Infeksi Saluran Kemih Dan Konjungtivitis
Infeksi Saluran Kemih Dan Konjungtivitis
Masalah Kesehatan
Infeksi saluran kemih merupakan salah satu masalah kesehatan akut yang sering
terjadi pada perempuan.Masalah infeksi saluran kemih tersering adalah sistitis akut,
sistitis kronik, dan uretritis.
Keluhan
Pada sistitis akut keluhan berupa:
1. Demam
2. Susah buang air kecil
3. Nyeri saat di akhir BAK (disuria terminal)
4. Sering BAK (frequency)
5. Nokturia
6. Anyang-anyangan (polakisuria)
7. Nyeri suprapubik
Pada pielonefritis akut keluhan dapat juga berupa nyeri pinggang, demam tinggi
sampai menggigil, mual muntah, dan nyeri pada sudut kostovertebra.
Faktor Risiko
Pemeriksaan Fisik
1. Demam
2. Flank pain (Nyeri ketok pinggang belakang/ costovertebral angle)
3. Nyeri tekan suprapubik
Pemeriksaan Penunjang
2. Kultur urin (hanya diindikasikan untuk pasien yang memiliki riwayat kekambuhan
infeksi salurah kemih atau infeksi dengan komplikasi).
Diagnosis Klinis
Diagnosis Banding
Pasien dan keluarga diberikanpemahaman tentang infeksi saluran kemih dan hal-hal
yang perlu diperhatikan, antara lain:
1. Edukasi tentang penyebab dan faktor risiko penyakit infeksi saluran kemih.
Penyebab infeksi saluran kemih yang paling sering adalah karena masuknya
flora anus ke kandung kemih melalui perilaku atau higiene pribadi yang
kurang baik.
Kriteria Rujukan
Peralatan
Prognosis
higiene genital tetap buruk, ISK dapat berulang atau menjadi kronis.
Referensi
KONJUNGTIVITIS
Konjungtivitis infeksi
No. ICPC-2 : F70 Conjunctivitis infectious
No. ICD-10 : H10.9 Conjunctivitis, unspecified
Konjungtivitis alergi
No. ICPC-2 : F71 Conjunctivitis allergic
No ICD-10 : H10.1 Acute atopic conjunctivitis
Tingkat Kemampuan 4A
Masalah Kesehatan
Keluhan
Pasien datang dengan keluhan mata merah, rasa mengganjal, gatal dan berair,
kadang disertai sekret. Keluhan tidak disertai penurunan tajam penglihatan.
Faktor Risiko
Pemeriksaan Fisik
1. Visus normal
2. Injeksi konjungtival
3. Dapat disertai edema kelopak, kemosis
4. Eksudasi; eksudat dapat serous, mukopurulen, atau purulen tergantung
penyebab
5. Pada konjungtiva tarsal dapat ditemukan folikel, papil atau papil raksasa,
flikten, membrane, atau pseudomembran.
Diagnosis Klinis
Klasifikasi Konjungtivitis
Komplikasi
Keratokonjuntivitis
1. Pada infeksi bakteri: Kloramfenikol tetes sebanyak 1 tetes 6 kali sehari atau
salep mata 3 kali sehari selama 3 hari.
2. Pada alergi: Flumetolon tetes mata dua kali sehari selama 2 minggu.
3. Pada konjungtivitis gonore: Kloramfenikol tetes mata 0,5-
4. 1%sebanyak 1 tetes tiap jam dan suntikan pada bayi diberikan
5. 50.000 U/kgBB tiap hari sampai tidak ditemukan kuman GO
6. pada sediaan apus selama 3 hari berturut- turut.
7. Pada konjungtivitis viral: Salep Acyclovir 3%, 5 kali sehari selama 10 hari.
Pemeriksaan Penunjang Lanjutan
Kriteria rujukan
Peralatan
1. Lup
2. Laboratorium sederhana untuk pemeriksaan Gram
Prognosis
1. Ad vitam : Bonam
2. Ad functionam : Bonam
3. Ad sanationam : Bonam
Referensi