Anda di halaman 1dari 4

Batas Penawaran Tenaga Kerja

Penawaran tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang dapat disediakan oleh pemilik
tenaga kerja pada setiap kemungkinan upah dalam jangka waktu tertentu. Penawaran tenaga kerja
dipengaruhi oleh keputusan seseorang apakah dia mau bekerja atau tidak. Keputusan ini tergantung
pula pada tingkah laku seseorang untuk menggunakan waktunya, apakah digunakan untuk
kegiatan lain yang sifatnya lebih santai (konsumtif), atau kombinasi keduanya. Apabila dikaitkan
dengan tingkat upah, maka keputusan untuk bekerja seseorang akan dipengaruhi pula oleh tinggi
rendahnya penghasilan seseorang. Apabila penghasilan tenaga kerja relatif sudah cukup tinggi,
maka tenaga kerja tersebut cenderung untuk mengurang waktu yang dialokasikan untuk
bekerja. Hal tersebut menyebabkan bentuk dari kurva penawaran membelok ke kiri yang dikenal
dengan backward bending supply curve (Sonny Sumarsono, 2003). Secara spesifik pertanyaan ini
diarahkan untuk mengetahui bagaimana perilaku tenaga kerja terhadap kenaikan upah ketika
jumlah waktu bebas yang dipunyai semakin menipis.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Tenaga Kerja


1. Jumlah Penduduk
Makin besar jumlah penduduk, makin banyak tenaga kerja yang tersedia baik untuk angkatan kerja
atau bukan angkatan kerja dengan demikian jumlah penawaran tenaga kerja juga akan semakin
besar.

2. Struktur Umur Penduduk


Indonesia termasuk dalam struktur umur muda, ini dapat dilihat dari bentuk piramida penduduk
Indonesia. Meskipun pertambahan penduduk dapat ditekan tetapi penawaran tenaga kerja semakin
tinggi karena semakin banyaknya penduduk yang memasuki usia kerja, dengan demikian
penawaran tenaga kerja juga akan bertambah.

3. Produktivitas
Produktivitas merupakan suatu konsep yang menunjukkan adanya kaitan antara output dan jam
kerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk dari seseorang tenaga kerja yang tersedia.
Secara umum produktivitas tenaga kerja merupakan fungsi daripada pendidikan, teknologi, dan
keterampilan. Semakin tinggi pendidikan atau keterampilan tenaga kerja maka semakin meningkat
produktivitas tenaga kerja.

4. Tingkat Upah
Secara teoritis, tingkat upah akan mempengaruhi jumlah penawaran tenaga kerja. Apabila tingkat
upah naik, maka jumlah penawaran tenaga kerja akan meningkat dan sebaliknya. Hal ini dapat
dibuktikan pada kurva penawaran tenaga kerja yang berslope positif.

5. Kebijaksanaan Pemerintah
Dalam menelaah penawaran tenaga kerja maka memasukkan kebijaksanaan pemerintah
kedalamnya adalah sangat relevan. Misalnya kebijaksanaan pemerintah dalam hal belajar 9 tahun
akan mengurangi jumlah tenaga kerja, dan akan ada batas umur kerja menjadi lebih tinggi. Dengan
demikian terjadi pengurangan jumlah tenaga kerja.

6. Keadaan perekonomian
Keadaan perekonomian dapat mendesak seseorang untuk bekerja memenuhi kebutuhannya,
misalnya dalam satu keluarga harus bekerja semua apabila pendapatan suami tidak mencukupi
kebutuhan keluarga, atau seorang mahasiswa yang tamat tidak mau bekerja karena perekonomian
orang tua sangat memadai, atau seorang istri tidak perlu bekerja karena perekonomian suami sudah
mencukupi.

Penawaran tenaga kerja terdiri dibedakan dalam dua kategori yaitu penawaran tenaga kerja jangka
pendek dan jangka panjang. Penawaran tenaga kerja jangka pendek merupakan suatu penawaran
tenaga kerja bagi pasar dimana jumlah tenaga kerja keseluruhan yang ditawarkan bagi suatu
perekonomian dapat dilihat sebagai hasil pilihan jam kerja dan pilihan partisipasi oleh individu.
Sedangkan penawaran tenaga kerja dalam jangka panjang merupakan konsep penyesuaian yang
lebih lengkap terhadap perubahan-perubahan kendala. Penyesuaian-penyesuaian tersebut dapat
berupa perubahan-perubahan partisipasi tenaga kerja maupun jumlah penduduk.

