Anda di halaman 1dari 20

Fisika Bangunan

Anda tertarik pada fisika bangunan? Fisika Bangunan merupakan batu penjuru dari
perancangan, konstruksi, dan operasi performansi tinggi dari bangunan.

Kalau misalkan posisi kita sebagai arsitek, kita harus merancang suatu bangunan
yang awet dan tahan lama, memiliki efisiensi energi tinggi, terjangkau dan
mendukung kesehatan. Untuk menghindari berbagai permasalahan dari
bangunan, berbagai ilmu yang cukup unik harus digabungkan misalnya
Perpindahan Panas dan Masa, sains material, meteorologi, teknologi konstruksi,
psikologi manusia, serta analisis dan desain keteknikan harus diaplikasikan ketika
merancang sebuah bangunan. Paduan dari berbagai ilmu dan keahlian ini sering
disebut dengan “building science”. Awalnya ilmu ini dikembangkan dan
dipublikasikan di Eropa (terutama di Candinavia) yang dimana ilmu ini sering
disebut dengan Fisika Bangunan (“Building Physic”). Enam hal yang harus
diperhatikan dalam fisika bangunan adalah kontrol termal, kontrol kelembaban,
kontrol aliran udara, iklim, akustik, serta pencahayaan.

A. Kontrol Termal

Mengontrol aliran panas yang masuk maupun keluar dari bangunan sangatlah
penting untuk menjamin kenyamanan, kesehatan, dan produktifitas pengguna suatu
bangunan. Mengontrol temperatur memiliki dampak yang besar terhadap ketahanan

Zeth L. Kwuwulay Page 1


dan juga terhadap pertumbuhan jamur di bangunan tersebut. Mengontrol aliran
panas pasti dibutuhkan untuk penghematan energi serta dampak terhadap
lingkungan dari penggunaan energi tersebut. Pengisolasian (insulation) merupakan
dasar dalam mengontrol aliran termal. Oleh karena itu ilmu tentang perpindahan
panas harus dimengerti dalam hal ini. Misalnya saja perpindahan panas melalui
dinding, udara, radiasi dsb harus diperhatikan.

B. Kontrol Kelembaban

Kelembaban adalah faktor umum yang sering dibahas untuk menyelesaikan


masalah kualitas udara dari suatu ruangan (indoor) terutama masalah jamur ataupun
masalah bau. Molekul air mempunyai berbagai sifat yang unik beserta dengan
interaksinya dengan material lainnya. Sumber kelembaban ada berbagai macam
misalnya berasal dari hujan, salju, uap air, air tanah maupun kandungan air dalam
bangunan. Dan juga kelembaban merupakan faktor utama dari kemerosotan suatu
bangunan. Oleh karena itu pengontrolan kelembaban sangatlah penting. Yang
dimaksud dengan kelembaban (humidity) adalah persen kandungan air dalam
udara. Ada 2 jenis kelembaban/humiditas yaitu:

1. Humiditas spesifik (Spesific Humidity)

Jumlah kandungan massa uap yang terdapat dalam campuran untuk setiap masa
udara dalam campuran

Zeth L. Kwuwulay Page 2


2. Humiditas relatif (relatif humidity)

Rasio antara tekanan uap dan tekanan uap saturasi pada suhu dan tekanan total
yang sama.

Untuk menganalisa hubungan antara humiditas relatif, humiditas spesifik ,


temperatur dan lain sebagainya, biasanya kita memakai diagram psikometrika untuk
memudahkan pengamatan.

C. Aliran udara

Aliran udara membawa banyak hal, diantaranya kelembaban, panas, polutan dan
suara. Oleh karena itu mengontrol aliran udara keluar masuk ruangan sangat
penting untuk mendapatkan kenyamanan, kesehatan dan efisiensi energi dari
bangunan tersebut. Pergerakan aliran udara disebabkan oleh perbedaan tekanan
antara daerah satu dengan daerah yang lainnya. Kita bisa mengontrol aliran udara
dengan mengatur letak ventilasi serta menambahkan ventilasi buatan (contohnya
AC) jika dibutuhkan.

D. Climate

Berbeda iklim berbeda pula design ruangan bangunan yang dibutuhkan. Setiap
jenis iklim memiliki strategi desain bangunan yang berbeda-beda pula. Hal ini cukup
kompleks, oleh karena itu penting bagi arsitek harus memperhatikan situasi
lingkungan yang akan dibangun misalkan perbedaan aliran angin, resiko gempa,
resiko kebakaran serta kemungkinan banjir.

E. Akustika

Setiap orang pasti membutuhkan komunikasi, terutama komunikasi secara


langsung lewat suara kita. Oleh karena itu pengontrolan noise sangatlah penting
untuk hampir semua bangunan. Terutama bangunan yang dikhususkan untuk
pertemuan. Kalau kita sembarangan mendesain bangunan tanpa memperhatikan
akustika ruangan tersebut, sebagus apapun ruangan tersebut, bisa dimungkinkan
akan tidak nyaman untuk pembicaraan. Yang dipelajari dalam akustika adalah
tentang suara, bagaimana suara tersebut bisa muncul, bagaimana perjalanan suara

Zeth L. Kwuwulay Page 3


tersebut sampai ke telinga dan lain sebagainya. Khusus untuk Akustika bangunan
yang dipelajari adalah bagaimana kita mengatur perjalanan dari suara tersebut
sampai ke telinga manusia sesuai dengan yang kita inginkan.

