Menurut Tohirin (2007:29) "Pelayanan bimbingan dan konseling khususnya di sekolah atau
madrasah memiliki beberapa fungsi, yaitu (1) fungsi pencegahan; (2) pemahaman; (3) pengentasan;
(4) pemeliharan; (5) penyaluran; (6) penyesuaian; (7) pengembangan; dan (8) perbaikan; serta (9)
advokasi.
Fungsi Pencegahan
Suatu fungsi untuk mencegah timbulnya berbagai masalah pada diri iswa yang dapat
menggangu, menghambat, maupun enimbulkan kerugian tertentu dalam proses perkembangannya.
Beberapa layanan yg dapat diberikan berkenaan dalam fungsi ini diataranya:
Layanan Orientasi
Layanan ini bertujuan untuk mengumpulkan data tentang siswa untuk keperluan pemahaman
mendalam tentang siswa.
Layanan yang bertujuan agar siswa memperoleh pemahaman diri lebih baik.
Bimbingan Karir
Layanan ini diharapkan dapat membantu siswa memperoleh pencerahan agar pencapaian
karir yang sesuai dengan kemampuan dirinya.
Fungsi pemahaman
Suatu fungsi untuk memberikan pemahaman tentang diri siswa. Pemahaman ini meliputi:
Untuk mewujudkan fungsi ini dalam pelayanan bimbingan dan konseling dapat dilakukan
layanan pengumpulan data sehingga bisa diperoleh pemahaman tentang siswa pada aspek-aspek
diatas.
Fungsi Pengentasan
Diharapkan dari fungsi ini adalah teratasinya berbagai permasalahan yang dialami siswa apapun
bentuknya, baik dalam sifatnya, jenisnya, maupun bentuknya. Pendekatan yang digunakan dalam
pemberian bantuan ini dapat bersifat individu atau kelompok.
Fungsi Pemeliharaan
Fungsi bimbngan dan konseling yang akan menghasilkan terpeliharanya berbagai potensi dan
kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara terarah dan berkelanjutan.
Fungsi penyaluran
Fungsi ini berupaya mengenali masing-masing siswa secara perorangan berdasarkan bakat,
minat, kecakapan, cita-cita dan lain sebagainya.
Fungsi Penyesuaian
Melalui fungsi ini layanan BK membantu siswa memperoleh penyesuaian diri secara baik dengan
lingkungan terutama lingkungan pendidikan sekolah bagi siswa.
Fungsi Pengembangan
Melalui fungsi ini, pelayanan bimbingan dan konseling diberikan kepada para siswa untuk
membantu para siswa dalam mengembangkan keseluruhan potensinya secara lebih terarah.
Fungsi Perbaikan
Melalui fungsi ini, pelayanan bimbingan dan konseling diberikan kepada siswa untuk
memecahkan masalah yang dihadapi oleh siswa.
Fungsi Advokasi
Fungsi advokasi yaitu bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan teradvokasi atau
pembelaan terhadap peserta didik dalam rangka upata pengembangan seluruh potensi secara
optimal.
Berkenaan dengan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling, Arifin dan Eti Kartikawati (1994)
dalam Tohirin (2007:69) menjabarkan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling kedalam empat
bagian, yaitu (1) prinsip-prinsip umum; (2) prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan individu
(siswa); (3) prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan pembimbing; dan (4) prinsip-prinsip
khusus yang berhubungan dengan organisasi dan administrasi bimbingan dan konseling.
Prinsip-prinsip Umum
Bimbingan diarahkan untuk memberikan bantuan agar individu yang dibimbing mampu
mengarahkan dirinya dan menghadapi kesulitan-kesulitan dalam hidupnya.
Upaya pemberian bantuan (pelayanan bimbingan dan konseling) harus dilakukan secara
fleksibel (tidak kaku).
Program bimbingan dan konseling harus dirumuskan sesuai dengan program pendidikan dan
pembelajaran di sekolah atau madrasah yang bersangkutan.
Implementasi program bimbingan dan konseling harus dipimpin oleh orang yang memiliki
keahlian dalam bidang bimbingan dan konseling.
Untuk mengetahui hasil-hasil yang diperoleh dari upaya pelayanan bimbingan dan konseling,
harus diadakan penilaian atau evaluasi secara teratur dan berkesinambungan.
Program pemberian bimbingan dan konseling harus berpusat pada siswa. Sekolah atau
madrasah merupakan institusi yang bertugas melayani peserta didik.