Kurva Penawaran Tenaga Kerja

Kerja Kurva penawaran tenaga kerja yaitu hubungan antara jam kerja dan tingkat upah. Misalkan
seseorang akan memasuki pasar kerja jika upah yang ditawarkan melebihi dari upah reservasi (ŵ).
Pada tingkat upah diatas upah reservasi, kurva penawaran tenaga kerja memiliki slope positif
sampai pada titik tertentu. Keadaan selanjutnya akan berubah jika seseorang kesejahteraannya
sudah baik atau mempunyai suatu keahlian yang lebih dan jumlah jam kerja yang ditawarkan
semakin berkurang pada saat upah meningkat yang mengakibatkan slope kurva penawaran tenaga
kerja menjadi negatif. Kurva ini disebut kurva penawaran tenaga kerja melengkung ke belakang
(backward bending labour supply curve).
Apa yang Menyebabkan Kurva Penawaran Tenaga Kerja Bergeser?
Kurva penawaran tenaga kerja mengalami pergeseran setiap kali masyarakat mengubah jumlah
jam kerja sesuai keinginan mereka pada tingkat upah tertentu. Adapun beberapa hal yang
menyebabkan kurva penawaran tenaga kerja mengalami pergeseran adalah sebagai berikut:
1. Perubahan Selera
Pada tahun 1950, hanya 34% wanita yang mencari pekerjaan, angka ini meningkat menjadi 60%
pada tahun 2000. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah perubahan selera, atau sikap
terhadap pekerjaan. Pada tahun 1950 merupakan hal yang wajar apabila seorang wanita hanya
tinggal di rumah sambil mengasuh anak, tetapi saat ini lebih banyak ibu rumah tangga yang
memilih untuk bekerja, dan akibatnya terjadilah peningkatan penawaran tenaga kerja.
2. Imigrasi
Perpindahan pekerja dari suatu wilayah ke wilayah lain, atau dari suatu negara ke negara lain,
merupakan penyebab nyata dari pergeseran penawaran tenaga kerja. Contoh: Ketika para imigran
dating ke AS, penawaran tenaga kerja di AS meningkat dan penawaran tenaga kerja di Negara asal
para imigran akan menurun.
Efek Berkah Tenaga Kerja dengan Mashlahah Marginal Menurun
Dalam kasus dimana ketika batas maksimum waktu bekerja telah tercapai kemudian
terdapat perubahan jumlah berkah yang ada, maka akan terjadi perubahan pada hasil analisis
yang akan diperoleh. Untuk mengetahui hal ini lebih detail maka kita kembali melihat persamaan
diatas. Dalam keseimbangan yang tunjukan dalam persamaan tersebut kemudia tingkat upah (W),
naik tidak ceteris paribus maka penyebut dari luas kanan dalam persamamaan tersebut harus naik
untuk tetap berada pada keseimbangan (mashlahah yang optima). Sementara berkah sudah di
tentukan kondisinya, yaitu menjadi lebih besar.
Dengan demikian maka tidak ada jalan lain untuk menurun terma yang ada dalam penyebut dari
persamaan tersebut kecuali dengan terus menurunkan Wp meskipun saat itu dWp besarnya sudah
mencapai nol yang maknanya penawaran tenaga kerjanya sudah mencapai batas atas. Dalam
keadaan normal tenaga kerja sudah tidak mau lagi menambah jumlah jam kerja, tetapi dalam kasus
ini dimana berkah yang di hasilkan dari bekerja naik, maka tenaga kerja yang bersangkutan akan
tetap berkeinginan untuk menambah jumlah jam kerja dengan konsekuensi mengurangi jumlah
reserpasi waktu luang. Kondisi ini bisa di lihat pada gambar di bawah ini.

Anda mungkin juga menyukai