Materi Kultum
Materi Kultum
Ada Hadis yang mensejajarkan kesehatan dengan Akidah (keyakinan) “Sesungguhnya manusia
tidak diberi yang lebih baik didunia dari pada keyakinan dan kesehatan, maka mohonlah
keduanya kepada Allah SWT” (HR Ahmad).
Lazim dipahami, nilai kesehatan sungguh sangat mahal. Sekaya apapun seorang manusia,
tatkala sakit menderanya dan tak kunjung sembuh, boleh jadi seluruh harta yang dimilikinya
tak mampu mengganti nilai kesehatannya. Dengan demikian maka sungguh beruntunglah
orang-orang yang diberikan kesehatan oleh Allah SWT. Dan, sebagai hamba-Nya yang
beriman, tentu kita akan menjaga nikmat besar tersebut.
Islam lah yang paling memperhatikan tentang kesehatan. Siapa saja yang mempelajari sunnah
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam maka dia akan mendapatkan bahwa kaidah-kaidah
kesehatan sudah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Bisa kita riset sendiri
bagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam mempraktikan kesehatan di dalam
kehidupan sehari hari baik dari pola makan
Di dalam Islam rasulullah juga telah menganjurkan umatnya untuk menjaga kebersihan gigi
dan mulut. Contohnya adalah salah satu rukun berwudhu adalah dengan berkumur-kumur untuk
menjaga kebersihan mulut. Selain itu untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut salah satu cara
yang diajarkan dan senang dilakukan Rosulullah adalah bersiwak. Siwak merupakan pekerjaan
yang ringan namun memiliki faedah yang banyak baik bersifat keduniaan yaitu berupa
kebersihan mulut, sehat dan putihnya gigi, menghilangkan bau mulut, dan lain-lain, maupun
faedah-faedah yang bersifat akhirat, yaitu ittiba’ kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan
mendapatkan keridhoan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
“Siwak merupakan kebersihan bagi mulut dan keridhaan bagi Rabb”. [Hadits shahih riwayat
Ahmad, Irwaul Ghalil no 66). [Syarhul Mumti’ 1/120 dan Taisir ‘Alam 1/62]
Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam begitu bersemangat melakukannya
dan sangat ingin agar umatnya pun melakukan sebagaimana yang dia lakukan, hingga beliau
bersabda.
“Kalau bukan karena akan memberatkan umatku maka akan kuperintahkan mereka untuk
bersiwak setiap akan wudlu”. [Hadits riwayat Bukhari dan Muslim, Irwaul Ghalil no 70]
“Kalau bukan karena akan memberatkan umatku maka akan kuperintahkan mereka untuk
bersiwak setiap akan shalat”. [Hadits riwayat Bukhari dan Muslim, Irwaul Ghalil no 70]
Ibnu Daqiqil ‘Ied menjelaskan sebab sangat dianjurkannya bersiwak ketika akan shalat,
beliau berkata: “Rahasianya yaitu bahwasanya kita diperintahkan agar dalam setiap keadaan
ketika bertaqorrub kepada Allah, kita senantiasa dalam keadaan yang sempurna dan dalam
keadaan bersih untuk menampakkan mulianya ibadah”. Dikatakan bahwa perkara ini
(bersiwak ketika akan shalat) berhubungan dengan malaikat karena mereka terganggu dengan
bau yang tidak enak. Berkata Imam As-Shan’ani : “Dan tidaklah jauh (jika dikatakan)
bahwasanya rahasianya adalah digabungkannya dua perkara yang telah disebutkan (di atas)
sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari hadits Jabir Radhiyallahu
‘anhu.:
“Barang siapa yang makan bawang putih atau bawang merah atau bawang bakung maka
janganlah dia mendekati mesjid kami. Sesungguhnya malaikat terganggu dengan apa-apa
yang bani Adam terganggu dengannya” [Taisir ‘Alam 1/63]
Dan ternyata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak hanya bersiwak ketika akan
shalat saja, bahkan beliau juga bersiwak dalam berbagai keadaan.
Telah meriwayatkan Syuraih bin Hani, beliau berkata : “Aku bertanya kepada ‘Aisyah : “Apa
yang dilakukan pertama kali oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam jika dia memasuki
rumahnya ?” Beliau menjawab :”Bersiwak”. [Hadits riwayat Muslim, Irwaul Ghalil no 72]
“Dari Hudzaifah ibnul Yaman Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata : “Adalah Rasulullah jika
bangun dari malam dia mencuci dan menggosok mulutnya dengan siwak”. [Hadits riwayat
Bukhari]
Bahkan dalam setiap keadaan pun boleh bagi kita untuk bersiwak. Sesuai dengan hadits di
atas Dalam hadits ini Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memutlakkannya dan tidak
mengkhususkannya pada waktu-waktu tertentu. Oleh karena itu siwak boleh dilakukan setiap
waktu (Syarhul mumti’ 1/120, Fiqhul Islami wa Adillatuhu 1/300), sehingga tidak
disyaratkan hanya bersiwak ketika mulut dalam keadaan kotor [Syarhul Mumti’ 1/125].
Dan yang lebih menunjukan akan besarnya perhatian beliau dengan siwak yaitu bahwasanya
diakhir hayat beliau, beliau masih menyempatkan diri untuk bersiwak sebagaimana dalam
hadits ‘Aisyah : ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha berkata : Abdurrahman bin Abu Bakar As-Sidik
Radhiyallahu ‘anhu menemui Nabi dan Nabi bersandar di dadaku. Abdurrahman
Radhiyallahu ‘anhu membawa siwak yang basah yang dia gunakan untuk bersiwak. Dan
Rasulullah memandang siwak tersebut (dengan pandangan yang lama). Maka aku pun lalu
mengambil siwak itu dan menggigitnya (untuk dibersihkan-pent) lalu aku membaguskannya
kemudian aku berikan siwak tersebut kepada Rasulullah, maka beliaupun bersiwak
dengannya. Dan tidaklah pernah aku melihat Rasulullah bersiwak yang lebih baik dari itu.
Dan setelah Rasulullah selesai dari bersiwak dia pun mengangkat tangannya atau jarinya lalu
berkata :
Oleh karena itu berkata sebagian ulama : “Telah sepakat para ulama bahwasanya bersiwak
adalah sunnah muakkadah karena anjuran Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan
kesenantiasaan beliau melakukannya dan kecintaan beliau serta ajakan beliau kepada siwak
tersebut.” [Fiqhul Islami wa Adillatuhu 1/300]
“Beliau memasukkan jarinya (ke dalam mulutnya-pent) ketika berwudlu dan menggerak-
gerakkannya”. [Hadits riwayat Ahmad dalam musnadnya 1/158]
Bersiwak jaman dulu bisa disamakan dengan menggosok gigi dgn pasta gigi jaman sekarang,
jadi segala keutamaan dan pahala bersiwak bisa kita peroleh kalau menggosok gigi dgn sikat
dan pasta gigi. Yang penting niatnya sikat gigi sebagai bentuk ibadah kepada Allah dan
ikhlas menjalankannya. Dan yang tidak kalah penting nya adalah kita tetap harus datang
periksa ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali.
Dari uraian diatas, saya menyimpulkan manfaat bersiwak bagi kita , yaitu menjaga kebersihan
dan kesehatan gigi dan mulut, merupakan ibadah jika kita melakukannya, karena sunnah
Rasulullah Saw.