F. Pencahayaan

Setiap orang pasti butuh melihat. Oleh karena itu pengaturan pencahayaan
sangatlah penting dalam suatu ruangan. Pengaturan pencahayaan termasuk
mengatur berapa jumlah lampu yang dibutuhkan, bagaimana posisi yang terbaik,
berapa iluminasinya, serta sangat perlu untuk memperhatikan pencahayaan alami
terutama dari matahari. Hal ini dibutuhkan untuk mengefisiensikan energi yang
dibutuhkan bangunan tersebut.

Teknik Fisika
Physical Engineering Department's Blog

https://teknikfisika.wordpress.com/fisika-bangunan/

Zeth L. Kwuwulay Page 4


Fisika Bangunan 1

Jumat, 21 Mei 20101Komentar

PENDAHULUAN
Dalam dunia arsitektur fisika bangunan sangatlah penting untuk dipahai
sebab tanpa memahami ilmu fisika bangunan sangatlah tidak berarti hasil karya
yang diciptakan oleh seorang arsitek, selain ilmu – ilmu yang lain seperti mekanika
teknik yaitu ilmu tentang perhitungan, estetika bentuk ilmu tentang keindahan.
Sebagai contoh manakala seorang arsitek merancang sebuah bangunan tanpa
memperhitungkan / memahami tentang ilmu fisika bangunan maka akan terjadi
ketidak nyamanan penghuni, jadi ilmu fisika bangunan berkaitan dengan arsitek
sangatlah penting untuk menciptakan kenyamanan penghuni. Dalam hal ini penulis
dalam menyajikan makalah ini mengambil contoh penghawaan buatan. Penghawaan
buatan ini sangat perlu diadakan manakala dalam merancang sebuah bangunan
ditempat yang panas dan penghawaan buatan ini diadakan juga untuk
mengefesienkan biaya, dengan adanya penghawaan buatan ini biaya dapat
dimanage.

FISIKA BANGUNAN Yang dimaksud dengan Ilmu Fisika Bangunan adalah : Ilmu
yang mempelajari keadaan ruang (sifat/kondisi fisik, non emosional) di dalam
bangunan yang dapat ditangkap atau dirasakan oleh indera manusia, yang meliputi:
1. Penciuman : berbagai aroma yang dapat dideteksi oleh hidung.
2. Penglihatan : meliputi berbagai ujud, textur, warna yang dapat ditangkap oleh mata.
Hal ini bisa terjadi bila ada cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda tersebut.
Kalau tidak ada cahaya atau gelap gulita, maka tidak akan ada benda yang
kelihatan.
3. Pendengaran : berkaitan dengan suara dan telinga
4. Peraba : berbagai keadaan yang dapat dirasakan oleh kulit manusia, keras-lunak,
panas-dingin, basah-kering dan lainsebagainya. Sebagian besar yang dirasakan
manusia melalui media udara.

Zeth L. Kwuwulay Page 5


5. Perasa : berbagai rasa yang dideteksi oleh lidah manusia, jadi hanya khusus untuk
benda yang dimakan
Dari kelima hal yang dapat dirasakan oleh panca indra manusia tersebut hanya rasa
yang tidak dibahas dalam fisika bangunan, karena rasa disini hanya berkaitan
dengan lidah. Jadi hanya barang-barang yang dimakan oleh manusia saja yang
dapat dirasakan. Sedang aspek lain (penciuman, penglihatan, pendengaran dan
peraba) dapat mempengaruhi dan dirasakan oleh manusia di dalam ruang. Interaksi
antara kondisi ruang tersebut dapat melewati media udara. Alat-alat peraba kita
(yang berada pada semua permukaan kulit) dapat merasakan panas, dingin, dan
sebagainya, dengan media
udara. Jadi yang dimaksud dengan
Fisika Bangunan di sini, bukanlah fisik dari bangunan itu sendiri, melainkan kondisi
fisik pada ruang yang dilingkupi oleh bangunan itu sendiri. Dan perlu diketahui pula
bahwa bangunan di sini tidak berarti gedung yang tertutup rapat, melainkan dapat
pula berbentuk setengah terbuka, tanpa atap, atau tanpa dinding. Yang penting
kesan adanya ruang sudah terjadi.
Perancangan Bangunan Yang dimaksud di sini adalah perancangan ruang atau
bangunan. Jadi merupakan proses pemikiran secara lengkap dan kontinu tentang
penciptaan ruang atau bangunan, baik mengenai :
• Latar belakang, maksud, tujuan, kemampuan menyeluruh dari pihak-pihak yang
terlibat dalam pembuatan ruang tersebut.
• Juga kaitan dengan lingkungan dimana bangunan tersebut berada, dalam segala
aspek (baik fisik maupun non fisik)
• Kaitan dengan waktu, baik sebelum bangunan itu ada (jadi masih dalam tahap
rencana), selama proses pembangunan, dan selama bangunan itu dipakai.
Selama kurun waktu yan tak tertentu batasnya tersebut, selalu akan teradi
hal-hal yang berada diluar perhitungan. Bahwasannya rancangan yang berubah-
ubah adalah hal yang wajar dalam perancangan. Tetapi semakin lengkap dan baik
suatu rancangan semakin sedikit perubahan-perubahannya. Sebaliknya
perancangan yang tidak baik, tentu banyak hal yang tidak jelas, mudah berubah,
atau perlu rancangan
baru. Karena itulah
perancangan memerlukan banyak bahan pemikiran baik dalam aspek fisik, misalnya

Zeth L. Kwuwulay Page 6


: Aspek geografis, Aspek biologis, Aspek seknologi Dan sebagainya. Dalam aspek
non fisik, misalnya : Aspek ekonomi, Aspek social, Dan
sebagainya. Semua
unsur dalam kedua aspek tersebut selalu terjadi interaksi, saling mempengaruhi dan
mengikat satu dengan yang lain. Dan masing-masing unsur mempunyai elemen-
elemen atau detail-detail yang lebih spesifik, kadang-kadang tiap detail memerlukan
pemikiran yang amat mendalam. Misalnya hal penghawaan dalam aspek
geografis. Penghawaan dalam aspek
geografis, memerlukan pengamatan secara geografis yang tidak dapat diselesaikan
dalam kurun waktu yang singkat, karena memerlukan pemikiran tentang iklim
setempat, kebiasaan gerakan angin, kebiasaan suhu, dan lain sebagainya.
Sehingga unsur-unsur rancangan bangunan perlu mengantisipasi adanya faktor-
faktor alam atau lingkungan tersebut.

