakitnya ansietas
mengetahui penyebab 4. Kaitkan pengalaman yang 4. Diharapkan pasien mampu
kecemasannya baru terjadi dengan melakukan perawatan untuk
3. Pasien mengetahui tentang pengalaman masa lalu memberikan perubahan pada
perjalanan penyakitnya yang relevan tingkat ansietas yang dialami.
5. Bantu pasien untuk 5. Untuk menjadikan
menyadari perilaku akibat perbandingan dan pelajaran
ansietas cara menyikapi ansietas
Rabu, 27 Ansietas TUK 3 Setelah diberikan asuhan 1. Ajarkan pasien teknik 1. Bantuan teknik relaksasi dan
Februari 2019 Pasien dapat keperawatan selama 1 x 20 menit relaksasi atau distraksi distraksi dapat mengurangi
Pukul 08.00 – menunjukkan dalam 1 x pertemuan, diharapkan untuk meningkatkan tingkat ansietas kepada
08.20 WITA strategi koping pasien menunjukkan strategi kontrol ansietas dan rasa pasien.
efektif dalam koping efektif dalam menghadapi percaya diri
menghadapi ansietasnya dengan menggunakan 2. Dorong pasien untuk 2. Teknik relaksasi dan
ansietasnya teknik relaksasi nafas dalam atau menggunakan teknik distraksi sangat penting
dengan teknik distraksi, dengan kriteria relaksasi atau distraksi diajarkan oleh perawat agar
menggunakan hasil: dalam menurunkan tingkat pasien merasa nyaman
teknik 1. Tingkat ansietas pasien ansietas dengan kondisinya.
relaksasi nafas berkurang
dalam atau 2. Pasien mampu mengulangi
distraksi. teknik relaksasi dan mampu
menggunakan teknik
visualisasi yang telah diajarkan
perawat.
XVI. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
NO.
TGL/JAM IMPLEMENTASI RESPON PARAF
DX
Senin, 25 1 SP 1
Februari 2019 Pasien dapat menjalin dan membina
Pukul 13.00 – hubungan saling percaya dengan
13.15 WITA perawat
- Tahap Orientasi
“Om Swastiastu, Selamat siang ibu, “Om Swastiastu, Selamat siang, tiang Ny. L,
perkenalkan saya Ni Made Rasita panggil aja Ny. L Dik” (Pasien menjawab
Puspitaswari, ibu bisa memanggil saya sapaan perawat dan mau berjabat tangan)
Ita. Hari ini saya dinas dari pukul 07.00-
14.00 WITA. Nama ibu siapa dan
senang dipanggil siapa ya?”
“Bagaimana perasaan ibu sekarang? Apa “Tiang tadi malam bisa tidur Dik”
semalam ibu tidur nyenyak?”
- Tahap Kerja
”Terimakasih ibu sudah mau menerima “Iya, Dik”
saya untuk berbincang-bincang selama
15 menit kedepan, kedatangan saya
kesini saya ingin mendengarkankan
keluh kesah yang ibu alami selama ini
dan kita bersama-sama mencari jalan
keluarnya untuk beberapa pertemuan ya
buk”
“Boleh saya tahu ibu dari mana nggih?” “Tiang dari Abuan, Susut Dik”
“Ibu berapa punya anak bu?” “Empat Dik, meninggal satu setelah
dilahirkan”
“Ibu kenapa bisa dirawat disini bu?” “Tiang sedang antre untuk kontrol kepoli
jantung Dik tiba-tiba tiang merasa sesak
napas, nyeri dada, nyeri dada seperti tertindih
sebelah kiri sampai menjalar kepunggung,
bahu, dan lengan sama mual dan muntah,
sebelum di rawat disini
“Ibu ngerasa gelisah bagaimana bu?” “Udah dua kali di rawat disini tapi terus
kambuh dik. Kok penyakit tiang gak sembuh-
sembuh ya dik”
“Selain itu, ada lagi yang membuat ibu “Tiang kepikiran dan khawatir dengan
gelisah bu?” penyakit tiang dik kenapa tidak kunjung
sembuh, saya khawatir jika penyakit saya
akan bertambah parah”
“ Ohh jadi begitu masalah yang dihadapi “Iya terima kasih dik”
ibu, ada baiknya jika ibu jangan
memikirkan apa-apa dan rileks ya ibu
agar ibu bisa lekas sembuh”
- Tahap Terminasi
“Gak terasa bu, sudah 15 menit kita “Tiang merasa senang dik, agak lega juga
mengobrol, terima kasih ibu sudah mau bisa bercerita dengan Adik Mahasiswa”
bercerita kepada saya, bagaimana
perasaan ibu setelah kita mengobrol
tadi?”
