Anda di halaman 1dari 2

Monday, December 22, 2014

PRINSIP DUNIA: Memandang Muka (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 Desember 2014

Baca: Yakobus 2:1-13

"Tetapi, jikalau kamu memandang muka, kamu berbuat dosa, dan oleh hukum itu menjadi nyata, bahwa
kamu melakukan pelanggaran." Yakobus 2:9

Dunia di mana kita hidup adalah dunia yang memiliki kecenderungan untuk menilai seseorang dengan
memandang muka, warna kulit atau melihat penampilan fisik, padahal Alkitab menyatakan: "Kemolekan
adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia," (Amsal 31:30), dan "Janganlah pandang parasnya atau
perawakan yang tinggi," (1 Samuel 16:7). Bukan hanya itu, dunia seringkali juga menilai seseorang dari
status sosialnya: pangkat dan harta kekayaan yang dimilikinya, sehingga "Kekayaan menambah banyak
sahabat, tetapi orang miskin ditinggalkan sahabatnya." (Amsal 19:4). Perihal penampilan luar
seseorang, Anaxagoras, seorang filusuf Yunani mengatakan, "Penampilan fisik hanyalah sekilas dari apa
yang sebenarnya tidak terlihat."

Menilai dan membedakan orang lain dengan memandang muka, warna kulit dan status sosial ternyata
bukan hanya dilakukan oleh orang-orang di zaman sekarang ini, tapi orang Kristen di era Yakobus pun
melakukan hal yang sama. Mereka memperlakukan orang-orang kaya secara khusus dan istimewa,
sebaliknya mereka memandang rendah dan hina jemaat yang miskin. Ini dipandang Yakobus sebagai
tindakan jahat: "bukankah kamu telah membuat pembedaan di dalam hatimu dan bertindak sebagai
hakim dengan pikiran yang jahat?" (Yakobus 2:4), padahal Tuhan sendiri tidak pernah membeda-
bedakan umat-Nya. Di hadapan Tuhan semua manusia sama dan sederajat. "Siapa mengolok-olok orang
miskin menghina Penciptanya;" (Amsal 17:5), artinya siapa bertindak semena-mena terhadap orang
miskin berarti melakukan tindakan bertentangan dengan firman Tuhan, sebab Tuhan justru sangat
mengasihi dan memperhatikan orang-orang yang dipandang lemah, hina dan miskin di pemandangan
manusia.

Banyak orang Kristen: jemaat biasa, bahkan pendeta atau gembala sidang yang memperlakukan
saudara seiman dengan memandang muka. Yang kaya dan berpangkat begitu dihormati dan
diperlakukan secara khusus di gereja, sehingga banyak orang menjadi kecewa.
Jika kita memandang muka berarti kita tidak hidup dalam kasih, padahal dasar hidup Kristiani adalah
kasih!

Anda mungkin juga menyukai