Fungsi Ilmu Fisika Bangunan dalam Perancangan


Dari uraian mengenai pengertian-pengertian di atas, sebenarnya bahwa fungsi Ilmu
Fisika Bangunan dalam perancangan sudah cukup jelas. Namun di sini perlu
ditambahkan beberapa hal yang mempertajam fungsi Fisika Bangunan dalam
perancangan. Sebelumnya
perlu ditegaskan bahwa perancangan dikatakan berhasil secara teknis, apabila :
1. Bangunan cukup kuat, kokoh berdiri untuk menopang beban-beban yang ada
selama jangka waktu tertentu sesuai dengan yang diperkirakan.
2. Penampilan bangunan sesuai dengan maksud dan tujuan atau filosofisnya.
3. Bangunan tersebut dapat menampung kegiatan atau operasional bagi pemakainya
secara wajar (sesuai dengan perkiraan/perhitungannya) dengan : Aman, Lancar,
Nyaman
Untuk point 1, dipertimbangkan dan diperhitungkan dalam ilmu konstruksi. Point 2,
adalah penilaian dari segi arsitektur, sedang point 3 adalah kelayakan utilitas.
Tentang keamanan, kelancaran, dan kenyamanan, ketiganya saling dapat
mempengaruhi. Ketiganya juga dapat mengurangi nilai kekuatan dan keindahan.
Apa gunanya bangunan yang kuat dan indah tetapi tidak aman, lancar atau nyaman
untuk kegiatan di dalamnya.

Zeth L. Kwuwulay Page 7


Jadi keamanan, kelancaran dan kenyamanan merupakan unsur penting
dalam perancangan bangunan.
Titik berat bahasan kelancaran kegiatan, pada umumnya bertumpu pada tata
ruang dan sirkulasi. Titik berat bahasan mengenai keamanan bertumpu pada
kekuatan bangunan dan elemen-elemen utilitas lain. Sedangkan kenyamanan pada
umumnya dapat diselesaikan oleh ilmu fisika bangunan. Perlu
ditegaskan lagi bahwa kenyamanan di sini adalah bagi manusia yang
mempergunakan bangunan tersebut secara wajar dan terbatas dalam segi fisik.
Kenyamanan yang berkaitan dengan emosi atau hal-hal yang spesifik pada individu-
individu tentunya tidak dapat dipertimbangkan.
Pada awal bahasan bab ini telah diuraikan bahwa kenyamanan dapat diukur
dengan indera manusia. Dan indera manusia ini relatif sama, meskipun kadang-
kadang ada perbedaan, perbedaan tersebut jarang terjadi.
Misalnya seseorang merasa pengap, maka yang lain pasti juga merasa
pengap. Jika seseorang merasa kedinginan, yang lain pasti juga merasa kedinginan.
Daya tahan atau adaptasi manusia memang berbeda tetapi inderanya tetap
sama.
Di sini, ilmu Fisika Bangunan mempelajari berbagai aspek pada ruang yang
dipakai untuk kegiatan manusia, khususnya dalam bidang penghawaan,
pencahayaan, dan akustik. Mungkin dapat juga seorang perancang bangunan
dengan mengabaikan masalah penghawaan, pencahayaan atau akustik, dan sudah
merasa bahwa hal-hal tersebut sudah didapat dengan mudah, tetapi tentunya akan
lain sekali apabila ketiganya diperhitungkan dengan cermat.
Dengan demikian jelaslah bahwa Ilmu Fisika Bangunan sangat penting dan
mendukung perancangan.
Penghawaan buatan
Manusia membutuhkan lingkungan udara ruang yang nyaman (thermal
comfort) untuk melakukan aktivitas secara optimal. Dengan adanya lingkungan
udara yang nyaman ini manusia akan dapat beraktifitas dengan tenang dan sehat.
Keadaan udara pada suatu ruang aktifitas sangat berpengaruh pada kondisi dan
keadaan aktifitas itu. Bila dalam suatu ruangan yang panas dan pengap, manusia
yang melakukan aktivitas di dalamnya tentu juga akan sangat terganggu dan tidak
dapat melakukan aktifitasnya secara baik, dan ia merasa tidak kerasan.