“Kalau begitu saya pamit dulu ya bu, “Iya, terima kasih dik”
sekarang ibu istirahat lagi supaya ibu bisa
cepet pulih”
“Apakah ibu masih ingat saya? Saya “Iya tiang masih ingat dik”
mahasiswa kemarin yang mengobrol
dengan ibu, sesuai kontrak yang kita buat
kemarin hari ini saya datang lagi untuk
mengobrol kurang kebih selama 15
menit tentang masalah yang ibu hadapi
serta mendiskusikan solusinya apakah
ibu ingat?”
“Apakah ibu masih khawatir dengan “Iya dik, tiang juga merasa nyeri di dada
penyakit ibu saat ini?” terkadang”
“Boleh saya tau sebenarnya apa “Begini dik tiang takut penyakit tiang akan
penyebabnya ibu selalu memikirkan bertambah lebih parah sehingga tiang tidak
penyakit ibu sehingga ibu selalu gelisah bisa melakukan kegiatan seperti sebelum
dan cemas” sakitdan kasian keluarga tiang juga”
”Ohh jadi begitu bu, memangnya apa “Tiang mengurus rumah saja dik, tiang sudah
kegiatan ibu sehari-hari?” tidak berkerja soalnya ”
“Lalu apa yang ibu khawatirkan “Jadi begini dik jika penyakit tiang
sehingga ibu sering gelisah dan ekspresi bertambah parah tiang tidak akan bisa
ibu tampak memikirkan banyak hal” mengurus keluarga tiang nanti keluarga tiang
akan kesusahan. Tiang takut menjadi beban,
makanaya tiang kepikiran”
“Jadi ini yang biasanya ibu pikirkan “Inggih dik tiang khawatir”
ketika ibu gelisah dan murung?”
“Lalu apakah dikeluarga ibu hanya ibu “Iya dik, tiang tinggal hanya bersama suami
yang bisa mengurus keluarga?” saja, suami tiang bekerja sebagai petani.
Anak, menantu dan cucu tiang sering
berkunjung dan menginap dirumah. Menantu
tiang sering membantu tiang.”
Apakah terkadang ibu merasa kesepian “Tidak terlalu dik, soalnya anak, menantu
dirumah, karna hanya tinggal berdua dan cucu tiang sering berkunjung kerumah.
saja?” disekitaran rumah juga ramai ada anak-anak.”
“Ohh begitu, sebenarnya ibu tidak perlu “Nggih dik, tiang sampai pusing
khawatir dengan keadaan yang belum memikirkannya.”
pasti terjadi bu ya, tadi ibu juga
mengatakan bahwa masih ada menantu
ibu yang bisa mengurus keluarga dan
masih ada suami ibu yang
berpenghasilan, jadi ibu tidak perlu
khawatir semua akan baik-baik saja”
“Nah maka dari itu ibu jangan terlalu “Tetapi tetap saja tiang kepikiran dik”
banyak berfikir yang belum pasti terjadi,
lebih baik ibu fokus dengan pengobatan
ibu agar ibu lekas sembuh dan bisa
melakukan kewajiban ibu lagi sehingga
ibu bisa rileks, karena sebenarnya
sumber dari segala penyakit adalah
pikiran yang tidak baik ya bu jadi ibu
lebih baik fokus kepada pengobatan ibu
agar ibu lekas sembuh serta istirahat
yang cukup ya bu.”
“Oh begitu bu, saya memiliki beberapa “Jika itu membantu, tiang akan mengikuti
solusi bu, apakah ibu mau menerima saran Adik.”
solusi yang saya tawarkan?”