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah atau di madrasah harus dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan siswa yang bersangkutan beragam dan luas.
Keputusan akhir dalam proses bimbingan dan konseling dibentuk oleh individu atau siswa
sendiri.
Individu atau siswa yang telah memperoleh bimbingan, harus secara berangsur-angsur dapat
menolong dirinya sendiri.
Pembimbing atau konselor harus melakukan tugas sesuai dengan kemampuannya masing-
masing.
Pembimbing atau konselor di sekolah atau madrasah dipilih atas dasar kualifikasi kepribadian,
pendidikan, pengalaman, dan kemampuannya.
Pembimbing dan konselor harus menghormati dan menjaga kerahasiaan informasi tentang
siswa yang dibimbingnya.
Prinsip-Prinsip Khusus yang Berhubungan dengan Organisasi dan Administrasi Bimbingan dan
Konseling
Pelaksanaan bimbingan dan konseling harus ada di kartu pribadi bagi setiap siswa.
Program pelayanan bimbingan dan konseling harus disusun sesuai dengan kebutuhan sekolah
atau madrasah yand bersangkutan.
Bimbingan dan konseling dilaksanakan dalam situasi individu atau kelompok sesuai dengan
masalah yang dipecahkan.
Dalam menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling, sekolah atau madrasah harus
bekerja sama dengan berbagai pihak.
Asas-asas yang telah disebutkan saling terkait satu sama lain. Begitu pentingnya asas-asas tersebut
sehingga dikatakan bahwa asas-asas tersebut merupakan jiwa dan nafas dari keseluruhan proses
pelayanan bimbingan dan konseling.
Segi Fungsi
Ditinjau dari segi fungsi, ruang lingkup pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah atau
madrasah berfungsi untuk: (1) pencegahan, (2) pemahaman, (3) pengentasan, (4) pemeliharaan, (5)
penyaluran, (6) penyesuaian, (7) pengembangan, dan (8) perbaikan.
Segi Sasaran
Ditinjau dari segi sasaran, ruang lingkup pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah atau
madrasah diperuntukkan bagi semua siswa dengan tujuan agar siswa secara individual mencapai
perkembangan yang optimal.
Segi Pelayanan
Ditinjau dari segi pelayanan yang diberikan di sekolah, ruang lingkup pelayanan bimbingan dan
konseling mencakup pelayanan-pelayanan sebagai berikut: (1) Pelayanan orientasi; (2) Pelayanan
informasi; (3) Pelayanan penempatan dan penyaluran; (4) Pelayanan pembelajaran; (5) Pelayanan
konseling; (6) Pelayanan bimbingan kelompok; (7) Pelayanan konseling kelompok; (8) Aplikasi
instrumentasi bimbingan dan konseling; (9) Penyelenggaraan himpunan data; (10) Konferensi kasus;
(11) Kunjungan rumah; (12) Alih tangan kasus.
Segi Masalah
Ditinjau dari segi penanganan masalah, ruang lingkup pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah atau madrasah mencakup 4 bidang, yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan
belajar, dan bimbingan karir.
Peran guru BK dalam implemetasi kurikulum 2013 akan semakin penting, pasalnya di tingkat SMA
sederajat penjurusan ditiadakan, diganti dengan kelompok peminatan. Oleh karena itu, dalam
rangka implementasi kurikulum 2013, Kemendikbud telah melaksanakan berbagai pelatihan
pelayanan bimbingan dan konseling bagi para guru BK, kepala sekolah, dan pengawas sekolah
diberbagai tempat. Hal penting dari keseluruhan materi pelatihan ini adalah adanya penegsan
bahwa layanan bimbingan dan konseling sebagai bagian yang tak terpisahkan dari sistem
pendidikan.
Dengan disertakannya bimbingan dan konseling di kurikulum 2013 berarti guru bimbingan dan
konseling mendapatkan posisi yang setara dan sama pentingnya dengan guru mata pelajaran
lainnya. Adapun tugas khusus guru BK dalam pelayanan BK pada Kurikulum 2013 antara lain:
Guru BK harus membantu siswa dalam memilih mata pelajaran yang harus dipelajari dan diikuti
selama pendidikan dan menyiapkan pilihan studi lanjutan.
Guru BK harus membantu siswa dalam memilih dan menentukan arah peminatan kelompok
mata pelajaran, arah pengembangan karir, Menyiapkan diri serta memilih pendidikan lanjutan ke
perguruan tinggi sesuai dengan siswa tersebut.