Zeth L. Kwuwulay Page 8


Tubuh manusia seolah mesin panas yang terus-menerus menghasilkan
panas. Kenyamanan termal langsung berhubungan dengan tubuh manusia yang
selalu membuang panas yang berlebihan ini. Dalam keadaan-keadaan normal
pemindahan panas ini terjadi antara tubuh dan udara disekitarnya. Namun demikian
tubuh manusia memiliki pertahanan mekanisme alami yang terus-menerus bekerja
untuk mempertahankan keseimbangan yang diperlukan antara timbulnya panas dan
pembuangan panas yang dihasilkan. Mekanisme-mekanisme ini bekerja untuk
mempertahankan suhu tubuh yang normal, dengan mengendalikan jumlah
pembuangan panas tersebut. Bila laju kehilangan panas terlalu lambat, kita
berkeringat. Keringat tersebut menambah laju kehilangan panas karena penguapan.
Jika laju kehilangan panas terlalu cepat, kita mulai menggigil. Hal ini menyebabkan
meningkatnya pembangkitan panas guna mengimbangi kehilangan
panas.
Untuk mendapatkan kondisi ruangan yang memenuhi thermal comfort atau
juga kondisi yang harus memenuhi persyaratan tertentu sesuai dengan yang kita
inginkan, tanpa adanya ketergantungan dengan lingkungan luar, maka digunakan
Penghawaan Buatan (Air Conditioning). Penghawaan buatan di sini memiliki
pengertian bahwa udara dalam ruang dikondisikan berdasarkan beban kalor yang
terjadi pada ruangan tersebut.
Salah satu jaringan distribusi penting dalam sebuah bangunan ialah sistem
pengadaan udara yaitu sistem pemanasan/pendinginan, ventilasi, dan air
conditioning (AC). Tujuan dari sistem pengendalian penghawaan ini adalah
memberikan kondisi-kondisi suhu dan suasana yang nyaman, yang dicapai dengan
mengolah dan mendistribusikan udara yang disejukan ke seluruh bangunan.
Sebenarnya, pengolahan suhu hanya merupakan salah satu dari pengolahan pada
udara sebelum disampaikan kepada para penghuni. Penyesuaian termal mengatur
suhu, kelembaban, dan distribusi udara. Penyesuaian atmosfir mengatur kebersihan
dan mengendalikan bau-bau.
Berbeda dengan jaringan-jaringan distribusi yang berlangsung di seluruh
bangunan, sistem AC dan bagian-bagian komponennya menghendaki jumlah ruang
yang cukup. Meskipun demikian pemahaman dan pengetahuan tentang implikasi-
implikasi sistem AC untuk arsitektur sangat penting artinya untuk diperhatikan.
Selain itu sistem ini pada dewasa ini mendapat perhatian khusus dalam
penggunaannya dipandang dari sisi penghematan energi.

Zeth L. Kwuwulay Page 9


Pengertian penghawaan buatan
Sebelum membahas tentang penghawaan buatan, kita perlu mengetahui bagaimana
panas itu dapat menyebar atau berpindah. Ada empat cara pemindahan panas
yakni:
a. Konduksi. Konduksi ialah pemindahan panas yang dihasilkan dari kontak langsung
antara permukaan-permukaan. Konduksi terjadi hanya dengan menyentuh atau
menghubungkan permukaan-permukaan yang panas atau sejuk.
b. Konveksi. Pemindahan panas berdasarkan gerakan cairan disebut konveksi. Dalam
hal ini cairan adalah udara.
c. Evaporasi (penguapan) Dalam pemindahan panas yang didasarkan pada
evaporasi, sumber panas hanya dapat kehilangan panas. Misalnya panas yang
dihasilkan oleh tubuh manusia, kelembaban dipermukaan kulit menguap ketika
udara melintasi tubuh.
d. Radiasi. Radiasi ialah pemindahan panas atas dasar gelombang-gelombang
elektromagnetis. Misalnya tubuh manusia akan mendapat panas pancaran dari
setiap permukaan dari suhu yang lebih tinggi dan ia akan kehilangan panas atau
memancarkan panas kepada setiap obyek atau permukaan yang lebih sejuk dari
tubuh manusia itu. Panas pancaran yang diperoleh atau hilang, tidak dipengaruhi
oleh gerakan udara, juga tidak oleh suhu udara antara permukaan permukaan atau
obyek-obyek yang memancar.
Jumlah keseluruhan panas pindahan yang dihasilkan oleh masing-masing
cara hampir seluruhnya ditentukan oleh kondisi-kondisi lingkungan. Umpamanya,
udara yang jenuh tak dapat menerima kelembaban tubuh; jadi pemindahan panas
tak dapat terjadi melalui penguapan. Pengondisian suatu ruang seharusnya
meningkatkan laju kehilangan panas bila para penghuni terlalu panas dan
mengurangi laju kehilangan panas bila mereka terlalu dingin. Tujuan ini tercapai
dengan mengolah dan menyampaikan udara yang nyaman dari segi suhu, uap air
(kelembaban), dan velositas (gerak udara dan pola-pola distribusi). Kebersihan
udara dan hilangnya bau (melalui ventilasi) merupakan kondisi-kondisi kenyamanan
tambahan yang harus dikendalikan oleh sistem penghawaan
buatan. Agar memberi kondisi yang nyaman secara terus-menerus dalam

Zeth L. Kwuwulay Page 10


suatu bangunan, sistem-sistem penghawaan harus mempertahankan keseimbangan
antara kondisi-kondisi termal dan atmosfer dalam dan kondisi-kondisi iklim yang
terus-menerus berubah di luar ruangan dan di dalam ruangan itu sendiri. Jika
suasana panas sistem harus memberi cukup udara sejuk untuk mengatasi panas
yang diperoleh dari luar. Dalam keadaan dingin ia harus memberi cukup panas
untuk menggantikan panas yang hilang ke
luar. Agar didapatkan suatu sistim serta
kapasitas pendingin yang tepat, maka perlu diketahui besarnya beban kalor pada
ruang (karena fungsi AC adalah untuk menghapus beban kalor tersebut) sehingga
suhu dan kelembaban udara tetap nyaman. Besar beban kalor yang terjadi
ditentukan oleh: hantaran panas radiasi matahari, hantaran panas secara transmisi,
hantaran panas ventilasi atau inviltrasi, beban panas intern (manusia dan peralatan
elektronik atau mesin). Dengan memperhatikan hal di atas, maka di dalam
desain ruang atau bangunan yang menggunakan penghawaan buatan, harus
mengikutkan pertimbangan-pertimbangan berikut:
1. Bentuk cenderung beraturan agar memudahkan dalam perencanan sistem
penghawaannya.
2. Bentuknya diusahakan disejajarkan dengan arah aliran angin
3. Langit-langit atau plafon dibuat relatif rendah kecuali untuk pertimbangan lain,
seperti akustik dan lain-lain.