“Besok saya akan datang kesini untuk “Iya dik, tiang bersedia”
mengajari ibu tekni nafas dalam serta
relaksasi agar ibu bisa tenang dan rilek,
apakah ibu bersedia?”
“Jika ibu bersedia, besok saya jaga pagi “Ya dik, tiang mau”
jadi saya akan ke ruangan ibu pukul
08.00 WITA, saya akan mengajari ibu
kurang lebih selama 20 menit apakah ibu
mau?”
- Tahap Orientasi
“Om Swastiastu bu, bagaimana keadaan “Om swastiastu dik, sudah lebih baik”
ibu?”
“Ibu masih ingat kontrak kita hari ini “Iya dik, tiang sudah menunggu Adik, tiang
kan? Tentang saya akan mengajari ibu bersedia”
teknik relaksasi dan distraksi selama 20
menit di ruangan ibu, apakah ibu
bersedia ?”
“Jadi setiap ibu merasa cemas ataupun “Iya tiang akan mengikutinya dik”
khawatir dengan kesehatan ibu, ibu bisa
melakukan teknik ini agar ibu bisa lebih
tenang dan rileks, jadi begini caranya ibu
bisa ikuti ya”
a. Cobalah Ibu untuk tenang dan
santai
b. Duduk atau berdiri, menegakkan
punggung, dan sedikit mengangkat
dagu.
c. Di awal-awal latihan letakkan
telapak tangan kiri di perut dan
tangan kanan sedikit di bawah
diafragma
d. Tarik nafas melalui hidung secara
perlahan-lahan sampai ke perut,
rasakan tangan kiri terangkat
seolah-olah perut mengembang
seperti balon
e. Tahan nafas selama 3 detik
f. Lalu hembuskan secara perlahan
melalui hidung, rasakan seolah-
olah jari-jari tangan terlipat satu
sama lain karena dada dan
lambung membentuk sebuah cela”
“Wahh bagus sekali ibu jadi ibu bisa (Pasien dapat mengikuti tehnik nafas dalam
melakukan ini saat ibu merasa cemas yang diberikan oleh perawat)
atau kepikiran dengan masalah ibu ya”
“Selanjutnya saya memiliki solusi kedua, “Tiang suka bermain dengan cucu tiang”
jadi jika ibu merasa cemas ibu bisa
melakukan teknik ini. Sebelumnya apa
yang ibu sukai atau ibu memiliki hobby
buk?”
“Selain bermain dengan cucu ibu apakah “Tiang suka mendengarkan kekidungan
ada hal lain yang ibu sukai? karena jika (nyanyian-nyanyian suci agama hindu) dik”
cucu ibu dibawa kerumah sakit akan
berbahaya untuk kesehatannya”
“Tadi ibu mengtakan bahwa ibu suka “Iya dik, saran adik akan tiang ikuti”
mendengarakan kekidungan, jadi di
ruangan ini ibu bisa memutar music
kekidungan pelan-pelan dan ibu
dengarkan agar ibu merasa tenang
sehingga ibu tidak khawatir dan ibu
merasa tenang dan rileks ya bu”
Tahap Terminasi
“Tidak terasa kita sudah berinteraksi “Iya dik, adik sudah membantu tiang banyak
selama 20 menit, baik bu jika ibu merasa sekali selama tiang di rawat disini”
khawatir ibu bisa mempraktekan teknik-
teknik yang saya ajarkan agar ibu merasa
lebih tenang, ibu juga bisa menceritakan
keluh kesah ibu kepada orang terdekat
agar ibu tidak memendam permasalahan
ibu sendiri ya”
“Iya ibu, besok-besok saya akan “Terimakasih sekali dik, saran dan anjuran
keruangan ibu untuk memberikan adik akan tiang ikuti. Inggih dik”
pelayanan kesehatan yang lain seperti
pemeriksaan tekanan darah dan
pemberian obat, saya harap ibu tidak
khawatir berlebihan lagi dan tidak cemas
serta semoga ibu cepat sembuh. Maaf
jika saya mengganggu, permisi bu,
silahkan beristirahat”
XVII. EVALUASI KEPERAWATAN