Prinsip Cara Kerja Air Conditioner


Sistem dan mekanisme AC banyak dikembangkan oleh para ahli, dan setiap
perusahaan produsennya menawarkan berbagai keunggulan dalam setiap sistem
yang dipakai. Keunggulan yang ditawarkan biasanya dalam hal pengoperasian dan
energi yang digunakan baik sistem yang di luar ruangan (outdoor) juga sistem di
dalam ruang (indoor). Secara garis besar prinsip kerja air conditioner adalah sebagai
berikut:
1. Udara di dalam ruangan dihisap oleh kipas sentrifugal yang ada dalam evaporator
dan udara bersentuhan dengan pipa coil yang berisi cairan refrigerant. Dalam hal ini
refrigerant akan menyerap panas udara sehingga udara menjadi dingin dan
refrigerant akan menguap dan dikumpulkan dalam penampung uap.

Zeth L. Kwuwulay Page 11


2. Tekanan uap yang berasal dari evaporator disirkulasikan menuju kondensor,
selama proses kompresi berlangsung, temperatur dan tekanan uap refrigerant
menjadi naik dan ditekan masuk ke dalam kondensor.
3. Untuk menurunkan tekanan cairan refrigerant yang bertekanan tinggi digunakan
katup ekspansi untuk mengatur laju aliran refrigerant yang masuk dalam evaporator.
4. Pada saat udara keluar dari condensor udara menjadi panas. Uap refrigerant
memberikan panas kepada udara pendingin dalam condensor menjadi embun pada
pipa kapiler. Dalam mengeluarkan panas pada condensor, dibantu oleh kipas
propeller.
5. Pada sirkulasi udara dingin terus-menerus dalam ruangan, maka perlu adanya
thermostat untuk mengatur suhu dalam ruangan atau sesuai dengan keinginan.
Sirkulasi (Rangkaian) Freon (Refrigerant)
• Prinsip transmisi panas pada rangkaian freon adalah :
• Cairan refrigerant dingin mengalir melalui coil evaporator dan mengabsorbsi panas
dari udara yang melewati coil, sehingga timbul proses penguapan (evaporasi) dari
cairan menjadi gas freon tanpa merubah temperatur freon (latent heat). Gas freon
dialirkan ke kompresor agar mendapatkan freon tekanan tinggi, sehingga temperatur
gas freon juga menjadi tinggi. Gas freon bertekanan dan bertemperatur tinggi
dialirkan melalui condensor
Komponen-komponen penting yang dilalui sirkulasi Freon
1. Cooling Coil (evaporator), Berfungsi sebagai transmisi panas device. Udara panas
yang mengalir melalui permukaan pipa refrigerat dingin, sehingga terjadi transmisi
panas dari udara panas ke cairan freon melaui permikaan cooling coil.
2. Compressor (kompresor), Berfungsi mengalirkan refrigerant dari cooling coil ke
condensor serta untuk meninggikan tekanan refrigerant.Ada dua proses dalam
kompresor, yaitu : Suction (langkah isap) : pengisapan refrigerant dari cooling coil
oleh kompresor, sehingga tekanan refrigerant pada cooling coil tetap rendah. Hal ini
memungkinkan proses penguapan refrigerant pada temperatur rendah. Discharge
(langkah kompressi) : penekanan uap refrigerant oleh kondensor menyebabkan
tekanan uap refrigerant menjadi makin tinggi, sehingga temperatur uap refrigerant
juga makin tinggi.
3. Condensor (kondensor)

Zeth L. Kwuwulay Page 12


• Berfungsi untuk menghilangkan panas refrigerant yang diabsorbsi pada cooling dan
mengembangkan uap refrigerant menjadi phase cair. Proses pemindahan panas dan
proses kondensasi dapat dilakukan dengan beberapa cara.
• Proses pendinginan dengan air (water cooled condensed)
1. Uap refrigerant dialirkan melaui coil berisi air dingin. Panas dari uap Freon
ditransmisikan ke dalam cairan air melalui coil.
2. Proses pendinginan dengan udara (air cooled condenser)
3. Uap Freon melalui coil, dan udara dingin dialirkan oleh fan. Panas dari uap freon
yang ditransmisikan ke udara dingin melalui refrigerant menuju condenser berupa
uap panas, kemudian keluar dalam bentuj cairan refrigerant yang panas
4. Expantion Value (katup ekspansi) Berfungsi untuk menurunkan tekanan cairan
refrigerant.
Jenis-Jenis Sistim AC

a. Self Contained Unit. Digunakan pada ruang kecil atau terbatas, semua unit
berada pada satu bagian.
b. Split (terpisah). Digunakan pada ruang-ruang yang terpisah lokasinya atau
mempunyai lokasi penghunian terpisah. Dapat terdiri dari dua bagian atau
lebih (kondensor unit atau sisi panas terpisah dengan evaporator unit atau sisi
dalam).
c. Central. Digunakan untuk ruang besar atau bangunan tinggi dan bangunan
yang memerlukan pengkondisian udara dalam jumlah besar. Kapasitas mesin
lebih besar dari 3 pk, terdiri dari: mesin pendingin (refrigerator unit)/chiller;
unit pengolah udara (A.H.U.); cerobong udara (ducting); dan diffuser.
Dalam pemilihan pemakaian AC yang perlu diperhatikan adalah kapasitas
mesin sekecil mungkin dengan pengoperasian yang sesingkat mungkin. Untuk itu
harus memperhatikan hal-hal berikut: pemilihan sistem AC yang tepat;
mempertimbangkan keterkaitan antara bentuk arsitektural dengan instalasi AC yang
dipakai; mempertimbangkan bahan bangunan yang dipakai; memberikan alternatif
penghematan energi dengan menggunakan sistim komputer atau otomatis.
Unitary System (pachage unit)

1. Window AC ( Room AC)

Zeth L. Kwuwulay Page 13


Kapasitas dari 5000-32000 BTU (0,4-2,7) TR = 1,4 – 0,5 KW
Keuntungan :
a. Temperatur ruangan dapat dikontrol tersendiri dari masing-masing unit
b. Tidak memerlukan ducting
c. Tidak memerlukan pemipaan
d. Instalasinya sangat sederhana
Kerugian:
a. Memerlukan space pada dinding dan jendela
b. Umumnya distribusi udara tetap kapasitasnya
c. Pemasangan pada dinding luar sehingga kelihatan kurang baik.
d. Noise
e. Umur pendek ( 4 tahun)
f. Power consumtion pendek

2. Single Pachage Unit


a. Single Pachage – air cooled
• Evaporator dan condenser satu unit
• Instalasinya di atap rumah dgn dihubungkan dengan ducting ke dalam ruangan
b. Sigle pachage AC water cooled
• Evaporator dan condenser satu unit
• Colling tower terpisah
• Instalasinya dapat menggunakan ducting atau tanpa ducting
3. Split Package AC
a. Air cooled split system AC
• Condenser terpisah di luar dan evaporator dalam ruangan
• Condenser ditempatkan di atap atau di pekarangan
• Instalasinya dapat menggunakan ducting atau tanpa ducting
• Condenser didinginkan dengan udara
b. Water cooled split system AC
• Condenser terpisah di luar dan evaporator dalam ruangan
• Condenser ditempatkan di atap atau di pekarangan
• Instalasinya dapat menggunakan ducting atau tanpa ducting
• Condenser didinginkan dengan air

Zeth L. Kwuwulay Page 14


Sistem Refrigerasi
Sistem refrigerasi atau pendinginan memiliki peran yang sangat penting
dalam kehidupan masyarakat sehari-harinya, diantaranya untuk pengkondisian
undara dan juga pengawetan makanan. Pemrosesan produk pada dunia industri
juga tidak lepas dari fefregerasi sebagai salah satu proses utamanya, seperti
pembuatan oksigen dan nitrogen cair, pencairan gas alam, produksi es dan lain-lain.
Tujuan utama sistem refrigerasi adalah mempertahankan temperatur sistem di
bawah temperatur
lingkungannya. Sistem refrigerasi
memiliki beberapa tipe diantaranya tipe kompresi uap, absorbsi dan
brayton. Sistem
refrigerasi kompresi uap merupakan sistem refrigerasi yang paling banyak dipakai.
Sistem ini berdasarkan siklus refrigerasi carnot dengan beberapa modifikasi. Ide
pokok dari sistem refrigerasi kompresi uap adalah penggunaan fluida pendingin
yang menyerap panas dari lingkungan pada tekanan rendah dan melepaskan panas
pada tekanan tinggi.Sistem refrigerasi kompresi uap harus memiliki minimal empat
komponen utama sehingga sistem tersebut dapat beroperasi. Keempat komponen
tersebut antara lain: evaporator, kompresor, kondensor dan alat ekspansi.
Kompresor berfungsi untuk mensirkulasikan dan menjaga perbedaan tekanan
refrigeran antara evaporator dan kondensor. Kondensor dan evaporator merupakan
alat penukar panas dari refrigeran ke lingkungan ataupun sekitarnya. Pada
kondensor, terjadi perubahan fase refrigeran dari fase uap panas lanjut menjadi fase
cair jenuh. Pada evaporator, terjadi perubahan fase refrijeran dari campuran ke fase
jenuh. Alat ekspansi berfungsi untuk menurunkan tekanan refrijeran dari tekanan
kondensor ke tekanan evaporator yang biasanya diidealkan secara isontalpik.
Refrijeran
Refrijeran merupakan fluida pendingin yang bersikulasi dalam siklus refrijerasi.
Dalam sistem refrijerasi dikenal dua jenis refrijerasi yaitu refrijerasi primer dan
sekunder.

Zeth L. Kwuwulay Page 15


a. Refrijeran Primer. Refrijeran primer merupakan fluida pendingin yang bersikulasi
dalam sistem refrijerasi kompresi uap dan berfungsi menyerap energi panas pada
evaporator dan mele
b. Refrijeran Sekunder. Refrijeran sekunder diapaki pada system refrijerasi chillder
sebagai fluida perantara untuk menyerap panas dari lingkungan yang dikondisikan
dan membawanya ke evaporator siklus refrijerasi. Ketika menyerap panas dari
system yang dikondisikan temperatur refrijeran sekunder akan naik tetapi tidak
sampai terjadi perubahan fase. Air dapat dipakai sebagai refrijeran sekunder apabila
temperatur ruangan yang dikondisikan tidak terlalu rendah. Temperatur air sejuk
keluar evaporator berkisar antara 5º-10ºC. paskan panas pada kondensor.
Karakteristik mesin refrigerasi/pengkondisian udara
Saat ini mesin refrigerasi yang paling banyak digunakan di dunia adalah dari
jenis siklus kompresi uap. Sistem lain, seperti sistem magneto-kalorik, absorbsi,
adsorpsi, dan efek Siebeck hingga saat ini masih terbatas penggunaannya. Mesin
refrigerasi siklus kompresi uap memiliki fleksibilitas penggunaan, yakni bisa
berfungsi sebagai mesin pendingin (AC) ataupun pompa kalor (heat pump) dengan
mengubah arah aliran refrigerannya. Mesin refrigerasi jenis ini juga berukuran cukup
kompak, sehingga tidak memerlukan ruang yang besar. Di bawah ini akan dijelaskan
prinsip kerja mesin refrigerasi siklus kompresi
uap.
Mesin refrigerasi kompresi uap terdiri atas empat komponen utama, yakni
kompresor, kondensor, katup ekspansi, dan evaporator. Kondensor dan evaporator
sesungguhnya merupakan penukar kalor (heat exchanger) yang berfungsi
mempertukarkan kalor diantara dua fluida, yakni antara refrigerant dengan fluida luar
(bisa berupa air ataupun udara).

Air cooler hemat energi = peningkatan profit


Dengan keadaan lingkungan di Indonesia yang semakin panas maka
penggunaan AC semakin banyak pula digunakan. Tetapi, penggunaan “DAYA yang
TINGGI” menjadi masalah utama bagi para konsumennya. Dimana daya yang
digunakan AC adalah 1/3 dari keseluruhan daya yang dipakai. Maka dari itu, untuk
menanggulangi masalah tersebut ERBA Evaporative Air Cooler System adalah
jawabannya.

Zeth L. Kwuwulay Page 16


ERBA Evaporative Air Cooler System adalah system sirkulasi udara yang
hemat energi, hemat biaya dan ramah lingkungan. Dimana daya yang digunakan
HANYA 1KW/JAM atau HANYA 20% dari daya yang digunakan oleh AC
konvensional dengan freon dan kompresor.
Prinsip kerja sistem evaporative air cooler
ERBA Evaporative Air Cooler dapat digunakan untuk ruangan terbuka
maupun ruangan yang setengah tertutup. Prinsip kerja dari ERBA Evaporative Air
Cooler adalah menarik udara dari luar, kemudian menyaring dan mendinginkannya
dengan menggunakan Cooling Pad sebagai Filter. Setelah itu, debu dan udara
dengan bau yang kurang sedap akan terbawa keluar dari ruangan. Dengan
menggunakan system ini maka akan terjadi pertukaran udara dari luar ke dalam
ruangan, penurunan suhu dan peningkatan jumlah O2 dalam waktu yang sama. Ini
berarti jumlah udara yang masuk akan sesuai dengan kapasitas unit yang dipakai.
Keistimewaan dari cooling pad “bergelombang dan berserat dengan banyak
lapisan”
Bagian terpenting dari Erba Evaporative Air Cooler adalah COOLING PAD
(Penguapan Langsung) “BERGELOMBANG DAN BERSERAT DENGAN BANYAK
LAPISAN”. Dimana produk ini merupakan produk Lisensi SWEDIA. Adapun
kelebihan dari produk ini adalah kemampuan penyerapan air dan udara yang baik,
tekstur padat dan tidak ada distorsi dalam air dalam waktu yang cukup lama serta
usia pakai sampai dengan 5 tahun lamanya.

CONTOH KASUS
Dalam perancangan terdapat adanya proses atau alur yang perlu diikuti agar
perancangannya menjadi baik, yang secara global dapat dipaparkan sebagai berikut
:
1. Idea (goal - cita-cita – tujuan)
2. Porblem seeking ( pencarian analisa – permasalahan)
3. Problem solving (pencarian solusi – penyelesaian masalah)
4. Design (Hasil konsep perancangan yang sesuai)

I. Idea/Tujuan

Zeth L. Kwuwulay Page 17


a. Subyek/Obyek : Bangunan Rumah
b. Fungsi : Rumah Tinggal
c. Kapasitas : Keluarga Menengah, 5 anggota keluarga
d. Bentuk : Artistik, etnik timur
e. Penghawaan : Alami – fisik nyaman
f. Pencahayaan : Alami/buatan
g. Kebisingan : Rendah
h. Lokasi : Daerah Wisata Bali

II. Problem Seeking


Pencarian permasalahan di sini mencari hal-hal yang berbeda antara harapan/tujuan
dengan realita/data yang ada pada lokasi yang bersangkutan, yaitu dengan
membuat rincian kriteria yang ingin dicapai tersebut.
Kapasitas rumah tinggal yang ingin dibangun, ditentukan oleh kebutuhan/organisasi
ruang yang diperlukan, sehingga luasan bangunan dapat diperhitungkan. Apabila
luasan tanah/lokasi adalah cukup, berarti tidak ada masalah di sini.
Bentuk yang diinginkan tentunya perlu banyak alternatif dan menurut pilihan
pemakai atas saran/pertimbangan si perancang.
Penghawaan alami yang nyaman, kriteria, a. l. :
- Suhu nyaman : 23 – 270 C, RH : 40 – 60%, aliran udara segar cukup, dan radiasi
sesuai dengan kegiatannya.
- Data/realita/kondisi yang ada pada lokasi tersebut sesuai dengan harapan atau
tidak? Termasuk kondisi di dalam ruang nantinya. Kalu tidak sesuai, inilah
permasalahan yang perlu dicarikan pemecahannya
§ Pencahayaan yang nyaman perlu memperhatikan standar kapasitas penerangan
yang sesuai dengan macam kegiatannya, misal :
1. Ruang baca : 300 – 500 lux,
2. Ruang Gambar/Kerja : 500 – 100 lux,
3. Koridor : 100 – 200 lux, dsb.
4. Seperti di atas dicari permasalahannya, yang akan diusahakan solusinya.
§ Kebisingan yang nyaman untuk rumah tinggal adalah kurang dari 40 dB.
- Di sini juga dicari permasalahannya yang akan dibuatkan solusinya.
III. Problem Solving

Zeth L. Kwuwulay Page 18


Pemecahan atas permasalahan yang timbul segera diupayakan, sesuai bidang
ilmu masing-masing. Untuk bidang menyangkut penghawaan, pencahayaan, dan
kebisingan adalah dalam bidang ilmu fisika bangunan. Sebagai contoh kasus
tersebut di atas, dapat dilakukan hal antara lain :
Penghawaan : dari kondisi lingkungan ternyata terdapat permasalahan terlalu
dingin saat malam hari dan terlalu panas di siang hari. Maka pemecahannya antara
lain perlu adanya atap dan plafond yang dapat menahan teriknya matahari dan
ventilasi yang cukup luas guna mendapatkan aliran udara yang banyak saat siang
hari. Kalau perlu dapat dihindari atap kaca (tembus cahaya). Di malam hari jendela
dapat ditutup, kalau perlu rangkap, guna menahan dinginnya udara luar. Pembuatan
solusi ini diwujudkan dengan analisa perhitungan yang detail, agar tidak meleset.
§ Pencahayaan : kondisi sinar matahari di lokasi cukup banyak, sehingga dapat
dimanfaatkan, hanya pada malam hari perlu adanya lampu. Untuk ini besar kuat
penerangan yang diperlukan perlu dianalisa pada tiap ruangan sesuai fungsinya.
Luas jendela kaca atau kapasitas lampu diperhitungkan secara teliti, guna efisiensi
dan mencukupi kebutuhannya.
§ Kebisingan : dari kondisi lingkungan di lokasi tersebut bila terdapat sumber
kebisingan yang berlebih perlu dibuatkan solusinya, yang juga lewat analisa yang
teliti.

IV. DESIGN
Hasil Konsep Perancangan
Selanjutnya atas dasar solusi yang diperoleh tersebut, bangunan dibuat
rancangannya. Luas bangunan, bentuk atap, luas ventilasi, konstruksi jendela dan
sebagainya, diimplementasikan dalam rancangan yang dibuat. Namun sering terjadi
bahwa solusi yang didapatkan ternyata mempengaruhi bentuk/estetika, maka untuk
ini perlu diadakan penyesuaian, mengingat syarat kenyamanan adalah syarat
minimal, lebih boleh.

PENUTUP
Demikian makalah ini kami buat sebagai tugas dalam semester pendek,
sudah barang tentu banyak kekurangan, saran dan kritik sangat kami harapkan

Zeth L. Kwuwulay Page 19


untuk perbaikan pembuatan makalah, bahkan tugas akhir nanti. Sedikit kami
simpulkan mengenai fisika bangunan dan lebih sepesifik tentang penghawaan
buatan.
Seperti yang telah kami singgung dalam pendahuluan fisika bangunan
sangatlah penting untuk menunjang hasil yang maksimal dari sebuah perancangan
yang dibuat oleh seorang arsitek, yaitu dengan teori – teori yang sudah ada dalam
pembahasan di atas, dari uraian mengenai pengertian-pengertian di atas,
sebenarnya bahwa fungsi Ilmu Fisika Bangunan dalam perancangan sudah cukup
jelas. Kami ulangi lagi untuk mengingatkan kembali apa yang sudah di dahas di
depan, pada pembahasan Sebelumnya ditegaskan bahwa perancangan dikatakan
berhasil secara teknis, apabila :
1. Bangunan cukup kuat, kokoh berdiri untuk menopang beban-beban yang ada
selama jangka waktu tertentu sesuai dengan yang diperkirakan.
2. Penampilan bangunan sesuai dengan maksud dan tujuan atau filosofisnya.
3. Bangunan tersebut dapat menampung kegiatan atau operasional bagi pemakainya
secara wajar (sesuai dengan perkiraan/perhitungannya) dengan : Aman, Lancar,
Nyaman

sedangkan mengenai penghawaan kami kami hanya bisa berkata


penghawaan sangatlah penting untuk di adakan lebih – lebih untuk menghemat
biaya maka perlu di adakan dengan menciptakan penghawaan buatan. Manusia
membutuhkan lingkungan udara ruang yang nyaman (thermal comfort) untuk
melakukan aktivitas secara optimal. Dengan adanya lingkungan udara yang nyaman
ini manusia akan dapat beraktifitas dengan tenang dan sehat. Keadaan udara pada
suatu ruang aktifitas sangat berpengaruh pada kondisi dan keadaan aktifitas itu. Bila
dalam suatu ruangan yang panas dan pengap, manusia yang melakukan aktivitas di
dalamnya tentu juga akan sangat terganggu dan tidak dapat melakukan aktifitasnya
secara baik, dan ia merasa tidak kerasan.

http://bedalyzone.blogspot.com/2010/05/fisika-bangunan-1-dan-2-teknik.html

Zeth L. Kwuwulay Page 20

Anda mungkin juga menyukai